06 Januari 2023

Risalah Singkat Tentang Firman (Entitas/Pribadi Anak Allah Yang Berasal dan Keluar Dari Allah Bapa)

Rabbi Samuel (Sandmel, A Jewish Understanding of the New Testament, p.13) menuliskan:

Christianity was born in Palestine, within Judaism. The language spoken by Jesus and his immediate followers was Aramaic, a language as closely related to Hebrew as one might say, Portuguese is to Spanish.

The New Testament itself attests to the knowledge that the beginnings of the Christian movement were in a locale linguistically Aramaic, for it preserves within its Greek text Aramaic words in quotation. Somewhere in the line of development of Christianity, probably while its accumulating tradition was still being carried on orally, translation of some things from Aramaic into Greek took place.

[[ Terjemahan literal:

Kekristenan lahir di Palestina, didalam Yudaisme. Bahasa yang digunakan Yesus dan para pengikut-Nya adalah bahasa Aram, bahasa yang dekat dengan Ibrani, seperti seseorang yang mengatakan, "Bahasa Portugis adalah bahasa Spanyol".

Perjanjian Baru itu sendiri membuktikan pengetahuan bahwa awal dari gerakan Kristen berada di lokal linguistik bahasa Aram, untuk mempertahankan dalam teks Yunani kata-kata Aram dalam kutipan. Di suatu tempat dalam garis perkembangan agama Kristen, mungkin sementara tradisi pengumpulannya masih dilakukan secara lisan, terjadi penerjemahan beberapa hal dari bahasa Aram ke bahasa Yunani.]]

Dewasa ini, kita semakin sering melihat beberapa Teolog dan Akademisi Kristen di Indonesia yang menjelaskan istilah Kekristenan dari bahasa Aram/Ibrani. Mereka mengutip beberapa tulisan para-Rabbi untuk menjelaskan hubungan/kaitan Teologia Kristen dengan Yudaisme yang mana salah satunya adalah tentang Memra (מימר).

Memra (Logos in Greek/SHEKINAH in Yudaism) Alaha merupakan Utusan Ilahi pengganti Allah dalam setiap perikop yang menuliskan Keberadaan Allah didalam Kitab Suci. Lebih dari sekedar firman dari Sang Pencipta, Memra (מימר) Alaha merupakan Wujud Manifestasi dan Ekspresi Ilahi melalui Firman Allah.

Parafrase Targum Neofiti atas Kejadian 1:1-3 menuliskan:

“From the beginning with wisdom the Memra (Word) of the Lord created and perfected the heavens and the earth … And the Memra (Word) of the LORD said, ‘Let there be light’; and there was light by His Memra (Word).

[[ Terjemahan literal:

Pada mulanya dengan hikmat dari Firman Allah diciptakan dan disempurnakan langit dan bumi... Dan Firman Allah mengatakan, "Jadilah terang"; dan terang itu jadi oleh karena Firman-Nya.]]

Salah satu yang menarik adalah, peran Memra (מימר) Alaha sebagai Utusan Ilahi bukanlah sekedar Utusan biasa melainkan seperti peran khusus yang dilakukan oleh Allah itu sendiri. Hal ini tidak jauh berbeda dengan konsep Shekinah didalam Yudaisme yang merupakan Hypostatis dari Allah sehingga Memra (מימר) Alaha merupakan manifestasi dari Allah.

Konsep Memra (מימר) Alaha didalam Targum dikembangkan oleh para-Rabbi Yahudi di Palestina untuk melakukan "antrophomorfisme" terhadap Wujud Allah sehingga meskipun secara Hakikat (Hypostatis) antara Bapa dan Firman-Nya itu setara, namun secara Entitas kedua-Nya berbeda, hal ini dikarenakan Kehadiran Memra (מימר) Alaha itu sendiri layaknya firman yang berasal dan keluar dari Mulut Allah (Yesaya 55:11).

Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Firman (Memra (מימר) Alaha) ketika Dia dengan tegas mengatakan:

Yohanes 8:42 (TB) "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku."

Jewish Encyclopedia menuliskan:

The Word ("Ma'amar" or "Dibbur," "Logos"), in the sense of the creative or directive word or speech of God manifesting His power in the world of matter or mind; a term used especially in the Targum as a substitute for "the Lord" when an anthropomorphic expression is to be avoided.

[[ Terjemahan literal:

Firman (Memra) adalah ucapan Ilahi yang memanifestasikan kekuatan-Nya di dunia materi atau pikiran; istilah yang digunakan terutama dalam Targum sebagai pengganti "Tuhan" ketika ekspresi antropomorfik harus dihindari.]]

Lebih lanjut, Jewish Encyclopedia menuliskan peran Memra (מימר) Alaha sebagai mediator, sebagai berikut:

  • Like the Shekinah (comp. Targ. Num. xxiii. 21), the Memra is accordingly the manifestation of God. "The Memra brings Israel nigh unto God and sits on His throne receiving the prayers of Israel" (Targ. Yer. to Deut. iv. 7).
  • It shielded Noah from the flood (Targ. Yer. to Gen. vii. 16) and brought about the dispersion of the seventy nations (l.c. xi. 8); it is the guardian of Jacob (Gen. xxviii. 20-21, xxxv. 3) and of Israel (Targ. Yer. to Ex. xii. 23, 29); it works all the wonders in Egypt (l.c. xiii. 8, xiv. 25); hardens the heart of Pharaoh (l.c. xiii. 15); goes before Israel in the wilderness (Targ. Yer. to Ex. xx. 1); blesses Israel (Targ. Yer. to Num. xxiii. 8); battles for the people (Targ. Josh. iii. 7, x. 14, xxiii. 3).
  • As in ruling over the destiny of man the Memra is the agent of God (Targ. Yer. to Num. xxvii. 16), so also is it in the creation of the earth (Isa. xlv. 12) and in the execution of justice (Targ. Yer. to Num. xxxiii. 4).
  • So, in the future, shall the Memra be the comforter (Targ. Isa. lxvi. 13): "My Shekinah I shall put among you, My Memra shall be unto you for a redeeming deity, and you shall be unto My Name a holy people" (Targ. Yer. to Lev. xxii. 12).
  • "My Memra shall be unto you like a good plowman who takes off the yoke from the shoulder of the oxen"; "the Memra will roar to gather the exiled" (Targ. Hos. xi. 5, 10).
  • The Memra is "the witness" (Targ. Yer. xxix. 23); it will be to Israel like a father (l.c. xxxi. 9) and "will rejoice over them to do them good" (l.c. xxxii. 41).
  • "In the Memra the redemption will be found" (Targ. Zech. xii. 5). "The holy Word" was the subject of the hymns of Job (Test. of Job, xii. 3, ed. Kohler).

Dengan demikian, tidaklah mengherankan didalam pembukaan Injilnya, rasul Yohanes menuliskan:

Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Didalam Targum, Memra (מימר) Alaha diasosiasikan sebagai Entitas yang menjadi perantara antara Allah dan manusia, parafrase Targum Onkelos atas Ulangan 5:5 menuliskan:

I was standing between [the word of] Adonoy and you at that time, to tell you Adonoy’s word, because you were afraid of [before] the fire and did not go up on the mountain.

[[ Terjemahan literal:

Saya berdiri dihadapan Firman Allah dan kamu sekalian pada saat ini, untuk mengatakan kepadamu firman Allah, karena kamu sekalian takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung]]

Ulangan 5:5 (TB) “...aku (Musa) pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung."

Rasul Petrus dalam salah satu khotbahnya dihadapan umat Israel pada peristiwa Pentakosta menggemakan konsep ini dengan mengasosiasikan Yesus sebagai Perantara antara Allah dan manusia, dia mengatakan:

Kisah Para Rasul 2:22 (TB) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tandatanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.

Rasul Paulus didalam salah satu Surat Penggembalaannya menggemakan kembali pernyataan ini dengan mengatakan:

2 Korintus 5:18 (TB) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

Jadi, ketika ada umat Sabelianisme/Modalisme yang mengatakan bahwa Bapa dan Yesus adalah Entitas/Pribadi yang sama, sebenarnya mereka sedang menunjukkan ketidakmampuan akademis mereka dalam menjelaskan Konsep Tritunggal dengan benar yang didukung oleh tulisan-tulisan Rabbinik (meskipun para rabbi sendiri tidak pernah mengenalkan Tritunggal karena ini merupakan Dogma Kekristenan didalam Perjanjian Baru yang lahir dan dikembangkan oleh bapa-bapa Gereja), alih-alih daripada menerima itu, kaum Sabelianisme/Modalisme akan selalu menggaungkan "Tritunggal adalah produk paganisme/Roma".

