14 Maret 2023

Pengakuan Iman Tentang Yesus Didalam Beberapa Denominasi Kristen (Selama Masa Reformasi Abad 16 dan Sesudahnya)

Sumber: https://kemah-injil.org/pengakuan-iman-kemah-injil/

Sebuah pernyataan tentang siapa Yesus dari para murid-Nya menggema dan tercatat didalam 4 Injil:

1. Yesus adalah Mesias, Anak Allah (Matius 16:13-16)

2. Yesus adalah Mesias (Markus 8:27-30)

3. Yesus adalah Mesias dari Allah (Lukas 9:18-21)

4. Yesus adalah Yang Kudus dari Allah (Yohanes 6:67-69)

Bisa dikatakan, ini adalah salah satu Pengakuan Iman pertama tentang siapa Yesus yang dilakukan oleh murid-murid-Nya disamping beberapa peristiwa lain yang tercatat didalam Injil yang menekankan hal yang sama.

Para penulis Perjanjian Baru merangkum pernyataan iman ini dengan menyatakan:

Ibrani 1:2 (TB) ...maka pada zaman akhir ini Ia (Allah Bapa) telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia (Allah Bapa) tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.

1 Yohanes 5:9-12 (TB) Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.

Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.

Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.

Setelah era Kerasulan berakhir, setiap umat Kristen disepanjang abad, hampir selalu mendaraskan pemikiran dan penafsiran Teologisnya berdasarkan Kitab Suci (Abad 16 dalam Reformasi Gereja menyebutnya Sola Scriptura).

Namun tentu saja, tidak semua penafsiran itu benar karena rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa:

1 Korintus 4:6 (TB) Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.

Kekristenan versi gereja-gereja Skismatik (Katolik Roma dan Orthodoks) dan denominasi Gereja Protestan Arus Utama (Lutheran, Calvinist, Anglikan dan Anabaptis) mengajarkan, Yesus adalah Anak Allah yang oleh-Nya setiap orang percaya (umat pilihan Allah) diselamatkan setelah mereka menerima tuntunan dan penyertaan dari Roh Kudus.

Dengan demikian, hal ini seturut dengan pernyataan Yesus sendiri bahwa Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup untuk setiap orang percaya (umat pilihan Allah) datang kepada Bapa.

Kekristenan dari sebagian golongan Kharismatik dan Pentakosta yang merupakan "cabang" dari Gereja Protestan Arus Utama memiliki varians tentang siapa Yesus. Yang terafiliasi secara doktrinal dengan gereja-gereja Skismatik dan Denominasi menyatakan hal yang sama.

Sementara "cabang" yang melepaskan diri dan membangun Teologianya sendiri mengajarkan beberapa diantaranya:

  1. Adopsionisme (abad ke-2) mengajarkan, Yesus menjadi Anak Allah sewaktu menerima baptisan dari Yohanes Pembaptis.
  2. Docetisme/Gnotisisme (abad ke-2) mengajarkan, Yesus tidak memiliki wujud fisik (hanya berwujud roh) karena dunia ini jahat, sesuatu yang kudus tidak boleh bersentuhan dengan sesuatu yang berdosa.
  3. Sabelianisme/Modalisme (Oneness Pentacostal) mengajarkan Yesus adalah Bapa dan Roh Kudus, yang menyatakan diri-Nya dalam 3 peran ilahi.
  4. Arianisme (Unitarianisme, Saksi Yehova dan Church of God) mengajarkan Yesus dan Roh Kudus adalah ciptaan Allah Bapa.
  5. Mormonisme (gereja Orang-Orang Suci Zaman Akhir) mengajarkan Yesus adalah hasil persetubuhan Allah dengan Maria. 
  6. Christian Science mengajarkan Yesus adalah figur manusia yang mencapai taraf kesempurnaan ilahi sehingga kematian-Nya tidak mempengaruhi apapun.

Demikianlah beberapa ajaran sesat yang pernah dan sedang berkembang dikalangan Kekristenan dimana hampir disepanjang abad, selalu menemukan bentuknya yang baru untuk memberitakan Injil yang berbeda tentang Yesus.

Dalam menghadapi ajaran sesat, umat Kristiani yang diwakili oleh bapa-bapa Gereja dan para pemimpin Jemaat telah melahirkan beberapa Konsili Eukumenis maupun Konsili Lokal yang secara positif bertujuan untuk menangkal perkembangan ajaran sesat.

Melalui Konsili-Konsili ini, telah lahir beberapa Pengakuan Iman, diantaranya:

  1. Pengakuan Iman Nicea (325 AC)
  2. Pengakuan Iman Athanasius (328-373 AC)
  3. Pengakuan Iman Nicea – Konstantinopel (381 AC)

Lantas bagaimana dengan Pengakuan Iman Rasuli yang secara umum telah dikenal luas oleh Jemaat Roma Katolik dan Protestan…?

Pengakuan Iman Rasuli adalah formula atau rumusan yang dibuat oleh gereja pada abad ke-2 AC yang berisi pernyataan-pernyataan tentang hal-hal dasar Kekristenan. Pengakuan Iman Rasuli disebut juga Apostles' Creed (bahasa Inggris), Symbolum Apostolorum atau Symbolum Apostolicum (bahasa Latin).

Dijelaskan dalam laman Bible Study Tool, Pengakuan Iman Rasuli sudah dibuat sejak pertengahan abad kedua Masehi. Pengakuan itu banyak digunakan denominasi-denominasi Kristen untuk tujuan liturgis maupun katekismus. Mengutip buku Mengenal Kehendak Allah 409 Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Iman Kristen oleh Pieter Lase, Pengakuan Iman Rasuli adalah pengakuan pribadi setiap anggota jemaat, bukan pengakuan suatu organisasi maupun umat secara keseluruhan.

Menurut Bambang Subandrijo (dosen di STT Jakarta dalam bidang Bahasa Yunani, Hermeneutika, Teologi Perjanjian Baru, dan Teologi Biblika). Pengakuan Iman Rasuli (Symbolum Apostolorum) berkembang antara abad ke-2 hingga 9 AC dan memiliki beberapa variasi, yang di dalam gereja-gereja Romawi pengakuan iman tersebut mula-mula digunakan sebagai ringkasan ajaran Kristen untuk para calon penerima tanda baptis. Karena itu, Pengakuan Iman Rasuli dikenal pula sebagai Pengakuan Iman Romawi, yang semula dimaksudkan sebagai bentuk pengakuan iman pada saat baptisan. Dalam versi Hippolytus, yang ditulis menjelang akhir masa pemerintahan Paus Zephyrinus (198-217 AC), pengakuan iman telah disajikan dalam bentuk tanya-jawab. Para calon penerima tanda baptis harus menjawab setiap pertanyaan secara tegas dalam bentuk pengakuan, yaitu percaya. Pengakuan iman ini berasal dari Gereja Barat mula-mula dan rupanya lebih tepat disebut sebagai ringkasan ajaran para rasul ketimbang dianggap berasal dari mereka. Rumusan pengakuan iman yang sekarang ini merupakan hasil revisi bertahap atas pengakuan iman yang disebut sebagai Pengakuan Iman Romawi Kuno dari abad ke-2 AC. Pengakuan iman ini dianggap berakar pada pewartaan Perjanjian Baru, karena itu disebut Rasuli. Pada umumnya, Gereja-Gereja Reformasi, kecuali kalangan Anabaptis, mengakui otoritasnya. Marthin Luther menganggapnya sebagai salah satu dari tiga serangkai ringkasan iman Kristen, sedangkan Calvin dan Zwingli memasukkannya ke dalam norma-norma doktriner mereka.1

1. Bambang Subandrijo, Yesus Sang titik Temu Dan Titik Tengkar: Sebuah Studi Tentang Pandangan Kristen dan Muslim Di Indonesia Mengenai Yesus (Jakarta: Unit Publikasi dan Informasi STT Jakarta dan BPK Gunung Mulia, 2016), hlm. 23-24.

Dalam perkembangan selanjutnya, juga lahir beberapa Pengakuan Iman yang berasal dari Konsili Gereja-Gereja Protestan. Beberapa Pengakuan Iman yang lahir pada masa itu diantaranya:

  1. Pengakuan Iman Augsburg (1530 AC) dari Denominasi Lutheran
  2. Pengakuan Iman Belanda-Belgia (1561 AC) yang dilakukan oleh Persekutuan Gereja-Gereja Calvinist di Belanda dan Belgia yang direvisi di Sinode Dordrecht (1619 AC)
  3. Tiga Puluh Sembilan Pasal Gereja Anglikan (1562 AC) yang berasal dari Gereja Anglikan.
  4. Pengakuan Iman Helvetik (1536, 1566 AC) yang dilakukan oleh Persekutuan Gereja-Gereja Calvinist di Swiss.
  5. Pengakuan Iman Schleitheim (1527 AC) yang dilakukan oleh para tokoh dari Gereja Anabaptis di Swiss.

Dengan demikian, Kekristenan memiliki sejarah panjang daftar Pengakuan Iman yang secara positif untuk memberikan peneguhan iman dan pengajaran Kristen diantara Jemaat Tuhan.

**) Yesus Didalam Pengakuan Iman Augsburg (1530 AC)

Article 3: About the Son of God

Our churches also teach that the Word, that is, the Son of God, took upon himself human nature in the womb of the blessed virgin Mary. Therefore, He has two natures, one divine and the other human. They are united in one person and cannot be separated. Thus, there is only one Christ, true God, and true man, who was born of the virgin Mary. He truly suffered, was crucified, died, and was buried. He went through all this so that He could restore us to peace with the Father and be a sacrifice, not just for original sin, but also for all other sins.

The Word [Christ] also went down into hell, and truly rose again the third day. Afterward He went up into heaven so that he might sit on the right hand of the Father. There He rules forever and has power over all creatures, making holy all those that believe in Him. He does this by sending the Holy Spirit into their hearts to rule, comfort, and make them alive, as well as defending them against the devil and the power of sin.

This same Christ will openly come again to judge the living and the dead, etc., as the Apostles’ Creed says.

 **) Yesus Didalam Pengakuan Iman Belanda-Belgia (1561 AC)

Yesus Kristus adalah Allah sejati dan kekal.

Kita percaya, bahwa Yesus Kristus, menurut tabiat ke-Allahan-Nya, adalah Anak Allah yang tunggal, yang diperanakkan dari kekekalan; tidak dijadikan atau diciptakan, tetapi se-Zat dengan Bapa, sama kekal, gambar terang wujud Bapa dan cahaya kemuliaan- Nya (Ibrani 1:3), dalam segala hal setara dengan Dia (Filipi 2:6).

Dia adalah Anak Allah, bukan hanya sejak Dia mengenakan tabiat kita, melainkan dari kekekalan, sebagaimana diajarkan kepada kita oleh kesaksian-kesaksian ini kalau dibandingkan satu dengan yang lain.

Musa berkata, bahwa Allah telah menciptakan dunia (Kejadian 1:1) dan Yohanes berkata, bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Firman, yang dinamakannya Allah (1 Yohanes 1:3). Sang Rasul berkata, bahwa Allah telah menciptakan alam semesta melalui Anak-Nya (Ibrani 1:2), begitu pula, bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus (Kolose 1:16).

Kesimpulannya ialah, Dia yang dinamakan Allah, Firman, Anak, dan Yesus Kristus sudah ada ketika segala sesuatu diciptakan melalui Dia. Oleh sebab itu Nabi Mikha berkata, Permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mikha 5:1). Dan Sang Rasul berkata, Hari-Nya tidak berawal dan hidup-Nya tidak berkesudahan (Ibrani 7:3). Maka Dia adalah Allah sejati dan kekal, Yang Mahakuasa. Kepada Dia kita berseru, menyembah, dan berbakti.

**) Yesus Didalam Tiga Puluh Sembilan Pasal Gereja Anglikan (1562 AC)

Tentang Firman atau Anak Allah yang menjadi Manusia yang sesungguhnya

Sang Anak, yang merupakan Firman Bapa, diperanakkan dari kekekalan sang Bapa. Dia adalah Allah yang sejati dan kekal, dan satu hakikat ilahi dengan Bapa. Dia mengambil kodrat manusia di dalam kandungan dara yang diberkati, dari hakikat dara ini. Akibatnya dua kodrat yang lengkap dan sempurna, yaitu keAllahan dan kemanusiaan, disatukan di satu persona yang tidak pernah terbagi-bagi. Hanya ada satu Kristus, Allah sesungguhnya, dan Manusia sesungguhnya; yang benar-benar menderita, disalibkan, mati, dan dikubur, untuk memperdamaikan Bapaknya dengan kita, dan menjadi kurban, tidak saja untuk kesalahan asali, tetapi juga untuk semua dosa sesungguhnya dari manusia.

**) Yesus Didalam Pengakuan Iman Helvetik (1566 AC)

The Second Helvetic Confession

Chapter 5 - Of the Adoration, Worship and Invocation of God Through the Only Mediator Jesus Christ

God Alone Is To Be Adored and Worshipped. We teach that the true God alone is to be adored and worshipped. This honor we impart to none other, according to the commandment of the Lord, "You shall worship the Lord your God and him only shall you serve" (Matt. 4:10). Indeed, all the prophets severely inveighed against the people of Israel whenever they adored and worshipped strange gods, and not the only true God. But we teach that God is to be adored and worshipped as he himself has taught us to worship, namely, "in spirit and in truth" (John 4:23 f.), not with any superstition, but with sincerity, according to his Word; lest at any time he should say to us: "Who has required these things from your hands?" (Isa. 1:12; Jer. 6:20). For Paul also says: "God is not served by human hands, as though he needed anything," etc. (Acts 17:25).

God Alone Is To Be Invoked Through the Mediation of Christ Alone. In all crises and trials of our life we call upon him alone, and that by the mediation of our only mediator and intercessor, Jesus Christ. For we have been explicitly commanded: "Call upon me in the day of trouble; I will deliver you, and you shall glorify me" (Ps. 50:15). Moreover, we have a most generous promise from the Lord Who said: "If you ask anything of the Father, he will give it to you" (John 16:23), and: "Come to me, all who labor and are heavy laden and I will give you rest" (Matt. 11:28). And since it is written: "How are men to call upon him in whom they have not believed?" (Rom. 10:14), and since we do believe in God alone, we assuredly call upon him alone, and we do so through Christ. For as the apostle says, "There is one God and there is one mediator between God and men, the man Christ Jesus" (1 Tim. 2:5), and "If anyone does sin, we have an advocate with the Father, Jesus Christ the righteous" etc. (1 John 2:1).

The Saints Are Not To Be Adored, Worshipped, or Invoked. For this reason, we do not adore, worship, or pray to the saints in heaven, or to other gods, and we do not acknowledge them as our intercessors or mediators before the Father in heaven. For God and Christ the Mediator are sufficient for us; neither do we give to others the honor that is due to God alone and to his Son, because he has expressly said: "My glory I give to no other" (Isa. 42:8), and because Peter has said: "There is no other name under heaven given among men by which we must be saved," except the name of Christ (Acts 4:12). In him, those who give their assent by faith do not seek anything outside Christ.

The Due Honor To Be Rendered to the Saints. At the same time, we do not despise the saints or think basely of them. For we acknowledge them to be living members of Christ and friends of God who have gloriously overcome the flesh and the world. Hence, we love them as brothers, and honor them; yet not with any kind of worship but by an honorable opinion of them and just praises of them. We also imitate them. For with ardent longings and supplications we earnestly desire to be imitators of their faith and virtues, to share eternal salvation with them, to dwell eternally with them in the presence of God, and to rejoice with them in Christ. And in this respect, we approve of the opinion of St. Augustine in De Vera Religione: "Let not our religion be the cult of men who have died. For if they have lived holy lives, they are not to be thought of as seeking such honors; on the contrary, they want us to worship him by whose illumination they rejoice that we are fellow servants of his merits. They are therefore to be honored by way of imitation, but not to be adored in a religious manner," etc.

Relics of the Saints. Much less do we believe that the relics of the saints are to be adored and reverenced. Those ancient saints seemed to have sufficiently honored their dead when they decently committed their remains to the earth after the spirit had ascended on high. And they thought that the most noble relics of their ancestors were their virtues, their doctrine, and their faith. Moreover, as they commend these "relics" when praising the dead, so they strive to copy them during their life on earth.

Swearing by God's Name Alone. These ancient men did not swear except by the name of the only God, Yahweh, as prescribed by the divine law. Therefore, as it is forbidden to swear by the names of strange gods (Ex. 23:13; Deut. 10:20), so we do not perform oaths to the saints that are demanded of us. We therefore reject in all these matters a doctrine that ascribes much too much to the saints in heaven.

**) Yesus Didalam Pengakuan Iman Schleitheim (Anabaptis - 1527 AC)

Kami percaya di dalam Yesus Kristus, Firman Allah menjadi manusia. Ia adalah Juruselamat dunia, yang telah melepaskan kami dari kuasa dosa dan mendamaikan kami dengan Allah dengan merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib. Ia dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Ia adalah Kepala Gereja, Tuhan yang ditinggikan, Anak Domba yang disembelih, datang kembali untuk memerintah bersama dengan Allah dalam kemuliaan. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. “

Kami mengakui Yesus sebagai Kristus, Mesias itu. Melalui siapa Allah telah mepersiapkan perjanjian yang baru bagi semua orang, yang lahir dari keturunan Daud. Ialah Yesus Kristus yang telah menggenapi janji keselamatan yang diberikan melalui Israel. Sebagai nabi, Ia telah memberitakan kedatangan Kerajaan Allah dan memanggil semua orang untuk bertobat. Sebagai guru yang berhikmat Ilahi, Ia telah menyatakan kehendak Allah bagi prilaku manusia.

**) Yesus Didalam Pengakuan Iman Westminster (1647 AC)

Pengakuan Iman Westminster (1647 AC) Bab VIII.1-3 (Kristus sebagai Pengantara); yang menjadi salah satu Pengakuan Iman perdana setelah lahirnya Reformasi Gereja mengatakan:

  1. Allah telah berkenan, dalam rencana-Nya yang kekal, memilih dan menetapkan Tuhan Yesus, Anak-Nya yang tunggal, menjadi Pengantara Antara Allah dan manusia, Nabi, dan Raja, Kepala dan Juruselamat Gereja-Nya, Ahli Waris segala sesuatu, dan Hakim dunia. Kepada-Nya diberikan-Nya, dari kekekalan, suatu umat agar menjadi keturunan-Nya dan agar pada waktunya ditebus, dipanggil, dibenarkan, dikuduskan, dan dimuliakan oleh-Nya.
  2. Anak Allah, Pribadi yang kedua dalam Trinitas, yang adalah Allah yang sejati dan kekal, se-Zat dan setara dengan Sang Bapa, setelah genap waktunya mengenakan tabiat manusiawi bersama segala sifat hakiki dan kelemahan umumnya, namun tanpa dosa, ketika Dia di kandung oleh kuasa Roh Kudus dalam kandungan anak dara Maria. Caranya begitu rupa, sehingga dua tabiat utuh, sempurna, dan berbeda, yaitu keAllahan dan kemanusiaan, dipertautkan secara tidak terpisahkan dalam satu Pribadi, tanpa perubahan, pembauran atau pencampuran. Pribadi itu adalah Allah sejati dan manusia sejati, namun satu Kristus, satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia.
  3. Tuhan Yesus, yang dengan demikian dalam tabiat kemanusiaan-Nya disatukan dengan tabiat keAllahan, dikuduskan dan diurapi dengan Roh Kudus dengan tidak terbatas. Dalam diri-Nya Dia memiliki segala harta hikmat dan pengetahuan, dan menurut perkenan Sang Bapa seluruh kepenuhan harus tinggal di dalam- Nya. Maksudnya supaya Dia, yang kudus, tanpa salah, tanpa noda, penuh kasih karunia dan kebenaran, memiliki seluruh perlengkapan yang perlu untuk menjalankan jabatan Pengantara dan menjadi Jaminan. Dia itu oleh Bapa-Nya, yang menyerahkan segala kuasa dan penghakiman kepada-Nya dan memberi-Nya perintah melaksanakannya.

**) Yesus Didalam Pengakuan Iman Gereja Kemah Injil Indonesia

Gereja Kemah Injil Indonesia yang lahir di tahun 1928 melalui misi doa dan penginjilan A.B Simpson dan R.A Jaffray; pada waktu yang telah ditetapkan Allah, telah melahirkan Pengakuan Iman (The Alliance Doctrinal Statement) yang terdiri dari 11 pasal; terkait tentang Yesus pada pasal ke-2 dinyatakan:

Yesus Kristus adalah Allah sungguh dan manusia sungguh. Ia dikandung dan dilahirkan oleh Maria atas kuasa Roh Kudus. Menjadi korban karena dosa, Ia mati di Kayu Salib, yaitu yang benar mati menggantikan yang tidak benar, sehingga semua orang yang percaya kepada-Nya dibenarkan oleh darah-Nya yang tercurah. Ia bangkit dari antara orang mati sesuai dengan Kitab Suci.  Kini menjadi Imam Besar kita.  Ia berada di sebelah kanan Yang Maha Tinggi.  Ia akan datang kembali ke dunia ini untuk mendirikan suatu Kerajaan yang penuh kebenaran dan sejahtera.

Selain Gereja Kemah Injil Indonesia, beberapa denominasi Protestan yang lain juga memiliki Pengakuan Iman, diantaranya:

  1. Pengakuan Iman Geneva (1536 AC)
  2. Pengakuan Iman Baptis London Kedua (1689 AC)
  3. Pengakuan Iman Calvinist Methodists di Wales (1823 AC)
  4. Pengakuan Iman (Konfesi) HKBP (1951 AC)
  5. Pengakuan Iman (Konfesi) Gereja Kristen Indonesia (Tata Gereja 1978)
  6. Pengakuan Iman (Konfesi) Gereja Toraja yang senada dengan Pengakuan Iman Sinode Dordrecht
  7. Pengakuan Iman (Konfesi) Gereja Masehi Injili Di Minahasa
  8. Pengakuan Iman (Konfesi) Gereja Kristen Jawa yang menerima Katekismus Heidelberg sebagai rumusan ajaran dan pengakuan iman sebelum akhirnya menyusun Pengakuan Imannya sendiri.

Yang menarik adalah, Gereja-Gereja Protestan lintas denominasi ini tetap menggunakan Pengakuan Iman Rasuli sebagai dasar rumusan penyusunan Pengakuan Iman masing-masing. Beberapa yang lain menambahkan Pengakuan Iman Nicea – Konstantinople dan Pengakuan Iman Athanasius sehingga nyatalah bahwa 3 (tiga) rumusan iman yang sudah berusia ratusan tahun ini berkenan kepada Allah.

Setelah mengetahui penjelasan singkat diatas, kita akan sampai pada sebuah kesimpulan bersama tentang pentingnya bagi setiap umat Tuhan (read: Kristen) dalam memilih Skismatik/Denominasi sesuai dengan hikmat yang dikaruniakan oleh Roh Kudus bagi setiap orang percaya sesuai kapasitas dan kapabilitasnya masing-masing yang tentu saja berbeda. Skismatik/Denominasi ibarat kendaraan yang digunakan sementara Gereja ibarat tempat untuk mengenalkan pengajaran yang akan diberikan supaya iman, pengenalan dan pengajaran tentang Allah Bapa dan Yesus (Anak Allah) dapat dibangun, bertumbuh serta berakar melalui penyertaan, bimbingan dan tuntunan Roh Kudus.

Skismatik/Denominasi yang benar, meskipun didalamnya terdapat beragam pengajaran minor seperti Persepuluhan, Persembahan, Baptisan ataupun Liturgi (Tata Ibadah) merupakan ciri khas dari setiap Gereja milik Kristus, namun semua itu akan bermuara pada satu pengajaran utama tentang Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus.

Sementara "cabang" (read: gereja dengan doktrin yang menyesatkan) yang tidak terpaut secara organisasi maupun doktrinal kepada salah satu dari Skismatik/Denominasi itu pada akhirnya akan seperti tumbuhan yang mengering dan layu. Namun layaknya ilalang, "cabang" ini akan selalu tumbuh didalam gereja dimana saja yang tidak memiliki pengajaran yang benar tentang Allah Tritunggal.

Tuhan Yesus memberkati 


Daftar Pustaka

  1. https://mississauga.irect.org/dynamicdata/PengakuanImanWestminster.pdf
  2. https://www.mennoniteusa.org/wp-content/uploads/2020/08/Mennonite_Confession_of_Faith_Indonesian.pdf
  3. http://www.lutheran.ro/iratok/ca_en.pdf
  4. https://www.wls.wels.net/rmdevser_wls/wp-content/uploads/2018/09/CE.The-Augsburg-Confession-Preface-and-Articles-1-6.pdf
  5. https://mississauga.irect.org/dynamicdata/PengakuanImanGerejaBelanda.pdf
  6. https://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_Puluh_Sembilan_Pasal_Gereja_Anglikan
  7. http://apostles-creed.org/wp-content/uploads/2014/07/the-second-helvetic-confession.pdf
  8. https://www.creeds.net/reformed/helvetic/index.htm
  9. https://www.apuritansmind.com/creeds-and-confessions/confession-of-faith-of-the-calvinistic-methodists-of-wales/
  10. https://jann21.wordpress.com/2014/07/29/1689-pengakuan-iman-baptis-london-kedua/
  11. https://missionexcellence.global/wp-content/uploads/Geneva-Confession-of-Faith.pdf
  12. https://www.crcna.org/welcome/beliefs/confessions/belgic-confession
  13. https://www.nobts.edu/baptist-center-theology/confessions/Dordrecht_Confession_of_Faith.pdf
  14. https://www.reformedreader.org/ccc/1646lbc.htm 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar