Hizkia adalah salah satu raja hebat yg pernah dimiliki oleh Kerajaan Selatan (Yehuda). Semangat dan perjuangannya bagi TUHAN patut diacungi jempol. Namun hal yg paling banyak dibicarakan dari hidup Hizkia adalah doanya. Tentang Hizkia, Alkitab menulis demikian, Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. (2 Raja Raja 18:5). Dengan kata lain, Hizkia adalah satu-satunya raja yg luar biasa.
**) Masa Kecil Hizkia
Masa kecil Hizkia sangat menyenangkan. Kakeknya adalah raja Israel yg menyenangkan hati TUHAN, raja Yotam.
Imagine this, cucu orang kaya saja sudah menyenangkan,apalagi cucu raja !
More of that, Hizkia ini adalah cucu seorang raja yg taat kepada TUHAN.
Jadi, betapa bahagianya masa kecil Hizkia.
Unfortunately, masa bahagia itu tidak berlangsung lama karena saat si kecil Hizkia masih berusia 9 tahun, kakeknya meninggal dunia dan posisi raja Yehuda digantikan oleh ayahnya, raja Ahas.
Ahas menjadi raja atas Yehuda pada usia 20 tahun, dan dia memerintah Israel selama 16 tahun lamanya. Itu berarti, Ahas meninggal pada usia 36 tahun, dan kemudian Hizkia menggantikan dia menjadi raja atas Yehuda. Hizkia sendiri mulai memerintah sebagai raja Yehuda pada saat usia 25 tahun.
**) Panutan Hizkia
Dalam kasus Hizkia, panutan yg bagaimana yg dia dapatkan dalam memasuki masa remajanya? Seperti anak-anak pada umumnya, panutannya adalah orangtuanya sendiri.
Kalau Kita mau melihat panutan bagaimana yg didapat oleh Hizkia, mau tidak mau Kita perlu melihat kehidupan ayahnya sendiri Ahas. Ahas bukanlah seorang raja yg baik. Sebaliknya, dia adalah raja yg jahat di mata TUHAN. Dia melakukan banyak hal yg merupakan kekejian di mata TUHAN. Begitu jahatnya raja ini, dia bahkan mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran bagi berhala yg disembahnya. Dia adalah raja yg sepenuhnya melanggar firman TUHAN.
Selain itu, Ahas juga tidak mengenal pertobatan. Satu kali dia dikepung oleh raja Pekah dan raja Rezin, dia bukannya berseru mohon perlindungan TUHAN, malah meminta tolong kepada bangsa Asyur yg waktu itu dipimpin oleh Tiglat Pileser. Demi menyenangkan raja Asyur ini, Ahas mengubah tata cara ibadah bangsa Yehuda, membuat mezbah baru menggantikan mezbah baru menggantikan mezbah tembaga yg dibuat Salomo, dan merombak Bait ALLAH. Dan setelah TUHAN membiarkan begitu banyak masalah terjadi dalam hidupnya, Ahas masih juga tidak berbalik kepada TUHAN. Sampai, waktu meninggal pun, Ahas tidak dimakamkan di taman pekuburan para raja. Apakah itu berarti bangsa Yehuda tidak menghormati Ahas sebagai raja atau karena ada penyebab lain, tetapi itulah yg dialaminya.
Kesimpulannya jelas, Ahas, ayah Hizkia adalah raja yg sangat jahat di mata TUHAN. Jadi menurut anda, panutan macam apa yg dia dapatkan dari Ahas?
Hal yg memperparah keadaan adalah bahwa Hizkia harus hidup bersama ayah yg seperti itu selama 16 tahun. Dari sini Kita dapat menarik kesimpulan bahwa Hizkia menghabiskan masa remajanya, dari usia 9 tahun sampai 25 tahun dengan contoh yg sangat buruk dari ayahnya. Dengan demikian, seharusnya, Hizkia juga menjadi raja yg tidak benar. Namun ternyata bukan itu pilihannya sewaktu dia menjadi raja Yehuda. Mengagetkan sekali, Hizkia justru memerintah dengan baik.
