13 November 2021

Mengenal Natan (Tokoh Dalam Silsilah Yesus Menurut Lukas 3:31)

Silsilah Yesus Kristus tertulis dalam dua kitab Injil, yaitu di Injil Matius dan juga di Injil Lukas. Tepatnya di Matius 1:1-17, dan di Lukas 3:23-38.

Pembahasan lebih lanjut tentang ini dapat dilihat dalam tulisan Saya sebelumnya yang berjudul:

Mengkonfrontasikan Silsilah Yesus Kristus Menurut Injil Matius dan Injil Lukas

https://archangeldemaskus.blogspot.com/2012/02/silsilah-yesus-kristus.html

Perbedaan daripada kedua silsilah ini adalah, yang di Injil Matius adalah garis keturunan Yesus melalui Yusuf, ayah Yesus secara hukum. Dalam silsilah di Injil Matius ini, tercantum nama Daud, dan Salomo.

… Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam … (Matius 1:1-17)

Sedangkan yang di Injil Lukas berdasarkan penafsiran mayoritas adalah garis keturunan Yesus melalui Maria, ibu Yesus. Dalam silsilah di Injil Matius ini, tercantum nama Daud dan Natan.

… anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas … (Lukas 3:23-38)

Kalau Salomo, semua orang tahu siapa dia, tetapi untuk Natan, kita akan selidiki bersama siapa sebenarnya Natan ini.

Untuk mengetahui siapa sebenarnya Natan yang merupakan orang yang namanya disebut di silsilah Yesus Kristus menurut versi kitab Lukas ini, kita perlu tahu dahulu seluk beluk keluarga Daud.

Silsilah keluarga raja Daud

** Seluk Beluk Keluarga Daud **

Seluk beluk keluarga Daud dapat kita temui dalam beberapa catatan di Alkitab berikut ini:

** Isteri-Isteri dan Anak-Anak Daud **

  1. Mikhal anak raja Saul adalah isteri pertama Daud (1 Samuel 16:27) yang kemudian keduanya bercerai karena Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya Palti bin Lais (1 Samuel 25:44). Sampai hari matinya Mikhal tidak memiliki anak. (2 Samuel 6:23). Namun bila kita baca di 2 Samuel 21:8, kemungkinan (menurut para penafsir Alkitab) Mikhal ini membesarkan ke-5 anak daripada Merab kakaknya yang meninggal lebih dulu, karena dalam bahasa aslinya dalam ayat ini tetap menuliskan nama Mikhal, bukan nama Merab. Berbeda dengan Alkitab Indonesia yang mengubah teks ini menjadi nama Merab. Namun perlu juga diketahui bahwasannya Alkitab tidak pernah menuliskan siapa nama ke-5 anak Merab yang menurut penafsiran kemudian dibesarkan oleh Mikhal ini.

    Lalu raja (Daud) mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu. (2 Samuel 21:18 - LAI TB)

    But the king took the two sons of Rizpah the daughter of Aiah, whom she bare unto Saul, Armoni and Mephibosheth; and the five sons of Michal the daughter of Saul, whom she brought up for Adriel the son of Barzillai the Meholathite. (2 Samuel 21:18 – KJV)

    Bahkan sampai ke 5 orang cucu Saul dari Merab ini harus menjadi korban hutang nyawa daripada Saul terhadap orang-orang Gibeon, kelima nama anak Merab ini tidak pernah dicantumkan dalam Alkitab. (2 Samuel 21:9)

  2. Melalui pernikahannya dengan Ahinoam, Daud memiliki anak bernama Amnon.

  3. Melalui pernikahannya dengan Abigail (bekas istri Nabal, orang Karmel), Daud memiliki anak bernama Kileab/Daniel.

  4. Melalui pernikahannya dengan Maakha, Daud memiliki anak bernama Absalom dan Tamar.
     
  5. Melalui pernikahannya dengan Hagit, Daud memiliki anak bernama Adonia.
     
  6. Melalui pernikahannya dengan Abital, Daud memiliki anak bernama Sefaca.
     
  7. Melalui pernikahannya dengan Egla, Daud memiliki anak bernama Yitream.

    Di Hebron lahirlah bagi Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel;anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur;yang keempat ialah Adonia, anak dari Hagit; yang kelima ialah Sefaca, anak Abital;dan yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isteri Daud. Semuanya ini dilahirkan bagi Daud di Hebron.

    Inilah anak-anak Daud yang lahir bagi dia di Hebron; anak sulung ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anak yang kedua ialah Daniel, dari Abigail, perempuan Karmel;anak yang ketiga ialah Absalom, anak Maakha, yakni anak perempuan Talmai, raja Gesur; anak yang keempat ialah Adonia, anak Hagit;anak yang kelima ialah Sefaca, dari Abital; anak yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isterinya itu.Enam orang lahir bagi dia di Hebron
    (2 Samuel 3:2-5 dan 1 Tawarikh 3:1-3)

  8. Melalui pernikahannya dengan Batsyua/Betsyeba, Daud memiliki 4 (empat) orang anak laki-laki bernama Simea, Sobab, Natan dan Salomo (anak kedua Daud dari pernikahannya dengan Betsyeba/Batsyua setelah yang pertama meninggal sebelum mendapat nama).

  9. Dari isteri-isterinya yang lain yang dinikahinya di Yerusalem, Daud memiliki anak-anak bernama Yibhar, Elisama, Elifelet, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada dan Elifelet.

  10. Belum termasuk anak-anak yang berasal dari para gundik Daud.

Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel, lalu Yibhar, Elisama, Elifelet, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada dan Elifelet, sembilan orang. Semuanya itu anak-anak Daud, belum terhitung anak-anak dari gundik-gundik. Tamar ialah saudara perempuan mereka.
(2 Samuel 5:13-16 dan 1 Tawarikh 3:1-9)

Dalam 1 Tawarikh 3:9, kita ketahui bahwa Absalom memiliki adik perempuan bernama Tamar.

Mengapa nama Tamar tidak dicantumkan di 2 Samuel 3:2-5 ini, bisa jadi karena dalam beberapa silsilah memang tidak lazim untuk memasukkan nama perempuan.

Dalam hal ini Tamar tidak dituliskan dalam hitungan sebagai anak kelima oleh penulis kitab Samuel.  Bisa jadi hal ini terkait dengan budaya Israel yang memang demikian. Hal yang sama juga terjadi pada Dina, anak Yakub. Di mana Dina juga tidak terlalu diperhitungkan, karena dia perempuan.

Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan menamai anak itu Dina.
(Kejadian 30:21)

Kemudian ada 2 (dua) nama anak Daud yang tercantum di kitab Tawarikh namun tidak tercantum pada kitab Samuel yakni Elifelet dan Nogah, keduanya dilahirkan pada saat penulis kitab Samuel telah meninggal, jadi nanti pada saat ditulis kitab Tawarikh, dua nama ini ada, karena penulisan kitab Tawarikh adalah lebih belakangan yaitu pada masa pembuangan. Jadi data pada kitab Tawarikh lebih lengkap.

Mengapa ada dua nama Elifelet?

Elifelet yang pertama meninggal, lalu Daud memberi nama yang sama kepada anaknya yang lain

Tafsir ini berdasarkan penjelasan dari 1599 Geneva Bible Footnotes: 

Elishama, or Elishua (2 Samuel 5:15) and Eliphelet died, and David named those sons who were born next by the same names; in the book of kings his living children are mentioned and here both they that were alive and dead. (Geneva Study Bible)

** Siapa Sebenarnya Natan **

Setelah kita mempelajari seluk beluk keluarga Daud, baik mengenai istri-istrinya, maupun mengenai anak-anaknya, kini kita masuk ke inti pembahasan kita kali ini.

Nah pertanyaannya siapa sebenarnya sesosok orang yang bernama Natan, yang namanya muncul di silsilah Yesus Kristus menurut Injil Lukas?

‘anak Natan, anak Daud....’ (Lukas 3:23-38)

Mungkin anda berkata dengan tegas “Natan adalah anak Daud.” Sudah jelas dalam ayat tersebut.

Namun menjawab pertanyaan ini tidak semudah itu, karena ada beberapa hal keanehan di sini:

Natan adalah salah satu dari anak Batsyeba binti Eliam alias Batsyua binti Amiel.

Inilah nama anak-anak yang lahir bagi dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo. (2 Samuel 5:14-15)

Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua  binti Amiel (1 Tawarikh 3:5)

Keanehannya adalah, di bagian Alkitab lainnya, kita ketahui Salomo adalah anak kedua dari pasangan Batsyeba dan Daud, setelah anak pertama mereka meninggal dunia di hari ke tujuh dan belum sempat diberi nama. Karena budaya Israel, tentu memberi nama anak pada hari ke delapan pada saat dia disunat.

Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. (2 Samuel 12:18)

Alkitab tidak pernah menyebutkan nama anak hasil perzinahan Daud dengan Batsyeba ini. Tidak mungkin anak itu bernama Natan, karena kalau anak itu bernama Natan, tidak mungkin nama Natan masuk dalam deretan silsilah Yesus, karena seorang bayi yang meninggal hari ke tujuh tidak mungkin bisa punya keturunan, jadi tidak mungkin bayi umur 7 hari meninggal, bisa masuk dalam daftar silsilah Yesus.

Dari perkara itu, kita bisa sepakati Salomo adalah anak pertama yang hidup (yang tidak mati pada masa bayi) dari pernikahan Batsyeba dan Daud.

Tetapi mengapa dalam deretan nama anak Batsyeba, Salomo menempati urutan ke empat?

Kita akan menelusuri beberapa kemungkinan yang ada. 

Apakah mungkin Batsybea binti Eliam dan Batsyua binti Amiel ini adalah dua orang yang berbeda...?

Tidak mungkin, karena hanya satu anak Daud yang bernama Salomo, tidak mungkin ada anak Daud lainnya yang bernama Salomo. Sedangkan beberapa sumber yang saya paparkan di bawah ini, menyebutkan dua nama ini memiliki anak yang sama-sama bernama Salomo, itu artinya penulis kitab Tawarikh menyebutkan nama Batsyeba binti Eliam ini sebagai Batsyua binti Amiel yang mengacu pada orang yang sama. 

  • Inilah nama anak-anak yang lahir bagi dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo. (2 Samuel 5:14)

  •  Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya, ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu, TUHAN mengasihi anak ini. (2 Samuel 12:24)

  • Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel. (1 Tawarikh 3:5)

  • Inilah nama anak-anak yang lahir bagi dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo, Yibhar, Elisua, Elpelet, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Beelyada dan Elifelet. (1 Tawarikh 14:4)

Kitab Tawarikh memang sudah sering melakukan hal ini, di mana seolah-olah penulis kitab Tawarikh ini memiliki pewahyuan sendiri atas nama-nama pribadi yang sepertinya mendapat julukan baru dari Tuhan. Sebagai contoh perbandingan:

  1. Mefiboset, dalam kitab Samuel, di kitab Tawarikh menjadi Meribaal, walaupun kedua nama ini mengacu pada orang yang sama. Mefiboset (pembasmi berhala), Meribaal (berjuang melawan Baal). Bisa jadi penulis kitab Tawarikh menyimpulkan si Mefiboset ini dilahirkan dalam visi Yonatan ayahnya, untuk kelak besar menjadi pembasmi berhala, namun dalam perkembangannya, ternyata dia harus berjuang untuk melawan Baal itu dalam kehidupannya yang penuh lika liku.

  2. Isyboset pada kitab Samuel, di kitab Tawarikh menjadi Esybaal, walaupun kedua nama ini mengacu pada orang yang sama.  Isyboset (pria pemalu) dan Esybaal (pria Baal). Esybaal yang dilahirkan di tahun yang sama pada saat ayahnya Saul menjadi raja (2 Samuel 2: 10, Kisah Para Rasul 13: 21), bisa jadi mengekspresikan sifat Saul yang tadinya pemalu, minder, terbukti Saul bersembunyi di antara barang-barang ketika namanya disebutkan menjadi raja pertama Israel, dan penulis kitab Tawarikh mengubah sebutan nama ini dengan arti si pria Baal untuk memperlihatkan ending daripada kehidupan Saul yang pada akhirnya meninggalkan Allah Israel.

Apakah mungkin Batsyeba memiliki suami lain selain Uria dan Daud...?

Tidak mungkin, karena kalau Alkitab menuliskan Batsyeba isteri Uria - maka tidak ada suami lainnya lagi. Bandingkan dengan adanya penyebutan nama suami Merab (1 Samuel l8:19), suaminya bernama Adriel orang Mehola (yang tadinya sebenarnya Merab dijanjikan oleh Saul akan menjadi istri Daud - tetapi dibatalkan), juga adanya penyebutan nama suami dari Mikhal ketika Saul menikahkan Mikhal dengan pria lain (1 Samuel 25:44). Jadi tidak mungkin Batsyeba memiliki suami lain selain daripada Uria dan Daud. Di bagian Alkitab lainnya, nama suami pertama Rut juga tetap dibahas, yaitu Kilyon,  bahkan bukan hanya suami lama Rut yang dibahas, melainkan juga seluruh sejarah keluarga dari mertua Rut dikisahkan (Naomi, suami dan anak-anak mereka). Walaupun sebenarnya yang masuk dalam silsilah Yesus bukan suami Rut yang pertama, melainkan suami Rut yang kedua, yaitu Boas. 

Alkitab terus mengulang bahwa Batsyeba adalah isteri Uria, dan tidak pernah menikah dengan orang lain sebelum Uria.

Hal ini dicatat di kitab perjanjian lama, yaitu di kitab Samuel, maupun ditulis pertegas lagi di perjanjian baru, yaitu di kitab Matius. Tepatnya ditulis sampai 7 kali.

1)      2 Samuel 11:3

2)      2 Samuel 11:11

3)      2 Samuel 11:26

4)      2 Samuel 12:9

5)      2 Samuel 12:10

6)      2 Samuel 12:15

7)      Matius 1: 6

Jadi tidak ada alasan apa pun untuk kita memikirkan adanya kemungkinan ini. Nama Uria sebagai suami Batsyeba sampai-sampai dituliskan secara sempurna, yaitu 7 kali, bukankah angka 7 dalam Alkitab melambangkan kesempurnaan...?

Apakah mungkin Daud dan Batsyeba telah berselingkuh terlebih dahulu, dan menghasilkan tiga anak sebelum Salomo...?

Tidak mungkin, karena kronologis urutan peristiwa antara Daud berzinah dengan Batsyeba, Daud ditegur nabi Natan, anak yang dilahirkan sakit, Daud berpuasa, anak itu mati, Daud menghibur dan menghampiri Batsyeba, dia hamil dan anak yang lahir diberi nama Salomo alias Yedija (oleh karena TUHAN), tidak mungkin merupakan fakta yang bisa dibantah. Semua kronologis peristiwa ini bisa dibaca dalam 2 Samuel 12:1-25.

Bahkan dalam Mazmur 51:1-2, Daud menuliskan pengakuan dosanya dengan kata-kata pendahuluan:

Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba (Mazmur 51:1-2)

Jadi tidak mungkin ada anak lain selain anak yang mati itu dan Salomo. Karena perzinahan yang pertama kali langsung mendapat teguran dari Tuhan melalui nabi Natan. Walaupun teguran itu datang saat anak haram itu lahir, namun itu adalah anak haram yang pertama dan satu-satunya, tidak ada anak haram yang lainnya.

Apakah mungkin ada nama Natan lain dari deretan anak-anak Daud...?

Tidak ada nama Natan yang lain, hanya ada satu nama Natan dari deretan anak-anak Daud, baik yang tertulis di kitab Samuel, maupun yang tertulis di kitab Tawarikh. Semua anak Daud namanya ditulis, walaupun tidak semua nama isterinya dituliskan, bahkan anak-anak dari semua gundik Daud tidak dituliskan. Jika ada dua nama yang sama dari anak Daud, kedua nama yang sama ini tetap dituliskan dua kali, yaitu nama Elifelet tertulis dua kali, karena ada dua anak Daud yang bernama-sama, yaitu nama Elifelet (menurut penafsiran Geneva Bible, anak yang bernama Elifelet meninggal), jadi anak Daud yang bungsu (bungsu yang bukan dari gundik)  juga diberi nama sama dengan nama anak yang meninggal. Jadi hanya ada satu nama Natan, itu artinya tidak ada Natan yang lain.

Bagaimana dengan nama-nama yang tertera dibawah Salomo...?

Apakah Yibhar ini anak sulung bagi adik-adiknya Elisua, Nefeg dan Yafia atau kakak Salomo? Tidak mungkin, karena Salomo adalah anak sulung Daud dan Batsyeba, karena kakak Salomo yang belum diberi nama sudah meninggal saat masih usia 7 hari.

Jika penulis kitab Samuel dan penulis kitab Tawarikh menuliskan anak-anak Daud yang lahir di Hebron secara berurutan dari anak pertama sampai anak terakhir, maka kecil kemungkinan untuk penulisan nama anak-anak yang lahir di Yerusalem ditulis urutan terbalik dimana Salomo menjadi anak sulung buat Simea, Sobab dan Natan, namun ditulis nama Salomo justru di urutan ke empat…?

Kita bisa mendaftarkan apakah ada silsilah lain yang ditulis secara terbalik dalam Alkitab, dalam arti anak termuda ditulis nama di depan, baru anak tertua ditulis nama terakhir.

  1. Silsilah Adam sampai Nuh (Kejadian 5, 1 Tawarikh 1:1-4). Pada silsilah ini, menurut kitab Kejadian, urut dari generasi pertama; Adam ke generasi di bawahnya terus sampai ke Nuh, dan hanya nama anak sulung yang dituliskan dalam silsilah ini. Lalu silsilah ini ditulis lagi oleh penulis kitab Tawarikh, sama, dari Adam sampai Nuh, lalu dilanjutkan masing-masing keturunan dari anak-anak Nuh, yaitu keturunan Sem, Ham dan Yafet. Lalu dari Sem turun terus sampai Abraham. Yang menarik di sini dalam 1 Tawarikh 1:28 ditulis demikian; Anak-anak Abraham ialah Ishak dan Ismail. – jadi nama Ishak ditulis terlebih dahulu, baru kemudian ditulis nama Ismail, padahal jelas Ismail lahir lebih dahulu daripada Ishak. Tapi dalam ayat berikutnya pembahasan mengenai silsilah ini, tetap keturunan daripada Ismail dibahas terlebih dahulu (1 Tawarikh 1:29-33) barulah kemudian dibahas keturunan daripada Ishak (1 Tawarikh 1:34-42). Jadi frase awal adalah mengandung arti bahwa Ishak lebih utama daripada Ismail, tetapi walaupun demikian, penulisan silsilah keturunan tetap urut dari anak tertua pada yang muda.

  2. Silsilah Kain, Set dan Enos (Kejadian 4:17-24) juga urut sesuai kelahiran, bahkan pada tokoh Lamekh ini memiliki dua istri, pembahasan anak dari istri pertama ditaruh di awal daripada pembahasan anak dari istri kedua.

  3. Kejadian 10:1-32. Keturunan Sem, Ham dan Yafet, ditulis secara urut kelahiran juga.

  4. Keturunan Abraham dengan Ketura (Kejadian 25:1-4) juga urut kelahiran, dan ini ditulis dengan urutan yang sama dengan 1 Tawarikh 1:32-33.

  5. Kejadian 22:20-24. Keturunan Nahor malah lebih jelas lagi, disebut ‘anak sulung’, ‘adiknya’...dan seterusnya

  6. Keturunan Lot. Kejadian 19:37-38, malah dituliskan juga yang lebih tua, yang lebih muda.

  7. Keturunan Ismail. Kejadian 25:12-18, dituliskan:Nebayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, ...dan seterusnya, urutan dari anak sulung. Hal yang sama dituliskan kembali dalam 1 Tawarikh 1:29-31, juga dari anak sulung.

  8. Keturunan Esau. Kejadian 36:1-18. Dibahas urut dari anak yang didapat dari isteri pertama, isteri kedua dan seterusnya. Urutan ini secara konsisten juga dicatat kembali di 1 Tawarikh 1: 35-54, jadi urut dari anak tertua.

  9. Keturunan Yakub/Israel, Kejadian 29:31-24. Narasi pada bagian ini bukanlah narasi silsilah, melainkan kisah kehidupan keluarga Yakub/Israel.

    Dimulai
    dari anak Lea (Lea adalah isteri pertama) - Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda. Dan, Naftali (dari Bilha, budak Rahel), Gad, Asyer (dari Zilpa-budak Lea), Isakar, Sebulon, Dina (anak dari Lea), Yusuf dan Benyamin (anak dari Rahel).
    S
    ilsilah keturunan Yakub/Israel ini dibahas lagi di kejadian 46:8-27, saat mendata keluarga Israel yang hijrah dan menetap di Mesir, tetapi berdasarkan urutan isteri pertama, budak isteri pertama, isteri kedua, dan budak dari isteri kedua.

    • Anak-anak Ruben, anak-anak Simeon, anak-anak Lewi, anak-anak Yehuda, anak-anak Isakhar, anak anak Sebulon, semuanya anak-anak dari Lea.
    • Anak-anak Gad dan anak anak Asyer-semuanya anak-anak dari budak Lea bernama Zilpa.
    • Anak-anak Yusuf dan anak-anak Benyamin-semuanya anak-anak dari Rahel
    • Anak-anak dari Dan, anak-anak Naftali-semuanya anak-anak dari Bilha, budak Rahel.

    Penulisan ini, adalah pendataan untuk berapa banyak keturunan Israel yang berdomisili di Mesir. Jadi pendataan berdasarkan nama-nama istri ini adalah untuk memudahkan mengerti anak cucu dari istri pertama siapa saja, anak cucu dari istri kedua siapa saja, dan seterusnya, jadi bukan berdasarkan urutan kelahiran. Namun bisa dipastikan bahwa nama-nama anak dari tiap keluarga, misalnya anak-anak Ruben siapa saja, (
    anak-anak Ruben ialah Henokh, Palu, Hezron dan Karmi, dan seterusnya..) anak-anak dari Simeon siapa saja, dan seterusnya, tetap ditulis urut dari yang tertua. Tidak pernah dituliskan urutan terbalik, dari anak termuda kepada anak tertua.

  10. Keturunan Saul dibahas di 1 Tawarikh 8-9. Sama saja, anak-anak Saul juga ditulis urut sesuai kelahiran.
     
  11. Silsilah dalam Injil Matius 1:1-17 adalah silsilah Yesus Kristus, dari Abraham sampai Yusuf berdasarkan urutan generasi.

  12. Silsilah dalam Injil Lukas 3: 23-38 adalah silsilah Yesus Kristus, dari Yusuf naik-naik terus sampai ke Adam. Ini bisa dibilang silsilah yang ditulis dengan arus terbalik. Namun demikian arus terbaliknya adalah dari generasi termuda (Yusuf, ayah dari Maria), naik terus pada generasi tertua (Adam). Namun arus terbalik ini, tetap tidak dalam arti membalik-balik urutan kakak beradik.

Dari 15 silsilah yang ada dalam Alkitab, sama sekali tidak pernah terjadi silsilah terbalik, di mana anak termuda ditulis terlebih dahulu dibandingkan anak tertua. Jadi jelas Salomo adalah anak paling bungsu dari Batsyeba. Jadi secara urutan, anak tertua Batsyeba di urut sampai termuda, yakni:

  1. Syamua/Simea adalah anak pertama.
  2. Sobab adalah anak kedua.
  3. Natan adalah anak ketiga
  4. Salomo adalah anak keempat

Hal ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa pada :

Walaupun kebanyakan silsilah yang ditulis di kitab Tawarikh pernah ditulis pada kitab-kitab sebelumnya, namun tidak pernah sekalipun kitab Tawarikh membalik-balik urutan kakak beradik dalam penulisan data-datanya, tetap yang sulung ditulis pertama.

1 Tawarikh 3:1-9 bisa dibagi dua, ayat 1-4, memuat nama anak-anak Daud secara urut dari Amnon (yang tertua), Kileab/Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca dan Yitream (yang termuda), maka tidak mungkin rasanya jika ayat 5-9 penulis Tawarikh mengubah cara mengurutkan penulisan dari anak termuda kepada anak tertua.

** Mungkinkah Natan Anak Uria, Orang Het …? **

Nah, pertanyaan kita berikutnya, apabila memang Salomo anak terkecil daripada Batsyeba, namun adalah anak sulung daripada Daud dan Batsyeba (karena kakak Salomo yang lahir dan meninggal pada hari ke 7, belum diberi nama, dan kita menganggap Salomo anak sulung), lalu siapakah ketiga nama yang ditulis sebelum nama Salomo itu? Siapakah Syamua/Simea itu, siapakah Sobab itu, dan siapakah Natan itu?

Jawabannya adalah, Syamua/Simea, Sobab dan Natan adalah anak Uria dan Batsyeba yang setelah kematian Uria, diangkat anak oleh Daud menjadi anaknya.

Bagaimana bisa....???

Kisah ini tidak pernah ditulis dalam Alkitab, bahwasanya Daud mengangkat ketiga anak Uria menjadi anaknya, bahwasanya juga tidak pernah dicatat dalam Alkitab nama-nama ketiga anak Uria ini sebagai Syamua bin Uria misalnya, atau Sobab bin Uria, atau Natan bin Uria, sama sekali tidak pernah kita temui jejak seperti itu.

Bagaimana mungkin...???

Beberapa fakta yang dapat menggiring kita kepada fakta bahwa Syamua/Simea, Sobab dan Natan (yang namanya masuk dalam silsilah Yesus Kristus menurut versi Injil Lukas ini) adalah anak kandung Uria yang diangkat oleh Daud menjadi anaknya.

** Fakta Pertama: Pernyataan Salomo Tentang Dirinya Sendiri **

Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
(Amsal 4:3-4)

Kata ‘lemah’ yang dipakai dalam ayat ini dari kata rak, yang mengandung artilemah, kurang berpengalaman, belum teguh’ dan masih muda.

Kata ‘anak tunggal’ yang dipakai dalam ayat ini dari kata yachiyd yang mengandung arti anak yang tunggal.’

Salomo adalah anak tunggal Daud dan Betsyeba namun anak bungsu Betsyeba dari pernikahan sebelumnya dengan Uria.

** Fakta Kedua: Sudut Pandang Bahasa Penulisan Kitab Tawarikh

Ada perbedaan penggunaan kalimat bahasa asli dari 1 Tawarikh 3:1 dengan 1 Tawarikh 3: 5

El-leh ben Daviyd aher yalad Chebrown (Inilah keturunan/anak Daud yang lahir di Hebron) - 1 Tawarikh 3:1

El-leh yalad yaruwshalaim. (Inilah yang lahir di Yerusalem) - 1 Tawarikh 3:5

Pada anak-anak yang lahir di Yerusalem, tidak ada kata ‘ben yang artinya bisa jadi mereka ini dilahirkan bagi Daud namun belum tentu anak kandung Daud.

Ayat ini mengesahkan bahwa ketiga nama itu (Syamua/Simea, Sobab dan Natan) adalah anak Daud yang sah secara hukum karena telah diangkat anak oleh Daud. 

Sebagai perbandingan:

Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismail (Hagar yalad ben Abram Shem ben aher yalad hagar yishma’e’l) - Kejadian 16: 15
  • Yalad’ artinya melahirkan.
  • Ben artinya seorang anak laki-laki.

Jadi Ismail bukan anak kandung Sara dan Abraham, tetapi merupakan anak yang dilahirkan bagi Abraham. Ditentukan menjadi anak Abraham, juga akan mewarisi, walaupun dia sebenarnya dilahirkan oleh seorang budak.

Lalu bagaimana kita menjelaskan bahwa di 1 Tawarikh 3:9 dituliskan sebagai kalimat kesimpulan : Semuanya itu anak-anak Daud, belum terhitung anak-anak dari gundik-gundik.

Dalam 1 Tawarikh 3:9, kata ‘anak-anak’ digunakan katabenjuga, tetapi berbeda dengan 1 Tawarikh 3:1 yang jelas-jelas meletakkan kata ben pada awal kalimat. 

Kata ben ini selain mengandung arti ‘anak’ juga mengandung arti : orang-orang yang ditentukan, yang akan mewarisi, budak-budak yang lahir.

Disamping itu penggunaan kata yalad dalam silsilah berbeda arti dalam penggunakan kata yeled

Kata kerja yalad tidak hanya berarti ‘mengandung’ dalam artian secara fisik secara langsung, seorang ibu mengandung, tetapi juga mengandung arti ‘menjadi leluhur dari’. Sedangkan kata benda yeled berarti keturunan.

Kata yalad’ juga memiliki definisi ‘melahirkan’ tetapi kata yeled mengandung definisi ‘ kandungan’.

Jadi kalau digunakan kata yeled, sudah pasti anak kandung, tetapi kalau digunakan kata yalad, bisa jadi anak tersebut dilahirkan bagi seseorang yang nantinya orang itu menjadi leluhurnya.  Misalnya Ismail memiliki Abraham sebagai leluhurnya, walaupun dia adalah anak yang dilahirkan bagi Abraham, dan bukan anak kandung daripada Sara, sebagai istri sah daripada Abraham.

Secara sederhana dapat diartikan seperti ini:

  • Inilah anak-anak/keturunan Daud yang lahir bagi dia di Hebron: anak sulung ialah Amnon,  .... dan seterusnya (1 Tawarikh 3:1)

  • Inilah yang lahir bagi Daud di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel, lalu Yibhar, Elisama.....dan seterusnya (1 Tawarikh 3:5)

  • Semuanya itu ditentukan menjadi anak-anak Daud, yang akan mewarisi warisan Daud. Daud menjadi leluhur mereka. (1 Tawarikh 3:9).

** Fakta Ketiga: Adanya Pola Bahasa Penulisan Yang Tidak Lazim Pada Kitab Tawarikh **

Ada suatu keanehan di sini, dimana Keturunan Daud dituliskan di 1 Tawarikh 3:1-9 seperti terdiri dari 2 pemisahan, yaitu ayat 1-4 kita sebut saja bagian pertama dan ayat 5-9 sebut saja bagian kedua. Jika kita perhatikan bagian pertama memuat nama anak-anak Daud yang lahir di Hebron, semuanya menggunakan kata-kata:

Anak sulung.....anak yang kedua ialah...anak yang ketiga ialah....anak yang keempat ialah....anak yang kelima ialah...anak yang keenam ialah....enam orang lahir bagi dia di Hebron

Sedangkan pada bagian kedua tidak ada frase anak ketujuh ialah....kedelapan ialah...dan seterusnya, melainkan langsung ditulis nama-nama: ‘Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem; Simea, Sobab, Natan dan Salomo, ...’

Jadi tidak dituliskan anak yang ketujuh ialah Simea, anak yang kedelapan ialah Sobab, dan seterusnya....

Apakah karena pada bagian pertama dituliskan nama istri Daud, sedangkan pada bagian kedua tidak disebutkan nama istrinya..? Tidak demikian.

....Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel, lalu Yibhar, Elisama....dan seterusnya. Sembilan orang.

Selain itu, sama dengan bagian pertama, secara jumlah sembilan orang tetap disimpulkan pada bagian akhir, tetapi tidak dituliskan sejak Simea, bahwa dia anak ketujuh, dan seterusnya.

Pola penulisan anak sulung, anak yang kedua, anak yang ketiga , anak yang keempat, muncul lagi pola gaya bahasa yang berulang lagi pada pasal yang sama, ketika masih membahas keturunan Daud yang berikutnya dalam 1 Tawarikh 3: 15.

Simea tidak ditulis sebagai anak yang ketujuh, Sobab tidak ditulis sebagai anak yang kedelapan, dan Natan tidak ditulis sebagai anak yang kesembilan karena ketiganya adalah anak angkat Daud, bukan anak kandung.

** Fakta Keempat: Pernah Terjadi Peristiwa Dimana Daud Mengangkat Mefiboset Sebagai Anaknya **

Berkatalah Ziba kepada raja (Daud); “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.” Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja.”

Anak di sini menggunakan juga kata ben’, yang juga mengandung arti ‘bagian dari keluarga’

Itu artinya Mefiboset dianggap sebagai anggota keluarga kerajaan oleh Daud. Namun demikian, mengapa nama Mefiboset tidak dicantumkan dalam 2 Samuel 5:13-16 dan 1 Tawarikh 3:5-9 sebagai ‘ben’ (anak/ahli waris) Daud...?

Karena Mefiboset walaupun dianggap sebagai anggota keluarga kerajaan, namun tidak diperhitungkan dalam anak Daud secara hukum, melainkan hanya secara kekeluargaan karena tinggal di istana dan makan sehidangan dengan raja.

Karena motivasi Daud menganggap Mefiboset sebagai anaknya, karena ada ikat janji antara dia dengan Saul dan Yonatan. Dalam ikat janji ini, Daud berjanji kepada Saul tidak akan menghapuskan nama Saul dari kaum keluarganya (1 Samuel 24:22), dan  juga janji Daud pada Yonatan, bahwa Tuhan akan ada di antara keturunan Daud dan keturunan Yonatan (1 Samuel 21:42, 23:18). Oleh karena janji seperti itulah, Daud tidak mungkin mengangkat Mefiboset secara hukum, demi agar nama Saul tidak terputus keturunannya.

Dengan mengangkat Mefiboset menjadi anggota keluarga raja secara kekeluargaan, Daud berbuat baik pada keluarga raja terdahulu (dan ini melawan arus kebiasaan pada zaman itu, dimana raja berikutnya kebanyakan akan memusnahkan keturunan raja sebelumnya untuk menghindarkan pemberontakan politik). Dengan mengangkat Natan dan kedua kakaknya menjadi anak-anak angkatnya yang sah secara hukum menunjukkan karakter Daud yang berbuat baik pada orang asing dengan mengangkat harkat dan martabat Uria orang Het dengan cara mengangkat harkat dan martabat anak-anaknya.

** Fakta Kelima: Penelitian Dari Semua Anak-Anak Daud **

Mari kita telusuri satu persatu nama anak-anak Daud yang dilahirkan di Hebron, termasuk nama-nama lain mereka yang hanya dimunculkan di kitab Tawarikh.

  1. Amnon:‘faithfulartinya setia.

  2. Kileab/Daniel; Kileab artinya ‘like his father’ (seperti ayahnya/mirip ayahnya) dan Daniel artinya God is my judge (Tuhan adalah Hakim-ku)

  3. Absalom artinya my father is peace (ayahku adalah kedamaian)

  4. Adonia artinya my lord is Jehovah (Tuhanku adalah Yehova)

  5. Sefaca artinya ‘Jehovah has judged’ (Yehova telah menghakimi)

  6. Yitream artinya ‘profit of the people (keuntungan bagi semua orang)

    Keenam anak ini berasal dari isteri yang berbeda, sehingga tentunya terlihat ada visi berbeda; setia, mirip ayahnya, ayahku adalah kedamaian, Tuhan adalah Hakim, dan keuntungan bagi semua orang (yang berbau politik).
    Bagaimana dengan anak-anak Daud yang dilahirkan di Yerusalem…?

  7. Simea/Syamua. Simea artinya ketenaran (renowned) dan Syamua artinya terkenal (fame)

  8. Sobab artinya pemberontak (rebellious)

  9. Natan artinya pemberi (giver)

  10. Salomo artinya damai (peace), Tuhan memberikan nama Yedija kepadanya melalui perantaraan nabi Natan yang artinya ‘dicintai oleh Tuhan’, bisa jadi karena hal inilah Salomo menjadi pewaris tahta karena ada perjanjian antara Daud dengan Batsyeba (1 Raja-Raja 1:13, 17, 30).

    Lalu nama-nama berikut ini berasal dari istri-istri Daud yang tidak disebutkan namanya, antara lain:

  11. Yibhar artinya Jehovah chooses’ (Tuhan memilih)

  12. Elisua/Elisama. Elisua artinya ‘my God is wealth’ (Tuhan adalah kemakmuran) atau ‘God is salvation’ (Tuhanku adalah keselamatan) sementara Elisama artinya my God has heard’ (Tuhanku telah mendengar)

  13. Elifelet artinya God is deliverance’ (Allah pembebas)

  14. Nogah artinya brightness’ (kecerahan)

Dua anak ini (Elifelet dan Nogah) belum dikenal oleh penulis kitab Samuel sampai dia meninggal, sehingga dua nama ini hanya muncul di kitab Tawarikh. Dari semua nama-nama anak Daud ini, terlihat sekali ketiga nama anak-anak Batsyeba sebelum Salomo sangat berbeda nuansa penamaannya dari anak-anak Daud yang lainnya. Simea/Syamua (ketenaran) dan Sobab (pemberontak), jelas bukan tipikal Daud, nama Natan (pemberi) - mungkin nama seorang nabi Natan pada zaman itu dikagumi oleh Uria.

Darimana kita tahu bahwa Daud sudah terkenal?
Karena keempatnya
adalah nama-nama yang dilahirkan bagi Daud di Yerusalem…?

Seluruh rakyat Israel pada saat itu tidak ada yang tidak kenal dengan Daud (2 Samuel 5:1-6) namun popularitas bukan sesuatu yang dikejar oleh Daud pada masa itu.

Darimana kita tahu bahwa Daud bukanlah sesosok pemberontak?

Dari kesimpulan yang dipetik oleh Alkitab sendiri:

Karena Daud telah melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan tidak menyimpang dari segala yang diperintahkan-Nya kepadanya sumur hidupnya, kecuali dalam perkara Uria, orang Het itu. (1 Raja-Raja 15:5)

Sedangkan perkara Uria, bukanlah perkara pemberontakan, melainkan perkara perselingkuhan, penghinaan kepada Tuhan dengan kasus pembunuhan berencana atas Uria dan berselingkuh dengan isteri Uria (2 Samuel 12:9-10), berbeda dengan Saul yang melakukan dosa pemberontakan (1 Samuel 15:23), disana digunakan kata ‘pendurhakaan yang artinya sama dengan pemberontakan’.

Bisa jadi arti nama anak pertama Batsyeba ini menunjukkan sisi-sisi kehidupan Uria yang tadinya mungkin saja bisa jadi menikahi Batsyeba karena ingin terkenal (Batsyeba adalah orang Israel dari kalangan atas, karena ayahnya seorang prajurit/pahlawan Israel yakni Eliam - 2 Samuel 23:34, kakeknya Ahitofel juga penasihat raja Daud – 2 Samuel 23:34, 1 Tawarikh 27:33).

Bukankah sebagai satu-satunya prajurit pertama Israel yang berasal dari bangsa asing hanya Uria…?

Bukankah Uria membutuhkan penerimaan dari bangsa Israel? Butuh pengakuan?

Dan bisa saja dari pernikahan ini menuai konflik keluarga, karena ada larangan orang Israel menikah dengan orang asing. Bisa saja hal inilah yang memicu Eliam – ayah Batsyeba keluar dari jajaran pahlawan Daud, sebelumnya namanya tercatat di daftar pahlawan Daud dalam 2 Samuel 23:34 namun tidak tercatat lagi dalam 1 Tawarikh 11:10-47. Itu artinya penulis kitab Tawarikh yang menuliskan kitab Tawarikh pada zaman yang lebih akhir daripada penulis kitab Samuel yang menuliskan pada zaman yang lebih awal, menemukan bahwa ada nama-nama pahlawan Daud yang mengundurkan diri, dan orang-orang yang mengundurkan diri tidak ditulis lagi dalam kitab Tawarikh ini, malahan justru orang-orang baru yang baru bergabung kemudian, namanya didaftarkan.

Bisa saja Uria pernah mengalami pemberontakan pada keluarga mertuanya yang bisa jadi menolak dirinya karena dia orang Het.

Bisa jadi Uria sebenarnya berlatar belakang tidak baik, karena pahlawan-pahlawan Daud kebanyakan yang sudah ikut sebagai rombongan Daud sejak di gua Adulam - orang-orang di gua Adulam adalah orang-orang yang hidupnya berlatar belakang tidak baik, dan seterusnya sampai akhirnya kekuatan pasukan Daud semakin besar - bisa jadi Uria dulunya seorang pemberontak sehingga mengikuti rombongan Daud.

Dalam 1 Tawarikh 11:10,11,41 yang mengikuti Daud sejak awal di gua Adulam, Uria termasuk di situ. Bandingkan dengan 1 Tawarikh 12:1 - orang yang ikut Daud sejak di Zigkag - bandingkan juga dengan 1 Tawarikh 12:23 orang yang ikut Daud sejak di Hebron. Sampai pada akhirnya dia menamakan anak bungsunya Natan, yang artinya a giver’ (pemberi).

Ada satu titik pertobatan Uria mungkin, saat dia sebagai anggota rombongan Daud, terus menerus melihat kehidupan Daud yang luar biasa. Bagaimana Daud mau selalu memuji Tuhan, bagaimana Daud selalu mau berkonsultasi pada Tuhan sebelum berperang, bagaimana dia melihat Daud melewatkan dua kali kesempatan untuk membunuh Saul, bagaimana Daud memindahkan Tabut Allah ke Yerusalem, bagaimana Daud mau memelihara Mefiboset si pincang dalam istananya (pada peristiwa Mefiboset ini, Uria belum meninggal, jadi dia tentu tahu peristiwa ini). Saat itulah bisa jadi ada titik pertobatan Uria, sampai dia mau memberi dirinya/hidupnya untuk Tuhan.

Tak heran Uria adalah orang Het yang sangat setia pada bangsa Israel, mempertaruhkan dirinya sebagai pahlawan perang Israel, sampai maju ke medan laga, setia dan tidak mau bersenang-senang dengan isterinya pada masa perang masih berlangsung. Tidak mudah tergiur pada hadiah raja.

Berbeda sekali dengan nama Salomo, anak keempat Batsyeba yang mengandung arti Damai. Di masa inilah Daud kembali berdamai dengan Tuhan setelah dia hidup jauh dari Tuhan dengan perzinahan dan pembunuhan berencana.

Sangat tidak mungkin bagi Daud dan Batsyeba memberi nama anak mereka ‘terkenal’ apalagi ‘pemberontak’ karena keduanya bukan tipikal Daud.

** Fakta Keenam: Sudut Pandang Penulisan Pada Dua Silsilah Kristus **

Ada perbedaan mencolok antara silsilah Yesus Kristus pada versi kitab Matius dengan versi kitab Lukas.

Pada Injil Matius 1:6 dituliskan seperti ini:

Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria

Kata ‘memperanakkan’ di sini dipakai kata gennao, yang mengandung arti keturunan langsung, anak kandung.

Dan kata memperanakkan/gennaoini diulang sampai 39 kali. Itu artinya ada 39 anak kandung yang tertulis di silsilah ini.

Tetapi pada silsilah versi Injil Lukas 3:23 sangat berbeda sekali

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf,  anak Eli,

Perhatikan di sini dipakai kata menurut anggapan orang/anggapan umum, artinya  silsilah ini adalah silsilah yang beredar di masyarakat pada kala itu.

Ia adalah anak Yusuf...anak Eli..dan seterusnya...anak Natan, anak Daud....dan seterusnya

Kata anak di frase ini dipakai kata ‘huios’ yang mengandung arti: keturunan, ahli waris.

Kata anak ini muncul hanya sekali dalam perikop ini, jadi dalam bahasa aslinya kata ‘huios ini hanya muncul pada awal perikop. Jadi sederhananya seperti in:

Ia adalah anak Yusuf, Eli......, Natan, Daud....dan seterusnya

Jadi bisa disimpulkan garis keturunan Daud melalui Natan di sini adalah Natan sebagai ahli waris Daud. Bukan anak kandungnya yang sah (bukan langsung dari benih Daud melainkan anak angkat yang menjadi ahli waris Daud) melainkan adalah anak Uria yang telah diangkat anak oleh Daud menjadi ahli warisnya, selepas kematian Uria.

Dan seperti kita ketahui bersama; bahwa orang Israel biasa mengangkat anak, apabila anak-anak itu telah menjadi anak yatim/anak yatim piatu, contoh bagaimana Mordekai mengangkat Ester sebagai anaknya, setelah Ester menjadi yatim piatu.

Dalam hal ini, bisa saja Daud mengangkat ketiga anak Uria ini sebagai anaknya: Simea/Syamua, Sobab dan Natan. Dimana nama ketiganya dimasukkan dalam daftar keluarganya, setelah Uria mati dan setelah dia menikahi Batsyeba.

** Fakta Ketujuh: Penelitian Nama-Nama Orang Yang Masuk Dalam Daftar Silsilah Yesus **

Silsilah menurut versi Matius, dari Abraham sampai Daud, semuanya orang-orang terkenal di Perjanjian Lama. Demikian juga silsilah menurut versi Lukas, dari Adam sampai Daud hampir semua adalah orang-orang yang dikenal di Perjanjian Lama kecuali Kenan, Salmon dan Arni.

Tetapi dimulai dari silsilah Daud kepada Salomo dan seterusnya (silsilah versi Matius) dan dimulai dari Daud kepada Natan dan seterusnya (silsilah versi Lukas) merupakan perbedaan tajam.

Salomo menurunkan raja-raja terus sampai kepada raja terakhir yaitu raja Yekonya, setelah itu Yekhonya menurunkan Sealtiel pada masa pembuangan.

Jika kita bandingkan dengan silsilah versi kitab Lukas, dimulai dari Natan dan seterusnya sampai Sealtiel pada masa pembuangan, tidak ada sama sekali nama-nama dari keturunan Natan ini yang dikenal di Perjanjian Lama, 19 nama satu pun tidak ada yang dikenal. Jadi dimulai dari Natan sampai Neri (ayah Sealtiel pada masa pembuangan) – bisa jadi nama-nama ini adalah nama-nama orang Het, mengingat Natan adalah anak dari Uria orang Het.

Het adalah putra kedua dari Kanaan (Kejadian 10:15) dan merupakan keturunan Ham (Kejadian 10:6).

Uria bukanlah orang Het biasa terutama setelah dia menjadi bagian dari pahlawan Daud dan namanya cukup dikenal dikalangan bangsa Israel saat itu.

  1. Dugaan bahwa Uria dan keturunannya telah menjadi orang Israel adalah bahwa mereka masuk dalam pembuangan di Babel, pada zaman Ezra. Jika tidak menjadi bagian Israel, tentunya tidak akan ikut dalam pembuangan. Melalui peristiwa ini, muncul keturunan Uria melalui Natan yang sudah diangkat menjadi anak Daud sampai kepada Neri, ayah dari Sealtiel, pada masa pembuangan. Entah ayah angkat atau ayah kandung, yang jelas Sealtiel adalah juga garis keturunan melalui Daud melalui Salomo.

  2. Dugaan bahwa Uria orang Het ini, benar-benar telah menjadi orang Israel, karena Tuhan sangat membela Uria yang diperlakukan tidak adil oleh Daud dengan cara licik, padahal Tuhan sudah meminta bangsa Israel memusnahkan beberapa bangsa, salah satunya bangsa Het.

Mengapa Uria orang Het ini dibela Tuhan..?

Karena dia bukan orang Het pada umumnya, sama seperti Rahab adalah orang Yerikho yang berbeda dari orang-orang sebangsanya, dan sama seperti Rut, dia adalah orang Moab yang sangat berbeda dari orang-orang Moab lainnya, sama seperti Naaman berbeda dari orang-orang Aram lainnya.

Pembelaan Tuhan atas Uria ditulis beberapa kali dalam Alkitab:

  1. Dalam masa Daud telah berzinah dengan Batsyeba, maka saat menceritakan Batsyeba mendengar kabar kematian suaminya, narasi Alkitab sama sekali tidak menuliskan nama Batsyeba, melainkan menuliskannya sebagai isteri Uria. Di sinilah Tuhan membela Uria, bahwasannya Daud merebut isteri orang. (2 Samuel 11:26)

  2. Dalam silsilah ini malahan nama Uria disebut sebagai suami dari seorang wanita yang bersama dengan Daud memperanakkan Salomo. Walaupun pada masa kehamilan Salomo itu Batsyeba telah diperistri secara sah oleh Daud. Di sini kita melihat bahwa Tuhan sangat membela Uria. (Matius 1:6)

  3. Daud mendapat komentar seperti ini pada zaman raja-raja...’karena Daud telah melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan tidak menyimpang dari segala yang diperintahkan-Nya kepadanya seumur hidupnya, kecuali dalam perkara Uria orang Het itu.’ (1 Raja-Raja 15:5).

Di sinilah kita melihat bahwa perkara Uria orang Het, adalah perkara serius di mata Tuhan. Tuhan membela Uria. Keadilan Tuhan berlaku atas hidup Uria, seorang Het yang takut akan Tuhan-nya Israel.

** Fakta Kedelapan: Latar Belakang Penulisan Injil Matius dan Injil Lukas **

Silsilah versi Injil Matius dituliskan pada pasal pertama-sebelum kelahiran Yesus. Sedangkan silsilah versi Injil Lukas, sangat berbeda: silsilah ini berada pada bagian yang ‘diapit’ antara peristiwa Yesus dibabtis dengan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan dicobai iblis. Jadi bukan ditulis sebelum kisah kelahiran Yesus, walaupun kitab Lukas ini juga ikut menceritakan kelahiran Yesus seperti halnya kitab Matius.

Kemungkinan ada perbedaan antara tujuan penulisan Matius dengan tujuan penulisan Lukas dalam hal ini, diantaranya:

  1. Matius pertama-tama menuliskan injilnya untuk orang Yahudi, sehingga penulisan silsilah menjadi bagian awal yang wajib ada, dan nama-nama terkenal dalam Perjanjian Lama sungguh membuktikan garis keturunan Yesus, sang Mesias. Terbukti Matius membuktikan ke-Mesias-an Yesus dimulai dari Abraham dan harus melalui nama Daud karena Mesias haruslah keturunan Abraham dan haruslah anak/keturunan Daud, tidak perlu memperinci dimulai dari Adam.

  2. Matius membuktikan ke-Mesias-an Yesus sampai garis daripada Yusuf, ayah Yesus yang sah secara hukum menjadi ayah Yesus. Oleh karena itu tidak heran di Injil Matius, tokoh yang dibahas dalam peristiwa Natal ini adalah Yusuf, bukan Maria. Jadi Yusuflah yang diekspose habis-habisan, bagaimana Malaikat menjumpai dia dalam mimpinya.

  3. Sedangkan Lukas menulis Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, guna menyediakan catatan yang lengkap dan cermat ‘tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai hari Ia terangkat’ (Kisah Para Rasul 1:1-2). Sehingga tidak heran, Lukas memulai silsilah ini dari moyang seluruh umat manusia, yaitu bermula dari Adam.

Tentu saja, silsilah versi Injil Lukas ini sarat dengan tujuan Lukas menulis silsilah ini adalah salah satunya, untuk menggarisbawahi tujuan Yesus datang ke dunia ini untuk seluruh umat manusia.

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, ......dan seterusnya

Penempatan silsilah ini bukan ditempatkan Lukas pada pasal 1 dan ayat 1, sebelum kelahiran Yesus, tetapi tepat ditempatkan pada perikop dimana Yesus memulai pekerjaan-Nya.

Fakta bahwa penulis Injil Lukas, yang adalah seorang petobat Yunani, dan dia adalah satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab menjadi penegasan buat kita bahwasannya lewat silsilah ini Lukas dipakai Tuhan untuk menunjukkan Dia juga memakai orang-orang non Yahudi, seperti Uria, Natan, dan seterusnya, yang notabene adalah orang Het, tetapi memiliki iman pada Allah Israel, sama seperti pada silsilah versi kitab Matius, juga muncul beberapa orang non Israel yang dipakai Tuhan dalam menurunkan garis keturunan Mesias, yaitu Rahab (orang Yerikho), Rut (orang Moab), Uria (orang Het) - walau nama Uria bukan dimaksudkan sebagai ayah daripada Salomo, tetapi nama Uria ini nyangkut juga disebut dalam silsilah ini.

Dari semua ulasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa baik Matius maupun Lukas menujukan tulisannya kepada bangsa non Yahudi untuk membuktikan bahwa Tuhan juga melaksanakan Kehendak-Nya melalui bangsa-bangsa lain yang bukan bagian dari Israel yakni bangsa Yerikho, Moab dan Het.

** Fakta Kesembilan: Salomo Adalah Pewaris Tahta **

Jauh sebelum Salomo lahir, Tuhan sudah menubuatkan akan adanya seorang anak kandung Daud yang akan menjadi pewaris tahta menggantikan Daud.

Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu (me’ah), dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
(2 Samuel 7:12-16)

Hal ini bisa kita bandingkan dengan yang terjadi pada Abraham, dia berpikir bahwa nanti yang akan penjadi pewarisnya adalah Eliezer orang Damsyik.

Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: “Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu (me’ah), dialah yang akan menjadi ahli warismu. (Kejadian 15:4)

Anak kandung di sini menggunakan kata me’ah yang mengandung arti rahim (internal organs, organs of procreation, womb)

Ketika berbicara tentang Ismael dan Ishak, Tuhan berkata:

Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu (zera) ialah yang berasal dari Ishak. (Kejadian 21:12)

Tetapi keturunan (ben) dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu." (Kejadian 21:13)

  • Zeramengandung arti benih, kata ini berlaku untuk Ishak.
  • Ben’ berarti keturunan, yang akan mewarisi, kata ini berlaku untuk Ismail.

Dengan demikian, setelah menunjukan fakta-fakta diatas maka kita sudah sampai pada kesimpulan yakni, Natan dalam silsilah Yesus menurut Injil Lukas adalah anak angkat Daud yang sah secara hukum melalui pernikahan Uria dan Betsyeba dan dapat mewarisi tahta Daud meskipun akhirnya dia mengangkat Salomo menjadi pewaris tahtanya sesuai pernyataan Tuhan dalam hidupnya dan juga sesuai dengan janjinya pada Betsyeba.

Pada hari ini aku (Daud) akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku. (1 Raja-Raja 1:30)

** Natan Adalah Pribadi Yang Sangat Beruntung **

Simea dan Sobab, kakak kandung Natan jika dipahami dari nama keduanya mewakili gambaran kedua orang tuanya sebelum mengenal TUHAN dengan benar, Simea yang berarti ‘kemasyuran’ mewakili pribadi Uria yang ingin namanya dikenal diantara orang Israel sebagai salah satu dari pahlawan Daud dan Sobab yang berarti ‘pemberontakan’ menggambarkan pribadi Betsyeba yang melawan tradisi bangsa Israel untuk tidak boleh menikah dengan orang asing.

Berbeda dengan Natan, dia adalah anak angkat Daud dari Uria dan Betsyeba, dia adalah anak yang spesial. Mengapa?

  1. Karena Natan adalah anak yang lahir dari Uria yang sudah dipulihkan, Uria yang sudah bertobat, Uria yang mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan, Uria yang hidupnya bisa menjadi terang Tuhan sesuai dengan arti namanya yakni ‘Tuhan adalah penerangku’ (Jehovah is my light/flame).
    Ketika Uria menghadap Daud dalam peristiwa isterinya yang bersetubuh dengan Daud, terjadi sebuah percakapan menarik diantara keduanya:

    Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"

    Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"
    (2 Samuel 11:10b-11)
    Pertobatannya membuat Uria menjadi mencintai Tuhan melebihi dirinya sendiri.

  2. Karena Natan sempat mengecap ajaran dari ibuya Betsyeba, dimana Betsyeba memiliki keistimewaan ini, sebagai seorang ibu yang mengajar dan mempersiapkan anak-anaknya di masa datang, dan hal ini tidak kita dapati dari isteri-isteri Daud lainnya (bahkan Abigail yang bijaksana, namun gagal mempersiapkan generasi di bawahnya).

    Kakeknya, kakek Eliam, juga adalah seorang tentara dan pahlawan dari raja Daud, raja yang memerintah Israel pada zaman itu, seorang raja yang terkenal. Namun besar kemungkinan Natan jarang bertemu dengan kakeknya. Bisa jadi, Ibunya, Betsyeba mengalami keterpisahan dengan kerabatnya, kakeknya serta kakek buyutnya Ahitofel. Mereka bisa jadi jarang terlihat akrab atau saling berkunjung.

    Ahitofel, kakek buyutnya adalah orang terkenal, karena dia adalah seorang penasihat istana kerajaan. Bisa jadi ibunya sering bercerita kepadanya siapa kakeknya dan siapa kakek buyutnya, namun semua karier kerajaan itu tidak bisa diteruskan olehnya dan oleh kakak-kakaknya karena ayahnya bukan orang Israel asli, melainkan hanya orang Het yang menggabungkan diri menjadi bangsa Israel.

Natan mewakili generasi yang lahir dari orang tua yang dipulihkan. Dengan demikian, tidak perduli dia hanyalah anak angkat Daud, Tuhan memilih generasi seperti Natan. Tuhan tidak memilih anak kandung Daud seperti Amnon, Absalom, Adonia, dan lain-lain yang merupakan produk gagal.

Entah itu dari tangan Daud sendiri sebagai ayah angkat, atau dari tangan Uria, seorang ayah kandung yang mengalami pertumbuhan sebagai anak rohani Daud, Natan sebenarnya bisa dikatakan sebagai buah pelayanan Daud kepada Tuhan.

Oleh karena itu di Alkitab tidak satu pun menuliskan Natan bin Uria orang Het. Sekali Daud mengadopsi mereka menjadi anak angkatnya, semua jejak Het telah dihapus dari dokumen sejarah mana pun, telah dihapus dari dokumen apa pun. Tidak ada lagi jejak Het dari hidup mereka.

 

Tuhan Yesus memberkati