Yesus sebagai Anak Domba
Paskah.
Pada Hari Raya Pendamaian
yang dilaksanakan setiap tahun oleh umat Israel, itu merupakan hari dimana Imam
Besar mempersembahkan kurban bagi dosa manusia dalam Tempat Mahakudus di Kemah
Suci. Bagaimana hukuman dosa
ini dapat disingkirkan...?
Tuhan menyediakan suatu
jalan, yaitu melalui sistem persembahan kurban. Hukuman dosa adalah maut.
Karena melalui sistem ini, nyawa binatang dipersembahkan sebagai kurban yang
menggantikan hidup dari bangsa Israel yang mengakui dosanya dihadapan Tuhan.
Namun, persembahan kurban ini tidak bisa seenaknya. Tuhan mempunyai
persyaratan-persyaratan yang sangat spesifik (Keluaran 12:5, 46; 34:25) karena
pada akhirnya hewan kurban ini menunjukan apa yang akan dilakukan Anak Manusia
di atas Kayu Salib.
Imam Besar memasuki
Tempat Maha Kudus dan memercikan darah kurban ke atas Tutup Pendamaian yang ada
diatas Tabut Perjanjian.
Tutup Pendamaian adalah
tutup Tabut Perjanjian. Di atas tutup ini Imam Besar memercikkan darah korban
yang dipersembahkan untuk mengadakan pendamaian karena dosa. Tindakan ini
melambangkan kemurahan Allah yang memberi pengampunan. Dengan demikian, murka
TUHAN atas dosa-dosa mereka akan berpaling dari mereka.
Setahun sekali, Imam
Besar akan mempersembahkan kurban pendamaian dengan masuk menghadap Tabut
beserta Tutup Pendamaian itu agar umat Israel mendapatkan pengampunan dosa
mereka. Di dalam Imamat 16:15
dijelaskan bahwa Imam Besar harus memercikan darah domba jantan sebanyak tujuh
kali ke bagian atas dan depan Tutup Pendamaian itu. Mengapa harus dengan
darah...?
Karena Ibrani 9:22
menuliskan bahwa tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa. Jika tidak
ada pengampunan dosa, maka tidak ada berkat, kebaikan, dan kemurahan Tuhan.
Frasa Tutup Pendamaian
ini digunakan dalam Roma 3:25 yang diterjemahkan sebagai "Jalan Pendamaian"
(hilastérion) untuk menggambarkan Kristus. Dalam bahasa Inggris disebut
juga sebagai Mercy Seat atau Tahta Kasih Karunia. Tutup Pendamaian dan
darah melambangkan pengampunan yang tersedia untuk umat berdosa melalui korban
pendamaian Kristus.
Kristus telah mengambil
hukuman atas dosa-dosa kita dan memalingkan murka TUHAN yang layak kita terima
karena dosa-dosa kita. Yesus adalah tempat kita memperoleh Kasih Karunia,
penggenapan yang sepenuhnya dari Hari Raya Pendamaian.
Allah itu Maha Kasih dan
Maha Adil, Kasih-Nya memberikan pengampunan atas mereka yang bersalah tetapi
Keadilan-Nya juga memberikan hukuman atas dosa. Dia mengasihi manusia dan tidak
ingin manusia mengalami hukuman atas dosa. Dan melalui kurban itulah, Kasih dan
Keadilan Allah bertemu tanpa harus saling bertentangan. Di dalam Hukum Taurat,
hewan yang dikurbankan menjadi tebusan bagi kesalahan manusia. Secara harafiah,
kata "tebusan" atau kofer dalam bahasa Ibrani bermakna
"penutup". Dilambangkan melalui darah hewan yang disembelih itu,
kesalahan manusia tidak lagi nampak/diperhitungkan dalam pandangan Allah.
Melalui ritual ini, nyawa hewan tersebut menjadi harga yang harus dibayar untuk
sebuah keselamatan. Sehingga manusia yang seharusnya mengalami hukuman akibat
dosa, telah digantikan oleh hewan yang dikurbankan. Inilah essensi dari Hukum
Taurat, darah hewan itu tidak menyelamatkan tetapi dijadikan gambaran penebusan
sejati di dalam Kristus.
Jika manusia mengikat
perjanjian diatas secarik kertas bermeterai, maka Bapa mengikat perjanjian
dengan Darah Anak-Nya sendiri yang mana hal ini terlihat jelas ketika Tuhan
Yesus menyelesaikan misi-Nya di dunia ini.
Yesus Kristus sebagai
Anak Domba Allah yang dikurbankan, telah menggenapi Hukum Taurat yang berbicara
tentang Kurban Penebusan Salah (Imamat 5:14-19), Kurban Penghapusan Dosa
(Imamat 4:1-35, 5:1-13) dan Kurban Keselamatan (Imamat 3:1-17) secara sempurna.
Sebagai Kurban
Persembahan yang sempurna, Anak Domba yang akan menghapus dosa dunia haruslah
tidak bernoda, tidak bercacat cela (Imamat 22:18-22, Ulangan 15:21) dan tidak
berdosa; bahkan tulangnya pun tidak boleh dipatahkan (Keluaran 12:46). Jika
Tubuh dan Darah Yesus terutama Sifat-Nya berasal dari ibu-Nya tentu Dia tidak
bisa memenuhi ketentuan itu karena ibu-Nya adalah perempuan berdosa.
Sebab sama seperti seekor
anak domba yang disediakan ALLAH bagi Abraham untuk menggantikan anaknya, Ishak
(Kejadian 22: 13-14). Demikian juga Bapa melalui Roh Kudus-Nya menyediakan
Tubuh dari Daging dan Darah bagi Anak-Nya kemudian mengutus Dia ke dalam dunia
sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia (Mat 1:20, Luk 1:35, Ibrani 10:5).
Pun demikian dengan
Sifat-Nya (Kemanusiaan-Nya), itu semua berasal dari Allah karena Yesus
menyatakan diri-Nya berasal dan keluar dari Bapa (Yoh 6:38, 8:23, 42).
TUHAN sendiri sudah
menyatakan dalam Firman-Nya ketika menyatakan itu kepada nabi Yesaya tentang
Sifat dan Karakteristik Tunas Daud yang hanya bisa disematkan kepada Pribadi
Manusia yang berasal dari Allah (Yesaya 11:1-3).
Selain itu, tradisi
Yahudi memang benar menganggap kurban Paskah sebagai penebus; yakni, domba itu
menghapuskan dosa dari pandangan Allah. Domba Paskah mati di bawah murka Allah,
menutupi dosa orang yang mempersembahkannya. Dalam kaitannya dengan sifat domba
Paskah, Rashi, seorang penafsir Yahudi dari abad pertengahan:
"Aku melihat
darah Paskah dan berdamai denganmu… Dengan belas kasih Aku mengasihanimu
melalui sarana darah Paskah dan darah penyunatan, dan Aku berdamai dengan
jiwamu" (Ex. R. 15, 35b, 35a).
Pada tulah kesepuluh dan
terakhir di Mesir, pengurbanan Paskah secara harafiah menyelamatkan orang dari
kematian (Keluaran 12:23). Atas dasar persembahan penyelamat darah Paskah, anak
sulung bertahan hidup. Sekali lagi, Rashi menafsir:
"Hampir seperti
seorang raja berkata pada putra-putranya: 'Ketahuilah bahwa Aku menghakimi
orang dengan hukuman mati dan mengutuk mereka. Oleh karena itu berilah aku
hadiah, supaya jika engkau dibawa menghadap aku dalam penghakiman Aku dapat
mengesampingkan tuduhan yang dibebankan kepadamu.' Jadi Allah berfirman kepada
Israel: 'Aku sekarang sedang membagikan hukuman mati, namun Aku sekarang
memberitahu kamu cara supaya Aku berbelas kasih padamu, dan demi darah Paskah
dan darah sunat Aku akan berdamai bagimu" (Ex. R. 15.12, terkait Keluaran
12.10).
Domba Paskah mengadakan
pendamaian bagi rumah tangga Yahudi yang percaya pada malam penghakiman dan
penyelamatan itu. Rabbi Abraham ibn Ezra juga mengaitkan Paskah dengan
pendamaian:
"Tanda darah itu dirancang sebagai pendamai bagi mereka di
dalam rumah tangga yang mengambil bagian dalam persembahan Paskah, tetapi juga
merupakan pertanda bagi malaikat penghancur supaya melewati rumah itu"
(Soncino Chumash, hal. 338).
Ketika Yohanes Pembaptis
melihat Kristus, ia menunjuk pada-Nya dan berkata, "Lihatlah Anak domba
Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Yesus adalah
"domba Paskah" yang diam di hadapan penuduh-Nya (Yesaya 53:7) dan
dalam kematian-Nya menanggung murka Allah, menyelamatkan nyawa mereka yang
percaya pada-Nya, dan membebaskan budak-budak dosa.
1 Petrus 1:18-19 (TB)
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang
kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula
dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal [[timios / most precious]],
yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.
1 Yohanes 1:7 (TB) ...
dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan [[katharizó / purify, cleanse]] kita
dari pada segala dosa.
Sang Juruselamat adalah
Allah - Manusia; dimana sebagai Allah, Dia berkuasa untuk mengampuni dosa
manusia dan sebagai Manusia, Dia adalah Kurban Persembahan yang sempurna, tidak
bernoda, tidak bercacat cela dan tidak berdosa.
Dengan Tanda Darah-Nya,
Dia berkata di kayu salib "TETELESTAI" (It is finished/Sudah Selesai
- Yoh 19:30) dalam suatu bentuk kalimat yang sempurna yaitu "tindakan
sekali untuk selamanya".
Paskah adalah mengenang
Kematian Kristus yang oleh Darah-NYA, telah menebus umat-NYA dari dosa.
Referensi:
1. Tafsiran Full atas
Tutup Pendamaian.
2. Buku "Sejarah
Penyaliban Kristus Dalam Islam dan Kristen" hlm 27 oleh Leonardo Winarto.
3. Buku "Mari
Berfikir Tentang Alkitab: Apa Yang Tertulis Didalamnya" hlm 40,43 oleh
Mark Tabb.
4. Gotquestion