**) Depresi Nasional
Bagaimana kondisi Yehuda waktu itu saat Hizkia menjadi raja, bangsa Yehuda baru saja mengalami depresi yg sangat besar di bawah pemerintahan Ahas. Oleh karena dosa-dosa yg dilakukan Ahas, TUHAN menghajar bangsa Yehuda. TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan raja Aram dan menawan banyak orang kemudian membawa mereka ke Damsyik. Belum cukup sampai disitu, raja Pekah dari Israel menaklukan mereka dan menawan para wanita dan anak-anak sebelum akhirnya dibebaskam. Tapi intinya, kekalahan bangsa Yehuda sangatlah besar, Ahas sendiri kehilangan orang-orang yg dekat dengan dia.
Setelah Yehuda dikalahkan Aram dan Israel, bangsa Edom juga bangkit mengalahkan mereka dan mengangkut tawanan. Begitu juga bangsa Filistin, bangsa ini bahkan merebut banyak kota dari bangsa Yehuda dan mendiami kota-kota tersebut. Dari serangkaian kekalahan tersebut, bisa dibayangkan berapa banyak tentara Yehuda yg tewas, dan Yehuda sedang berada di ambang kehancuran.
Saat Ahas meminta bantuan dari Tiglat Pilaser, raja Asyur, bukan bantuan yg didapat, malah masalah. Padahal Ahas sudah menguras semua barang berharga yg ada di Bait Suci, rumahnya sendiri dan juga dari rumah para pemimpin untuk diserahkan kepada raja Asyur tersebut.
Kesimpulannya, kondisi bangsa Yehuda waktu itu sangat terpuruk. Penduduknya menjadi jauh berkurang, baik karena mati di medan perang, maupun karena ditawan. Daerahnya juga menyusut karena direbut musuh. Hartanya?
Habis untuk membayar upeti kepada raja Asyur. Kalaupun masih ada harapan untuk bangkit, bangsa ini memerlukan waktu yg sangat lama.
**) Pemerintahan Hizkia
Kembali kepada pemerintahan Hizkia, Alkitab mencatat hal pertama yg dilakukan Hizkia adalah menyucikan Bait ALLAH dan mengadakan perayaan Paskah. Setelah itu, Hizkia melakukan reformasi dibidang rohani secara besar-besaran, Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan. (2 Raja Raja 18:4).
Sekedar mengingatkan, waktu bangsa Israel masih berkelana di padang gurun, mereka pernah membuat TUHAN marah, sehingga Dia mengirimkan banyak ular berbisa ke perkemahan dan banyak yg menjadi korban gigitan ular-ular itu.
Untuk menyembuhkan mereka yg telah tergigit, TUHAN memerintahkan Musa membuat patung ular dan siapa saja yg memandang patung itu akan disembuhkan. Rupanya bangsa Israel salah menafsirkan hal itu dengan menghormati bahkan memberikan korban kepada Nehustan. Sedangkan TUHAN sebagai sumber kesembuhan mereka justru dilupakan. Jadi dengan menghancurkan Nehustan, Hizkia sebenarnya telah mencelikan mata rohani rakyatnya supaya mereka kembali kepada ALLAH.
Jadi, hal pertama yg dia lakukan adalah membebaskan Yehuda dari penjajahan rohani, dan langkah itu benar-benar tepat, mengundang kemurahan TUHAN masuk ke dalam hidupnya dan pemerintahannya. Selanjutnya, Hizkia berhasil membebaskan bangsanya dari penjajahan secara fisik (2 Raja Raja 18:6-8).
Kemenangan Hizkia dalam berbagai perperangan ini jelas karena penyertaan TUHAN dalam hidupnya, kalau tidak, dari mana kekuatan militer itu dia dapatkan mengingat kondisi bangsa Yehuda seperti yg telah diceritakan sebelumnya.
Dia juga membebaskan bangsa Yehuda dari penjajahan bangsa ASayaur dan merebut kembali wilayah yg sempat hilang.
Selain itu, Hizkia juga pernah menyelamatkan Israel dari murka ALLAH. Satu kali, nabi Mikha dari MoreSayaet menubuatkan kehancuran Yehuda di zaman Hizkia.
"Mikha, orang MoreSayaet itu, telah bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda. Dia telah berkata kepada segenap bangsa Yehuda: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutang. (Yeremia 26:18)
Untuk nubuat ini, Hizkia menyikapinya dengan serius dan memohon belas kasihan TUHAN dan DIA melepaskan Yehuda dari hukuman itu.
Selanjutnya, berapa lama Hizkia berhasil memulihkan keadaan Yehuda?
100 tahun?
50 tahun?
Nope...
Hanya dalam waktu kurang dari 14 tahun!!!
What a great king he was!!!
Yg jadi pertanyaan adalah, dari mana Hizkia mendapat semua sifat positif itu?
Sepertinya Hizkia tidak
mengizinkan pengaruh buruk dari orang tuanya merusak kehidupannya.
Dia sudah dewasa dan mengetahui mana yg buruk dan yg tidak saat dia menjadi
raja diusia 25 tahun. Hizkia tidak membiarkan dirinya rusak, kemudian
menyalahkan itu semua "warisan" yg dia dapat dari orang tuanya. Dia
adalah seorang raja dengan integritas dan karakter yg sangat kuat.
Oleh karena itulah, TUHAN berkenan kepada Hizkia dan selalu memberikan
kemenangan setiap kali dia maju berperang, apa yg dikerjakannya, dibuat-NYA
berhasil.
**) Peperangan Terakhir
Puncak peperangangan
Hizkia yg dicatat Alkitab adalah ketika Sanherib, raja Asyur mengepung
Yerusalem. Ini terjadi pada tahun ke -14 pemerintahan Hizkia. Dan jika Kita
membaca kisah itu, Kita akan mengetahui bahwa "peperangan" ini
bukanlah peperangan yg sesungguhnya.
Memang banyak hal yg disiapkan Hizkia untuk menyambut bangsa Asyur, dia
mengokohkan pertahanan kerajaannya dengan sekuat tenaga, tetapi mereka tidak
sungguh berperang, bahkan tidak ada satupun anak panah bangsa Asyur yg
ditembakkan ke Yerusalem.
Hal yg membuat Kita kagum dan heran adalah, reaksi Hizkia saat dia menghadapi masalah yg bernama Sanherib itu, selama 14 tahun masa pemerintahannya, Hizkia bisa dikatakan belum pernah mengalami masa yg damai dalam pemerintahannya.
Setelah dia mengadakan
peperangan dalam negerinya sendiri dengan reformasi rohani besar-besaran, dia
berperang keluar dan memulihkan daerah Yehuda yg direbut oleh bangsa Filistin.
Setelah itu, dia masih membebaskan bangsa Yehuda dari cengkeraman penjajahan
bangsa Asyur.
14 tahun lamanya dia melakukan perbuatan besar dan menyenangkan hati TUHAN,
namun sebagai upahnya, satu bangsa yg sangat kuat pada zaman itu, datang dan
mengepungnya. Bahkan saat itu, bangsa ini telah menumpas banyak bangsa dan
menaklukan Israel di Utara. Sebagai pembalasan karena mereka memberontak kepada
Asyur, datanglah mereka hendak memberi "pelajaran" kepada Hizkia.
Hal yg memperparah keadaan, dalam kondisi ini, ada pihak yg berkhianat dan membelot kepada bangsa Asyur.
Mari Kita lihat apa yg dikatakan Hizkia kepada rakyatnya.
"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia.Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." (2 Tawarikh 32:7-8)
Hizkia tetap percaya kepada ALLAH. Lalu apa respon bangsa Asyur:
"Beginilah titah Sanherib, raja Asyur: Apakah yang kamu harapkan, maka kamu tinggal saja di Yerusalem yang terkepung ini? Bukankah Hizkia memperdayakan kamu, supaya kamu mati kelaparan dan kehausan, dengan mengatakan: TUHAN, Allah kita, akan melepaskan kita dari tangan raja Asyur? (2 Tawarih 32:10-11)
Kalau tidak ada orang Yehuda yg membelot ke Asyur, bagaimana mungkin Sanherib bisa menuliskan surat yg sedemikian persisnya dengan perkataan Hizkia kepada rakyatnya?
Namun dalam keadaan demikian, Hizkia memutuskan tetap percaya dan berserah kepada ALLAH. Sebagai jawaban TUHAN atas keteguhan hati Hizkia, DIA mengirim seorang malaikat pencabut nyawa untuk menghajar bangsa Asyur dan membunuh 185.000 pasukan Asyur dalam waktu 1 malam saja.
Lalu TUHAN mengirim malaikat yang melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada di perkemahan raja Asyur, sehingga ia kemalu-maluan kembali ke negerinya. Kemudian ia ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak kandungnya sendiri ketika ia memasuki rumah allahnya. (2 Tawarikh 32:21)
Bangsa Asyur terpukul kalah dan pulang dengan rasa malu. Rasanya tidak ada lagi kekalahan yg diceritakan dengan cara seperti ini. Catatan dari luar Perjanjian Lama terkait peristiwa ini pernah dicatat oleh Herodotus, sejarahwan kuno dari Yunani. Ketika Sanhehrib raja Asyur menyerang Hizkia raja Yehuda, terjadilah sebuah peristiwa yg tak diduga dimana menurut legenda Mesir Kuno seperti yg dicatat oleh Herodutus, Hizkia memperoleh kemenangan atas Sanherib karena perlengkapan pasukan Asyur habis dimakan oleh tikus sawah dalam jumlah yg besar.
Tikus adalah simbol penyakit sampar Yunani; itu adalah Apollo Smintheus (dewa tikus) yg mengirim dan kemudian mengakhiri wabah. Sudah lama diketahui bahwa tikus adalah pembawa wabah.
The next king was the priest of Hephaestus whose name was Sethos. He despised and had no regard for the warrior Egyptians, thinking he would never need them; besides otherwise dishonoring them, he took away the chosen lands which had been given to them, twelve fields to each man, in the reign of former kings.
[2] So when presently king Sanacharib came against Egypt, with a great force of Arabians and Assyrians, the warrior Egyptians would not march against him. [3] The priest, in this quandary, went into the temple shrine and there before the god's image bitterly lamented over what he expected to suffer. Sleep came on him while he was lamenting, and it seemed to him the god stood over him and told him to take heart, that he would come to no harm encountering the power of Arabia: “I shall send you champions,” said the god. [4] So he trusted the vision, and together with those Egyptians who would follow him camped at Pelusium, where the road comes into Egypt; and none of the warriors would go with him, but only merchants and craftsmen and traders.
[5] Their enemies came there, too, and during the night were overrun by a horde of field mice that gnawed quivers and bows and the handles of shields, with the result that many were killed fleeing unarmed the next day. [6] And to this day a stone statue of the Egyptian king stands in Hephaestus' temple, with a mouse in his hand, and an inscription to this effect: “Look at me, and believe.” (Herodotus, Histories, II:141)
**) Akhir Pemerintahan Hizkia
Imagine this...
14 tahun Hizkia mengabdi dengan setia kepada ALLAH, hidup menurut ketetapan ALLAH, memulihkan keadaan rohani bangsa Yehuda untuk kembali kepada ALLAH. Hadiah yg dia terima dari semua itu adalah kematian dan ALLAH tidak berniat menyembuhkannya.
Setelah berhasil menyelamatkan bangsa Yehuda dari tangan musuh yg sangat ditakuti tersebut, sudah sewajarnya kalau Hizkia mengharapkan adanya kedamaian di tanah Yehuda.
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." (2 Raja Raja 20:1)
**) Doa Hizkia
Hizkia jatuh sakit dan satu-satunya harapan adalah mujizat TUHAN. Kemudian dia berdoa kepada ALLAH.
"Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (2 Raja Raja 20:2)
Dalam menghadapi kematiannya, Hizkia mengalami pergumulan yg sangat berat. Di satu pihak, dia telah mengalami kebaikan dan keadilan TUHAN, dan semua pengalamannya berjalan dengan DIA telah menumbuhkan imannya bahwa TUHAN pasti mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yg berkenan kepada-NYA. Oleh karena itu, kematiannya pastilah juga kebaikan dalam hidupnya.
Di lain pihak, saat itu Hizkia masih berusia 39 tahun, masih sangat muda untuk ukuran seorang penguasa.
Life begins at 40.
Lagipula musuh yg ditakuti, Asyur, bukan lagi sebuah ancaman. Sanherib yg telah menumpas banyak raja itu, mati ditangan anaknya. Doanya kepada ALLAH yg ditulis diatas, telah mengetuk hati ALLAH dan DIA, melalui nabi Yesaya mengatakan bahwa umur Hizkia akan diperpanjang 15 tahun lagi. Oleh karena itu, Hizkia mengucap syukur kepada ALLAH atas jawaban doanya.
Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh! (Yesaya 38:16)
Namun sayangnya, perbuatan baik Kita bukanlah poin yg bisa ditukar dengan hadiah tertentu dari Surga, lagipula, kalau perbuatan Kita itu bisa ditukar seperti itu, Saya rasa Kita akan lebih banyak menerima kiriman dari Neraka, bukankah begitu?
Perbuatan baik yg Kita
lakukan, seharusnya adalah tanda ungkapan syukur kepada ALLAH.
Oleh karena itu, seharusnya perbuatan baik itu, tidak menjadikan Kita lebih
berhak untuk mendapatkan sesuatu yg Kita doakan.
Kalau saja Hizkia tetap
percaya penuh kepada ALLAH dan membiarkan hidupnya berjalan sesuai rencana-NYA,
bisa jadi dia dikenang sebagai raja yg hidupnya benar-benar total untuk TUHAN.
Riwayatnya sebelum sakit tidak berisi satupun catatan negative, justru
catatan negative itu ada setelah Hizkia menerima apa yg didoakannya.
**) Akibat Doa Hizkia
Setelah Hizkia sembuh,
ternyata dia tidak berterima kasih kepada ALLAH meskipun diatas telah diucapkan
rasa syukutnya kepada ALLAH. Hizkia menjadi angkuh dan sombong, dia lupa diri.
Banyak anak-anak Tuhan bukan kehilangan iman dalam kesesakan tetapi dalam
kesuksesan.
Semua doa dan janji setia yg dulu dipanjatkan, dengan sangat mudah dilupakan
seolah-olah itu hanyalah bagian dari masa lalu dan tidak penting. Demikian juga
Hizkia.
Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka. (2 Tawarikh 32:25)
Untungnya, Hizkia segera sadar.
Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia. (2 Tawarikh 32:26)
Alkitab mencatat, utusan
dari Babel datang. Saat itu raja Babel mendengar Hizkia disembuhkan dari
sakitnya, dia mengutus anak buahnya berkunjung ke Yerusalem, menjenguk Hizkia.
Dan dengan bangga Hizkia menunjukan segala kekayaan yg telah diperolehnya
selama ini.
Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. (2 Raja Raja 20:13)
Kesalahan Hizkia bukan terletak pada kunjungan utusan Babel itu, kunjungan mereka justru berdampak positif karena dengan demikian, Hizkia dikenal dan dihormati oleh negara yg terletak cukup jauh saat itu.
Kesalahan Hizkia disini karena dengan bangganya, dia menunjukan semua kekayaannya. Kata "bangga" disini, setujukah anda kalau itu memiliki arti sombong. Itulah kesalahannya yg kedua.
Sombong.
Akibat perbuatannya ini, hukuman ALLAH datang menjadi jauh lebih berat.
Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: "Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?" Jawab Hizkia: "Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!"
Lalu tanyanya lagi: "Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?" Jawab Hizkia: "Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku."
Lalu
Yesaya berkata kepada Hizkia: "Dengarkanlah firman TUHAN!
Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan
yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak
ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.
Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel."
2 Raja Raja 20:16-18
Setelah ini, Hizkia menjadi egois meskipun dia tidak menolak Firman yg sampaikan itu, dia tidak perduli selama dalam masa pemerintahannya, Yehuda tetap aman.
"Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!" (2 Raja Raja 20:19)
Dan benarlah apa yg disampaikan TUHAN melalui nabi-NYA. Setelah kematian Hizkia, keadaan Yehuda tidak menjadi lebih baik. Manasye yg menggantikan Hizkia melakukan segala perbuatan keji dihadapan TUHAN termasuk mendirikan kembali patung-patung dan kuil penyembahan kepada allah lain, walaupun akhirnya Manasye bertobat kepada ALLAH dan ALLAH memulihkan keadaan Yehuda.
Pada zaman Yosia, raja yg juga berkenan kepada ALLAH, yg sama seperti Hizkia, Alkitab mencatat.
Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia. (2 Raja Raja 23:25)
Di zaman raja Yoyakhim, kurang lebih 40 tahun setelah Manasye wafat, bangsa Yehuda ditaklukan oleh Babilonia, dan diserang pula oleh bangsa-bangsa lain.
Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya,dan juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya. (2 Raja Raja 24:3-4)
Bahkan kepada Yeremia, kurang lebih 50 tahun setelah kematian Manasye, TUHAN berkata:
"Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!
Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah kami harus pergi? maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!
Aku akan mendatangkan atas mereka empat hukuman, demikianlah firman TUHAN: pedang untuk membunuh, anjing-anjing untuk menyeret-nyeret, burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi untuk memakan dan menghabiskan.