Hal ini juga sekaligus menjawab beberapa penafsiran lain yang mengharuskan Maria (ibu Yesus) sebagai perantara antara umat Allah dan Yesus (Anak Allah) itu sendiri yang sudah seyogyanya dapat kita tolak dengan tegas.

 

Tuhan Yesus memberkati

 

Oleh:

Sesandus Demaskus

Jemaat GKII Adonay desa mekar Baru, Kab. Kubu Raya, Kalbar

Sang Firman -- Wujud Kemuliaan Ilahi Dalam Rupa Manusia Yang Berada/Berdiam Diantara Manusia

Galatia 1:9 (TB) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Diatas adalah pernyataan keras rasul Paulus bagi setiap mereka yang mengaku Kristen namun mengajarkan Injil yang berbeda akibat ketidakmampuan akademisi dan literasi yang cukup namun selalu menggaungkan dirinya sebagai ajaran yang Alkitabiah.

Sebagian orang yang pernah Saya temui telah mengajarkan sesuatu yang berbeda dari apa yang diajarkan oleh para rasul Kristus, bahkan tidak sedikit dari mereka yang begitu mudahnya mengatakan bahwa "Ajaran Kristen saat ini (biasanya mereka menyerang Dogma Tritunggal) merupakan ajaran paganisme Hellenis". Tentu tuduhan itu sangat tidak masuk akal karena Teolog dan Akademisi Kristen dengan jelas menyatakan bahwa ajaran Kristen merupakan derivasi dari Yudaisme yang telah dibaharui oleh Yesus.

Rabbi Samuel (Sandmel, A Jewish Understanding of the New Testament, p.13) menuliskan:

Christianity was born in Palestine, within Judaism. The language spoken by Jesus and his immediate followers was Aramaic, a language as closely related to Hebrew as one might say, Portuguese is to Spanish.

The New Testament itself attests to the knowledge that the beginnings of the Christian movement were in a locale linguistically Aramaic, for it preserves within its Greek text Aramaic words in quotation. Somewhere in the line of development of Christianity, probably while its accumulating tradition was still being carried on orally, translation of some things from Aramaic into Greek took place.

[[ Terjemahan literal:

Kekristenan lahir di Palestina, didalam Yudaisme. Bahasa yang digunakan Yesus dan para pengikut-Nya adalah bahasa Aram, bahasa yang dekat dengan Ibrani, seperti seseorang yang mengatakan, "Bahasa Portugis adalah bahasa Spanyol".

Perjanjian Baru itu sendiri membuktikan pengetahuan bahwa awal dari gerakan Kristen berada di lokal linguistik bahasa Aram, untuk mempertahankan dalam teks Yunani kata-kata Aram dalam kutipan. Di suatu tempat dalam garis perkembangan agama Kristen, mungkin sementara tradisi pengumpulannya masih dilakukan secara lisan, terjadi penerjemahan beberapa hal dari bahasa Aram ke bahasa Yunani.]]

Beberapa penyesat yang mengaku dirinya Kristen dan mulai berkembang diantaranya adalah:

  1. Oneness Pentacostal yang mengajarkan Bapa dan Roh Kudus adalah Yesus.
  2. Saksi Yehova dan Subordinasi yang mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah ke dua (mirip ajaran Plato).
  3. Docetisme yang mengajarkan bahwa Yesus tidak pernah memiliki wujud fisik karena diri-Nya Maha Kudus.

Kesamaan dari 3 (tiga) ajaran sesat diatas adalah mereka sama seperti penganut Gnostik, yang berusaha meracuni pemikiran manusia dan menyelewengkan kebenaran. Gnostik memandang diri mereka sebagai kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain oleh karena pengetahuan mereka akan Allah yang lebih tinggi dan dalam.

Untuk menjawab tuduhan-tuduhan diatas, Saya akan menjelaskan singkat relevansi Yesus dengan Memra dan Shekinah sehingga kita dapat memahami siapa Dia dan mengapa para murid didalam Perjanjian Baru menyatakan Yesus sebagai Firman. 'Memra' adalah bahasa Aram untuk "Firman/Ucapan", padanannya dalam bahasa Yunani adalah Logos.

Konsep Memra berasal dari Mazmur 33:6 "Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya." Akar bahasa Ibrani untuk 'Firman' di sini adalah 'Davar'.

Dalam teks, kata yang diinfleksikan adalah 'bidavar' -- “oleh Firman”. Ayat ini secara akurat berkorelasi dengan Yohanes 1:3, "Segala sesuatu dijadikan oleh-Nya; dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang dijadikan."

Menurut situs Jews for Jesus, Targum dipenuhi dengan kata 'Memra' (Firman) tetapi Talmud tidak membicarakan masalah ini. Itu karena Talmud ditulis setelah kedatangan Kristus dan para rabi menekannya sebagai reaksi terhadap Kekristenan. Mereka tidak ingin menghubungkan Yesus dari Nazareth dengan 'Memra' (Firman).

Jika itu dilakukan, akan menjadi pengakuan mereka bahwa Yesus adalah Imanuel (Allah menyertai kita -- Yesaya 7:14, Matius 1:23). Targum juga mencatat bahwa Firman (Memra) YHWH (dibaca: Hashem) adalah Juruselamat bagi bangsa Israel, beberapa diantaranya adalah:

  • But Israel shall be saved by the Word of YHWH with an everlasting salvation By the Word of YHWH shall all the seed of Israel be justified. (Parafrase Targum Jonathan atas Yesaya 45:17, 25)
  • But I will have mercy upon the house of Judah, and I will save them by the Word of YHWH, their G-d. (Parafrase Targum Jonathan atas Hosea 1:7)

Targum juga mencatat bahwa 'Memra' (Davar/Logos/Firman) adalah Shekinah (Kemuliaan Ilahi) yang berdiam di tengah-tengah bangsa Israel selama periode Perjanjian Lama. Shekinah menunjuk pada makna keberadaan/ kehadiran Allah yang mulia di dalam Kemah Suci (Tabernakel). Shekinah adalah istilah Yudaisme yang berarti kehadiran Allah atau kemuliaan Allah yang nampak di bumi dalam wujud fisik yang bisa diindera (bisa dilihat, bisa dirasakan) oleh manusia. Kata untuk Kemah Suci (mishkan) merupakan turunan dari akar kata yang sama dan digunakan dalam arti "tempat tinggal" atau "kediaman" dalam Alkitab.

Bilangan 24:5 (TB) Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel.

Mazmur 132:5 (TB) sampai aku mendapat tempat untuk TUHAN, kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub.

Kata 'tempat kediamanmu' yang digunakan disana adalah 'mishkenotecha'. Dengan demikian, dalam pemikiran Yahudi, 'Shekinah ' mengacu pada tempat tinggal atau tempat menetap dalam arti khusus, di mana yang tinggal atau menetap adalah hadirat ilahi, sehingga menimbulkan efek bahwa jika dekat dengan 'Shekinah ', maka hubungan dengan Allah lebih mudah dirasakan.

And I will set the Shekinah of My Glory among you, and my Word shall not abhor you, but the Glory of My Shekinah shall dwell among you, and My Word shall be to you for a redeeming God, and you shall be unto My Name for a holy people. (Parafrase Targum Jonathan atas Imamat 26:11-12)

Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu. Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku. (Imamat 26:11-12)

Mendasari pernyataan para-Rabbi terkait status 'Memra' (Davar/Logos/Firman), tidaklah mengherankan bahwa para penulis Perjanjian Baru mengasosiasikan dan menegasikan Yesus sebagai Firman, Wujud Kemuliaan Allah. Beberapa diantaranya adalah:

Lukas 1:2 (TB) … seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.

Galatia 6:6 (TB) Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

Ibrani 1:3 (TB) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

1 Petrus 3:1 (TB) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.

1 Yohanes 1:1 (TB) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

Wahyu 19:13 (TB) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Dengan demikian, kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa Yesus adalah Memra (Davar/Logos/Firman) YHWH (dibaca: Hashem) yang hadir didalam dunia manusia lewat wujud fisik dan menjalani kehidupan sebagai manusia sebelum akhirnya Dia kembali kepada Bapa. (Yohanes 14:2)

Kehadiran Yesus didalam dunia manusia memberikan nuansa baru bagi umat Kristiani disepanjang abad yang tidak pernah hidup bersama dengan Dia namun tetap dapat merasakan Kehadiran-Nya berdiam diantara umat pilihan-Nya ketika Dia mengatakan:

Matius 18:20 (TB) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku (Yesus) ada di tengah-tengah mereka.

Tuhan Yesus memberkati

 

Oleh:

Sesandus Demaskus

Jemaat GKII Adonay desa Mekar Baru, Kab. Kubu Raya, Kalbar.