17 Februari 2022

Iman Yang Menyelamatkan Vs Perbuatan Baik Untuk Memperoleh Keselamatan

Beberapa orang beranggapan bahwa kebebasan kita di dalam Kristus berarti bahwa kita bisa melakukan apa saja karena merasa diri telah diselamatkan, ini adalah pandangan dan ajaran yang jelas menyimpang dan menyesatkan. Setiap umat Kristiani diajarkan untuk menunjukan iman lewat perbuatan (mengasihi Allah dan sesama).

Ratusan tahun berlalu hingga saat ini, umat Kristiani telah diberikan 2 (dua) pandangan utama yang seolah-olah membenturkan pernyataan rasul Paulus yang mengajarkan: "Iman yang telah menyelamatkan" dan rasul Yakobus yang mengajarkan: "Iman saja tidak cukup untuk menyelamatkan, kita perlu melakukan perbuatan baik".

Bagaimana memahami kedua pernyataan yang seolah terlihat kontradiktif ini padahal sebenarnya tidak demikian?

Hampir setiap orang dapat mengasihi dan bergaul dengan sesama yang sepemikiran / sepemahaman dengan dia namun tidak semua orang dapat melakukan hal yang sama bagi mereka yang memiliki pemikiran bertentangan dengan mereka.

Demikian juga halnya dengan menunjukan kasih melalui ketaatan sama sekali berbeda dengan berusaha untuk memperoleh kasih dengan ketaatan. Allah adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya, yang berarti bahwa kita perlu melihat konsep ini melalui lensa sebuah Keluarga.

Ketika seorang anak perempuan bangun pagi-pagi dan mulai menyapu dan mengepel ruangan dengan suara-suara yang berisik sebab ia ingin memberi kejutan pada orang tuanya (meskipun mereka masih ingin istirahat dan tidak ingin mendengar suara-suara yang mengganggu), mereka akan tersenyum dan mengatakan, "Terima kasih". Anak itu hanya ingin menunjukan betapa dia sangat mengasihi orang tuanya, ini adalah kasih dengan perbuatan yakni anak perempuan itu mengasihi orang tuanya karena mereka sudah lebih dahulu mengasihi dia. Meskipun demikian, jika anak perempuan itu bangun pagi-pagi dan mulai melakukan pekerjaan rumah tangga karena ia takut orang tuanya akan memarahi dia jika dia tidak melakukan itu, ini adalah tragedi, melakukan kasih karena takut.

Sebagian umat Kristiani melakukan pendekatan mematuhi Tuhan seperti contoh yang kedua dibandingkan yang pertama. Akan tetapi, jika kita adalah anak-anak Allah maka kita akan rindu untuk menunjukan Kasih kepada-Nya seperti contoh yang pertama.

Ketika kita mendengar Tuhan Yesus berkata didalam Firman-Nya, "Pergilah memberi makan yang lapar", atw "Berdoalah bagi teman yang sakit", atw "Ceritakanlah kepada tetangga tentang Kasih Bapa melalui Anak-Nya, Yesus", kita ingin pergi dan melakukannya, bukan karena kita harus melakukannya, melainkan hal itu memberi jalan bagi kita untuk mengungkapkan kasih kita kepada Bapa.

Itulah makna dari menunjukan Kasih kepada Tuhan dengan mematuhi perintah-Nya. Bukankah Yesus sudah mengajarkan:

Matius 25:37, 40 (TB) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Iman yang menyelamatkan ditunjukan dengan cara mengasihi Allah dan sesama.

Tuhan Yesus memberkati.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Oleh:

Sesandus Demaskus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar