Selama ini Kita selalu berfikir dan bertanya …
- Apakah Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menulis Injil (Kabar Baik) tentang Dia..?
- Apakah Yesus melegetimasi keempat Injil yang Kita gunakan sekarang..?
- Apakah Roh Kudus berperan dalam penulisan keempat Injil..?
Saya mengajak setiap Kita untuk menyelidiki ini apakah benar Yesus melakukan apa yang Kita pertanyakan diatas.
** Ketika berada di bumi, Yesus memberitakan otoritas kepada para murid-Nya untuk
menuliskan Perjanjian Baru. **
Dan ketika otoritas diberikan, Roh Kudus kemudian menuntun para penulis Kitab Perjanjian Baru untuk menuliskan Ajaran-Nya dalam bentuk tertulis sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat itu yang tentunya bisa disesuaikan dengan keadaan saat ini.
** Yesus mengatakan bahwa murid2-NYA akan menulis Injil **Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.
Lukas 12:12
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14:26
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Yohanes 16 : 13
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Kisah Para Rasul 1:8
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.** Injil diberitakan oleh para rasul **
Matius 24:14
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.
Matius 26:13
Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Markus 8:35
Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.** Legitimasi pemberitaan Injil Tentang Yesus Kristus **
Kisah Para Rasul 8:12
Dari Yesus Kristus
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."Dari Malaikat
Kisah Para Rasul 23:11
Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh Firman Hidup itu kepada orang banyak.** Jawaban dari para rasul atas legitimasi penulisan Perjanjian Baru**
Kisah Para Rasul 5:20
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Well there..
2 Timotius 3:16
Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.
Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
1 Petrus 1:8-12
Alkitab bercerita tentang sejarah bangsa-bangsa yang terjadi di Timur Dekat yang dipusatkan pada 1 bangsa yakni bangsa Israel.
Dunia sejarah dan arkeologi mengungkapkan bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab benar-benar terjadi. Skeptis menyatakan bahwa tidak mungkin Musa menulis kitab Pentateukh pada abad ke 15 BC karena pada masa itu orang belum mengenal tulisan.
In fact that...
Mesir terkenal dengan hierogliphnya, Sumeria terkenal dengan huruf pakunya.
Bangsa-bangsa ini sudah memiliki peradaban sebelum lahirnya bangsa Israel.
Terlebih lagi Musa, yang sejak kecil sampai masa sebelum dia dipanggil Allah, adalah seorang pangeran Mesir dan dibimbing dalam hikmat orang Mesir.
Selain itu, skeptis juga menyangkal peristiwa Èksodus bangsa Israel dari tanah Mesir namun sekali lagi, Àrkeolog membuktian hal itu dengan ditemukannya sejumlah inkripsi yang berada disekitar perjalanan yang ditempuh oleh bangsa Israel.Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Kisah Para Rasul 7:22
Beberapa diantaranya ...
** Menara Babel **
Namun...
Sekali lagi arkeologi mencatat kebenaran yang telah ditulis dalam Alkitab tentang kisah itu.
Sebuah temuan prasasti raja Nebukadnezar yang membangun kembali Menara Babel itu menuliskan demikian seperti yang diterjemahkan oleh Profesor Oppert dan Mr William Loftus dalam bukunya, Travels and Researches in Chaldea and Sinai.
** Tulisan dalam Prasasti raja Nebukadnezar yg ditemukan di Menara Babel **
Prasasti Menara Babel Menara, rumah kekal, yang aku temukan dan bangun.
Telah aku lengkapi kemegahannya dengan perak, emas, logam-logam lain, batu-batuan, batu-batu yang dilapis porselen, kayu cemara dan pinus.
Yang pertama merupakan dasar rumah bumi, Monumen Babel terkuno;aku bangun dan rampungkan.
Telah kubangun bagian atasnya menjadi sangat tinggi dengan batu bata yang disalut tembaga.
Sebutan lain yang kami gunakan bagi bangunan besar ini adalah rumah tujuh terang dunia, Monumen Borsippa terkuno.
Seorang raja yang memerintah di masa lampau mendirikannya, tetapi ia tidak menyelesaikan bagian atasnya.
Semenjak dahulu, orang-orang telah meninggalkannya, tanpa aturan mengucapkan kata-kata mereka.
Semenjak saat itu gempa bumi dan petir telah memporak-porandakan (bangunan) tanah liat yang telah kering oleh sinar matahari.
Lapisan batu bata dinding luar menara retak, dan lantai ruang dalamnya telah berhamburan menjadi sejumlah timbunan. Merodath, dewa agung, mendorong fikiran untuk memperbaiki bangunan ini.
Aku tidak mengubah letaknya ataupun mencabut fondasinya.
Pada suatu bulan yang menguntungkan, pada suatu hari yang menguntungkan,
Aku berusaha untuk membangun serambi-serambi yang bertiang-tiang disekeliling sosok tubuh bangunan yang dibuat dr sejumlah batu bata mentah, dan melampiri batu batanya.
Aku mengubah jalan sekelilingnya, aku mengukir namaku pada Kitir serambi,
Aku turun tangan untuk menyelesaikan pembangunannya.
Dan untuk menegakan bagian atasnya.
Sebagaimana keadaannya di zaman dahulu, demikianlah aku membuat puncaknya menjulang tinggi.
Sungguh menakjubkan bahwa dalam tulisan itu, raja Nebukadnezar menyatakan bahwa
yang menyebabkan raja yang semula mendirikan bangunan itu tidak dapat
menyelesaikan pembangunan menara itu karena," Semenjak dahulu
orang-orang telah meninggalkannya tanpa aturan mengucapkan kata-kata
mereka".
Dengan kata lain, mereka kehilangan kemampuan mereka untuk berkomunikasi,
seperti yang tercatat dalam Alkitab bahwa Allah telah mengacaukan bahasa
manusia pada saat mereka hendak mendirikan menara itu (Kejadian 11 :2-9).
Prasasti Nebukadnezar ini merupakan salah satu bukti terkuat yang menunjukan
bahwa sesungguhnya Alkitab merupakan catatan akurat tentang peristiwa-peristiwa
yang dilukiskannya.
** Peristiwa Ketika Bangsa Israel Meninggalkan Mesir Kuno **
Lukisan Tentang Bangsa Israel Meninggalkan Mesir Kuno |
Bagaimana dengan Eksodus..?
Ahli sejarah Yahudi, Flavius Josephus melaporkan bahwa ada dua orang sarjana
Mesir yang berstatus imam, Manetho dan Cheremon, secara khusus menyebut nama
Yusuf dan Musa dalam sejarah Mesir Kuno yang mereka tuturkan, sebagai
pemimpin-pemimpin bangsa Israel
(Flavius Josephus, Josephus Againts Apion I.,26,27,32)
Selain dari catatan yang dibuat oleh Flavius Josephus diatas, ada satu lagi
inkripsi yang berhasil ditemukan oleh arkeolog yakni Library of Diodurus
Siculus.
Àhli sejarah Yunani dari Agyrium di Sicily ini hidup dari 80 SM sampai kira-kira 20 tahun
sebelum kelahiran Kristus. Diodorus bepergian secara ekstensif ke seluruh Timur Tengah guna mendapatkan
pengetahuan luas mengenai peristiwa-peristiwa pada zaman purba. Catatan yang dikumpulkannya dari berbagai macam orang cukup berharga karena
banyak sekali rincian historis yang menarik, namun kalau tidak dicatat bisa
hilang selamanya.
Dalam bukunya, Diodorus Siculus (90BC - 30BC) melaporkan :
Once we are about to give an account of the war against the Jews, we consider it appropriate, before we proceed further, in the first place to relate the origin of this nation and their customs. In ancient times a great plague occurred in Egypt and many ascribed the cause of it to the gods (right), who were offended with them. For since the multitudes of strangers of different nationalities, who lived there, made use of their foreign rites in religious ceremonies and sacrifices, the ancient manner of worshipping the gods, practiced by the ancestors of the Egyptians, had been quite lost and forgotten. Therefore the native inhabitants concluded that, unless all the foreigners were driven out, they would never be free from their miseries.
The leader of this colony was one Moses, a very wise and valiant man, who, after he had possessed himself of the country, amongst other cities, built that now most famous city, Jerusalem, and the temple there, which is so greatly revered among them.
(Moses) instituted the holy rites and ceremonies with which they worship God; and made laws for the methodical government of the state. He also divided the people into twelve tribes, which he regarded as the most perfect number; because it corresponds to the twelve months within a whole year.
Moses made no representation or image of gods, because he considered that nothing of a human shape was applicable to God; but that heaven, which surrounds the earth, was the only God, and that all things were in its power.
But he so arranged the rites and ceremonies of the sacrifices, and the manner and nature of their customs, as that they should be wholly different from all other nations; for, as a result of the expulsion of his people, he introduced a most inhuman and unsociable manner of life. He also picked out the most accomplished men, who were best fitted to rule and govern the whole nation, and he appointed them to be priests, whose duty was continually to attend in the temple, and employ themselves in the public worship and service of God. He also made them judges, for the decision of the most serious cases, and committed to their care the preservation of their laws and customs.[[ Pada zaman purba terjadi suatu wabah yang mengerikan di Mesir, dan banyak orang berpendapat bahwa penyebabnya adalah Allah yang sakit hati sehingga murka kepada mereka karena ada banyak orang asing yang melakukan upacara-upacara asing di dalam penyembahan kepada ilah-ilah mereka.
Orang-orang Mesir menyimpulkan; oleh karena itu, kalau semua orang asing tidak diusir dari tanah air mereka, mereka tidak akan pernah terlepas dari penderitaan-penderitaan yang mereka alami.
Pemimpin dari koloni ini adalah Musa, seorang pria yang sangat bijaksana dan gagah berani, yang, setelah ia menguasai negara itu, di antara kota-kota lain, membangun kota yang sekarang paling terkenal itu, Yerusalem, dan kuil di sana, yang sangat dihormati. diantara mereka.
(Musa) melembagakan upacara dan upacara suci yang dengannya mereka menyembah Tuhan; dan membuat undang-undang untuk pemerintah metodis negara. Dia juga membagi masyarakat itu menjadi dua belas suku, yang dia anggap sebagai jumlah yang paling sempurna; karena itu sesuai dengan dua belas bulan dalam satu tahun penuh.
Musa tidak membuat representasi atau gambar dewa, karena dia menganggap bahwa tidak ada bentuk manusia yang dapat diterapkan pada Tuhan; karena hanya ada satu Allah yakni Surga, yang mengelilingi bumi, dan bahwa segala sesuatu ada dalam kuasa-Nya.
Dia (Musa) mengatur ritual dan upacara pengorbanan, cara dan sifat kebiasaan mereka, sehingga mereka harus sepenuhnya berbeda dari semua bangsa lain; karena itulah bangsanya diusir (dari Mesir), ia memperkenalkan cara hidup yang yang berbeda. Dia juga memilih orang-orang yang paling berhasil, yang paling cocok untuk mengatur dan memerintah seluruh bangsa, dan dia mengangkat mereka menjadi imam, yang tugasnya terus-menerus hadir di Bait Suci, melayani ibadah bangsa Israel dan pelayanan kepada Tuhan. Dia juga menjadikan mereka hakim, untuk keputusan kasus yang paling serius, dan berkomitmen untuk menjaga mereka melestarikan hukum dan adat istiadat mereka.]]
(Diodorus Siculus, Historical Library 40.3)
Kemudian ada Cornelius Tacitus (c. 56 AD – 117 AD) yang merupakan salah satu sejarahwan terbesar dalam Kerajaan Roma, dalam bukunya dia menuliskan:
Most authorities, however, agree on the following account. The whole of Egypt was once plagued by a wasting disease which caused bodily disfigurement. So pharaoh Bocchoris went to the oracle of Hammon (Ammon) to ask for a cure, and was told to purify his kingdom by expelling the victims to other lands, as they lay under a divine curse.
Thus a multitude of sufferers was rounded up, herded together, and abandoned in the wilderness. Here the exiles tearfully resigned themselves to their fate. But one of them, who was called Moses, urged his companions not to wait passively for help from god or man, for both had deserted them: he said they should trust to their own initiative and to whatever guidance first helped them to extricate themselves from their present plight. They agreed, and started off at random into the unknown. But exhaustion set in, chiefly through lack of water, and the level plain was already strewn with the bodies of those who had collapsed and were at their last gasp when a herd of wild asses left their pasture and made for the spade of a wooded crag. Moses followed them and was able to bring to light a number of abundant channels of water whose presence he had deduced from a grassy patch of ground. This relieved their thirst.
In order to secure the allegiance of his people in the future, Moses prescribed for them a novel religion quite different from those of the rest of mankind (One God versus many gods). Among the Jews all things are profane that we hold sacred; on the other hand they regard as permissible what seems to us immoral. In the innermost part of the Temple, they consecrated an image of the animal which had delivered them from their wandering and thirst, choosing a ram as beast of sacrifice to demonstrate, so it seems, their contempt for Hammon (Egyptian god Ammon).
[[ Namun, sebagian besar otoritas penulisan sejarah kuno sepakat bahwa. Seluruh Mesir pernah diganggu oleh penyakit mematikan yang menyebabkan cacat tubuh. Jadi firaun Bocchoris pergi ke oracle Hammon (Ammon) untuk meminta obat, dan diberitahu untuk memurnikan kerajaannya dengan mengusir para korban ke negeri lain, karena mereka terbaring di bawah kutukan ilahi.
Demikianlah banyak penderita dikumpulkan, digiring bersama, dan ditinggalkan di padang gurun. Di sini orang-orang buangan dengan air mata pasrah pada nasib mereka. Tapi salah satu dari mereka, yang disebut Musa, mendesak teman-temannya untuk tidak menunggu secara pasif bantuan dari dewa atau manusia, karena keduanya telah meninggalkan mereka: dia mengatakan mereka harus percaya pada inisiatif mereka sendiri dan bimbingan apa pun yang pertama membantu mereka. untuk melepaskan diri dari penderitaan mereka saat ini. Mereka setuju, dan mulai secara acak ke tempat yang tidak diketahui. Tetapi kelelahan terjadi, terutama karena kekurangan air, dan dataran yang rata sudah dipenuhi dengan mayat orang-orang yang telah pingsan dan kehabisan napas saat sekawanan keledai liar meninggalkan padang rumput mereka dan menuju tebing. Musa mengikuti mereka dan mampu membuka sejumlah saluran air yang melimpah yang kehadirannya telah dia simpulkan dari sepetak tanah berumput. Ini menghilangkan rasa haus mereka.
Untuk mengamankan kesetiaan umatnya di masa depan, Musa menetapkan bagi mereka agama baru yang sangat berbeda dari umat manusia lainnya (Satu Tuhan versus banyak dewa). Di antara orang-orang Yahudi segala sesuatu adalah yang kami anggap suci adalah duniawi; di sisi lain mereka menganggap diperbolehkan apa yang tampaknya kita tidak bermoral. Di bagian terdalam Kuil, mereka menguduskan gambar binatang yang telah membebaskan mereka dari pengembaraan dan kehausan mereka, memilih seekor domba jantan sebagai binatang kurban untuk ditunjukkan, sehingga seperti penghinaan mereka terhadap Hammon (dewa Mesir Amon). ]]
(Tacitus, Histories 5.2-5)
Sejarah yang Tacitus tidak selalu sesuai dengan sejarah Musa dan Keluaran dari Mesir yang diberikan dalam Alkitab. Tetapi dia melaporkan kalimat-kalimat pendek tentang kebenaran tentang orang-orang Yahudi, tentang wabah mengerikan yang mengusir mereka dari Mesir (Keluaran), pengembaraan di padang gurun di bawah kepemimpinan seorang pria bernama Musa dan beberapa kepercayaan dan praktik orang-orang Yahudi. Semuanya nyaris sesuai dengan penuturan Kitab Suci. Tacitus adalah saksi dari luar Alkitab yang penting untuk menjaga penuturan kisah dalam Perjanjian Lama. Tacitus seperti kebanyakan orang kuno, sangat berprasangka buruk terhadap orang-orang Yahudi yang tidak memahami monoteisme mereka yang menyembah kepada Satu Tuhan.
Bukti penulisan Kuno tentang wabah Mesir selanjutnya tercatat dalam sebuah Papyrus yang dikenal sebagai Ipuwer Papyrus. Papirus ini sekarang berada di Dutch National Museum of Antiquities di Leiden, Belanda. Penanggalan papirus ini sangat sulit, sebagian menyebutkan sekitar 1900 BC, yang lain mengatakan sekitar tahun 1500 BC, yang lain lagi mengatakan bahwa papirus ini merupakan salinand dari salinan selama berabad-abad dari saksi mata Wabah mengerikan di Mesir Kuno pada zaman Musa persis seperti yang ditulis dalam Alkitab.
The Ipuwer Papyrus, nama lainnya Papyrus Leiden I 344 recto |
Didalam papirus ini, tercatat sejumlah peristiwa yang terjadi selama 10 Tulah menimpa bangsa Mesir Kuno, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Papyrus Ipuwer (Keluaran 7:20-24 ** Sungai Nil menjadi merah)
- 2:5-6 Plague is throughout the land. Blood is everywhere.
- 2:10 The river is blood.
- 2:10 Men shrink from tasting – human beings, and thirst after water
- 3:10-13 That is our water! That is our happiness! What shall we do in respect thereof? All is ruin.
Papyrus Ipuwer (Keluaran 9:23-24 ** Hujan es)
- 2:10 Forsooth, gates, columns and walls are consumed by fire.
- 10:3-6 Lower Egypt weeps… The entire palace is without its revenues. To it belong [by right] wheat and barley, geese and fish
- 6:3 Forsooth, grain has perished on every side.
- 5:12 Forsooth, that has perished which was yesterday seen. The land is left over to its weariness like the cutting of flax.
Papyrus Ipuwer (Keluaran 9:3 ** Penyakit sampar pada ternak)
- 5:5 All animals, their hearts weep. Cattle moan…
- 9:2-3 Behold, cattle are left to stray, and there is none to gather them together.
Papyrus Ipuwer (Keluaran 10:22-23 ** Tanah Mesir menjadi gelap)
- 9:11 The land is without light.
Papyrus Ipuwer (Keluaran 12:29-30 ** Kematian anak sulung bangsa Mesir Kuno)
- 4:3 (5:6) Forsooth, the children of princes are dashed against the walls.
- 6:12 Forsooth, the children of princes are cast out in the streets.
- 6:3 The prison is ruined.
- 2:13 He who places his brother in the ground is everywhere.
- 3:14 It is groaning throughout the land, mingled with lamentations
Papyrus Ipuwer (Keluaran 12:35-36)
- 3:2 Gold and lapis lazuli, silver and malachite, carnelian and bronze… are fastened on the neck of female slaves
** Perjalanan 40 Tahun Melewati Gurun Pasir **
Padang Gurun -- Bukti Pemeliharaan Allah Bagi Bangsa Israel |
Banyak kritikus berpendapat bahwa gurun pasir yang kering seperti Sinai tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan makanan kambing domba dan ternak yang dimiliki bangsa Israel sewaktu mereka melakukan perjalanan di gurun pasir selama 40 tahun.
But...
Pada tahun 1860, W. Holland menjelajah sebagian besar Semenanjung Sinai.
Meskipun keadaan tanah tandus itu pada masa kini kering kerontang dan sepi, ia
menemukan bahwa beberapa daerah masih dapat memenuhi kebutuhan makanan sejumlah
besar kawanan ternak.
Andaikata temperatur atau tingkat curah hujan berubah sedikit saja, jumlah
padang rumput yang tersedia akan lebih luas dari kondisi yang Kita lihat
sekarang. (W. Holland, Recent Exploration in the Peninsula of Sinai,
1869)
Selain bukti sejarah diatas, masih ada beberapa bukti lain lagi tentang akurasi penemuan arkeologi terhadap pernyataan dari Alkitab. Prasasti-prasasti Sinai yang mengisahkan tentang perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir dimulai dari:
** Prasasti Tentang Menyeberangi Laut Teberau **Prasasti yang mengisahkan tentang penyeberangan laut Teberau yang ditemukan di Wadi Sitri, menuliskan demikian seperti yang diterjemahkan oleh Dr A.P Stanley dalam bukunya Sinai and Palestine.
Angin bertiup, laut terbelah menjadi dua, mereka berjalan melintas.
Orang-orang Ibrani melarikan diri melalui laut;laut diubah menjadi tanah kering.
Air diperbolehkan dan dilepaskan untuk mengalir, lalu dengan tiba-tiba meluap dan melanda orang-orang yang terkejut itu, yang telah datang dari segala tempat kediamannya dan berhimpun bersama untuk membunuh dengan keji dalam kesombongan.
Sang pemimpin membelah dan memisahkan air laut, gelombang-gelombangnya menderu.
Orang-orang itu masuk dan berjalan ditengah-tengah air.
Musa menyebabkan orang-orang itu berjalan dengan cepat-cepat seperti seekor burung unta betina yang berteriak sambil mengebaskan sayapnya dengan tangkas;
Awan bersinar terang,
Suatu pasukan yang perkasa meluncur cepat ke dalam laut Teberau dalam satu kumpulan;
Mereka berjalan melompat-lompat.
Melintasi terusan yang telah dibuka,
Melarikan diri dari hadapan musuh.
Gelombang air laut terbelah.
Orang-orang itu melarikan diri, suku-suku itu turun ke dasar laut.
Orang-orang itu masuk ke dalam air.
Orang-orang itu masuk dan menembus tengah-tengah lautan.
Orang-orang itu diliputi kegelisahan dan ketidakberdayaan.
Yehova adalah pelindung dan pendamping mereka.
Musuh-musuh mereka meratapi orang-orangnya yang mati, para dara menagis meraung-raung.
Air laut mengalir meliputi mereka.
Air laut telah dilepaskan dan dibiarkan mengalir kembali.
Orang-orang itu pergi sebagai tawanan.
Suatu pasukan yang gagah perkasa ditenggelamkan didasar lautan, satu-satunya jalan kelepasan bagi jemaah itu.
Cerita dalam prasasti yang ditemukan itu, menceritakan bagaimana bangsa Israel
menyebrangi laut Teberau seperti yang tercatat dalam Keluaran 14:21-29.
Diodorus juga menulis suatu laporan yang
luar biasa mengenai suku-suku di Mesir dan pengeringan Laut Teberau secara
ajaib :
Telah menjadi suatu cerita kuno di kalangan suku Ichthyophagi yang tinggal di pantai laut Teberau, bahwa surutnya air laut secara besar-besaran di masa yang silam telah mengakibatkan seluruh daerah teluk menjadi kering dan seluruh permukaannya tampak berwarna hijau;dan bahwa air pasang meliputi pantai seberangnya, dan bahwa seluruh tanah tetap berada dalam keadaan kering sampai di bagian yang terendah dari teluk, sampai kemudian air laut, oleh suatu gelombang pasang yang luar biasa tingginya, kembali ke terusan atau saluran yang semula.
(Diodorus Siculus, Library of History, Lib,iii.,c.40).
John Jackson dalam bukunya Antiquities and Chronology mengatakan bahwa Diodorus Siculus memiliki catatan yang luar biasa tentang suku Ichthyophagi (pemakan ikan) yang tinggal di dekat Teluk Arab. Dalam sebuah cerita yang diturunkan secara turun-temurun kepada suku Ichthyophagi dari mereka, selama berabad-abad yang lalu, bahwa Teluk Arab semuanya pernah mengering karena gelombang laut yang hebat, hal itu menyebabkan tanah yang kering terlihat didasarnya. Air laut sesudah oleh gelombang pasang yang dahsyat itu kembali ke asalnya. Ini tampaknya merupakan cerita yang nyaris menggambarkan apa yang tertulis didalam Kitab Keluaran mengenai perjalanan bangsa Israel melalui Teluk Arab di Laut Merah. (Jackson 1752, 329)
Diodorus menulis bahwa suku Ichthyophagi "... mendiami pantai yang membentang ... sampai batas terjauh dari lengan laut yang ditemukan di Teluk Arab sampai ke tanah suku Trogodytes." (Diodorus 1967, 123, Buku III:15.1).
Sebagai penjelasan, Trogodytes mendiami sisi barat Laut Merah (Teluk Arab) di bawah Mesir (Murray dan Warmington 1967, 24). Arabia Felix mulai dari timur kepala Teluk Aqaba dan meluas ke bawah melalui Semenanjung Arab di sisi timur Laut Merah (Stevenson 1932, 137).
Penjelajah Midian Richard Burton (1984, 117, 118) mencatat bahwa suku Arab Hutaym kemungkinan besar adalah keturunan dari Ichthyophagi. Suku ini diasosiasikan dengan pantai timur Laut Merah dari Al-Wijh ke utara hingga ke bagian Midian dan pedalaman.
Dari ringkasan kecil diatas, penemuan-penemuan ini memberikan bukti bahwa Kita dapat mempercayai penulis-penulis Alkitab Perjanjian Lama sebagai ahli-ahli sejarah yang akurat dan apa yang tertulis dalam Alkitab, ternyata juga dicatat oleh sumber lain yang berasal dari luar Alkitab. Masih ada bukti-bukti Arkeolog dalam kitab Pentateukh tapi Saya hanya mengambil sebagian kecil dari sejumlah besar bukti yang ada tersebut.
Truz...
Bagaimana dengan kitab-kitab yang lain..?
Dengan memberi sedikit waktu untuk menyelidiki arkelogi dan sejarah dunia Perjanjian Lama, kita akan menemukan sejumlah besar bukti-bukti arkeologi lain dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Mungkin kita akan berfikir begini.
Bagaimana dengan Kitab yang lain..?
Yesaya, Yeremia atau bahkan Daniel..?
Kitab-kitab ini terkenal dengan kitab-kitab nubuat dan sebagian besar tentang sejarah dunia sudah dinubuatkan oleh kitab-kitab ini dan semuanya terjadi.Bagaimana mungkin Kita bisa membayangkan bagaimana nabi Daniel menubuatkan kedatangan Alexander Agung dari Makedonia..?
Yang memerintah dan menguasai dunia dengan cepat ketika dia menjadi penguasa tunggal Makedonia yang kemudian menyatukan 2 negara, Yunani dan Makedonia dibawah panjinya yang seterusnya melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh dunia sampai pada masanya menguasai setengah dari dunia. Wilayahnya menyebar sampai ke Mesir, India dan seluruh Asia Barat.
Di masa jayanya, dia meninggal karena penyakit malaria dan kerajaannya terbagi diantara 4 jenderal, yang dilambangkan dengan 4 kepala dan 4 sayap (Daniel 8:21) :
- Lysimachus yang diberikan wilayah Thrace dan Bitinia
- Cassander yang diberikan wilayah Makedonia dan Yunani
- Seleucus yang diberi Siria, Babel dan tanah2 disebelah timur
- Ptolemy yang diberi Mesir, Palestina dan Arabia Petrea
Atau bagaimana ketika Kita membaca kitab nabi Yesaya yang menubuatkan kelahiran,
kehidupan dan kematian Yesus Kristus, Firman Allah yang menjadi manusia.
Demikian juga ketika membaca kitab nabi Yeremia yang menubuatkan keruntuhan dan
penyatuan kembali Israel sebagai suatu bangsa.
Bagi bangsa Yahudi, Kitab Suci memiliki peran yang amat penting. Teokrasi Israel mencari hukum-hukum, bimbingan spiritual dan harapan untuk masa
depan ada didalam Kitab Suci. Bahkan meskipun bangsa Israel sering tidak taat, Kitab Suci selalu dijunjung
tinggi.
Dan Yesus Kristus, telah melegitimasi dan meneguhkan otoritas Kitab Suci
Perjanjian Lama dengan mengutip ayat2 dalam Perjanjian Lama, beberapa
diantaranya :
Yesus berbicara tentang seluruh Perjanjian Lama (Matius 22:29), pembagian
sentralnya (Lukas 16:16), masing-masing kitabnya secara individual (Matius 22:43 ;
24:15), peristiwa-peristiwanya (Matius 19:4-5 ; Lukas 17:27) dan bahkan
huruf-hurufnya atw bagian huruf-hurufnya (Matius 5:18) sebagai firman Allah yang memiliki
otoritas Ilahi.
Ia berkata bahwa Perjanjian Lama telah ditulis oleh manusia yang digerakkan
oleh Roh Kudus; ketika Ia berkata,"Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus
berkata....." (Markus 12:36) dan merujuk pada
peristiwa-peristiwa,"...menurut firman yang disampaikan oleh nabi
Daniel" (Matius 24:15).
Dalam pernyataan semacam itu Ia meneguhkan kepenulisan beberapa kitab yang
paling sering dibantah, seperti tulisan Musa (Markus 7:10), Yesaya (Markus
7:6), Daniel dan Mazmur. Ia juga merujuk pada mujizat yang sering ditolak oleh para pengkritik sebagai
peristiwa sejarah, Ia mengutip Penciptaan (Markus 4:28 ; Lukas 11:50), Adam dan
Hawa (Matius 19:4-5), Nuh dan Air Bah (Matius 24:37-39), Sodom dan Gomora
(Lukas 10:12) serta Yunus dan Ikan Besar (Matius 12:39-41). Fakta bahwa Ia memandang Alkitab sebagai otoritas terlihat dengan jelas dalam
pencobaan yang Ia alami, ketika Ia membela diri-Nya dari serangan iblis tiga kali
dengan frase "Ada tertulis ..." (Matius 4:4 - dst).
"Disini ..." Yesus berkata, "terdapat kesaksian yang permanen dan
tidak berubah tentang Allah yang kekal, yang mengambil komitmen untuk menulis
untuk mengajar Kita."
Selanjutnya, seperti yang Kita ketahui, para rasul Kristus telah menjadi media pernyataan /
pewahyuan Yesus Kristus. Beberapa penulis Perjanjian Baru bukan para rasul.
Bagaimana dengan otoritas penulisan mereka..?
- Mereka menggunakan pesan para rasul yang "diteguhkan bagi kita oleh orang-orang yang mendengar." (Ibrani 2:3), para rasul adalah saksi mata dan pelayan Firman yang menjadi manusia yakni Yesus Kristus ( Lukas 1:1-4 ; Yohanes 1:14).
- Markus bekerja erat dengan rasul Petrus, sebagian ada yang mengatakan Markus adalah anak rohani dari rasul Petrus.
- Rasul Yakobus dan Yudas Thadeus dihubungkan erat dengan para rasul di Yerusalem.
- Lukas adalah rekan sekerja Paulus yang secara tradisi, berada dibawah bimbingan rasul Yohanes dan rasul Petrus.
- Tulisan-tulisan Paulus dipandang sebagai pengilhaman dari Roh Kudus oleh rasul Petrus.
Bagaimana penglihaman bekerja...?
Pengilhaman tidak sekedar berarti bahwa penulis merasa antusias seperti Handel
(seorang komposer) menggubah Mesias (sebuah judul pertunjukan oskestra musik).
Itu juga tidak berarti bahwa tulisan itu harus memberi inspirasi, seperti puisi
yang menggembirakan fikiran.
Sebagai proses, hal itu merujuk kepada penulis dan tulisan yang dikendalikan
oleh Allah.
Sebagai satu produk, hal itu hanya mengacu pada tulisannya, sebagai dokumen yang
merupakan pesan Allah.
Pengilhaman masih tetap merupakan rahasia, tetapi Kita tahu bahwa hal itu
dilakukan melalui para nabi, sebagai Juru Bicara Allah.
Kita juga tahu bahwa mereka bukan sekedar sekretaris.
Tipe sekretaris adalah manusia hanya sekedar mencatat apa yang didiktekan Allah
ketika mereka menulis Alkitab. Hal ini menjamin bahwa pesan Allah sampai, tetapi
tidak menjelaskan unsur-unsur manusiawi dalam Alkitab (Antropomorfisme), seperti
perbedaan gaya, pengalaman pribadi yang berkaitan dan bahasa yang digunakan.
Mereka juga bukan sekedar saksi untuk pernyataan/pewahyuan itu, penulis
manusia dipandang sebagai pengamat pernyataan/pewahyuan Allah yang membuat
catatan tentang pengalaman itu.
Meskipun kata-katanya mungkin tidak diilhami, konsep catatan yang ia buat
diilhami.
Namun, gaya demikian cenderung mengabaikan aspek ilahi pengilhaman demi
menekankan peranan manusia, termasuk kesalahan manusia.
Pandangan semacam itu tidak memperhatikan dengan serius apa yang dikatakan
Alkitab tentang pengilhaman karena hal itu tidak melibatkan Allah dlm proses
penulisan, dan hal itu tidak menyiratkan bahwa tidak semua ayat Alkitab berasal
dari Allah.
Satu-satunya pandangan yang memadai melibatkan faktor ilahi dan manusiawi ini
adalah model nabi.
Dalam proses ini, penulis manusia dilihat sebagai seorang yang telah menerima
pernyataan/pewahyuan dan dengan aktif terlibat dalam penulisannya, sedang
Allah memberikan pernyataan/pewahyuan dan mengawasi penulisannya.
Sebab itu, pesan tersebut tidak sepenuhnya dari Allah, melainkan unsur manusiawi
penulisnya terlibat untuk meningkatkan pesan itu.
Unsur ilahi maupun manusiawi menyatu dalam kata-kata yang sama (1 Korintus 2:13)
Hasil akhirnya adalah bahwa Kita memiliki firman Allah yang ditulis oleh hamba
Allah, yang diilhami bukan hanya dalam konsepnya, melainkan dalam setiap kata yang
digunakan untuk mengungkapkan konsep tersebut.
Para penulis Alkitab bukan sekedar sekretaris, melainkan media aktif yang mengungkapkan
pengalaman, pemikiran dan perasaan mereka sendiri dengan apa yang mereka tulis.
Alkitab bukan sekedar catatan tentang pernyataan/pewahyuan, melainkan
perwujudan tertulis dari pernyataan/pewahyuan itu sendiri.
Alkitab adalah pesan Allah dalam bentuk tertulis. (Ibrani 1:1 ; 2 Petrus 1:21).
Kita akhirnya sampai pada kesimpulan sederhana ketika membaca uraian diatas :
Arkeologi dan nubuat-nubuat yang sudah terjadi membuktikan kebenaran penulisan dalam
Alkitab.
Sekarang, jika Yesus, yang adalah Firman Allah yang menjadi manusia dan selalu
berbicara kebenaran, berkata bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah dan
Perjanjian Baru akan ditulis oleh para rasul dan murid-murid para rasul sebagai
satu-satunya media untuk pesan-Nya. Kita memiliki Alkitab berdasarkan otoritas tertinggi yakni Yesus Kristus
sendiri.
Yesus Kristus yang adalah Firman yang selama ini berbicara kepada para nabi
dalam Perjanjian Lama yang kemudian Firman ini turun sendiri ke dalam dunia,
menjadi manusia, untuk hidup bersama manusia dan menyatakan bahwa "Firman
yang berasal dari Allah, tidak akan kembali dengan sia-sia." (Yesaya
55:11)
TUHAN Yesus memberkati
Referensi :
- Ketika Alkitab Dipertanyakan (When Skeptics Ask) by Norman L Geisler and Ronald M Brooks
- Tanda Tangan Allah by Grant R Jeffrey
- Every Prophecy of The Bible by John F Walvoord
- https://earlychurchhistory.org/communication/moses-the-exodus-were-real/
- https://earlychurchhistory.org/communication/historicity-of-moses-the-exodus/
- https://earlychurchhistory.org/communication/the-ipuwer-papyrus-were-the-10-biblical-plagues-real/