Dengan
demikian Aku akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala kerajaan di
bumi, oleh karena segala apa yang dilakukan Manasye bin Hizkia, raja Yehuda, di
Yerusalem."
Yeremia 15:1-4
Membaca ayat-ayat diatas, Kita bisa merasakan kemarahan ALLAH yg menyala-nyala atas apa yg telah dilakukan Manasye. Begitu besar kesalahan yg dilakukan Manasye. Kita mungkin heran, sebesar apa kesalahan yg dilakukan Manasye itu. Alkitab mencatat demikian:
Manasye membuat mezbah-mezbah bagi Baal, patung-patung Asyera dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada mereka. Dan yg lebih parahnya lagi, semua hal itu dilakukannya di rumah ALLAH.
Manasye mempersembahkan anak-anak kandungnya sendiri kepada allah lain. Manasye melakukan ramal, telaah dan sihir dan memanggil roh-roh para arwah dan peramal. Semua yg dilakukan Manasye diatas sudah jelas melanggar 10 perintah ALLAH yg pertama sampai keempat, yg telah diberikan kepada Musa.
Bahkan Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem sehingga mereka melakukan hal yg paling jahat daripada bangsa-bangsa yg telah dipunahkan ALLAH dari depan orang Israel. Selain itu, Manasye dan rakyatnya menolak firman TUHAN. Meskipun pada akhirnya pertobatannya diterima tapi apa yg sudah dia lakukan sebelumnya telah menyakiti hati ALLAH.
Kita heran...
Apa hubungannya antara Manasye dengan dikabulkannya doa Hizkia?
Manasye memang anak Hizkia dan setiap kejahatan diatas bisa saja dilakukan oleh pengganti Hizkia. Jadi tidak ada hubungannya dengan doa Hizkia. Mungkin benar, tetapi sehubungan dengan Manasye, pertanyaannya bukan siapa yg menggantikan Hizkia tapi yg lebih tepat adalah kapan pergantian itu terjadi. Manasye menjadi raja saat dia masih berumur 12 tahun.
Itu artinya Manasye lahir dalam masa 15 tahun tambahan umur yg TUHAN berikan pada Hizkia, atau dalam 3 tahun setelah doa Hizkia dikabulkan. Kalau saja Hizkia bersedia "pulang" pada saat itu, Yehuda pasti memiliki sejarah yg lebih baik.
Kalau saja Hizkia menerima keputusan ALLAH, raja Babel tidak perlu mengirim utusannya dan Hizkia tidak perlu memamerkan kekayaannya.
Kalau saja 15 tahun umur tambahan itu tidak pernah ada, Manasye juga tidak akan pernah ada dan TUHAN tidak perlu sedemikian murka.
Dari kejadian ini, Kita menjadi sangat yakin bahwa ALLAH yg Kita sembah itu maha tahu dan melakukan semua apa yg dilakukan-NYA untuk kebaikan Kita.
DIA tahu semua malapetaka yg akan terjadi kalau Dia membiarkan Hizkia hidup, dan Dia sudah berusaha mencegah semua itu, sayangnya, Hizkia tidak percaya kepada keputusan ALLAH.
Truly, kalau Kita dalam posisi Hizkia, Kita juga pasti akan melakukan hal yg sama, seringkali Kita tertipu oleh fikiran dan khayalan Kita sendiri akan betapa baiknya kalau Kita mendapatkan ini dan itu. Padahal setelah Kita mendapatkan apa yg Kita inginkan, hal itu tidak sebaik apa yg Kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali Kita masih dalam keadaan serba kekurangan, Kita sangat rajin berdoa sungguh-sungguh dan selalu menolak godaan yg datang untuk berbuat dosa. Namun saat TUHAN benar-benar memberikan kebebasan secara finansial, hal yg sama juga dilakukan TUHAN kepada Hizkia untuk mengetahui isi hati Hizkia, Kita menjadi sombong dan mulai mencari dosa itu tanpa perlu digoda.
Pertanyaan yg sebenarnya lebih penting adalah, ketika Kita mendapatkan apa yg Kita doakan, apa yg akan Kita lakukan dengannya?
Hizkia,bagaimanapun seorang raja yg hebat. Apa yg dia minta seharusnya wajar-wajar saja. Hal yg menjadi masalah adalah ketika dia berusaha memaksakan kemauannya untuk disetujui TUHAN.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar