Holy Bible |
Interlude
Pada tahun 1798 Napoleon membawa 100 orang seniman dan sarjana ke-Mesir untuk mengadakan studi disana. Itulah asalmula beberapa sarjana arkeologi mengadakan penggalian-penggalian untuk mempelajari kebudayaan Mesir kuno, kemudian juga Babilonia, Asiria dll. Pada tahun 1853 Rassam menemukan sebuah perpustakaan kuno di-Niniveh, yang diduga berasal dari raja Asyur yang diduga memerintah pada tahun 668-626 sebelum Kristus. Perpustakaan itu terdiri atas lempengan- lempengan tanah liat yang ada tulisannya. Salah satu kisah ialah yang disebut Enuma Elish. Enuma Elish adalah kisah orang Babilonia kuno mengenai penciptaan. Kisah Enuma Elish didapat dari lempengan- lem pengan yang terdapat dalam perpustakaan itu, dan terdiri atas 7 lempeng an berbentuk sajak. Kisah itu ada persamaan-persamaannya, tetapi ada juga perbedaan-perbedaannya dengan kisah penciptaan dalam Alkitab. Disamping Enuma Elish ada kisah lain ialah Gilgamesh yang mirip kisah Nuh dalam perjanjian lama. Tetapi banyak juga perbedaan-perbedaannya. Apa hubungan Alkitab dengan kisah-kisah dari Babilonia kuno ini? Ini menjadi bahan perdebatan yang berkepanjangan antar para "akhli". Studi seperti ini dapat menguatkan iman, tetapi juga dapat melemahkan iman kalau tidak hati-hati atau kurang pengertian apa itu yang disebut ilmiah. Ingat bahwa sebuah teori ilmiah tidak pernah dapat dibuktikan benar, maksimal dapat dikatakan belum terbukti salah. (Lihat artikel "Alkitab, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan"). Tetapi dengan iman yang teguh bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan pengertian yang benar apa itu yang disebut studi ilmiah, studi seperti ini dapat menguatkan iman.
Menurut Enuma Elish, pada mulanya ada satu dewa bernama Apsu, yang merupakan jelmaan air laut yang tawar, dan satu dewi bernama Tiamat, yang merupakan jelmaan sari pati garam laut. Mereka kemudian melahir kan atau menciptakan banyak dewa-dewa dan dewi-dewi lain. Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewi itu jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewi itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu. Maka Ea membunuh Apsu. Ea kemudian mengangkat Marduk jadi panglima ten tara.
Dewi Tiamat menjadi marah dan menciptakan banyak makhluk-makhluk aneh dan buas untuk membunuh Ea. Tiamat mengangkat Kingu untuk jadi panglima tentara. Terjadilah peperangan yang dahsyat antara Kingu dan Marduk. Marduk menang dan kemudian membunuh Tiamat dan Kingu. Badan Tiamat dibelah dua, satu bagian dijadikan Marduk bumi dan bagian lainnya jadi langit. Kemudian Marduk menciptakan bulan untuk menerangi malam dan matahari untuk menerangi siang. Dari darah Kingu diciptakan lah manusia. Pada lempengan ketujuh, Marduk diangkat menjadi kepala dewa-dewi Babilon.
Menurut Enuma Elish, pada mulanya ada satu dewa bernama Apsu, yang merupakan jelmaan air laut yang tawar, dan satu dewi bernama Tiamat, yang merupakan jelmaan sari pati garam laut. Mereka kemudian melahir kan atau menciptakan banyak dewa-dewa dan dewi-dewi lain. Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewi itu jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewi itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu. Maka Ea membunuh Apsu. Ea kemudian mengangkat Marduk jadi panglima ten tara.
Dewi Tiamat menjadi marah dan menciptakan banyak makhluk-makhluk aneh dan buas untuk membunuh Ea. Tiamat mengangkat Kingu untuk jadi panglima tentara. Terjadilah peperangan yang dahsyat antara Kingu dan Marduk. Marduk menang dan kemudian membunuh Tiamat dan Kingu. Badan Tiamat dibelah dua, satu bagian dijadikan Marduk bumi dan bagian lainnya jadi langit. Kemudian Marduk menciptakan bulan untuk menerangi malam dan matahari untuk menerangi siang. Dari darah Kingu diciptakan lah manusia. Pada lempengan ketujuh, Marduk diangkat menjadi kepala dewa-dewi Babilon.
Persamaan dan Perbedaan
1. Alam Semesta.
1. Alam Semesta.
Baik Alkitab maupun Enuma Elish, keduanya mengatakan bahwa alam semesta ini tidak selamanya ada, tetapi ada mulanya. Pada mulanya diciptakan (jadi bukan berevolusi), oleh suatu kuasa diluar alam semesta itu sendiri (jadi bukan panteisme).
Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta ini ex-nihilio. Tanpa ada zat sebelumnya, Allah menciptakan semua ini hanya dengan FirmanNya yang berkuasa, kuasa yang tak terbatas.
Enuma Elish mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dewa Marduk dari zat yang telah ada sebelumnya, ialah badan dewi Tiamat yang telah dibunuhnya. Kuasa Marduk terbatas. Marduk mengalahkan Tiamat dan Kingu setelah berjuang mati-matian. Tetapi akhirnya ia menang. Tidak diterangkan darimana datangnya Tiamat, Kingu dan Marduk.
Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta ini ex-nihilio. Tanpa ada zat sebelumnya, Allah menciptakan semua ini hanya dengan FirmanNya yang berkuasa, kuasa yang tak terbatas.
Enuma Elish mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dewa Marduk dari zat yang telah ada sebelumnya, ialah badan dewi Tiamat yang telah dibunuhnya. Kuasa Marduk terbatas. Marduk mengalahkan Tiamat dan Kingu setelah berjuang mati-matian. Tetapi akhirnya ia menang. Tidak diterangkan darimana datangnya Tiamat, Kingu dan Marduk.
2. Sungai-sungai.
Keduanya mengatakan bahwa didalam bumi pada mulanya, ada dua sungai ialah Eufrat dan Tigris.
Tetapi menurut Alkitab kedua sungai itu diciptakan Allah ex-nihilio ditaman Eden.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan kedua sungai itu dari kedua mata Tiamat.
Tetapi menurut Alkitab kedua sungai itu diciptakan Allah ex-nihilio ditaman Eden.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan kedua sungai itu dari kedua mata Tiamat.
3. Manusia.
Keduanya mengatakan bahwa manusia diciptakan dari zat yang telah ada sebelumnya.
Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah menurut peta dan teladan Allah. Allah sendiri yang menghembuskan kehidupan pada manusia pertama. Karena Allah Maha Kudus, maka manusia sewak tu diciptakan adalah juga makhluk yang kudus.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan manusia dari darah Kingu yang telah dibunuh Marduk sebelumnya dan dicampur dengan tanah. Darah Kingu ini dianggap kotor dan jahat. Jadi manusia juga dianggap kotor dan jahat.
Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah menurut peta dan teladan Allah. Allah sendiri yang menghembuskan kehidupan pada manusia pertama. Karena Allah Maha Kudus, maka manusia sewak tu diciptakan adalah juga makhluk yang kudus.
Enuma Elish mengatakan bahwa dewa Marduk menciptakan manusia dari darah Kingu yang telah dibunuh Marduk sebelumnya dan dicampur dengan tanah. Darah Kingu ini dianggap kotor dan jahat. Jadi manusia juga dianggap kotor dan jahat.
4. Kejahatan.
Kuasa yang menciptakan itu melihat bahwa ciptaannya makin jahat dan kemudian memutuskan untuk membinasakannya.
Alkitab mengatakan bahwa Allah melihat bahwa manusia makin lama makin jahat, lalu memutuskan untuk memusnahkannya kecuali Nuh dan keluarganya, serta binatang-binatang darat yang turut dalam Bahtera Nuh yang telah dibuat Nuh sebelumnya. Rencana Allah terlaksana dengan sempurna.
Enuma Elish mengisahkan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewa jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewa itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu dan membunuh Apsu.
Alkitab mengatakan bahwa Allah melihat bahwa manusia makin lama makin jahat, lalu memutuskan untuk memusnahkannya kecuali Nuh dan keluarganya, serta binatang-binatang darat yang turut dalam Bahtera Nuh yang telah dibuat Nuh sebelumnya. Rencana Allah terlaksana dengan sempurna.
Enuma Elish mengisahkan bahwa dewa Apsu melihat bahwa dewa-dewa jadi semakin jahat. Maka Apsu memutuskan untuk memusnahkan dewa-dewa itu. Tetapi dewa Ea, dewa hikmat mengetahui rencana Apsu dan membunuh Apsu.
Kisah - Kisah Penciptaan Lain
Sangat menarik adalah kisah-kisah penciptaan dari suku-suku lain seperti Mesir, India, Yunani, Iran, Cina, Jepang dan Indonesia. Semuanya berlain an satu dengan lainnya, tetapi ada juga persamaan-persamaannya. Praktis semua kisah itu menyatakan bahwa alam semesta ini ada asal- mulanya, bukan selamanya ada. Tetapi kisah asli sudah banyak dirubah, ditambah dan dikurangi oleh suku-suku itu. Kisah penciptaan dan kisah banjir Nuh dari suku Miao di-Cina masih mirip sekali dengan Alkitab. Kisah itu berupa sajak dan dibacakan waktu ada pesta perkawinan suku Miao sampai sekarang.
Pada abad ke-1 A.D. Philo, di-Yunani kuno menekankan bahwa pada mulanya yang ada ialah Allah yang Esa. Ini memang mengherankan, tetapi Philo adalah orang Yunani keturunan Yahudi. Jadi kemungkinan besar ia memang terpengaruh Kitab Kejadian. Demikian Juga pada abad ke-6 A.D. Muhamad, pendiri agama Islam menekankan bahwa pada mulanya yang ada hanyalah Allah yang Esa. Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu 6 hari. Tetapi Islampun pada prinsipnya memang mengakui Kitab Kejadian.
Pada abad ke-1 A.D. Philo, di-Yunani kuno menekankan bahwa pada mulanya yang ada ialah Allah yang Esa. Ini memang mengherankan, tetapi Philo adalah orang Yunani keturunan Yahudi. Jadi kemungkinan besar ia memang terpengaruh Kitab Kejadian. Demikian Juga pada abad ke-6 A.D. Muhamad, pendiri agama Islam menekankan bahwa pada mulanya yang ada hanyalah Allah yang Esa. Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu 6 hari. Tetapi Islampun pada prinsipnya memang mengakui Kitab Kejadian.
Conclusions
Membandingkan persamaan dan perbedaan seperti tersebut diatas, timbul dugaan bahwa sumber dari kedua kisah itu pada mulanya adalah sama. Adam dan Hawa telah menceritakan apa yang ia tahu dan apa yang ia dengar dari Allah kepada anak cucunya. Mereka cerita lagi kepada anak-anak mereka dan seterusnya, sampai Nuh. Kisah-kisah ini diceritakan entah hanya secara lisan, entah juga secara tertulis.
Nuh dan keluarganya menceritakan lagi kepada anak-cucu mereka. Anak cucu mereka mengisahkannya lagi kepada anak-cucu mereka dan sete rusnya. Setelah banjir Nuh, keturunan Nuh menyebar keseluruh bumi. Ada yang tinggal di-benua Asia, Afrika, Eropah, Amerika dan Australia. Ada keturunan Nuh yang tinggal di-Mesopotamia. Mereka inilah yang disebut suku Akkadia. Salah seorang dari orang Babilonia itu menulis kisah yang dia dengar dalam lempengan-lempengan yang kemudian dikenal sebagai Enuma Elish. Kisah yang dituturkan Adam dan kemudian Nuh, sudah mengalami berbagai tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan. Fantasi-fantasi, ketakutan-ketakutan dsb dari penulis Enuma Elish tentu masuk dalam kisah-kisah itu.
Sebagian dari keturunan Nuh ialah orang-orang Yahudi. Salah seorang dari orang Yahudi ini menulis kisah penciptaan dalam bentuk kitab Kejadian. Penulis Kitab Kejadian secara tradisionil dianggap adalah Musa. Memang pemuka-pemuka "Kritik Atas" menyangsikan bahwa Musa adalah penulisnya.
Penulis Kitab Kejadian (Musa), mendapat Wahyu langsung dari Allah. Kalaupun ia pernah dengar dan/atau baca dari sumber lain sebelumnya, maka Allah telah memurnikan itu dengan Wahyu Khusus. Ia menulis kitab Kejadian dalam bahasa manusia. Ia memang dibatasi oleh bahasa manusia dan pengetahuannya yang serba terbatas. Tetapi saya percaya bahwa intisarinya adalah benar-benar dari Allah. Allah sendiri yang memberi Wahyu pada Musa. Dan Allah sendiri yang memimpin panitia yang mengkanonkan Perjanjian lama. Jadi isi kitab Kejadian dipelihara oleh Allah sendiri akan kebenarannya, sampai sekarang. Jadi kisah yang dituturkan dalam Kitab Kejadian 1-11 adalah yang paling akurat. Dijaga ketelitiannya oleh Allah sendiri, melalui manusia-manusia yang dipilihnya. Terbuka kemungkinan bahwa suatu saat akan didapat tulisan yang lebih tua dari Kitab Kejadian, bahkan mungkin lebih tua dari Enuma Elish.
Nuh dan keluarganya menceritakan lagi kepada anak-cucu mereka. Anak cucu mereka mengisahkannya lagi kepada anak-cucu mereka dan sete rusnya. Setelah banjir Nuh, keturunan Nuh menyebar keseluruh bumi. Ada yang tinggal di-benua Asia, Afrika, Eropah, Amerika dan Australia. Ada keturunan Nuh yang tinggal di-Mesopotamia. Mereka inilah yang disebut suku Akkadia. Salah seorang dari orang Babilonia itu menulis kisah yang dia dengar dalam lempengan-lempengan yang kemudian dikenal sebagai Enuma Elish. Kisah yang dituturkan Adam dan kemudian Nuh, sudah mengalami berbagai tambahan-tambahan dan pengurangan-pengurangan. Fantasi-fantasi, ketakutan-ketakutan dsb dari penulis Enuma Elish tentu masuk dalam kisah-kisah itu.
Sebagian dari keturunan Nuh ialah orang-orang Yahudi. Salah seorang dari orang Yahudi ini menulis kisah penciptaan dalam bentuk kitab Kejadian. Penulis Kitab Kejadian secara tradisionil dianggap adalah Musa. Memang pemuka-pemuka "Kritik Atas" menyangsikan bahwa Musa adalah penulisnya.
Penulis Kitab Kejadian (Musa), mendapat Wahyu langsung dari Allah. Kalaupun ia pernah dengar dan/atau baca dari sumber lain sebelumnya, maka Allah telah memurnikan itu dengan Wahyu Khusus. Ia menulis kitab Kejadian dalam bahasa manusia. Ia memang dibatasi oleh bahasa manusia dan pengetahuannya yang serba terbatas. Tetapi saya percaya bahwa intisarinya adalah benar-benar dari Allah. Allah sendiri yang memberi Wahyu pada Musa. Dan Allah sendiri yang memimpin panitia yang mengkanonkan Perjanjian lama. Jadi isi kitab Kejadian dipelihara oleh Allah sendiri akan kebenarannya, sampai sekarang. Jadi kisah yang dituturkan dalam Kitab Kejadian 1-11 adalah yang paling akurat. Dijaga ketelitiannya oleh Allah sendiri, melalui manusia-manusia yang dipilihnya. Terbuka kemungkinan bahwa suatu saat akan didapat tulisan yang lebih tua dari Kitab Kejadian, bahkan mungkin lebih tua dari Enuma Elish.
Final Conclusion
KITAB KEJADIAN DITULIS OLEH MUSA BERDASARKAN WAHYU ALLAH. KEBENARANNYA DAN KETELITIANNYA DAPAT DIPERCAYA PENUH. SEDANGKAN ENUMA ELISH DAN KISAH-KISAH LAIN DITULIS BERDASARKAN CERITA-CERITA DARI ZAMAN ADAM, HAWA DAN KEMUDIAN NUH, TETAPI SUDAH DITAMBAH-TAMBAH DIKURANG- KURANGI DAN SANGAT TIDAK TELITI.
References
- "Encyclopedia Americana" , international edition, 1975 :Volume 3, pp 6,9, 10 "Babel" & "Babylon". Volume 8, page 163 "Creation".
- "Documents from old testament times " edited by D. Winton Thomas, Harper & Row publishers, New York, U.S.A. Pp 3 to 16 : "The Epic of Creation".
- "The Pentateuch in its cultural environment " by Herbert Livingston, Baker book house, Grand Rapids, Michigan, U.S.A.
- "The Genesis Record" by Dr H.M. Morris, Baker book house, Grand Rapids, Michigan, U.S.A.
- "The Genesis Flood" by John C. Whitcomb and Henry M. Morris, Presbyterian and Reformed Publishing Co, New Jersey, U.S.A.
- " Kitab Kejadian dan Arkeologi " oleh Howard F. Vos, diterjemahkan oleh Jimmy Pasagi dan Johan C. Pandelaki, Penerbit Yayasan Andi, Yogyakarta.
- Buletin "Acts and Facts" April 1991.
Holy Bible |
Enuma Elish |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar