|
Setelah sempat meranggas selama ratusan tahun karena tidak menemukan tanah yang subur untuk berkembang sejak dinyatakan sesat oleh bapa Gereja pada pertengahan abad ke-3, doktrin Sabelianisme/Modalisme telah menemukan bentuknya yang baru dalam wujud Oneness Pentacostal pada akhir abd ke-19 yakni sejak terjadi perselisihan doktrin didalam gereja Sidang Jemaat Allah (Assembly of God) sekitar tahun 1914.
Doktrin ini pada akhirnya semakin berkembang ditengah Gereja yang para pengajarnya lebih memilih untuk memuaskan keinginan telinga Jemaat (2 Tim 4:3) daripada menyediakan waktu untuk memberikan pengajaran yang benar.
Salah seorang Teolog eks Oneness Pentacostal menyatakan doktrin ini sebagai berikut:
The Oneness heresy begins with the conviction that the orthodox Christian doctrine of the Trinity is fundamentally incompatible with a faith that there is only one God. Therefore, the Father, Son, and Holy Spirit cannot in this view be real, distinct, coequal persons in the eternal Godhead, but are only different roles that one divine person temporarily assumes. Though this heresy can initially appear relatively harmless, in rejecting the Trinity this belief actually cuts to the heart of all that is essential to the Christian faith.
[[Terjemahan literal:
Bidat Keesaan / Oneness dimulai dengan keyakinan bahwa doktrin Kristen yang ortodoks tentang Trinitas pada dasarnya tidak sesuai dengan iman bahwa hanya ada satu Tuhan. Oleh karena itu, Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam pandangan ini tidak dapat menjadi pribadi-pribadi yang nyata, berbeda, dan setara dalam Ketuhanan yang kekal, tetapi hanya peran-peran berbeda yang diemban oleh satu pribadi ilahi untuk sementara waktu. Meskipun bidat ini pada awalnya tampak relatif tidak berbahaya, dalam menolak Trinitas, kepercayaan ini sebenarnya memotong inti dari semua yang penting bagi iman Kristen.]]
Oleh: Gregory A. Boyd
Oneness Pentecostals dan The Trinity: A World-wide movement assessed by a former Oneness Pentecostal (Grand Rapids: Michigan, 1992), 1.
Mengikuti ajaran pendahulunya, Greg Allison dalam bukunya, Historical Theology menuliskan:
Modalisme pertama kali diperkenalkan oleh Praxeas di Roma, diartikulasikan oleh Noetus dari Smirna dan murid-muridnya Zephyrinus dan Callistus (keduanya uskup Roma), dan dipopulerkan oleh Sabellius (p. 235). Sabelianisme / Modalise, berkembang di gereja Timur pada abad ke-2. Menurut Modalisme dan Sabellianisme, Tuhan dikatakan hanya satu pribadi yang mengungkapkan diri-Nya dengan cara yang berbeda yang disebut mode, wajah, aspek, peran atau topeng dari Tuhan Yang Esa.
Sebelum menjawab sebagian doktrin Oneness Pentacostal yang menyatakan Yesus adalah Allah Bapa, Saya akan mengutip beberapa Ayat dalam Perjanjian Baru yang dengan tegas menyatakan status Bapa dan Yesus terkait relasi diantara kedua-Nya.
°° Dari Allah Bapa
Matius 3:16-17 (TB) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Lukas 9:35 (TB) Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
°° Dari Tuhan Yesus
Lukas 10:21-22 (TB) Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."
Yohanes 14:23 (TB) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia."
°° Dari rasul Petrus
2 Petrus 1:17-18 (TB) Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
°° Dari rasul Yudas Thadeus
Yudas 1:1 (TB) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.
°° Dari rasul Yohanes
1 Yohanes 1:3 (TB) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
2 Yohanes 1:3 (TB) Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
°° Dari rasul Paulus
1 Korintus 8:6 (TB) … namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Filemon 1:3 (TB) Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Kitab Suci menyatakan bahwa kesaksian lebih dari satu orang adalah sah dan valid (band. Ulangan 19:15; Matius 18:16), dengan begitu banyaknya pernyataan dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Anak Bapa), bukan Bapa itu sendiri maka tidak ada alasan bagi umat pilihan-Nya untuk mengakui kebenaran doktrin Oneness Pentacostal.
Salah satu Ayat yang digunakan oleh sekte Oneness Pentacostal untuk mendukung doktrin mereka yang menyesatkan adalah Yesaya 9:6 yang menuliskan:
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
The prophet said to the house of David, "For unto us a Child is born, unto us a Son is given, and He has taken the law upon Himself to keep it. His name is called from eternity, Wonderful, The mighty God, who liveth to eternity, the Messiah, whose peace shall be great upon us in His days. " - Parafrase Targum Jonathan atas Yesaya 9:6
For the child was born to us, the son was given to us. And his authority was upon his shoulder, and his name was called the wonder and the advisor, the mighty God of the ages (or, forever), the prince of peace. For the multiplying of his authority and for his peace there is no end. Upon the throne of David and upon his kingdom so that he may establish it and sustain it with the judgment and in the righteousness from then and until forever. The zeal of the Lord the mighty one did this. – Terjemahan Peshitta Syriac atas Yesaya 9:6
Sebutan Yesus Kristus sebagai Bapa Yang Kekal sedikit membuat bingung. Sebab dalam Doktrin Tritunggal, kita mengenal Yesus sebagai Anak, bukanlah Bapa.
Bapa, Yesus dan Roh Kudus merupakan Allah Tritunggal yang merupakan tiga pribadi berbeda, namun satu dalam hakikat keilahian seperti yang kita ketahui. Lalu apa makna bahwa Yesus adalah Bapa Yang Kekal?
Apa pentingnya bagi iman orang percaya sehubungan dengan Yesus yang disebut sebagai Bapa Yang Kekal itu?
Kata "Bapa" dalam bahasa Ibrani dari Yesaya 9:6 digunakan secara simbolis sebagai ungkapan untuk "Pemilik", yang artinya, Dia menjadi Anak melalui Kelahiran-Nya namun Dia adalah "Pemilik" dari kekekalan tersebut.
Douglas K. Kutilek, Profesor dari Central Baptist Theological Seminary (Plymouth, Minnesota) menjelaskan:
Frasa "Bapa (Avi-ad) yang kekal" (Everlasting Father / Father of Eternity) dalam Yesaya 9:6 tidak bisa dipahami secara "letter text" tanpa memahami konstruksi keseluruhan dari nubuatan tentang Mesias didalam kitab Yesaya.
Avi is a construct form of av, “father” (compare the Aramaic “abba”), here meaning “father of.” Ad has the potential to be puzzling to the reader, especially in a Hebrew text without vowel points (the text of the OT was “consonants only” from the time of its original writing until the written vowel points were invented by the Masoretes in the Middle ages) since this pair of consonants (ayin-dalet) can be read multiple ways. Being joined with a noun in construct (i.e., avi) means this word must be a noun, but even at that, there are at least three possibilities: ‘ed, “witness,” with the resulting phrase meaning “father of witness,” i.e., “one who gives testimony.”
That is not how the Masoretes understood it or pointed it, nor did any of the ancient translations read it thus. The second possibility is to understand this noun as ‘ad, “spoils, plunder,” hence “father of plunder,” that is “he who distributes spoils” to his followers.
Some radical critics have adopted this understanding (which requires no change in the vowel as pointed by the Masoretes). Finally, ‘ad can be—and has historically been—understood as a noun meaning “perpetuity” or “the future” and so the “father of the future” would mean “eternal father.”
[[Terjemahan literal:
"Avi" adalah bentuk konstruksi dari "av, "ayah" (bandingkan bahasa Aram "abba"), di sini berarti "ayah dari." "Ad" berpotensi membingungkan pembaca, terutama dalam teks Ibrani tanpa titik vokal (teks PL "hanya konsonan" sejak penulisan aslinya sampai titik vokal tertulis ditemukan oleh kaum Masoret di Abad Pertengahan. usia) karena pasangan konsonan ini (ayin-dalet) dapat dibaca dengan berbagai cara. Digabungkan dengan kata benda dalam konstruksi (yaitu, avi) berarti kata ini harus menjadi kata benda, tetapi bahkan pada saat itu, setidaknya ada tiga kemungkinan: 'ed, "saksi," dengan frasa yang dihasilkan berarti "bapak saksi," yaitu, "orang yang memberikan kesaksian."
Itu bukanlah bagaimana orang-orang Masoret memahaminya atau menunjukkannya, juga tidak ada terjemahan kuno yang membacanya demikian. Kemungkinan kedua adalah untuk memahami kata benda ini sebagai 'ad, "rampasan, penjarahan," maka "bapak penjarahan," yaitu "dia yang membagikan rampasan" kepada para pengikutnya.
Beberapa kritikus radikal telah mengadopsi pemahaman ini (yang tidak memerlukan perubahan vokal seperti yang ditunjukkan oleh kaum Masoret). Akhirnya, 'ad dapat—dan secara historis telah-dipahami sebagai kata benda yang berarti "keabadian" atau "masa depan" sehingga "bapa masa depan" berarti "ayah yang kekal."]]
Sebaliknya, rujukannya adalah pada peran Mesias sebagai raja atas umat-Nya Israel. Di zaman kuno, raja yang berkuasa dipandang (setidaknya idealnya) sebagai ayah yang baik hati bagi orang-orang yang dia pimpin—melindungi mereka dari musuh dan memenuhi kebutuhan mereka. Di sini Mesias bukanlah seorang raja sementara, yang pemerintahannya akan berakhir dengan kematian, tetapi seorang yang pemerintahannya yang penuh kebajikan abadi, tidak memiliki akhir, seperti yang ditegaskan Yesaya 9:7 sebanyak 2 (dua) kali: "Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. "
Frasa Abi-ad ("Bapa Kekal" atau "Bapa dari Keabadian") juga menyerukan pernyataan Mesias sebagai "yang hidup selamanya" (kekal) dan Dialah yang memberikan hidup yang kekal.
Konsep kekekalan ini ini juga didasarkan pada Mazmur 72:17 dan seperti yang disebutkan dan diyakini oleh orang-orang sezaman Yesus dalam Yohanes 12:34.
Ini dapat dibandingkan dengan Yesaya 63:16b: 'Engkau, ya TUHAN, adalah Bapa kami, Penebus kami dari dahulu kala adalah nama-Mu.' Tidak ada manusia biasa, atau makhluk ciptaan apa pun, yang mungkin cocok dengan deskripsi ini.
Yang menyedihkan tentu saja, oleh kelompok Oneness Pentacostal, frasa "Bapa yang kekal" dalam Yesaya 9:6 menjadi asumsi yang mereka gunakan untuk mengatakan Yesus adalah Allah Bapa padahal disepanjang Perjanjian Baru, kita telah menemukan fakta bahwa tidak ada satupun dari ajaran Yesus dan para rasul yang menyatakan Dia (Yesus) adalah Bapa.
Faktanya adalah, semua gelar-gelar Mesias yang dinyatakan dalam Yesaya 9:6 merupakan pernyataan nubuatan bahwa Imanuel yang akan datang itu (yakni Yesus) memiliki sifat dan karakteristik Allah Bapa.
Tidaklah mengherankan dalam sebuah percakapan dengan murid-murid-Nya, kepada Filipus dengan tegas Yesus mengatakan bahwa: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami." (Yohanes 14:9).
Seorang anak akan selalu memiliki / mewarisi sifat dan karakteristik orang tuanya sehingga ketika melihat si anak sama seperti melihat orang tuanya. Demikian juga Yesus, kehadiran-Nya di dunia merupakan wujud kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya sehingga ketika melihat Yesus sama seperti melihat Bapa, sifat dan karakteristik Bapa ada didalam Yesus. Dan jikapun hal itu masih belum cukup, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus sudah mewakili apa yang dikehendaki oleh Bapa karena sama seperti pemazmur yang menyatakan Bapa sebagai Pribadi yang menggembalakan umat-Nya (Mazmur 23:1), demikian juga Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang mengenal domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).
°° Tafsiran Full Tentang Bapa yang Kekal (Yesaya 9:6)
Ia (Yesus) bukan hanya datang untuk memperkenalkan Bapa sorgawi, tetapi Ia (Yesus) sendiri akan bertindak terhadap umat-Nya secara kekal bagaikan seorang Bapa penuh belas kasihan yang mengasihi, melindungi, dan menyediakan kebutuhan anak-anak-Nya. Sebab sama seperti seorang anak yang mewakili sifat dan karakteristik dengan ayahnya, demikian Yesus mewakili sifat dan karakteristik Bapa.
Karena itulah, seseorang yang mengenal Yesus dengan benar akan melihat "gambar dan kemuliaan" Bapa yang berdiam didalam Dia (Yesus) -- (Band. Kolose 1:15, Ibrani 1:3) namun tidak akan pernah mengimani Yesus sebagai Bapa, demikian salah satu makna dari kalimat ".. nama-Nya akan disebut orang ..Bapa yang Kekal..".
Sebaliknya, seseorang yang telah dibutakan oleh pengajaran sesat tidak akan pernah melihat "gambar" Bapa didalam Yesus, alih-alih melakukan itu, mereka justru tersesat didalam iman karena menyatakan Yesus adalah Bapa yang jelas bertentangan dengan pernyataan Kitab Suci. Sesuatu yang hanya terlihat benar dipermukaan tidak akan pernah menjadi sebuah Kebenaran kecuali hanya akan membutakan iman seseorang dan inilah yang dilakukan oleh sekte Oneness Pentacostal.
Karena itulah, Clarence L. Haynes Jr. (Pembicara, guru dan pendiri The Bible Study Club) mengatakan bahwa:
Pentecostal Oneness, also known as the Jesus Only movement, is a particular charismatic Christian movement that combines some sound doctrines with ideas that are close to right but create problems.
[[Terjemahan Literal:
Oneness Pentacostal atw dikenal sebagai gerakan Hanya Yesus adalah gerakan Kristen karismatik tertentu yang menggabungkan beberapa doktrin yang sehat dengan ide-ide yang hampir benar tetapi menimbulkan masalah.]]
Selain itu, kalimat "Bapa yang Kekal" juga menunjukkan bagaimana Yesus Kristus yang adalah Allah dalam memperlakukan umat-Nya sebagai seorang Bapa terhadap anak yang dikasihi-Nya. Bahkan Ia juga mengungkapkan diri-Nya sebagai seorang ibu yang penuh kasih dengan ungkapan "induk ayam". Yesus Kristus berkata: "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu. Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau" (Mat. 23:37).
Seperti seorang Bapa menanti anak terhilang, demikianlah kasih Yesus untuk kita. Kasih dan perhatian-Nya membuat Zakeus kaget karena Ia mau makan di rumahnya, rumah orang berdosa. Kasih itu juga telah menyembuhkan wanita yang menderita pendarahan 12 tahun. Bagaimana dengan wanita Samaria yang kumpul kebo? Sungguh sebuah kejutan hidup yang tidak pernah disangka. Bahkan murid yang telah berkhianat tiga kali, Ia datangi secara pribadi.
Oleh:
Sesandus Demaskus
Jemaat GKII Adonay desa Mekar Baru, Kab. Kubu Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar