Sosok Tuhan dipercaya dan diimani berkuasa atas segala sesuatu, apa yg mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Tuhan.
Seorang anak akan berfikir, "Karena Dia Tu(h)an, maka Dia berkenan menjadi Bapaku dan membimbing Aku dalam setiap kesulitan, mengajariku bagaimana caranya menjalani kehidupan dan mengambil keputusan, bahkan melalui kehidupan-Nya, Dia mencontohkan kepadaku apa dan bagaimana kehidupan yg seharusnya Aku lakukan."
Layaknya seorang anak, demikian juga seorang sahabat berfikir, "Karena Dia adalah sahabat-ku, maka dia tidak segan-segan untuk bersama dengan Aku menyelesaikan permasalahan yg Aku hadapi. Dia akan bercerita banyak kepadaku tentang apa yg sudah Dia lakukan dan siapa saja yg sudah merasakan pertolongan-Nya, bahkan Dia akan membawa orang-orang itu untuk menjadi saksi hidup atas perbuatan-Nya, bukan untuk menunjukan kehebatan dan kesombongan-Nya, melainkan untuk menunjukan betapa Dia mengasihi mereka."
Dan pada akhirnya, seorang anak akan menjalani kehidupannya sama seperti yg ditunjukan oleh ayahnya, melainkan sebagai seorang anak yg meneruskan kasih yg diberikan ayahnya kepada semua orang.
Dan seorang pria/wanita akan menuruti nasehat sahabatnya, bukan sebagai hamba/pelayan, melainkan karena sahabatnya tahu bagaimana memecahkan sebuah masalah, melewati kesulitan, mengasihi sesama lewat kata dan perbuatan.
So...
Tidak ada perbedaan antara anak dan sahabat karena mereka menjadi tempat
berbagi ayah dan sahabatnya.
Jika mereka melakukan kesalahan, mereka akan mendapat akibat dari pelanggarannya meskipun kesalahannya sudah diampuni.
Apakah mereka akan dihukum nantinya...?
Iya...
Jika mereka terus melakukan kesalahan dan tidak mau bertobat dari kesalahannya.
Bagaimana dengan perbuatan baik...?
Mereka sadar bahwa perbuatan baik itu karena mereka mengasihi sesama, bukan karena ingin menebus kesalahan mereka atau mengimbangi kesalahan mereka.
Bagaimana mereka diselamatkan...?
Melalui anugerah kasih Bapa kepada mereka.
Bagaimana cara mendapatkannya...?
Dengan mengakui dan menjadikan Dia sebagai Bapa dan Sahabat serta hidup sesuai Firman-Nya.
Namun seorang hamba/pelayan akan berfikir, "Karena Engkau adalah Tu(h)an, maka Engkau tidak pantas untuk melakukan ini dan itu, cukup perintahkan, berikan jalan keluarnya dan Aku akan melakukan apa yg Kau katakan. Tangan dan kakimu terlalu bersih untuk melakukan pekerjaanku dan Aku tidak layak untuk menyambut Engkau masuk kedalam rumahku."
Engkau cukup berkata, "Aku pernah menolong orang ini dan itu" dan Aku tidak berhak mempertanyakan seperti apa bentuknya dan Engkau tidak perlu membawa orang-orang itu ke hadapanku, Aku cukup percaya saja karena Aku tahu Tu(h)an tidak pernah bohong"
Seorang hamba/pelayan hanya bisa menjadi penurut, dia akan mendapat reward atas kebaikannya dan akan mendapat hukuman atas kesalahannya. Namun seberapa besar perbuatan baiknya, tidak akan bisa menutupi kesalahan yg dia lakukan meskipun itu kecil.
Seperti pepatah, 9 telur yg baik tidak akan bisa dicampur dengan 1 telur busuk karena tidak akan ada yg mau memakannya.
Sehingga pada akhirnya tidak ada yg diselamatkan.
Demikianlah betapa besar perbedaan antara anak, sahabat dan hamba/pelayan.
Yesus berkata:
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15:15)
Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar