Banyak orang yang berpendapat salah dengan mengatakan bahwa Allah mengijinkan perihal poligami di dalam kitab Perjanjian Lama, yang mana sesungguhnya pendapat itu sangatlah sesat dan tidak benar. Allah tidak pernah mengijinkan perihal poligami di dalam kitab Perjanjian Lama, Ia melarang poligami dan menghukum mereka yang melakukannya.
Memang benar bahwa terdapat catatan tentang kehidupan poligami di dalam kitab Perjanjian Lama, tetapi hal tersebut bukanlah suatu bukti catatan sejarah di dalam Alkitab yang bisa dijadikan suatu kesimpulan bahwa Allah mengijinkan poligami di dalam kitab Perjanjian Lama.
Satu hal yang perlu kita ingat selalu adalah bahwa Allah tidak pernah mengijinkan kehidupan poligami, Ia tidak pernah membuat suatu ketetapan yang mengijinkan seorang pria untuk memperistri banyak wanita. Karenanya Allah benar-benar melarang poligami, bahkan bagi para raja Israel sekalipun. Dan larangan terhadap kehidupan poligami ini Ia nyatakan di dalam Hukum yang tertulis yang dapat kita baca dengan jelas sampai saat ini.
** Kehidupan Dosa dan Pertobatan Leluhur Bangsa Israel **
*) Abraham – Bapa Orang Beriman Yang Lebih Menuruti Kehendak Hatinya
Mungkin orang berpikiran bahwa Abraham adalah seorang poligami, tetapi sesungguhnya Abraham bukanlah seorang poligami. Ketika Sarah, istrinya, masih hidup, Abraham tidak pernah menikahi wanita lain. Abraham memang memiliki anak haram dari Hagar, tetapi hal itu bukanlah suatu perbuatan yang terpuji. Perbuatan Abraham tersebut dipandang oleh Allah sebagai suatu perbuatan cabul yang pernah dilakukan oleh Abraham di dalam hidupnya.
Dan seperti yang kita ketahui bahwa Sarah adalah seorang wanita yang mandul, maka Sarah pastilah merasa sangat malu, semenjak ia tidak dapat memberikan keturunan kepada Abraham.
Memang pada saat itu adalah suatu hal yang memalukan bagi seorang wanita jika ia tidak dapat memberikan keturunan bagi suaminya. Oleh karena itu Sarah akhirnya menyerahkan pembantunya, Hagar, untuk bersetubuh dengan Abraham agar ia memberikan seorang keturunan bagi Sarah.
Hagar pastilah seorang wanita yang berparas menawan dan dengan permintaan Sarah maka pastilah amat berat godaan yang dihadapi oleh Abraham untuk tidak menghampiri Hagar. Abraham memanglah seorang yang kuat tetapi godaan yang muncul jauh lebih kuat dari dirinya.
Seperti yang kita ketahui bahwa semua manusia telah berdosa, Abaraham adalah seorang manusia dan ia pun juga berdosa. Ia berbohong ketika dua kali ia mengakui Sarah sebagai saudaranya, adapun ia melakukan hal itu karena ia ingin menyelamatkan hidupnya.
Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami."
Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci."
Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau."
Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu. Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya: "Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal yang tidak patut kepadaku."
Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: "Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?" Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku. Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku. Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku."
Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya.
Dan Abimelekh berkata: "Negeriku ini terbuka untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka." Lalu katanya kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala hal engkau dibenarkan."
Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak. Sebab tadinya TUHAN telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu.
(Kejadian 20:1-18)
Jadi dapat dilihat disini bahwa Abraham bukanlah seorang manusia yang terlepas dari dosa, baik dosanya akan percabulan atau saksi dustanya sebanyak dua kali itu. Adapun sesungguhnya perbuatan dosanya itu adalah merupakan dosa yang alamiah yang berasal dari tindakan hati dan pikiran yang salah.
Abraham di dalam hati nuraninya selalu patuh kepada Allah. Di dalam hatinya tidak terdapat perasaan benci atau memberontak. Dosa-dosa ini terjadi dari keberadaan Abraham sebagai manusia daging yang berada di bawah godaan, hal ini bukanlah suatu dosa pemberontakan yang berasal dari hati nurani.
Tetapi bagaimanapun juga hal - hal yang melanggar perintah Allah tersebut tetaplah dosa. Allah mengampuni dosa-dosa Abraham yang dikarenakan oleh lemahnya iman Abraham dibawah godaan yang amat kuat. Tetapi bagaimanapun juga kita akan menuai apa yang kita tabur, meskipun Allah telah mengampuni dosa-dosa kita melalui pertobatan.
Allah dengan tegas menolak mengakui hasil percabulan Abraham tersebut dengan menolak anak haram Abraham, Ismael, dari perolehan hak lahiriah. Pelanggaran ini menghasilkan keiri hatian diantara Hagar terhadap Sarah dan hal ini pada akhirnya membawa kepada masalah, perbedaan pendapat dan penderitaan.
Pada saat ini pun kita dapat mengetahui dengan jelas darimanakah asal konflik antara bangsa Arab dan bangsa Yahudi atas tanah Palestina di saat ini. Pertengkaran itu tidak lain dihasilkan dari kecemburuan antara dua orang wanita Sarah dan Hagar atas seorang pria, Abaraham. Dengan kata lain cinta segitiga antara Abraham, Sarah, dan Hagar merupakan asal pertengkaran yang terjadi pada saat sekarang ini. Bangsa Yahudi adalah keturunan dari Sarah melalui Ishak, sedangkan bangsa Arab adalah keturunan Hagar melalui Ismael.
Di dalam Kejadian 21:8-21 kita dapat membaca kisah kepergian Hagar dari hadapan Sarah dan Abraham.
Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.
Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."
Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."
Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."
Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Diatas dapat dilihat bahwa Allah memerintahkan Abraham untuk menyuruh Hagar beserta anaknya pergi dari tempat kediamannya dan Abraham mematuhi perintah Allah tersebut. Kepergian Hagar dan anaknya tersebut terjadi pada saat Ishak disapih, dan semenjaknya Abraham tidak pernah berhubungan lagi dengan Hagar atau pun gundik yang lain.
Dalam Kejadian 25:6, kepergian anak - anak Abraham yang diperoleh dari para gundik, yang mana mereka diperintahkan untuk pergi oleh Abraham dari hadapannya.
tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur. (Kejadian 25:6)
Setelah kematian Sarah dalam Kejadian 23:1-2, Abraham menikahi Keturah.
Sara
hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.
Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu
Abraham datang meratapi dan menangisinya. (Kejadian 23:1-2)
Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. (Kejadian 25:1)
Ketura adalah istri resmi Abraham. Jadi disini kita tidak menemui perihal poligami ataupun perceraian. Abraham, Ishak dan Yakub disebut sebagai ‘bapa leluhur’ baik di dalam Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru.
Sedangkan Yesus Kristus datang untuk memperjelas dan meneguhkan janji-janji yang telah dibuat bagi ‘bapa leluhur’ ini. Janji mutlak yang dibuat oleh Allah kepada Abraham diulang kembali kepada Ishak dan Yakub.
*) Ishak – Anak Perjanjian Yang Lebih Menyayangi Esau
Ishak hanyalah memiliki satu istri. Ishak bukanlah seorang poligami, tidak satu bacaan Alkitab pun yang menceritakan istri Ishak kecuali Ribka. Dan juga tidak terdapat satu bacaan Alkitab pun yang menyatakan gundik atau tindakan cabul yang diperbuat oleh Ishak.
Dalam Perjanjian Lama dapat ditemukan suatu perumpamaan yang sangat nyata tentang Allah Bapa, Kristus dan Jemaat-Nya. Abraham adalah perumpamaan dari Allah Bapa, semenjak Abraham di dalam keberadaannya sebagai manusia disebut sebagai bapa orang beriman.
Sedangkan dalam keberadaan yang sama pula Ishak diperumpamakan sebagai Kristus, anak Allah dan Ribka yang adalah istri Ishak di perumpamakan sebagai jemaat yang akan menikahi Kristus. Pada saat Ribka dijadikan calon mempelai bagi Ishak, ia sudah mencintai Ishak dengan sungguh - sungguh padahal pada saat itu ia masih belum melihat Ishak (Kejadian 24:1-66).
Adapun
Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.
Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi
kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di
bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang
empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk
anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi
engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil
seorang isteri bagi Ishak, anakku."
Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?"
Tetapi
Abraham berkata kepadanya: "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke
sana.
TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku
serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta
yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri
ini--Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga
engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika
perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah engkau dari sumpahmu
kepadaku ini; hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali ke sana."
Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu. Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor. Di sana disuruhnyalah unta itu berhenti di luar kota dekat suatu sumur, pada waktu petang hari, waktu perempuan-perempuan keluar untuk menimba air.
Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya. Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan mengisi buyungnya, lalu kembali naik.
Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."
Jawabnya: "Minumlah, tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum. Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."
Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu. Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak. Setelah unta-unta itu puas minum, maka orang itu mengambil anting-anting emas yang setengah syikal beratnya, dan sepasang gelang tangan yang sepuluh syikal emas beratnya, serta berkata: "Anak siapakah engkau? Baiklah katakan kepadaku! Adakah di rumah ayahmu tempat bermalam bagi kami?"
Lalu jawabnya kepadanya: "Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor."
Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada."
Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN, serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"
Berlarilah gadis itu pergi menceritakan kejadian itu ke rumah ibunya. Ribka mempunyai saudara laki-laki, namanya Laban. Laban berlari ke luar mendapatkan orang itu, ke mata air tadi, sesudah dilihatnya anting-anting itu dan gelang pada tangan saudaranya, dan sesudah didengarnya perkataan Ribka, saudaranya, yang bunyinya: "Begitulah dikatakan orang itu kepadaku." Ia mendapatkan orang itu, yang masih berdiri di samping unta-untanya di dekat mata air itu, dan berkata: "Marilah engkau yang diberkati TUHAN, mengapa engkau berdiri di luar, padahal telah kusediakan rumah bagimu, dan juga tempat untuk unta-untamu."
Masuklah orang itu ke dalam rumah. Ditanggalkanlah pelana unta-unta, diberikan jerami dan makanan kepada unta-unta itu, lalu dibawa air pembasuh kaki untuk orang itu dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia.
Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!"
Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham. TUHAN sangat memberkati tuanku itu, sehingga ia telah menjadi kaya; TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak, budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai. Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini, tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang isteri bagi anakku. Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku. Tetapi katanya kepadaku: TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku. Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku. Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: TUHAN, Allah tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. Di sini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu,dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, --dialah kiranya isteri, yang telah TUHAN tentukan bagi anak tuanku itu. Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum. Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta itu juga diberinya minum. Sesudah itu aku bertanya kepadanya: Anak siapakah engkau? Jawabnya: Ayahku Betuel anak Nahor yang dilahirkan Milka. Lalu aku mengenakan anting-anting pada hidungnya dan gelang pada tangannya. Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah TUHAN, serta memuji TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya. Jadi sekarang, apabila kamu mau menunjukkan kasih dan setia kepada tuanku itu, beritahukanlah kepadaku; dan jika tidak, beritahukanlah juga kepadaku, supaya aku tahu entah berpaling ke kanan atau ke kiri."
Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya. Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN."
Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai ke tanah menyembah TUHAN. Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yang indah-indah. Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah mereka bangun, berkatalah hamba itu: "Lepaslah aku pulang kepada tuanku."
Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau pergi."
Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku."
Kata
mereka: "Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan kepadanya
sendiri."
Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: "Maukah engkau pergi
beserta orang ini?"
Jawabnya: "Mau."
Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta hamba Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi. Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: "Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya."
Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba itu membawa Ribka lalu berjalan pulang.
Adapun
Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah Negeb.
Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia
melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta datang.
Ribka
juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari
untanya.
Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang
ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka
mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia. Kemudian hamba itu menceritakan
kepada Ishak segala yang dilakukannya.
Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi
isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya
meninggal.
Jemaat Allah yang benar sama seperti Ribka, ia mencintai Kristus yang masih berada di tempat yang jauh, surga, dengan sungguh - sungguh walaupun ia belum pernah melihat-Nya.
Jadi Kristus hanya akan memiliki 'satu istri', sama seperti Ishak yang adalah perumpamaan dari Kristus, hanya memiliki satu istri saja. Disini dapat dilihat bahwa Ishak memang orang yang tak bercela di dalam dosa yang diakibatkan oleh hawa nafsu birahi dan percabulan. Ribka, istri Ishak tersebut mandul sama dengan Sara ibu mertuanya. Tetapi Ishak tidak melakukan hal - hal cabul dengan memperoleh keturunan dari pembantu atau gundik, dan Ribka pun tidak melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Sara dengan membawa seorang pembantu kehadapan Ishak sehingga perempuan itu akan menghasilkan keturunan laki - laki bagi Ribka. Sehingga dengan menjauhkan semua keinginan keduniawiannya, Ishak benar-benar percaya kepada Allah.
Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. (Kejadian 25:21)
Di dalam ayat diatas dapat dilihat betapa kasihnya Allah kepada orang yang patuh kepada-Nya. Memang sungguh besar Allah Abraham, Ishak dan Yakub itu, andai saja kita dapat melakukan hal yang sama dengan hal yang dilakukan oleh Ishak yaitu dengan benar - benar beriman kepada Allah, dan percaya bahwa Ia akan dan dapat menyelesaikan segala permasalahan yang kita hadapi yaitu jika kita sungguh - sungguh beriman dan melakukan perintah-Nya.
Nubuatan Ilahi atas keturunan Esau dan Yakub.
Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda." (Kejadian 25:23)
Mungkin kita tidak dapat mengerti mengapa Allah menyatakan demikian, namun setelah melihat kehidupan Esau dan Yakub, kita tidak bisa untuk tidak mengatakan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu. Allah memiliki ketetapan yang tidak bisa dijangkau oleh akal sehat manusia.
Tidak ada catatan negatif tentang kehidupan pernikahan Ishak dan Ribka namun ketika membaca kisah keduanya setelah memiliki anak, ternyata masing-masing dari mereka memiliki anak kesayangan, Ishak lebih menyayangi Esau sementara Ribka lebih menyayangi Yakub. Akibat perbuatan mereka inilah secara tidak langsung berimbas pada kepribadian kedua anaknya meskipun melalui rasul Paulus kita bisa melihat bagaimana Allah sejak semula telah menolak Esau dan lebih berkenan kepada Yakub. Sifat Esau adalah tidak menghargai apa yang menjadi nature kepemilikannya sebagai anak sulung dan juga seorang pemberontak (melawan orang tuanya) sementara sifat Yakub adalah selalu mencari keuntungan bagi dirinya dengan menghalalkan segala cara meskipun dia harus menipu.
Terkait kehidupan rumah tangga mereka, Esau memilih untuk berpoligami (Kejadian 36:1-43) dan tidak pernah bertobat dari dosa itu namun Yakub sebaliknya, mungkin inilah juga yang menjadi poin positif Yakub dimata Allah dan kita akan membahas kehidupan Yakub selanjutnya.
**) Esau dan isteri-isterinya.
maka Esaupun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot. (Kejadian 28:8-9)
Meskipun di akhir catatan kehidupan mereka, keduanya telah berdamai (Kejadian 33:1-20) namun di episode selanjutnya kita bisa melihat bagaimana keturunan Esau yakni bangsa Edom selalu berseteru dengan keturunan Yakub yakni bangsa Israel.
*) Yakub – Penipu Yang Dipilih Allah Untuk Melahirkan Bangsa Israel
Yakub hanya memiliki satu istri setelah ia bertobat. Nama “Yakub” memiliki makna “supplanter” dan adalah kehendak Allah jika Yakub menerima hak lahiriah dan bukannya saudaranya, Esau. Di dalam masa mudanya Yakub tidak menggantungkan hidupnya kepada Allah, ia melakukan segalanya bedasarkan pikirannya sendiri yang banyak kali dipengaruhi oleh ibunya. Tanpa menunggu Allah, Yakub mencuri hak lahiriah (sulung) yang memang haknya dari Esau. Ia pun menipu ayahnya, Ishak, agar ia menerima berkat Ishak dengan penumpangan tangan. Dan karena hal - hal yang telah ia lakukan itulah maka ayah mertuanya, Laban, menipu Yakub. Laban menolak memberikan istri yang sudah dijanjikannya kepada Yakub yang tidak lain adalah Rahel.
Pada saat itu Laban menggantikan Rahel dengan Lea yang adalah kakak perempuan Rahel, jadi Lea diberikan kepada Yakub dengan penipuan. Sebenarnya berdasarkan hukum Allah, Yakub dapat diperhitungkan sebagai seseorang yang memang bukan suami Lea jika pada saat itu Yakub menolak Lea dan tidak menerimanya sebagai istrinya. Hal ini dapat dilakukan Allah semenjak perihal hubungan Yakub dan Lea adalah sebuah kasus penipuan yang dilakukan oleh Laban.
Allah memang tidak akan memberkati hubungan Yakub dan Lea sebagai satu daging karena mereka dipersatukan dengan penipuan. Tetapi semenjak Yakub kemudian juga menganggap Lea sebagai istrinya, maka Lea lah kemudian yang diperhitungkan oleh Allah sebagai istri sah satu - satunya bagi Yakub dan bukannya Rahel walaupun Rahel sesungguhnya adalah pilihan Yakub. Dan karenanya Lea dibiarkan hidup oleh Allah, karena di mata Allah Lea yang memang istri sah bagi Yakub.
Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu." Sahut Laban: "Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku."
Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: "Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia."
Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub pun menghampiri dia. Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya. Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea!
Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?"
Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya. Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi."
(Kejadian 29:18-27)
Jika ditelusuri lebih dalam maka akan didapati suatu fakta yang menarik yaitu bahwa pada saat itu, ketika Yakub melakukan kehidupan poligami, ia belumlah bertobat. Pada sat itu Yakub berpegang kepada pengertiannya sendiri, ia tidak mencari hikmat Allah atau mematuhi-Nya. Yakub melakukan apa yang ia anggap pantas dan benar bagi dirinya di dalam keegoisannya. Sebelum pertobatannya, Yakub hidup berpoligami dengan Lea dan Rahel serta kedua pembantu pribadi mereka yang mana kemudian kedua pembantu itu juga menurunkan keturunan - keturunan bagi Yakub.
Perihal pertobatan Yakub dapat di baca di dalam Kejadian 32:24-30.
Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
Setelah bertobat, Yakub mengeluarkan segala berhala dari tempat tinggalnya. (Kejadian 35:2-4)
Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.
Allah menampakkan diri kepada-Nya dan mengganti namanya menjadi Israel, yang memiliki arti “Yang menang bersama Allah” dan kemudian Allah kembali mengulang janji-janji-Nya kepada Yakub.
Allah membiarkan Rahel, istri kedua Yakub, meninggal sehingga tinggallah Lea yang adalah benar-benar istri Yakub.
Demikianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. (Kejadian 35:19)
Sekarang mengertilah kita bahwa ketika Yakub bertobat, ia hanya memiliki satu orang istri saja yang memang benar - benar sah bagi dirinya dan tidak lagi ia berpoligami.
** Poligami: Suatu Kebiasaan Dunia Yang Mengkhianati Kesetiaan Pasangannya **
Memang benar jika poligami dikatakan sebagai suatu bentuk kebiasaan keduniawian pada jaman dulu, jaman dimana para bapa hidup. Sedangkan di zaman kerajaan Israel, adalah suatu hal yang wajar jika seorang raja atau seorang yang kaya memiliki istri lebih dari satu.
Pada saat itu harem adalah salah satu simbol dari kejayaan. Tetapi sesungguhnya Allah melarang kehidupan poligami bagi raja - raja Israel dan ia menuangkannya dalam sebuah hukum. Hukum Allah inilah yang melarang kehidupan poligami bagi raja - raja Israel.
"Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku,maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu.
Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.
Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perak pun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi.
Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,
(Ulangan 17:14-17)
Perhatikanlah dengan lebih seksama, maka akan diketahui bahwa perihal larangan beristri banyak ini dinyatakan oleh Allah sebagai “Hukum” yang harus dipegang dan dipatuhi. Kata-kata “Hukum ini…” dalam ayat 18 dan 19 membuat nyata bahwa poligami adalah sesuatu yang tidak diperkenankan dimata Allah.
Jika kita melihat kembali sejarah raja Israel maka kita akan mendapati Saul, raja pertama Israel, yang memiliki banyak istri. Di dalam hal ini Saul tidak mematuhi Allah dan mengikuti kebiasaan raja-raja bangsa lain di sekitar Israel. Hal ini dimata Allah diperhitungkan sebagai dosa sehingga Allah sangat menentang perbuatan Saul ini.
**) Daud: Penguasa Yang Bertobat Dari Kehidupan Poligami
Di dalam hidupnya Daud pernah memiliki beberapa istri, tetapi setelah ia bertobat ia tidak pernah lagi memiliki istri lebih dari satu. Sebenarnya dosa terbesar yang pernah dilakukan oleh Daud adalah mengambil Batsyeba istri Uria sebagai istrinya dan membunuh Uria dalam medan pertempuran.
Dan karenanya Allah kemudian marah kepada Daud dan akhirnya bertobatlah Daud dari dosa yang amat memalukan tersebut. Walaupun hal ini cukup jelas dinyatakan di dalam Alkitab tetapi sepertinya tidak banyak orang yang mengetahuinya.
Mengapa
engkau menghina (perintah) TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?
Uria, orang Het itu, kau biarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kau ambil
menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kau biarkan dibunuh oleh pedang bani
Amon.
Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu.
Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Ku timpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
(2 Samuel 12:9-12)
Pada ayat diatas diceritakan bahwa Daud tidak hanya ‘telah menghina perintah Allah’ (ayat 9), tetapi Daud juga ‘telah menghina pribadi Allah sendiri’ (ayat 10). Dan karenanya maka pedang tidak akan menyingkir dari keturunan Daud.
Perlu diketahui bahwa tempat tinggal Daud pada saat itu memang ditempati oleh para istri dan anak-anaknya. Hal ini adalah merupakan dosa yang sangat besar dimata Allah dan oleh karena itu Allah juga mengeluarkan hukuman yang amat berat bagi Daud.
Beginilah firman TUHAN: “Bahwasanya malapetaka akan Ku timpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri.”
Disini, firman Tuhan tentang “kaum keluarga Daud sendiri” adalah termasuk para istri dan anak Daud. Malapetaka yang menimpa kaum keluarga Daud adalah bahwa Allah akan mengambil isteri-isteri Daud di depan matanya dan memberikan mereka kepada orang lain yang mana orang itu akan tidur dengan isteri-isteri Daud di siang hari.
Perhatikanlah bahwa siang hari yang dimaksud disini adalah siang hari tepat pada hari itu juga, sebelum matahari terbenam.
Allah melanjutkan firman-Nya dalam 2 Samuel 12:12
Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.
Terjemahan yang benar untuk frasa kata ‘secara terang-terangan’ adalah ‘pada hari ini juga’ sehingga bunyi ayat 12 yang benar adalah:
Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel pada hari ini juga.
Terjemahan yang bagus dari ayat diatas tersebut diambil dari The Septuagent Version, yang mana hal ini juga terjadi pada terjemahan bahasa Inggrisnya. Kata-kata “this sun” (ayat 11) sebenarnya juga dimiliki oleh ayat 12 pada frasa kata "before the sun” yang seharusnya “this sun”.
Thus, saith the LORD, Behold, I will raise up evil against thee out of thine own house, and I will take thy wives before thine eyes, and give them unto thy neighbour, and he shall lie with thy wives in the sight of this sun.
For thou didst it secretly: but I will do this thing before all Israel, and before the sun.
(2 Samuel 12:11-12)
Jadi pada saat itu seorang tetangga Daud atau beberapa tetangga Daud melakukan perbuatan kejam dan tak senonoh pada istri - istri Daud di depan umum. Hal yang mengerikan dan amat menjijikkan ini terjadi pada hari yang sama sebelum matahari terbenam yang mana para istri Daud itu ada yang dibawa pergi dan ada yang diperkosa serta ditindak jahati yang lain.
Dengan jelas Allah berfirman “Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada tetanggamu; tetanggamu itu akan tidur dengan isteri-isterimu di hari ini juga.”
Dan hal itu pulalah yang diijinkan untuk terjadi oleh Allah pada hari yang sama ketika Allah mengeluarkan hukuman bagi Daud tersebut.
Daud benar-benar terpukul dengan kejadian yang terjadi di depan matanya tersebut, dan karenanya ia bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah.
Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. (2 Samuel 12:13)
Doa pertobatan Daud dalam Mazmur 51:1-19
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah
aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan
dosaku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa
yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih
dalam penghukuman-Mu.
Sesungguhnya,
dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam
Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorak kembali!
Sembunyikanlah
wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang
teguh!
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang
kudus dari padaku!
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!
Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.
Doa Daud diatas adalah benar-benar doa dari seseorang yang sungguh - sungguh hancur hatinya dan merasa sangat bersalah di hadapan Allah. Inilah contoh pertobatan yang sungguh-sungguh dari seorang manusia dihadapan Allah. Pertobatan Daud itu diwujudkannya dengan berpaling dari kehidupan poligaminya.
Nabi Natan berkata kepada Daud: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.”
Daud memang tidak mati tetapi anak yang lahir dari percabulan itulah yang mati.
Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati. (2 Samuel 12:14)
Bahkan para gundik pun disingkirkan.
Dapatkah kita melihat apa yang diperbuat oleh Allah kepada Daud?
Allah memberikan hukuman yang cukup berat buat Daud, Ia mengambil semua istrinya dan hanya meninggalkan Batsyeba sebagai istri Daud. Hal ini diperbuat oleh Allah setelah istri Daud yang pertama, yang adalah istri sah Daud memang meninggal dunia.
Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya. (2 Samuel 6:23)
Allah menjadikan Batsyeba sebagai istri sah Daud, yang mana hal ini dapat di lihat dengan lahirnya Salomo, sang penerus Daud. Satu hal menarik yang dapat di lihat adalah bahwa pada Salomo lah Allah memenuhi janji mutlak-Nya kepada Daud tentang keberadaan dinasti Daud yang akan berdiri sampai selama-lamanya.
Salomo adalah seorang leluhur Yesus Kristus dan seorang nabi yang digunakan oleh Allah untuk menulis tulisan di dalam Alkitab.
Setelahnya Daud pergi dari Yerusalem, dan pada saat ia kembali ke Yerusalem ia mendapati kesepuluh gundiknya yang tertinggal disana. Kepada sepuluh gundiknya tersebut, Daud melakukan hal ini:
Sampailah Daud ke istananya di Yerusalem, lalu raja mengambil kesepuluh gundik yang ditinggalkannya untuk menunggui istana, kemudian dimasukkannya mereka dalam sebuah rumah di bawah penjagaan. Ia memelihara mereka, tetapi tidak dihampirinya. Mereka tetap terasing seperti janda sampai hari mati mereka. (2 Samuel 20:3)
Selain Daud mengasingkan para gundik, ia juga mengasingkan para istri (selain Batsyeba) dan membuat mereka juga seperti janda, karena dimata Daud baik istri maupun gundik adalah hina.
Lalu masuklah Yoab menghadap raja di kediamannya serta berkata: "Pada hari ini engkau mempermalukan semua hambamu, yang telah menyelamatkan nyawamu pada hari ini dan nyawa anak-anakmu laki-laki dan perempuan dan nyawa isteri-isterimu dan nyawa gundik-gundikmu, dengan mencintai orang-orang yang benci kepadamu, dan dengan membenci orang-orang yang cinta kepadamu!
Karena pada hari ini engkau menunjukkan bahwa panglima-panglima dan anak buah tidak berarti apa-apa bagimu. Bahkan aku mengerti pada hari ini, bahwa seandainya Absalom masih hidup dan kami semua mati pada hari ini, maka hal itu kaupandang baik.
(2 Samuel 19:5-6)
Para istri dan gundik tersebut telah dianggap sangat hina oleh Daud karena mereka telah dihampiri oleh tetangganya. Setelah hukuman yang sangat berat itu, Daud benar-benar bertobat dan tidak melakukan kehidupan poligami lagi. Ketika Daud tua, ia benar-benar menjadi orang yang menurut dan patuh kepada perintah-perintah Allah.
Daud adalah orang yang sangat berkenan dihadapan Allah karena hati Daud benar, ia telah sungguh-sungguh bertobat. Ia adalah seorang ksatria yang walaupun dimasa mudanya ia telah menghampiri banyak wanita tetapi ia akhirnya bertobat dari segala kebejatannya tersebut.
Ia benar -benar bertobat setelah ia menabur hal-hal yang tidak mengenakkan bagi kehidupannya akibat perbuatannya sendiri. Setelah ia menyadari kesalahannya, kemudian dengan sungguh-sungguh ia berbalik kepada Allah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kemenangannya di mata Allah di dalam pertandingan selama hidupnya.
Jadi bukanlah orang yang memulai pertandingan dengan baiklah yang menang, tetapi mereka yang mengakhiri pertandingan dengan baiklah yang menang.
**) Salomo – Menjadi Penyembah Berhala Karena Lebih Memilih Isteri-Isterinya
Penerus Daud yang adalah anaknya sendiri, Salomo, telah memulai kehidupannya dengan benar dimata Allah, ia tidak egois dan menggantungkan hidupnya kepada Allah tetapi dengan bertambah umurnya bertambah pula ketidakbenarannya.
Salomo memiliki 700 istri dan 300 gundik, hal ini mungkin adalah suatu rekor harem di dunia. Para istrinya tersebut mempengaruhi Salomo sehingga dia tidak mematuhi jalan Allah dan menjadikan Salomo seorang penyembah berhala yang menyembah ilah-ilah lain yang dimiliki oleh para istrinya tersebut.
Dan sungguh sangatlah nyata bagi Allah bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Salomo ini adalah dosa yang mana tentang hal ini Allah berfirman:
dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. (1 Raja-Raja 11:6)
Jadi semua kehidupan poligami yang dilakukan oleh bangsa Israel Kuno tersebut adalah dosa dimata Allah. Allah sangat menghinakan perbuatan poligami, Ia tidak pernah membiarkan upah perbuatan ini berlalu begitu saja atau malah mensucikannya sebagai suatu hukum yang harus dipatuhi. Dan memanglah benar bahwa bangsa Israel tersebut telah menuai apa yang telah mereka tabur.
** Apakah Yang Dipersatukan Allah Di Dalam Pernikahan? **
Sesungguhnya bangsa Israel melakukan suatu hal yang dilarang oleh Allah dengan bercerai dan menikah kembali.
Tentang hal ini, Yesus Kristus berkata:
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah (PORNEIA), lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah (MOICHAO)." (Matius 19:8-9)
- Definisi PORNEIA: Segala jenis aktifitas seksual diluar hubungan pernikahan yg resmi seperti pedofilia, homoseksualitas/lesbianisme, prostitusi, persetubuhan dengan yg bukan pasangan nikah dan yg berkaitan dengan itu.
- Definisi MOICHOS: Aktifitas seksual dalam pernikahan yg dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yg sudah bercerai dengan pasangan nikahnya yg baru padahal suami/istrinya yg diceraikan masih hidup.
Lantas bagaimana implikasi Ayat itu karena ini semacam legalisasi bahwa Allah mengizinkan perceraian dengan alasan PORNEIA.
Kita melihat latar belakang Ayatnya dan korelasikan dengan tradisi Israel. Zinah PORNEIA dengan MOICHOS itu berbeda seperti definisi yg Saya berikan. PORNEIA-FORNICATION (Heb. ZENUT) dan MOICHOS-ADULTERY (Heb. NI'UF). Yang dikecualikan adalah PORNEIA, yaitu hubungan seksual antara dua orang yg sama-sama belum menikah atau keduanya bukan pasangan yang sah, semisal orang pacaran atau tunangan.
Dalam tradisi Yahudi, pernikahan boleh dibatalkan kalau calon pasangannya itu kemudian selingkuh sama orang lain (tunangan dalam Yudaisme secara hukum dianggap "sudah suami-isteri" tetapi belum nikah resmi dan serumah, belum boleh ada hubungan seksual). Tapi kalau kasus MOICHOS di mana keduanya adalah sama-sama sudah menikah atau ada hubungan seksual dengan yg bukan suami/istrinya tidak masuk dalam pengecualian itu.
Yesus Kristus berkata dalam lingkup yang masih sama:
Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? (Matius 19:4)
Yesus dengan jelas mengatakan “sejak semula”.
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (Matius 19:5)
Artinya sederhana, yg sudah menikah itu sudah deadlock, tidak ada sama sekali kemungkinan untuk bercerai sesuai dengan rencana Tuhan pada mulanya (bereshit, sejak awal manusia diciptakan); karena yg dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Allah tidak pernah berubah jika Ia sudah mengatakan 'sejak semula' maka sampai hari inipun hal ini tidak pernah berubah.
Di dalam ayat 5 dengan jelas dapat dilihat bahwa sudah seharusnya bagi seorang laki-laki untuk meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan “istrinya” bukan dengan “para istrinya”. Dan mereka, seorang laki-laki dan seorang wanita tersebut akan menjadi satu daging. Jelas disini bukan seorang laki-laki dan beberapa wanita seperti yang banyak dilakukan oleh manusia.
Dan apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak akan dapat dipisahkan oleh manusia.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:6)
Keputusan Tuhan Yesus begitu mengejutkan para murid-Nya, sampai-sampai mereka katakan, "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." (Matius 19: 12). Jadi pilihan orang Kristen hanya ada dua: kawin atau tidak, gitu aja. Tidak ada alternatif untuk cerai karena cerai itu dibenci Allah dan tidak sesuai dengan maksud Allah mengadakan pernikahan bagi manusia sehingga kalau ada yang niat cerai dikatakan karena ada ketegaran hati manusia (Matius 19: 8).
Allah tidak pernah mensahkan dan mengijinkan perihal cerai dan menikah kembali sebagai suatu hal yang layak utuk dilakukan dan hal itu pun tetap berlaku sampai sekarang.
Jadi definisi pernikahan bagi Allah adalah dipersatukannya seorang laki-laki dan seorang wanita.
Allah tidak mempersatukan seorang laki-laki dengan banyak istri, jadi selama istri yang dipersatukan oleh Allah kepada seorang laki-laki itu masih hidup maka ia tidak diperbolehkan menikah kembali. Dan jikalau ia menikahi seorang wanita berdasarkan aturan manusia padahal istri sahnya masih hidup, maka wanita yang ia nikahi itu bukanlah istrinya. Semua wanita yang masuk ke dalam pernikahan seorang laki-laki baik melalui kehidupan poligami ataupun perceraian tetapi selama istri sahnya masih hidup atau walaupun sudah diceraikan maka hal itu adalah sama dengan berzinah.
Allah tidak pernah mempersatukan wanita yang kedua didalam pernikahan seorang laki-laki selama istrinya atau bekas istrinya masih hidup. Jadi wanita-wanita tambahan itu bukanlah istri yang sesungguhnya, melainkan mereka adalah para penzinah demikian juga sang laki-laki itu adalah seorang penzinah.
Hal ini adalah pelanggaran terhadap hukum Allah dan termasuk dosa. Yesus karenanya memerintahkan kita untuk melakukan pernikahan yang monogami.
Sudah sangat jelas bahwa Allah memberikan Adam seorang istri dan bukannya sebuah harem, Allah memulai sebuah keluarga manusia menurut aturan yang telah Ia perintahkan, sebuah keluarga yang terdiri dari seorang laki - laki dan seorang istri.
Dan ingatlah bahwa Allah memberikan perintah yang keras ini juga bagi raja - raja Israel di masa mendatang, janganlah mereka melakukan hal - hal yang dilakukan oleh bangsa - bangsa berhala disekitar mereka (yang mana raja - raja mereka memiliki harem).
Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak. (Ulangan 17:17)
Saul, raja Israel yang pertama, tidak mematuhi perintah Allah tersebut, ia membiarkan setan menguasai dirinya. Sebagai hasilnya Allah menurunkan dia dari kursi kerajaan dan mengangkat Daud sebagai penggantinya. Daud memulai hidupnya dengan berpoligami dan ia kemudian mendapatkan ganjarannya dari Allah.
Kemudian Daud benar-benar bertobat dan menyelesaikan pemerintahannya dengan hanya beristri satu orang saja. Lain halnya dengan Salomo yang mengakhiri hidupnya dengan berpoligami dan berhala. Di dalam penghukumannya Allah menjadikan kerajaan menjauh dari anaknya, Rehobeam.
Allah tidak mengijinkan poligami dan pasti menghukum mereka yang melakukannya. Poligami adalah dosa dan hal itu tetap selalu dosa dimata Allah.
Hosea dan nabi lainnya selalu mencamkan kehidupan perkawinan monogami semenjak mereka sadar bahwa monogami adalah simbol dari persatuan antara Allah dan umat pilihan-Nya, dan mengutuk segala rupa perbuatan berhala semenjak hal itu adalah sama dengan noda kehidupan tak beriman di dalam hubungan perkawinan rohani antara Allah dan umat pilihan-Nya tersebut.
Hubungan pernikahan di dalam Jemaat Perjanjian Baru merupakan sebuah perlambangan dari hubungan yang dimiliki antara Kristus dan Jemaat Allah.
Di dunia ini kita dapat menemui banyak jemaat dengan berbagai doktrin keduniawian mereka, mereka semuanya itu menyatakan bahwa diri mereka dengan nama Jemaat Kristiani dan secara kesatuan mereka menyebut dirinya sebagai jemaat yang berasal dari jemaat yang dimulai oleh Kristus.
Kalau kita lihat lebih dalam, maka kelihatannya mereka itu percaya, bahwa ketika Kristus kembali ke dunia nanti, yaitu ketika Kristus akan menikahi jemaat-Nya, Kristus akan melakukan poligami dengan menikahi semua jemaat yang mengaku diri mereka sebagai jemaat Kristiani, sang pengikut Kristus.
Jadi dengan kata lain kita dapat melihat bahwa Kristus menikahi ratusan istri dan dalam hal ini mereka SALAH. Sesungguhnya, Yesus Kristus akan menikahi satu jemaat saja, Jemaat Allah yang benar saja, dan mereka lainnya hanyalah akan melihat dari luar.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (Wahyu 19:7)
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa salah satu persyaratan bagi seseorang yang akan menjadi seorang pelayan Allah di dalam jemaat Allah adalah harus memiliki satu istri saja, dan sangat tidak diperbolehkan bagi seorang poligami untuk menjadi pelayan Allah di dalam jemaat Allah.
Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang. (1 Timotius 3:2)
Jelaslah bahwa seseorang tidaklah akan diperbolehkan untuk menjadi diaken jika ia memiliki istri lebih dari satu orang.
Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. (1 Timotius 3:12)
Poligami adalah dosa.
Poligami adalah percabulan.
Allah mengutuk poligami.
Sehingga poligami tidak pernah diperbolehkan atau diperintahkan oleh Allah baik masa dahulu (Perjanjian Lama), kini ataupun masa yang akan datang.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar