21 Mei 2013

Ajaran Tritunggal Maha Kudus vs Ajaran Modalisme & Sabellianisme (Oneness Pentacostal & Jesus Only)

 

Ajaran dalam Kekristenan disepanjang abad menyatakan bahwa hanya ada 'Satu' Allah yang hadir dalam Tiga Pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus), ajaran ini dikenal sebagai Tritunggal Maha Kudus.

Secara sederhana, pengajaran Tritunggal adalah upaya yang dilakukan oleh bapa-bapa Gereja untuk menggambarkan Hubungan Bapa-Anak-Roh Kudus didalam Keesaan dan Kemahakuasaan-Nya yang tidak terjangkau oleh fikiran dan logika manusia.

Meskipun frasa Tritunggal tidak muncul di Alkitab, tetapi kata tersebut telah membedakan Ajaran Kristiani sejati dengan ajaran-ajaran yang menyimpang sejak zaman Gereja mula-mula. Ketika Kita melihat sejarah, orang-orang percaya untuk pertama kalinya mengalami TUHAN saat DIA mengungkapkan diri-NYA kepada bangsa Israel, kemudian melalui Pribadi dan karya Yesus Kristus, dan akhirnya melalui kehadiran Roh Kudus yang berdiam dan menyertai setiap orang percaya. Ketika Kita membuka Alkitab, Kita mendapati disana hanya ada satu TUHAN, tetapi BAPA, Anak dan Roh Kudus selalu dirujuk sebagai TUHAN, meskipun Mereka jelas dibedakan satu sama lain.

Bahkan, tindakan penyelamatan pun adalah karya ALLAH Tritunggal. Kita mencari Sang Bapa, tetapi satu-satunya jalan bagi Kita untuk dapat mencapai-NYA adalah melalui DIA yang menjembatani jurang antara TUHAN dan manusia, Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Lalu setelah sampai kepada BAPA, Kita menyadari bahwa keinginan yang membuat Kita pertama-tama mencari-NYA tidak datang dari diri Kita sendiri, tetapi dari Roh Kudus yang bekerja di dalam Kita (Yohanes 16:13). Kita mungkin tidak memahami Tritunggal seutuhnya namun sebagai pengikut Kristus jelas Kita telah mengalaminya.

Menilik kepada sejarah perkembangan Kekristenan, bapa gereja yang pertama kali menggunakan Istilah Tritunggal adalah uskup Theophilus dari Antiokhia (ca 180 AD) dalam sebuah surat Apologetikanya kepada Autolycus, dia menuliskan :

In like manner also the three days which were before the luminaries, are types of the Trinity (τριάς - Trias, triados), of God, and His Word, and His wisdom. And the fourth is the type of man, who needs light, that so there may be God, the Word, wisdom, man"
(Letter to Autolycus, Book II, Chapter XV).

Menurut Theophilus, analogi Eksistensi Allah nyata didalam Diri-Nya, Perkataan-Nya dan Kebijaksanaan (Hikmat)-Nya yang merujuk kepada tiga hari penciptaan pertama dan manusia sebagai Wujud Eksistensi Allah yang terlihat karena diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah. Apa yang dinyatakan Theopilus ternyata senada dengan apa yg dituliskan dalam Targum (parafrase Perjanjian Lama dalam bahasa Aram dari bahasa Ibrani) ketika berbicara tentang Eksistensi Allah didalam dunia Manusia. 

Kisah Penciptaan menurut Targum menceritakan dengan jelas bagaimana Allah, Firman-Nya dan Hikmat-Nya bersama-sama hadir dalam peristiwa itu.

In the beginning and in great wisdom, God created and finished the heavens and the earth.
Parafrase Targum Neofiti atas Kejadian 1:1

In wisdom (be-hukema) the Lord created.
Parafrase Targum Jerusalem atas Kejadian 1:1

And the Word of the Lord created man in His likeness, in the likeness of the presence of the Lord, He created him, the male and his yoke-fellow He created them.
Parafrase Targum Jerusalem atas Kejadian 1:27

Abad ketiga dalam generasi bapa gereja selanjutnya secara konsisten menggunakan frasa Tritunggal. Kita melihat bagaimana Tertulianus (ca.215 AD) menggunakan frasa Tritunggal di dalam surat Apologetikanya kepada Praxeas, disana dituliskan:

And at the same time the mystery of the oikonomia is safeguarded, for the unity is distributed in a Trinity. Placed in order, the three are the Father, Son, and Spirit. They are three, however, not in condition, but in degree; not in being, but in form; not in power, but in kind; of one being, however, and one condition and one power, because he is one God of whom degrees and forms and kinds are taken into account in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit. —Against Praxeas 2

Dan jika Kita menyelidiki lebih lanjut maka Kita akan menemukan frasa Tritunggal semakin sering digunakan oleh bapa-bapa gereja melawan doktrin-doktrin yang menyimpang di dalam Kekristenan pada masa itu. Hippolytus dari Roma, Origens hingga Agustinus dari Hippo menggunakan frasa Tritunggal secara konsisten sampai ke generasi Jemaat Kristen saat ini.

Kembali ke Alkitab, pernyataan dalam Perjanjian Baru terkait dengan Kesatuan Bapa, Anak dan Roh Kudus dapat ditemukan dalam beberapa Ayat, yakni:

** Dari Tuhan Yesus **

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
(Yohanes 14:16-17,26) 

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
(Matius 28:18-20) 

** Dari Rasul Petrus **

Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. (1 Petrus 1:1-2) 

** Dari Rasul Yohanes **

Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (1 Yohanes 5:7)

** Dari Rasul Paulus **

Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. (Kisah Para Rasul 20:28)

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. (2 Korintus 13:14)

Jika Eksistensi Allah Tritunggal begitu jelas diungkapkan di dalam Alkitab dan begitu penting bagi kehidupan Kristiani, mengapa begitu sulit dipahami…?

Jawabannya membawa Kita kembali kepada pertanyaan mengenai siapa TUHAN. Tritunggal begitu sulit dipahami karena menggambarkan sifat TUHAN yang mendasar. Ketika menggumulkan konsep-konsep semacam ini, Kita akan berhadapan dengan kenyataan bahwa TUHAN tidak saja lebih besar dan lebih berkuasa daripada Kita, tetapi DIA juga sama sekali berbeda dengan Kita.

CS Lewis menggambarkan pergumulan Kita untuk memahami sifat TUHAN seperti suatu mahluk yang terbatas pada 2 dimensi tetapi berusaha mengerti dunia 3 dimensi. Dunia 2 dimensi memahami keberadaan garis-garis lurus, tetapi tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan setiap bentuk 3 dimensi yang menjulang diatasnya. 

Masalah yang sama muncul ketika Kita mencoba menjelaskan sifat Tritunggal ALLAH atw untuk menemukan beberapa analogi yang dapat Kita bandingkan dengan-NYA. Analogi yang baik tidak memadai untuk menjelaskan keberadaan TUHAN, analogi yang buruk membawa Kita mempercayai sesuatu yang sesat / menyimpang.

Tak lama setelah Perjanjian Baru selesai, beberapa orang mulai berpikir bahwa lebih masuk akal untuk percaya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus benar-benar tiga manifestasi dari pihak yang sama muncul dalam modus yang berbeda. Salah satu ajaran sesat tentang TUHAN adalah apa yang disebut dengan Modalisme (juga disebut Sabelianisme). Saat ini, bentuk modern dari Modalisme sering disebut “Oneness Pentacostal” atau “Jesus Only”.

Modalisme mungkin adalah kesalahan teologis yang paling umum tentang sifat Allah. Modalisme adalah penolakan terhadap Tritunggal. Modalisme menyatakan bahwa hanya ada satu TUHAN yang muncul kepada Kita dengan berbagai cara pada waktu yang berbeda-beda. Terkadang sebagai Sang Bapa, kemudian Sang Bapa muncul sebagai Anak dan pada saat yang lain Dia muncul sebagai Roh Kudus. Di dalam modalisme, Ketiga-Nya tidak berbeda satu sama lain; Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah peran yang TUHAN mainkan pada waktu yang berbeda. Tanpa disadari, modalisme mendasari analogi populer tentang Tritunggal yang dipakai oleh banyak kelompok Kristen ketika mereka membandingkan TUHAN dengan diri mereka dan berkata “Saya seorang ayah, tapi Saya juga seorang anak dan Saya memiliki roh”. Modalisme menyangkal Tritunggal meskipun mempertahankan keilahian Kristus.

** Latar Belakang Sabelianisme **

Sabellius, seorang teolog abad ketiga dan imam, adalah pendukung Modalisme. Modalisme adalah bid'ah non-Trinitarian mengklaim bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya modus yang berbeda dari Tuhan dan bukan pribadi yang berbeda dalam Ketuhanan. Sedikit yang diketahui tentang Sabellius, yang dikucilkan di 220 AD, tapi ajaran yang melekat pada namanya menjadi terkenal dan masih bersama Kita hari ini.

** Pandangan Sabelianisme Tentang ALLAH **

Para Modalist mempertahankan keesaan Allah serta keTuhanan penuh dari Kristus. Namun, hal ini menyebabkan mereka jatuh pada kesalahan sehingga melihat Anak adalah sebagai pribadi berbeda dari Bapa dan menciptakan dualisme dalam diri Allah. Hippolytus meringkas posisi Modalist dimana "Bapa," "Anak," dan "Roh Kudus" tidak berdiri sebagai perbedaan eksistensi Ilahi dalam kehidupan manusia, melainkan menggambarkan tindakan dari satu Allah di berbagai kali dalam sejarah. Dengan kata lain, "Bapa," "Anak," dan "Roh" hanyalah kata sifat menggambarkan bagaimana seseorang menjadi Ilah.

Sabellius menggunakan analogi matahari untuk menjelaskan posisinya. Dengan cara yang sama bahwa matahari mengeluarkan cahaya dan panas, yang memancarkan sinar ilahi dalam bentuk sejarah yang berbeda. Dalam penciptaan, tindakan ilahi adalah sebagai Bapa, dalam penebusan, sebagai Anak, dalam hidup orang percaya, sebagai Roh Kudus.

Sabelianisme adalah salah satu ajaran sesat didalam Kristen yang terus muncul lagi dan lagi dalam bentuk yang berbeda. Siapapun yang telah duduk di kelas Sekolah Minggu dan mendengar bahwa Tritunggal Allah adalah seperti air yang tampak dalam tiga bentuk (cair, uap, dan es) telah terkena variasi kontemporer modalisme. Tuhan bukan satu orang yang ada dalam tiga bentuk yang berbeda pada tiga waktu yang berbeda, namun tiga pribadi yang berbeda secara bersamaan berbagi satu esensi yang sama. Dalam pandangan Sabellianisme, Tritunggal bukan merupakan sesuatu yang nyata melainkan hanya manisfestasi dari satu Allah.

Sabellian menyebabkan hubungan intim yang ada antara Bapa dan Anak dari kekekalan (Yohanes 17) menjadi irasional. Modalisme secara tidak langsung menolak karya penebusan Yesus Kristus. Jika hanya ada satu Tuhan yang bekerja di berbagai bentuk dalam sepanjang sejarah, Kita harus mempertanyakan apakah Yesus Kristus benar-benar seorang manusia atau ia hanya tampak seperti demikian, sebagaimana yang disampaikan oleh bidah Docetisme. Jika Yesus Kristus bukan sepenuhnya Allah dan manusia sepenuhnya, maka Dia tidak bisa menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Hal ini untuk alasan ini bahwa bid'ah Sabellian Modalisme harus ditolak, dan doktrin Alkitabiah tentang Tritunggal harus ditegaskan.

Beberapa contoh pengajaran Modalisme (Sabellianisme) selain yang sudah Saya sebutkan diatas:

  1. Ketika Yesus berdoa agar Sang Bapa menjauhkan cawan derita dari-Nya, Ia berperan sebagai Anak. Kemudian, segera setelah mengucapkannya, Ia menjadi Roh Kudus yang menyampaikan doa Yesus ke surga. Sesampai di surga, Ia segera menjadi Sang Bapa untuk menerima doa Yesus yang dibawa oleh Roh Kudus. Lalu, setelah itu, Ia segera kembali ke bumi menjadi Roh Kudus untuk memberitahukan jawaban Sang Bapa. Kemudian, dengan segera Ia berubah lagi menjadi Sang Anak untuk menerima jawaban doa Sang Bapa, yang dibawa oleh Roh Kudus.

  2. Analogi H2O yang dapat tampil dalam tiga wujud: cair, padat dan uap. Ketika sebuah partikel H2O berwujud cair, partikel itu tak bisa pada saat yang sama berwujud padat atau uap.

  3. Seorang lelaki bernama John. Di rumah dia adalah seorang suami, di kantor dia adalah seorang direktur, dan di gereja dia adalah pemimpin koor. Perannya beda, tapi orangnya sama.

  4. Allah Bapa pada zaman Perjanjian Lama, Sang Anak pada masa Perjanjian Baru hingga Yesus naik ke surga dan dilanjutkan dengan masa Gereja yang menampilkan Roh Kudus.

  5. Manusia memiliki 3 unsur yakni tubuh, jiwa dan roh. Bagaimana kita bisa memisahkan tubuh, jiwa dan roh…? Jika kita paksakan, maka jiwa/roh manusia bukanlah manusia, tubuh manusia bukanlah manusia itu sendiri.

  6. Matahari, sinarnya, dan panasnya itulah Allah Tritunggal. Analogi ini (mirip dengan konsep Plato) dianggap cara yang terbaik oleh banyak orang untuk menjelaskan Tritunggal. Namun, ilustrasi itu tidak mencakup analogi Allah Tritunggal. Sebab sinar matahari bukanlah matahari, kehangatan matahari atau energinya bukanlah matahari.

Paham heterodoks lain selain Modalisme adalah Triteisme. Sementara Monarkhianisme, khususnya Modalisme, ingin mempertahankan ketunggalan Allah secara berlebihan, Triteisme menekankan Kejamakan Allah secara berlebihan. Namun, berbeda dengan paham Tritunggal. Triteisme memahami Kejamakan pada esensi Allah. Sekalipun paham ini jarang dianut secara sadar, namun kerap ia merupakan implikasi dari formulasi yang tak tepat.

Cukup banyak pendeta di kalangan gereja tertentu yang getol menyebut diri sebagai gereja paling lurus di Indonesia, serta menuduh gereja lain tidak Alkitabiah, justru yang paling sering terjebak ke dalam perumusan keliru: “Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.”

Pertama, pemakaian formulasi ortodoks ‘Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus’ adalah formulasi yang dipakai di dalam Alkitab. Alkitab tidak satu kalipun memakai istilah ‘Allah Anak’ namun ‘Anak Allah.’

Kedua, formulasi keliru ‘Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus’ dengan sangat mudah menggiring pendengar pada pemahaman adanya tiga Allah, yaitu ‘Allah Bapa’ dan ‘Allah Anak’ dan ‘Allah Roh Kudus’. Substansi yang seharusnya satu dan sama bagi semua Pribadi disebut tiga kali, sehingga membuka peluang bagi pemahaman adanya tiga substansi.

Dalam usaha untuk menuangkan doktrin Trinitas, Gereja Kristus pada zaman bapa-bapa Gereja tidak beralih kepada analogi, tetapi beralih kepada pernyataan iman atau kredo yang tertulis. Salah satu yang paling awal, Kredo Nicea, muncul untuk menanggapi sebuah ajaran sesat yang disebut Arianisme yang menyatakan Yesus adalah mahluk yang diciptakan, variasi modern dari ajaran ini adalah saksi Yehova dan Islam juga mengajarkan hal yang sama untuk mengatakan Isa (Yesus dalam Alquran) diciptakan sama seperti penciptaan Adam.

** Pengakuan Iman Rasuli **
Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus Anak-Nya Yang Tunggal, Tuhan Kita.
Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan turun ke dalam kerajaan maut.
Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.
Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus.
Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus
Pengampunan Dosa.
Kebangkitan Tubuh.
dan Hidup Yang Kekal.
Amin.

** Pengakuan Iman Nicea **
Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Tunggal, Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari Allah, terang dari terang. Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa, segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari sorga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari perawan Maria dan menjadi Manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus, Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci.
Ia naik ke sorga, duduk di sisi kanan Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; Kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya akan Roh Kudus, Tuhan yang menghidupkan; yang berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan.
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati, dan kehidupan di dunia yang akan datang.
Amin.

** Pengakuan Iman Athanasius **
Barangiapa yang ingin diselamatkan, adalah perlu baginya di atas segala-galanya untuk memegang/mempercayai iman Kristen.
Yang, kecuali setiap orang memelihara/mempertahankannya secara sempurna dan tidak diganggu gugat, ia pasti akan binasa selama-lamanya.

Tetapi iman Katolik/universal/am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal dan Tritunggal dalam kesatuan.

Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun pemisahan Dzat.

Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain.

Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu Keilahian, kemuliaan yang sama/setara dan keagungan/kuasa yang berdaulat yang sama kekalnya.

Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus.

Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan.

Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar.

Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal.

Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal.

Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar.

Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa.

Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa.

Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah.

Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah.

Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan.

Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan.

Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah/individual sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan.

Bapa tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan.

Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan.

Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar.

Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus.

Dan dalam Tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.

Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam Tritunggal, maupun Tritunggal dalam kesatuan, harus disembah.

Karena itu, ia yang ingin diselamatkan harus berpikir demikian tentang Tritunggal.

Tetapi adalah perlu untuk keselamatan kekal bahwa ia juga percaya dengan setia/benar inkarnasi dari Tuhan kita Yesus Kristus.

Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan Manusia.

Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari Dzat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari ibu-Nya.

Allah yang sempurna, manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging manusia.

Setara dengan Sang Bapa dalam hal Keilahian-Nya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal Kemanusiaan-Nya.

Yang, sekalipun adalah Allah dan manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus.

Tetapi satu, bukan dari perubahan dari Keilahian-Nya menjadi daging, tetapi dari penerimaan/pengambilan dari Kemanusiaan-Nya kepada/ke dalam Allah.

Satu, sama sekali bukan karena percampuran Dzat, tetapi dari kesatuan pribadi.

Karena sebagaimana jiwa yang rasionil dan daging adalah satu manusia, demikian juga Allah dan manusia adalah satu Kristus.

Yang menderita untuk keselamatan kita, turun ke neraka, hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati.

Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa, dari mana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Pada kedatangan siapa semua manusia akan bangkit kembali dengan tubuhnya, dan akan mempertanggungjawabkan pekerjaan/perbuatan mereka sendiri.

Dan mereka yang telah berbuat baik akan pergi ke dalam kehidupan kekal; mereka yang telah berbuat jahat ke dalam api yang kekal.

Inilah iman Kristen, yang, kecuali seseorang percaya dengan setia dan teguh, ia tidak bisa diselamatkan.

** Pengakuan Iman Chalcedon **
Maka, kami semua, mengikuti bapa-bapa kudus, dengan suara bulat, mengajar manusia untuk mengaku, Anak yang satu dan yang sama, Tuhan kita Yesus Kristus, sempurna dalam keilahian dan juga sempurna dalam kemanusiaan, sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, dengan jiwa yang bisa berpikir dan tubuh; menurut keilahian-Nya mempunyai Dzat/Hakekat yang sama dengan Sang Bapa, dan menurut kemanusiaan-Nya mempunyai
Dzat/Hakekat yang sama dengan kita, dalam segala hal sama seperti kita tetapi tanpa dosa; menurut Keilahian-Nya diperanakkan sebelum segala jaman dari Bapa, dan menurut Kemanusiaan-Nya dilahirkan dari Maria, sang perawan, bunda Allah dalam hari-hari akhir ini.
Ia adalah Kristus, Anak, Tuhan yang satu dan yang sama, satu-satunya yang diperanakkan, mempunyai keberadaan dalam 2 Hakekat, tanpa percampuran, tanpa perubahan, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan; perbedaan dari dua hakekat itu sama sekali tidak dihancurkan oleh persatuan mereka, tetapi sifat-sifat dasar yang khas dari setiap hakekat dipertahankan dan bersatu menjadi satu pribadi dan satu keberadaan/makhluk, tidak berpisah atau terbagi menjadi dua pribadi, tetapi Anak yang satu dan yang sama, dan satu-satunya yang diperanakkan, Allah Firman, Tuhan Yesus Kristus; seperti nabi-nabi dari semula telah menyatakan tentang Dia, dan seperti Tuhan Yesus Kristus sendiri telah mengajar kita, dan seperti pengakuan iman bapa-bapa kudus telah menyampaikan kepada kita.

Pengakuan Iman tidak berusaha menjelaskan Tritunggal, sebaliknya, pengakuan iman tersebut menyajikan kebenaran yang terdapat dalam halaman-halaman Alkitab dan sejarah perkembangan Kekristenan.

Tritunggal sangat tidak masuk akal dari sudut pandang manysia sehingga jelas bukan merupakan konsep yang diciptakan manusia, Kita tidak mempercayai Tritunggal karena doktrin ini dapat dibuktikan atau meyakinkan secara logika. Kita percaya sebab TUHAN sendiri yang menyatakan diri-NYA didalam Tritunggal.

Alkitab, didalam dukungannya terhadap doktrin Tritunggal mencatat Eksistensi Kehadiran Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam beberapa peristiwa secara bersamaan, antara lain:

Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
(Lukas 3:21-22)

Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."
(Lukas 10:21-22)

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
(Kisah Para Rasul 7:56-56)

Millard Erickson, seorang Teolog Protestan Baptist menyimpulkan sikapnya terhadap Tritunggal dengan berkata :
Kami tidak percaya kepada doktrin Tritunggal karena doktrin ini dapat dibuktikan atau meyakinkan secara logika melainkan karena Tuhan sendiri yang menyatakan diri-Nya dengan cara
yang demikian. (We do not hold the doctrine of the Trinity because it is self evident or logically cogent. We hold it because God has revealed that this what He is like.)

Harold Lindsell dan Charles J. Woodbridge yg keduanya merupakan Evangelist & Teolog dari Gereja Presbiterian dalam buku mereka : A Handbook of Christian Truth (Westwood, NJ: F. H. Revell), 1953, pp. 51-52 menuliskan :
Fikiran seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami misteri Tritunggal. Dia
yang mencoba menjelaskannya akan kehilangan akalnya, namun dia yang mencoba menolaknya akan kehilangan jiwanya. (The mind of man cannot fully understand the mystery of the Trinity. He who has tried to understand the mystery fully will lose his mind; but he who would deny the Trinity will lose his soul.)

TUHAN Yesus memberkati

Oleh:
Sesandus Demaskus


Daftar Pustaka

7 komentar:

  1. Mks, atas gambaran ini, biarlah menambah pengetahuan saya sebagai orang Kristen dalam menhadapi berbagai macam thelogi. gBu

    BalasHapus
  2. Thanks bro...
    Semoga bermanfaat...
    GOD bless...

    BalasHapus
  3. Cukup memberikan pengajaran jg

    BalasHapus
  4. Tritunggal = merendahkn ke- MahaKuasaan Allah.
    Bukan "terkadang" menjadi Bapa , "terkadang" menjadi Anak ,
    Tapi itu Allah yg INKARNASI mnjadi manusia . Filipi 2:6-8 !

    BalasHapus