Tidak semua pelukan yg hangat berarti ketulusan, tanyakanlah kepada para pengkhianat, penjilat serta orang munafik yg santun yg selalu dapat menutupi kebusukan mereka dengan wajah & tutur kata yg lembut.
Di Taman Getsemani, dalam peristiwa pengkhianatan Yudas, penulis Injil menuliskan sebuah kalimat yg sederhana, "lalu (Yudas) mencium Dia" (Matius 26:29) yg dalam bahasa Yunani menggunakan kata "katephilēsen" yg mana di sini menunjukkan sebuah pelukan yang sungguh-sungguh dan hangat. Hal ini dimaksudkan supaya para murid Yesus tidak mencurigai dia melainkan tetap menerima dia sebagai bagian/lingkaran dari 12 rasul, Yesus tentu saja tidak tinggal diam, dihadapan para murid-Nya Dia mengatakan:
"Hai teman, untuk itukah engkau datang?" (Matius 26:50)
Pada akhirnya, Yudas mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, tepat di Hari Kematian Kristus.
Raja Salomo ratusan tahun sebelumnya pernah menuliskan:
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (Amsal 27:6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar