17 Februari 2022

Penjelasan Singkat Tentang Tritunggal

Meskipun kata Tritunggal tidak muncul di dalam Kitab Suci, namun kata itu telah membedakan Ajaran Kekristenan sejati dengan ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran sejak kelahiran Jemaat Kristus.

Sifat Tritunggal TUHAN menyentuh setiap bagian kehidupan Kristiani baik bagi kehidupan individu maupun bagi berbagai komunitas iman Kristen.

Ketika kita melihat sejarah, orang-orang percaya mengalami TUHAN untuk pertama kalinya saat Dia menyatakan diri-Nya melalui bangsa Israel, kemudian melalui Pribadi dan Karya Yesus Kristus dan akhirnya melalui Kehadiran Roh Kudus yang menyertai setiap orang percaya.

Ketika Kita membuka Kitab Suci, Kita hanya mendapati disana hanya ada Allah yang Esa, satu-satu TUHAN yang benar. Bapa, Anak dan Roh Kudus semuanya selalu dirujuk sebagai TUHAN meskipun jelas Ketiga-Nya dibedakan satu sama lain.

Bahkan, tindakan penyelamatan pun adalah Karya TUHAN yang Tritunggal, kita mencari Bapa tetapi satu-satunya jalan untuk dapat kesana hanya melalui Yesus Kristus, Pribadi (Tuhan dan manusia) yang menjembatani hubungan antara Bapa dan manusia. Lalu setelah sampai kepada Bapa, kita menyadari bahwa keinginan yang membuat kita pertama kali mencari Dia tidak datang dari diri kita sendiri, tetapi dari Roh Kudus yang bekerja dan menyertai kita. Ketiga Anggota Tritunggal itu giat bekerja untuk membawa kita ke dalam keluarga TUHAN. Kita mungkin tidak memahami Tritunggal namun sebagai orang Kristen kita telah mengalami-Nya.

Masalah yang muncul kemudian adalah ketika sebagian umat Kristiani mencoba untuk menjelaskan Sifat Tritunggal Tuhan. Analogi yang baik tidak memadai untuk menjelaskan keberadaan Tuhan, analogi yang buruk akan berujung pada penyesatan. Salah satu ajaran sesat tentang Tuhan adalah apa yang disebut dengan Modalisme.

Pandangan ini mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang muncul kepada kita dengan berbagai cara pada waktu yang berbeda. Terkadang Bapa muncul sebagai Anak dan di saat yang lain Dia muncul sebagai Roh Kudus. Di dalam Modalisme, Ketiga-Nya tidak berbeda satu dengan yang lain. Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah peran yang Tuhan mainkan pada waktu yang berbeda. Tanpa disadari, Modalisme mendasari Teologi populer tentang Tritunggal yang dipakai oleh banyak pengkotbah ketika mereka membandingkan Tuhan dengan diri mereka dan berkata, "Saya seorang ayah namun saya juga seorang anak, dan Saya memiliki roh." Kesalahan yang sama terjadi ketika membandingkan Tritunggal dengan tiga wujud air: padat, cair dan gas.

Dalam usahanya untuk menuangkan doktrin Tritunggal dalam kata-kata, Gereja paska Kerasulan tidak beralih pada analogi melainkan pada Pernyataan Iman tertulis yang dikenal sebagai Pengakuan Iman Rasuli. Salah satu Pengakuan Iman yang paling awal yakni Kredo Nicea, muncul untuk menanggapi ajaran sesat Arianisme yang mengajarkan Yesus adalah mahluk yang diciptakan, bukan Tuhan yang kekal.

Pengakuan Iman Rasuli tidak berusaha menganalogikan Tritunggal melainkan menyajikan Kebenaran yang terdapat di dalam Kitab Suci tentang Tuhan.

Millard Erickson, seorang Teolog Protestan Baptist menyimpulkan sikapnya terhadap Tritunggal dengan berkata:

Kami tidak percaya kepada doktrin Tritunggal karena doktrin ini dapat dibuktikan atau meyakinkan secara logika melainkan karena Tuhan sendiri yang menyatakan diri-Nya dengan cara yang demikian. [[ We do not hold the doctrine of the Trinity because it is self-evident or logically cogent. We hold it because God has revealed that this what he is like.]]

Harold Lindsell dan Charles J. Woodbridge yang keduanya merupakan Penginjil (Evangelist) dan Teolog dari Gereja Presbiterian dalam buku mereka: A Handbook of Christian Truth (Westwood, NJ: F. H. Revell), 1953, pp. 51-52 menuliskan:

Fikiran seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami misteri Tritunggal. Dia yang mencoba menjelaskannya akan kehilangan akalnya, namun dia yang mencoba menolaknya akan kehilangan jiwanya. [[The mind of man cannot fully understand the mystery of the Trinity. He who has tried to understand the mystery fully will lose his mind; but he who would deny the Trinity will lose his soul.]]

 

Oleh:

Sesandus Demaskus

Jemaat GKII Adonay, ds Mekar Baru, Kab. Kubu Raya, Kalbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar