14 Mei 2013

Argumentasi Kelompok Polemikus (Islam dan Non Kristen) Tentang Penyaliban Kristus


Sebagian besar umat Islam percaya bahwa Yesus tidak disalibkan dan ini merupakan salah satu diskusi theologis yang paling sering dibahas. Sebenarnya, teks-teks Quran yang menyinggung soal kematian dan penyaliban Yesus tidak terlalu banyak. Selain itu, ayat-ayat tersebut juga tidak kronologis.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai macam penafsiran didalam tradisi Islam berkaitan dgn hal itu dan membuat umat Kristen bingung dengan gaya tafsiran yang demikian karena disatu sisi menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk menafsirkannya (meskipun yang lebih sering dijumpai adalah ngambil ayat ayat sembarangan demi membenarkan apa yang tertulis di Alquran) padahal tidak mengakui kebenaran Alkitab (oleh kelompok Islam, Alkitab dituduh telah dipalsukan) di sisi lain berusaha keras mengatakan Yesus tidak disalibkan, melainkan ada yang diserupakan dengan Dia.

Selain itu, sudah ada beberapa kelompok Islam yang mengatakan Isa dalam Quran bukanlah Yesus dalam Alkitab (dalam hal ini Saya sepakat).

Unfortunately, kelompok ini pun mengalami masalah untuk membuktikan historitas Isa dalam Alquran karena tidak ada satupun sumber-sumber sekuler yang pernah mencatat historitas Isa dalam Alquran seperti halnya Djulkarnaen dalam Quran.

Kelompok ini mungkin akan mengatakan, Alquran bukanlah kitab sejarah, jika demikian, permasalahan yang timbul akan semakin rumit karena mereka diperhadapkan dgn kebenaran cerita dalam Quran, apakah Allah Swt hanya memberikan sebuah cerita dongeng (fable) seperti halnya dongeng tentang Ibrahim yang selamat dari api (kisah pengantar tidur dalam tradisi Israel) atau betul-betul historitas Isa dan Djulkarnaen dalam Quran itu bisa dipertanggungjawabkan jika memang mengklaim dirinya sebagai kitab yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya sebagai implikasi dari tuduhan kitab-kitab sebelum Quran telah dipalsukan.

Sedemikian rumit authentical historitas Quran yang pada akhirnya akan membuat umatnya "berusaha" menyalahkan dan mencari kesalahan dalam Kitab Suci agama lain karena mereka sepertinya memiliki prinsip, "jika Kitab Suci kami salah, maka Kitab Suci kalian juga harus salah."

Jika ada umat Islam yang berprinsip demikian,maka secara tidak langsung mereka mengakui kesalahan dalam Quran namun menyembunyikannya karena takut hukuman dan ancaman neraka dari Allah Swt. Laporan Al-Qur’an tentang penyaliban bukannya menjelaskan, namun malah membuat muslim sendiri bertentangan didalamnya.  Ironis sekali.

~ Isa Tidak Disalibkan ~

Satu ayat Al-Qur’an menyatakan bahwa Isa tidak disalibkan melainkan Isa palsu yang diserupakan bagi isa. Menurut Islam sendiri, siapa sosok yang diserupakan dengan Isa?

Dalam Alkitab, tidak ada satupun yang meragukan kematian Kristus, justru Islam yang dengan cerobohnya meragukan kematian Kristus. Ayat dibawah ini telah membuat penafsir Islam dilanda galau

Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa". (QS. an-Nisa' 4:157)

Pertanyaan

  1. Apakah ayat ini sudah jelas-tegas-mudah dimengerti?
  2. Adakah ayat pendukungnya?
  3. Adakah Hadis yang mendukung ayat ini?
  4. Adakah Hadis yang menulis Isa tidak di salib?
  5. Adakah Hadis yang menulis Isa tidak mati?

**Pendapat pertama**

  • Syaikh Thanthawi Jauhari dalam tafsirnya menerangkan, bahwa yang ditangkap adalah Yudas Iskariot, begitu pula pendapat Sayyid Qutb. (Tafsir Jawahir, Mesir, 1343 H, Juz II hal 115 dan 117)
  • Syaikh Muhammad Abduh condong pada pendapat di atas dengan mengatakan, memang Yudas mirip wajah Isa Al Masih, seperti pendapat George Sale dalam terjemah dan komentar Al Quran edisi Inggrisnya. (Tafsir Al Manar, Kairo, 1367 & 1374 H, Juz VI hal. 41)
  • Asy Syaukani hanya mengatakan yang ditangkap dan disalib itu adalah orang yang serupa dengan Nabi Isa, dengan tidak menyebut namanya. (Tafsir Asy Syaukani, Cet.1 1349 H, Juz VI hal 495)
  • Syaikh Ahmad Mustafa Al Maraghi menerangkan: "Terjadilah keserupaan pada mereka dan mereka menduga telah menyalib Isa, padahal orang lain. Maka keluarlah beliau dari kepungan mereka itu, sedangkan mereka tidak mengetahui. Dan Allah menyelamatkan Isa dari musuh-musuhnya. Dan kita tahu bahwa sesungguhnya tentara Romawi itu tidak mengenal Nabi Isa." (Tafsir Al Maraghi, cet III tahun 1963 M/1382 H. Juz VI hal. 14)
  • Az-Zamakhasari menerangkan, "yang ditangkap dan yang disalib itu adalah seorang yang mengkhianati Nabi Isa, yang wajahnya diserupakan beliau. Sehingga tentaar Romawi mengira bahwa orang itu adalah Nabi Isa." (Al-Kasyasyaf, Al-Intisyarat Aftab, Teheran, 1948M/166 H. Juz 1 hal. 436).
  • Para penafsir ini menerangkan arti "syubbiha lahum" ialah "khuyyilah ilaihi" dikhayalkan kepadanya. Ibnu Katsir menerangkan beberapa riwayat perihal hal ini:
  • Hadis ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas: "Mereka mengambil pemuda yang persis al Masih yang mereka kira al Masih sendiri, padahal ia naik ke langit."
  • Hadis An Nasai meriwayatkan: "Yang ditangkap itu seorang murid yang paling muda umurnya."
  • Ibnu Jarir mengatakan, "Allah mengubah wajah murid Nabi Isa serupa dengan beliau. Maka murid itu maju mengganti gurunya yang dijanjikan sorga baginya, dan dialah yang ditangkap dan disalib itu."
  • Riwayat Ibnu Ishak mengatakan, "orang yang serupa dengan nabi Isa itu namanya Sergius" (Tafsir Ibn Katsir, Darul Andalusi Beirut, cet I, 1966 M/1385 H, hal 429-432)

**Pendapat kedua**

Mengatakan bahwa Yesus memang di salib, tetapi tidak sampai mati disalib, karena yang disebut menyalib adalah membentangkan seseorang di kayu salib sebagai hukuman sampai kematiannya di kayu tersebut. Jadi apabila tidak mati, maka tidak dapat di sebut menyalib.

  • Prof. Dr. Hasbullah Bakry, SH: "Nabi Isa memang benar telah ditangkap di taman Getsemani dan di bawa ke istana Pilatus dan juga langsung di bawa ke bukit Golgota dan disalibkan di sana tetapi penyaliban ini telah digagalkan Tuhan, artinya tidak sampai mati. Diserupakan saja kepada mereka seakan-akan Isa sudah mati. Padahal hanya pingsan saja. Kemudian Isa di kuburkan didalam pemakaman Yusuf Arimatea oleh Yusuf sendiri ditemani oleh Nikodemus. Setelah Nabi Isa sadar dari pingsannya, beliau keluar sendiri atau dikeluarkan dari pekuburan itu dengan tidak di ketahui atau dilihat oleh pengawal makam itu. Tipudaya itu ialah "syubbiha lahum" diserupakan seakan-akan Isa benar-benar sudah mati disalib oleh mereka."
  • Maulana Muhammad Ali: "Kalimat "ma shalabuhu" ini, tak sekali-kali mendustakan disalibnya Nabi Isa pada kayu palang. Kalimat ini hanya mendustakan wafatnya Nabi Isa pada kayu palang sebagai akibat penyaliban ... nabi Isa bukan mati pada kayu palang dan bukan pula dibunuh seperti dua penjahat lainnya, melainkan ditampakkan kepada kaum Yahudi, seakan-akan beliau sudah wafat disalib."
  • Mirza Ghulam Ahmad: "Karena itu tidak bisa diragukan bahwa Yesus tidak disalibkan dengan pengertian tidak wafat di Kayu Salib, karena kepribadian beliau tidak patut memikul konsekwensi yang tersirat dari kematian di atas Salib. Karena tidak wafat di Kayu Salib maka beliau terbebas dari implikasi kotor suatu kutukan, serta membuktikan bahwa beliau tidak terangkat ke langit. Kepergian beliau ke langit merupakan bagian dari keseluruhan skema yang merupakan konsekwensi dari konsep pemikiran bahwa beliau wafat di Kayu Salib."

Itulah tadi perbedaan tafsir Quran tentang atas ayat diatas. Sangat menarik untuk melihat catatan sejarah bahwa pengajaran Kristus tidak disalibkan dan teori penggantian ini sudah ada dalam khasanah bidat-bidat Kristen.

Berikut ini beberapa penjelasannya.

1. Docetisme

Sumber:

Encyclopedia Britannica, edisi 2003. Topik: Docetism

(From Greek "dokein", "to seem")

Christian heresy and one of the earliest Christian sectarian doctrines, affirming that Christ did not have a real or natural body during his life on earth but only an apparent or phantom one... thorough going Docetism asserted that Christ was born without any participation of matter and that all the acts and sufferings of his life, including the Crucifixion, were mere appearances. They consequently denied Christ’s Resurrection and Ascension into heaven...

Terjemahan:

Berasal dari bahasa Yunani dokein, "menyerupai", bidat Kristen dan salah satu doktrin sectarian yang paling awal, menyatakan bahwa kristus tidak memiliki tubuh jasmani selama hidup didunia tetapi hanyalah penampakan saja ... lebih dari itu, Doketisme menyatakan bahwa Kristus dilahirkan tanpa bantuan hal duniawi apapun dan perbuatan dan penderitaan-Nya termasuk penyaliban-Nya hanyalah penampakan belaka. mereka menolak kebangkitan dan kenaikan Kristus ke surga ...

Penolakan Doketisme terhadap penyaliban adalah karena menurut mereka, Yesus tidak memiliki tubuh jasmani sehingga tentu saja tidak dapat disalibkan. Dan ini jelas bertentangan dengan Qur’an yang menyatakan Yesus adalah manusia biasa.

2. Basilides

Basilides adalah seorang pakar Gnostik yang mengajar di Alexandria selama masa pemerintahan kaisar Hadrian 117-138 M. Tidak ada salinan Injil Basilides-nya yang dapat ditemukan saat ini.

Buku Injil Basilides ini disebutkan oleh tokoh-tokoh Kristen awal Origen (185-254 M), Jerome (347-419/420 M). Selain Injil Basilides, dia juga mengarang buku "Exegetica", sekitar tahun 130an. Beberapa bapa gereja mengutip dari bukunya diantaranya adalah Irenaeus.

Tentang penyaliban Yesus, Irenaeus dalam bukunya "Against Heresies" dengan mengutip Basilides.

Sumber:

Against Heresies, Irenaeus - Buku I, Bagian 24, sub bab 4.

4. Those angels who occupy the lowest heaven, that, namely, which is visible to us, formed all the things which are in the world, … The chief of them is he who is thought to be the God of the Jews; and inasmuch as he desired to render the other nations subject to his own people, that is, the Jews, all the other princes resisted and opposed him. ... But the father without birth and without name, perceiving that they would be destroyed, sent his own first-begotten Nous (he it is who is called Christ) ...  He appeared, then, on earth as a man, ...

Wherefore he did not himself suffer death, but Simon, a certain man of Cyrene, being compelled, bore the cross in his stead; so that this latter being transfigured by him, that he might be thought to be Jesus, was crucified, through ignorance and error, while Jesus himself received the form of Simon, and, standing by, laughed at them. For since he was an incorporeal power, and the Nous (mind) of the unborn father, he transfigured himself as he pleased, and thus ascended to him who had sent him, deriding them, inasmuch as he could not be laid hold of, and was invisible to all ...

Terjemahan:

Malaikat-malaikat yang mendiami surga paling rendah, yang bisa kita lihat, membentuk segala sesuatu didunia ... Sang pemimpin adalah dia yang dianggap sebagai tuhannya orang Yahudi yang berkeinginan agar semua bangsa akan menjadi bagian dari bangsa Yahudi, semua pangeran lainnya menentangnya. ... Namun sang bapa yang tidak dilahirkan dan tidak memiliki nama, merasa bahwa mereka harus dimusnahkan, mengutus Nous (Kristus) pertama yang diperanakkan ... dia kemudian tampak, sebagai seorang laki-laki didunia

... itulah sebabnya mengapa Dia tidak mengalami kematian, namun Simon, seorang dari Kirene, yang dipaksa memanggul Salib, Maka simon inilah yang kemudian diserupakan oleh Yesus, sehingga dia disangka sebagai Yesus, disalibkan, melalui ketidaktahuan dan kesalahan, sementara Yesus sendiri menjadi serupa seperti simon dan berdiri, menertawakan mereka. karena dia tidak berbadan jasmani, dan adalah nous (pikiran) dari sang Bapa yang tidak dilahirkan, Dia merubah diri-Nya sekehendak hati-Nya, dan kemudian naik kepada Dia yang telah mengutus-Nya, mencemooh mereka, sebab Dia tidak dapat dipegang, dan tidak dapat dilihat siapapun ...

Jadi sama seperti Doketisme, Basilides juga menolak keberadaan tubuh jasmani Yesus makanya tidak dapat disalibkan. Bahkan lebih parah lagi, Basilides membagi-bagi Tuhan menjadi beberapa tingkatan dimana sang Bapa adalah tuhan yang tertinggi, sementara YHWH adalah pemimpin dari malaikat-malaikat yang berada di surga terendah.

**) Sedikit catatan tentang Irenaeus.

Sumber:

Encyclopaedia Britannica, edisi 2003

Topik: Irenaeus (120-203 M) dari Lyon

Adalah uskup Lugdunum (Lyon) dan seorang theology Kristen yang terutama di abad ke 2 M. Hasil karyanya yang berjudul Adversus Haereses (Against Heresies), yang ditulis sekitar 180 M adalah bantahan terhadap Gnosticism. Sekalipun tahun kelahirannya tidak diketahui, Irenaeus adalah anak seorang Yunani yang hidup di Asia Kecil. Hasil karyanya menginformasikan kehidupannya, termasuk saat anak-anak, dia mendengar dan melihat langsung Polycarpus di Smirna, orang terakhir yang adalah saksi mata kehidupan rasul, sebelum Polycarpus meninggal sebagai martir di tahun 150 M.

3. Manicheisme

Bidat ini didirikan oleh Mani seorang yang dilahirkan di Babilon (Iraq), dan meninggal sekitar tahun 274/277 M. Mani menganggap dirinya sebagai Parakletos.

Sumber:

Gereja Mula Mula, Dr. Dietrich Kuhl, Pekabaran Injil Indonesia, 1992, halaman 81

Berdasar penglihatan-penglihatan ia menganggap dirinya Parakletos yang dijanjikan Allah. Ia juga menyebut dirinya rasul Tuhan Yesus …

Karena terpengaruh aliran Gnostik, makanya Mani juga menolak penyaliban Yesus sekalipun dengan versi yang berbeda.

Sumber:

Was Christ Really Crucified?

Faris al-Qayrawani

Sub bab: Our Response to Al-Razi

Among those who preached the theory of the Shabih is the Persian self-proclaimed prophet Mani (A.D. 276). He said that Jesus was the son of a widow, and the one who was crucified was the son of the widow of Nain whom Jesus raised from the dead. In another Manichaean tradition we read that Satan was the one who sought to crucify Jesus but he failed and was crucified in His place.

Terjemahan:

Diantara mereka yang mengajarkan teori shabih adalah Mani yang memproklamasikan dirinya sebagai nabi. Dia berkata bahwa Yesus adalah anak seorang janda, dan orang yang disalibkan adalah anak dari janda Nain yang telah dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Dalam tradisi Manisisme lainnya, kami membaca bahwa setan yang berusaha menyalibkan Yesus justru pada akhirnya dia sendiri yang disalibkan menggantikan Yesus.

Pengajaran Mani pun bertentangan dengan Qur’an karena mengajarkan Yesus dilahirkan dari seorang janda.

Terlihat dari sumber-sumber diatas bahwa mereka yang menolak penyaliban adalah karena beranggapan bahwa Yesus tidak memiliki tubuh jasmani atau dengan kata lain sepenuhnya bersifat ilahi sehingga tidak dapat disalibkan. Sementara Mani jelas adalah sesat karena menganggap dialah sang Parakletos. Uniknya pendapat sang Parakletos Mani tentang bukan Yesus yang disalib diulang lagi oleh pengklaim "Parakletos" yang kemudian yaitu Muhammad SAW.

~ Isa Meninggal ~

Menarik karena ada ayat dalam Qur’an yang jelas menyatakan Isa meninggal.

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (QS 19:33)

Kalimat diatas diucapkan Isa saat masih bayi dan Isa telah meramalkan bahwa dia akan meninggal dan akan dibangkitkan. Ayat ini memang menyulitkan, terbukti dari komentar Yusuf Ali.

Sumber:

The Holy Quran, Abdullah Yusuf Ali, The Holy Koran Publishing Company, halaman 774, footnote 2485

"… Christ was not crucified (iv. 157). But those who believe that he never died should ponder over this verse."

Terjemahan:

"… Kristus tidak disalibkan (iv.157), namun mereka yang percaya bahwa dia tidak pernah meninggal harus memikirkan ulang ayat ini"

Indikasi bahwa QS 19:33 menyatakan bahwa Yesus meninggal dan dibangkitkan terlihat dari kalimat yang sama yang digunakan diayat sebelumnya untuk menjelaskan tentang Yohanes Pembaptis.

Kesejahteraan atas dirinya pada hari Ia dilahirkan dan pada hari Ia meninggal dan pada hari Ia dibangkitkan hidup kembali. (QS 19:1)

Menurut Islam, Yohanes Pembaptis telah meninggal dan dia akan dibangkitkan kemudian dihari penghakiman. Jika mengikuti logika frase bahasa jelas tidak ada perbedaan antara kalimat "pada hari aku dilahirkan, pada hari aku diwafatkan, dan pada hari aku dibangkitkan" pada Isa dan Yohanes Pembaptis. Konsekuensinya adalah Isa telah meninggal dan telah dibangkitkan.

Menyadari adanya pertentangan ayat-ayat Al-Qur’an, maka Muslim harus berusaha keras dengan melalui tafsir dimana dinyatakan bahwa kematian dan kebangkitan Isa adalah pada kedatangannya yang ke 2 (dua) seperti yang diklaim oleh situs Answering Christianity.

Sumber:

What does the Holy Quran say about Jesus (peace be upon him)?

http://www.answering-christianity.com/crucified.htm

We Muslims believe that Jesus was born from a Noble Virgin; Mary the Virgin, preached the word of GOD to the people of Israel, raised to Allah Almighty alive (even though he might have been put on the cross, but never actually died), will come back to earth again to fight the army of Satan and then die a natural death and then be raised again back to life from death as we all do in the Day of Judgement.

Terjemahan:

Kami muslim percaya bahwa Yesus dilahirkan dari perawan suci Maria, mengajarkan firman Allah kepada bani Israel, diangkat kepada Allah hidup-hidup (sekalipun Dia mungkin telah digantung di kayu salib, namun tidak benar-benar meninggal), akan datang lagi ke dunia untuk memerangi pasukan-pasukan setan dan kemudian meninggal secara alamiah dan kemudian akan dibangkitkan hidup kembali dari kematian seperti kita semua di hari penghakiman.

Terlihat bagaimana tidak percayanya tim dari Answering Christianity sehingga harus memberikan kalimat dalam tanda kurung seperti tidak percaya dirinya Al-Qur’an sehingga harus pakai kalimat-kalimat tambahan dalam tanda kurung. Kalimat tambahan memiliki implikasi luas dan sangat terbuka terhadap penafsiran.

Beginikah Al-Qur’an menjelaskan penolakannya terhadap penyaliban?

Dengan menggunakan kalimat yang tidak jelas. Namun uniknya pandangan ini tidak didukung bahkan ditolak oleh ulama muslim berikut.

Sumber:

Miraculous Conception, Death, Resurrection, and Ascension of Jesus (Nabi-Isa) as taught in the Qoran. A.H. Obaray and Kimberley, Afrika Selatan, 1962, halaman 45:

No Muslim will shift the death of John (Yah Yah) to the future. All know that John died… since no one can now shift the death of John to the future, therefore no one can now shift the death of Jesus to the future. In fact, there is not even one single passage throughout the Kuran showing that Jesus will return to die. The parallel statement with John who died, clearly shows that Jesus also died.

Terjemahan:

Tidak ada Muslim yang akan menggeser kematian Yahya kemasa mendatang. Semua mengetahui bahwa Yahya telah meninggal … karena tidak ada yang dapat menggeser kematian Yahya kemasa mendatang, makanya tidak ada juga yang bisa menggeser kematian Yesus kemasa mendatang. Bahkan tidak ada sama sekali ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan Yesus akan datang dimasa mendatang untuk meninggal. Pernyataan yang sama dimana Yahya telah meninggal, jelas mengindikasikan bahwa Yesus juga telah meninggal.

Jadi sesama muslim telah saling berbantah-bantahan sendiri tanpa adanya seorang orientalis yang melontarkan pendapat.

What a pity...!!!

Karena kesulitan itulah makanya sekte Ahmadiyah meyakini bahwa Isa memang telah diselamatkan dan kemudian hidup hingga usia tua dan meninggal.

Hai putra Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? Isa menjawab: Maha suci Engkau ... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepada-Ku ... maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkaulah yang mengawasi mereka". (QS 5:116-117)

Perbandingan dengan terjemahan Inggris sebagai berikut:

  1. "Never said did I to them Aught except what Thou Didst command me to say, to wit, `Worship God, my Lord and your Lord’; And I was a witness over them whilst I dwelt amongst them; when thou didst take me up (Arabic - tawaffaytani) Thou was the watcher over them, and Thou art a witness to all things." (Yusuf Ali)
  2. "… When You terminated my life on earth…" (Rashad Khalifa)
  3. "… but when Thou didst cause me to die…" (Shakir)
  4. "… but since Thou didst cause me to die…" (Sher Ali)
  5. "… but since Thou hast caused me to die…" (Muhammad Asad)
  6. "… but when Thou didst cause me to die…" (M. Muhammad Ali)

Terjemahan Indonesia mungkin bisa berbohong karena tidak mengenal Tenses, namun semua terjemahan Inggris jelas menuliskan dalam bentuk Past Tense yang hanya dapat disimpulkan bahwa Isa telah meninggal. Ayat ini jelas akan mengandung kontradiksi dengan ayat yang menyatakan bahwa Isa tidak meninggal di kayu salib melainkan diangkat hidup-hidup ke surga oleh Allah Swt.

Ada beberapa point penting disini yang disusun secara kronologis:

  1. Isa tidak pernah berkata kepada mereka (murid-murid langsung Isa) tentang penyembahan Isa dan Maryam.
  2. Kemudian Isa akan diwafatkan oleh Allah.
  3. Setelah Isa wafat, Allah sendiri yang akan mengawasi mereka (murid-murid langsung Isa).
  4. Namun uniknya, Islam tidak mengakui bahwa nabi Isa telah wafat, melainkan diangkat ke surga oleh Allah SWT saat penyaliban terjadi. Wafatnya Isa baru akan terjadi setelah kedatangan-Nya yang ke-2 kali.

Permasalahannya adalah:

  1. Jika Isa belum pernah wafat, berarti Allah belum mengawasi "mereka" (murid-murid langsung Isa)
  2. Jika Isa akan wafat setelah kedatangannya yang ke dua kali, saat itu "mereka" (murid-murid langsung Isa) sudah ribuan tahun wafat. Jadi siapa yang akan "diawasi" oleh Allah Swt?
  3. Kenapa Allah Swt bertanya kepada Isa tentang apa yang pernah/tidak pernah dikatakan oleh Isa?
  4. Apakah Allah Swt lupa bahwa Isa memang tidak pernah mengatakan demikian?

(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan Kamu kepada akhir ajal-Mu dan mengangkat Kamu kepada-Ku ... " (QS 3:55)

Perbandingan dengan terjemahan Inggris dari Rashad Khalifa

"… I am terminating your life, raising you to Me …" (QS 3:55)

Perhatikan bagaimana Rashad Khalifa menggunakan Present Tense yang jelas mengindikasikan Allah sedang mengakhiri hidup Yesus.

Transliterasi:

"Idz qaalallahu yaa Isa, innii MUTAWAFIKA, wa raafi’uka ilayya, wa muthahhiruka minal ladzinaa kafaruu, wa jaa’ilul ladzina tabauka fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil qiyamati."

"Mutawafika" berasal dari kata "tawaffa" yang bermakna mengambil atau mewafatkan. Dari kata bahasa Arab inilah, bahasa Indonesia mendapat kosa kata "wafat" yang berarti "meninggal".

Sumber:

Kamus Umum Bahasa Indonesia. W.J.S. Poerwadarminta. BPK, 1976.

Jadi pengertian "tawafa" ini memang lebih dekat dengan "meninggal dunia".

~ Isa Membayar Zakat ~

Satu ayat yang kontradiksi juga jika Yesus tidak meninggal adalah:

... dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (QS 19:31)

Jika saat ini Yesus belum pernah meninggal maka Yesus masih harus terus membayar zakat. sementara Yesus sendiri sudah berada di Surga. Terus di Surga Yesus membayar zakat kepada Siapa? Ayat diatas menjadi tidak kontradiksi jika Yesus telah meninggal di kayu salib, jadi pembayaran zakat oleh Yesus adalah sebelum Yesus disalibkan dan meninggal.

~ Hadits Yang Menarik ~

Sangat menarik mencermati hadis berikut:

Bukhari, Volume 9, Book 84, Number 63:

Narrated ‘Abdullah:

As if I am looking at the Prophet while he was speaking about one of the prophets whose people have beaten and wounded him, and he was wiping the blood off his face and saying, "O Lord! Forgive my people as they do not know."

Terjemahan:

Dikisahkan oleh Abdullah:

Saat aku melihat Rasulullah saat dia sedang berbicara tentang salah satu nabi yang bangsanya telah memukuli dan melukainya, dan sang nabi mengusap darah di wajahnya dan berkata: "Oh Tuhan, Ampunilah bangsaku karena mereka tidak tahu"

Sangat menarik karena ini sangat mirip dengan kisah Yesus yang telah dipukul dan dilukai oleh bangsanya dan berbicara saat di kayu salib sebagai berikut:

Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:33-34)

Terlihat bagaimana kesamaan kisah di Hadis diatas dengan kisah penyaliban Yesus. Pembacaan yang obyektif jelas akan melihat kesamaan yang tidak dapat ditutup-tutupi tersebut. Sangat mungkin Muslim akan menyangkal bahwa Hadis diatas mengacu pada Yesus, namun siapa sebenarnya nabi yang dimaksud?

Hadis diatas membuktikan bahwa Muhammad SAW memang hanya dengar-dengaran dari cerita-cerita Yahudi dan Nasrani sehingga tidak tahu kalau yang dibicarakannya adalah Yesus saat berada di Kayu Salib.

~ Apa Yang Terjadi ~

Sangat ganjil dimana doktrin penyaliban Kristen ditentang Al-Qur’an dengan kalimat yang sangat samar-samar dan malah saling bertentangan didalamnya. Akibat tidak mendetailnya kisah penyaliban inilah makanya muncul berbagai teori tentang hal ini.

~ Yesus Tidak Meninggal Di Kayu Salib ~

Menyadari sulitnya mensinkronkan laporan Al-Qur’an diatas, maka banyak ulama Islam kemudian harus mengarang-ngarang cerita tentang penyaliban tersebut. Mereka memodifikasi kisah penyaliban dimana dilaporkan bahwa Yesus memang disalibkan namun tidak meninggal dikayu salib. Ahmad Deedat mempopulerkan kembali pandangan Ahmadiyah bahwa Yesus disalibkan namun tidak meninggal, atau hanya sekedar pingsan.

Sumber:

The Choice Islam and Christianity.Dialog Islam Kristen Ahmad Deedat. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.

Penyaliban atau sandiwara penyaliban tak ada seorang pun yang mati karena "penyaliban"! (disalib). Satu di antara mereka pingsan. Laki-laki lain bangun dan merokok setelah tangannya diperban. Seorang pedagang keliling ‘telah menjalani upacara (penyaliban) ini lima kali’. Laki-laki ini berjanji akan menjalani ‘penyaliban’ sebanyak 10 kali!

Namun pendapat Ahmad Deedat tentang tidak adanya kematian akibat penyaliban ditentang oleh sesama muslim.

Sumber:

Tafsir-Ul-Qur’an Translation and Commentary of the Holy Qur’an,

Maulana Abdul Majid Daryabadi.

Darul-Ishaat Urdu Bazar, Karachi, Pakistan; 1991, volume 1, hal 386, fn. 41

Crucifixion is the act of putting to death by nailing to a cross. It was in use, though generally restricted to slaves and rebels, amongst Romans, under whose government Jesus and his prosecutors, the Jews, lived.

Terjemahan:

Penyaliban adalah tindakan menghukum mati dengan memaku ke salib ...

Jadi sesama muslim telah saling berbantah-bantahan sendiri tanpa adanya seorang orientalis yang melontarkan pendapat. Ironis sekali. Pendapat bahwa Yesus disalibkan ini juga ditentang oleh sesama muslim.

Sumber:

The Noble Qur’an

Terjemahan Dr. Muhammad Taqi-ud-Din Al-Hilali dan Dr. Muhammad Muhsin Khan.

Darussalam, Publishers and Distributors, Riyadh, Desember 1996, hal 199.

verse 4:157:

"And because of their saying (in boast). We killed Messiah ‘Isa (Jesus), son of Maryam (Mary), the Messenger of Allah, " - but they killed him not, nor crucified him, but the resemblance of ‘Isa (Jesus) was put over another man (and they killed that man) …

After reading of the above text or texts a reader may conclude that Allah (SWT) has Himself revealed in His own words the "substitution of" Isa (Jesus) with another man ...

Terjemahan:

… setelah membaca kalimat atau kalimat-kalimat diatas, pembaca dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT telah mewahyukan dengan kata-kata-Nya sendiri penggantian Isa (Yesus) oleh orang lain ...

Jadi sesama muslim telah saling berbantah-bantahan sendiri tanpa adanya seorang orientalis yang melontarkan pendapat. Ironis sekali.

~ Isa Palsu Yang Disalibkan ~

Mengikuti ayat Al-Qur’an QS 4: 157: "... tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka ... ", Muslim mulai mencari-cari siapa sipengganti tersebut.

1. Yudas Iskariot yang disalibkan

Sdr d’blax menginformasikan tentang Injil Barnabas.

http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=24472&start=80

… Salah satu dari Injil tersebut adalah Injil Barnabas yang menceritakan tentang kehidupan Yesus yang sedikit banyak diulas di Wikipedia.

Mengapa Saya percaya Wikipedia, karena kebanyakan penulis-penulis Wikipedia adalah umat Kristen sendiri yang notabene mengungkapkan fakta baru tentang Yesus sebagai Utusan-Nya bukan Tuhan.

Saya telah membaca sedikit penjelasan mengenai Injil tersebut di http://en.wikipedia.org/wiki/Gospel_of_Barnabas

Saya menyatakan bahwa Injil Barnabas (yang terlampir di Wikipedia) adalah salah satu Injil yang asli.

Coba kita lihat apa yang dikatakan oleh Wikipedia tentang Injil Barnabas.

Two known manuscripts have been dated to the late sixteenth century, and are written respectively in Italian and in Spanish; although the Spanish version survives now only in an eighteenth-century copy. The Gospel is considered by the majority of academics (including Christians and some Muslims) to be late and pseudepigraphical;

Terjemahan:

Dua manuskrip yang dikenal saat ini telah dinyatakan bertarik akhir abad ke 16 M, dan ditulis dalam bahasa Italia dan Spanyol; namun versi bahasa Spanyol yang ditemukan bertarik abad 18 M … Injil ini menurut mayoritas akademisi (termasuk Kristen dan beberapa Muslim) adalah karya belakangan dan menggunakan nama palsu (Barnabas)

Jadi salinan Injil Barnabas yang tertua berasal dari akhir abad 16 M. Sementara salinan Injil kanonik yang paling tua adalah dari Kodex Sinaiticus yang ditulis antara tahun 330-350 M (Wikipedia-codex Sinaiticus). Dari usia manuskrip saja sudah terlihat bahwa Injil kanonik jauh lebih tua daripada Injil Barnabas.

Injil Barnabas ini sendiri juga bermasalah karena beberapa ayatnya ternyata bertentangan dengan Qur’an. Dan kita lihat apa argumen muslim terhadap pertentangan ini sebagaimana yang dituliskan dalam Wikipedia.

Although the Gospel of Barnabas is, in several respects, inconsistent with Islamic teaching, some Muslim scholars cite this as evidence of the genuineness of the gospel by arguing that no Muslim would fake a document and have it contradicted the Qur’an. They believe the contradictions of the Qur’an in the Gospel of Barnabas are signs of textual corruption (which Muslims already ascribe for a majority of the Bible), but that the Gospel of Barnabas would not be as corrupt as other religious works, ...

Terjemahan:

Sekalipun dalam beberapa aspek Injil Barnabas bertentangan dengan pengajaran Islam, beberapa pakar muslim menyatakan ini sebagai bukti keaslian buku ini dengan argumentasi bahwa tidak ada muslim yang akan memalsukan dokumen yang ternyata isinya ada yang bertentangan dengan Qur’an. Mereka percaya bahwa kontradiksi dalam Injil Barnabas adalah tanda-tanda dari perubahan teks (yang juga ditudukan Muslim terhadap teks Alkitab), namun kerusakan teks Injil Barnabas tidaklah separah teks-teks agama lain …

Jadi saat berusaha mendiskreditkan Alkitab karena tidak adanya nubuatan Muhammad, Muslim akan menuduh teks Alkitab sudah dirubah. Sementara saat berusaha membela kontradiksi Injil Barnabas dengan Qurán lagi-lagi muslim menggunakan argumen yang sama yaitu sebagian teks Injil Barnabas sudah dirubah sehingga ada bagian yang bertentangan dengan Qur’an.

Enak banget yach jadi Muslim. Pendapat bisa on dan off tergantung kebutuhan. Pokoknya kalau tidak sesuai dengan pandangan Muslim tuduh saja teksnya sudah dirubah. Sekarang kita lihat apa yang diceritakan oleh Injil Barnabas tentang penyaliban Yesus dan silahkan menilai sendiri apakah ceritanya masuk akal atau tidak.

Sumber:

Injil Barnabas. Chapter 216

Judas entered impetuously before all into the chamber whence Jesus had been taken up. And the disciples were sleeping. Whereupon the wonderful God acted wonderfully, insomuch that Judas was so changed in speech and in face to be like Jesus.

Terjemahan:

Yudas mendahului semuanya memasuki ruangan dimana Yesus telah diangkat. Dan semua murid sedang tertidur. Kemudian Allah melakukan mujizat dimana wajah dan cara berbicara Yudas berubah menjadi seperti Yesus.

Kisah berlanjut dimana Yudas dalam wujud Yesus berteriak-teriak kalau dia bukan Yesus melainkan Yudas saat diperiksa oleh imam-imam Yahudi.

Sumber:

Ibid - Chapter 217

Judas answered: ‘I have told you that I am Judas Iscariot, who promised to give into your hands Jesus the Nazarene; and you, by what are I know not, are beside yourselves, for you will have it by every means that I am Jesus.’ The high priest answered ….

Terjemahan:

Yudas menjawab, "aku telah memberitahumu bahwa aku adalah Yudas Iskariot, yang menjanjikan akan menyerahkan Yesus dari Nazaret, dan oleh sebab yang aku tidak ketahui, selain kamu ketahui sendiri, kamu telah menuduh bahwa aku adalah Yesus" Imam tertinggi menjawab ...

Yudas dalam wujud Yesus masih terus menangis-nangis saat digiring dan disalibkan di Kalvari

Sumber:

Ibid - Chapter 217

So, they led him to Mount Calvary, where they used to hang malefactors, and there they crucified him naked for the greater ignominy. Judas truly did nothing else but cry out: ‘God, why have you forsaken me, seeing the malefactor has escaped and I die unjustly?’

Terjemahan:

Mereka menggiringnya ke Kalvari, dimana mereka biasa menyalibkan penjahat ... Yudas terus menerus menangis dan berkata, "Tuhan, mengapa engkau meninggalkanku, lihatlah sang penipu lolos sementara aku meninggal dengan tidak adil?"

Kisah terus berlanjut dimana murid-murid dan ibu Yesus yang tertipu Yesus palsu yang disediakan Allah Swt menangisi sang Yesus palsu.

Sumber:

Ibid - Chapter 217

Truly I say that the voice, the face, and the person of Judas were so like to Jesus, that his disciples and believers entirely believed that he was Jesus …

And so, in company with the mother of Jesus they went to Mount Calvary, and were not only present at the death of Judas, weeping continually.

Terjemahan:

Sungguh aku berkata bahwa suara, wajah dan tubuh Yudas sungguh mirip Yesus, sehingga seluruh pengikut-pengikutnya mempercayai dialah Yesus ... Dan juga mereka yang menemani ibu Yesus datang ke Kalvari, tidak hanya hadir saat kematian Yudas, namun terus menerus menangis.

Sulit dibayangkan bahwa "Yesus Yudas" yang teriak-teriak dan menangis sambil menyangkal dia adalah Yesus dihadapan umum masih dijadikan panutan oleh pengikut-pengikutnya. Bahkan pengikut-pengikutnya masih mau meninggal demi nama "Yesus Yudas" yang menangis-nangis saat mau disalibkan. Benar-benar lelucon ala muslim.

Namun lagi-lagi, pandangan bahwa Yudas yang disalibkan dibantah oleh ulama kuno Abu Ja’far Muhammad b. Jarir al-Tabari (839-923) yang justru berpendapat Yudas menyesal telah menyerahkan Yesus dan kemudian bunuh diri.

Sumber:

The History of Al-Tabari, diterjemahkan oleh Moshe Perlmann

State University of New York Press, Albany 1987.

Volume IV, The Ancient Kingdoms, halaman 120:

They met him at that place, eleven of them, as the one who had betrayed him and led the Jews to him was missing. Jesus asked the apostles about him. They said, "He rued what he had done, and strangled himself to death." Jesus said, "Had he repented, God would have forgiven him." ...

Terjemahan:

Mereka menemuinya disebuah tempat, sebelas dari murid-muridnya, karena seorang telah menghianatinya dan memimpin orang Yahudi telah hilang. Yesus menanyakan tentangnya. Mereka menjawab, "Dia menyesali perbuatannya dan mencekik dirinya hingga meninggal". Yesus menjawab, "Jika dia telah menyesali perbuatannya Allah akan memaafkannya" …

Jadi sesama muslim telah saling berbantah-bantahan sendiri tanpa adanya seorang orientalis yang melontarkan pendapat. Ironis sekali.

2. Seorang Sukarelawan

Sumber:

Tafsir Ibn Kathir

http://www.tafsir.com/default.asp?sid=4&tid=12730

…. Ibn Abi Hatim recorded that Ibn `Abbas said, "Just before Allah raised `Isa to the heavens, `Isa went to his companions, who were twelve inside the house. ….. He then asked, `Who volunteers that his image appear as mine, and be killed in my place. He will be with me (in Paradise)’ One of the youngest ones among them volunteered and `Isa asked him to sit down. `Isa again asked for a volunteer, and the young man kept volunteering and `Isa asking him to sit down. Then the young man volunteered again and `Isa said, `You will be that man,’ and the resemblance of `Isa was cast over that man while `Isa ascended to heaven from a hole in the house. When the Jews came looking for `Isa, they found that young man and crucified him.

Terjemahan:

… Ibn Abi Hatim melaporkan bahwa Ibn Abbas berkata, "Sebelum Allah mengangkat Isa ke surga, Isa pergi kepada pengikut-pengikutnya yang ada 12 didalam rumah ... Dia kemudian bertanya, `Siapa yang bersedia menjadi serupa saya dan dibunuh sebagai gantiku. Dia akan bersamaku di surga’. Seorang muda diantara mereka bersedia namun Isa menyuruhnya kembali duduk. Isa kembali meminta seorang sukarelawan, dan sang pemuda tetap bersedia namun Isa memintanya duduk. Kemudian sang pemuda kembali menyatakan kesediaannya dan Isa berkata, `Kamulah orangnya’, dan sang pemuda menjadi mirip Isa sementara Isa naik ke surga melalui lubang di rumah itu. Saat orang-orang Yahudi datang mencarinya, mereka menemukan sang pemuda dan menyalibkannya ... "

3. Tujuh Belas Isa Palsu

Tabari juga menyatakan adanya pendapat bahwa 17 orang menjadi diserupakan menjadi Isa.

Sumber:

Towards an Islamic Christology: The Death of Jesus, Reality or Delusion”

The Muslim World vol 70, No. 2, hal 96

The commentary of Tabari (d. 923 A.D) relates on the authority of Wahb (a Jewish convert) that when the Jews were seeking Hadhrat Jesus As to crucify him, God cast the likeness of Hadhrat Jesus As on seventeen disciples. The Jews threatened to kill them all, but instead took just one in the group and killed him, believing him to be Hadhrat Jesus As.

Terjemahan:

Tafsir Tabari (w. 923 M) menghubungkan dengan otoritas Wahb (seorang Yahudi yang kemudian memeluk Islam) adalah saat orang-orang Yahudi mencari Yesus untuk menyalibkan-Nya, Allah menyebabkan tujuh belas murid Yesus menjadi menyerupai Yesus. Orang-orang Yahudi mengancam membunuh mereka namun akhirnya mengambil satu diantara mereka yang mereka percayai sebagai Yesus asli dan membunuhnya.

Namun uniknya pandangan bahwa teori penggantian oleh Yudas ataupun siapapun dia ditolak oleh ulama berikut.

Sumber:

The Holy Qur’an

Terjemahan: Muhammad Asad

QS 4:157

Commentary number 171 by M. Asad reads:

Thus, the Qur’an categorically denies the story of the crucifixion of Jesus. There exist, among Muslims, many fanciful legends telling us that at the last moment God substituted for Jesus a person closely resembling him [according to some accounts that person was Judas], who was subsequently crucified in his place. However, none of these Legends finds the slightest support in the Qur’an or in authentic Traditions, and the stories produced in these connections by the classical commentators must be summarily rejected. They represent no more than confused attempts at "harmonizing" the Quranic statement that Jesus was not crucified with the graphic description, in the Gospels, of his crucifixion ...

Terjemahan:

Komentar nomor 171 oleh M. Asad:

Jadi, al-Qur’an menolak kisah penyaliban Yesus. Ada dalam khasanah muslim, beberapa legenda fantastik dimana disaat terakhir Allah Swt mengganti Yesus dengan seseorang yang mirip dengannya [menurut beberapa laporan orang itu adalah Yudas], yang disalibkan sebagai penggantinya. Namun, tidak ada satupun kisah legenda itu yang memiliki dasar dari Al-Qur’an dan tradisi yang otentik, dan kisah-kisah yang dipaparkan oleh ahli-ahli tafsir sehubungan hal ini harus ditolak. Mereka tidak lebih berusaha mengharmoniskan pernyataan al-Qur’an bahwa Yesus tidak disalibkan dengan penggambaran Injil tentang penyaliban ...

Lagi-lagi, sesama muslim telah saling berbantah-bantahan sendiri tanpa adanya seorang orientalis yang melontarkan pendapat. Ironis sekali.

~ Penyaliban Hanya Sekedar Legenda ~

Karena disulitkan teori penggantian yang menempatkan Allah SWT sebagai penipu, maka muncul lagi pendapat ketiga dimana kisah penyaliban Yesus tidak lebih hanya sekedar legenda.

Teori ini melepaskan Allah SWT sebagai penipu.

Sumber:

The Holy Qur’an. Terjemahan: Muhammad Asad QS 4:157

Commentary number 171 by M. Asad reads:

... The story of crucifixion ... "but it only appeared to them as if it had been so" – implying that in the course of time, long after the time of Jesus, a legend had somehow grown up [possibly under the then-powerful influence of Mithraistic beliefs] to the effect that he had died on the cross in order to atone for the “original sin” with which mankind is allegedly burdened; and this legend became so firmly established among the latter-day followers of Jesus that even his enemies, the Jews, began to believe it – albeit in a derogatory sense [for crucifixion was, in those times, a heinous form of death penalty reserved for the lowest criminals]. This to my mind, is the only satisfactory explanation of the phrase "wa-lakin shubbiha lahum", the more so as the expression shubbiha li, " [a thing] became a fancied image to me", i.e., "in my mind" – in other words, " [it] seemed to me" [see Qamus, art. khayala, as well as Lane II, 833, and IV, 1500].

Terjemahan:

... Kisah penyaliban … "tetapi itu hanya tampak bagi mereka seolah-olah terjadi" mengindikasikan bahwa dengan berjalannya waktu, lama setelah masa Yesus, legenda telah terbentuk (mungkin atas dasar pengaruh Mithra) dengan efek bahwa Isa telah meninggal di kayu salib sebagai kurban penebusan terhadap dosa asal ... Dan legenda menjadi sangat kuat diantara pengikut Yesus bahkan hingga musuhnya yaitu Yahudi menjadi mempercayainya ...

Namun pandangan Muhammad Asad ini runtuh dengan sendirinya karena catatan penyaliban Yesus sudah ada dalam Injil sinoptik yang telah ditulis sebelum tahun 70 M (Matius 60 M, Markus 55-65 M dan Lukas 60-63 M). Masih banyak saksi mata yang hidup disekitar tahun 55-63 M yang dapat membantah peristiwa penyaliban Yesus tesebut. Legenda tidak mungkin muncul pada saat saksi mata masih banyak yang hidup.

~ Muslimlah Yang Bingung ~

... Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. (QS 4:157)

Ayat ini justru sangat cocok ditimpakan kepada Muslim sendiri:

Muslim tidak yakin tentang siapa yang dibunuh itu, ada yang ngomong Yudas, ada yang ngomong salah satu dari 12 murid, ada yang ngomong salah satu dari 17 murid yang semuanya diserupakan menjadi Yesus. Tetapi siapa namanya?

Muslim tidak juga yakin apakah upaya pembunuhan itu terjadi, ada yang ngomong Isa memang disalibkan tapi tidak meninggal ada yang ngomong itu cuma legenda. Akhirnya Muslim sendirilah yang harus membuat persangkaan-persangkaan tentang apa yang terjadi tersebut.

Melihat hal diatas, runtuhlah sudah klaim Al-Qur’an yang menyatakan dirinya terperinci dan mendetail:

  • ... padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan terperinci ... (QS 6:114)
  • Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat ... (QS 16:89)

Al-Qur’an jelas sangat kedodoran dalam menjelaskan tentang peristiwa penyaliban tersebut. Al-Qur’an yang mengklaim terperinci dan mendetail tidak menjelaskan sama sekali tentang:

  1. Bagaimana proses penangkapan Yesus?
  2. Setelah itu Yesus dibawa kemana dan Yesus palsu dibawa kemana?
  3. Bagaimana proses penyaliban si Yesus palsu?
  4. Bagaimana kemudian murid-murid Yesus mengarang kisah palsu Yesus disalibkan dan bangkit?
  5. Bagaimana murid-murid Yesus kemudian harus mencuri tubuh Yesus palsu untuk menghilangkan bukti pemalsuan?
  6. Bagaimana musuh-musuh Yesus tidak berusaha membongkar kubur Yesus palsu untuk melawan pengajaran Yesus palsu bangkit?

Semua kebingungan itu hanyalah mungkin jika Al-Qur’an memang hanya ditulis dari hasil dengar-dengaran belaka, alias bukan berasal dari Allah Swt melainkan berasal dari Muhammad Saw sendiri sesuai ayat berikut:

Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia (QS 69:40)

Kalimat "Allah yang diturunkan kepada" tidak ada dalam Al-Qur’an.

Jadi QS 69:40 harusnya berbunyi:

"Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu rasul yang mulia".

Jadi wahyu Muhammad Saw yang didapat dari dengar-dengaran dari kiri dan kanan sehingga menghasilkan cerita yang tidak lengkap dan membingungkan.

~ Allah SWT pun Akan Menipu Muslim ~

Uniknya kisah penipuan dengan merubah wajah dan penampilan ini akan dilakukan juga oleh Allahh SWT terhadap umat muslim sendiri.

Sumber:

Sahih Al-Bukhari, Volume 8, buku 76, No 577 (juga Volume 9, Buku 93, No 532)

Dikisahkan oleh Abu Huraira:

Beberapa orang bertanya, "O Rasulullah, apakah kami akan melihat Tuhan kami di hari kebangkitan?" Rasulullah berkata, "Apakah kalian beramai-ramai dan berdesak-desakan saat melihat matahari tidak tertutup awan?" Mereka menjawab, "Tidak". Rasulullah berkata, "Apakah kalian beramai-ramai dan berdesak-desakan saat melihat bulan purnama tidak tertutup awan?" Mereka menjawab, "Tidak". Rasulullah berkata, "Demikian pula kalian akan melihat Tuhan di hari kebangkitan. Allah akan mengumpulkan kalian semua" dan berkata. "Siapapun yang menyembah sesuatu akan mengikuti apa yang dia sembah ... Allah akan datang kepada mereka dalam bentuk yang tidak pernah mereka kenal" dan akan berkata, "Akulah tuhanmu". Mereka akan berkata, "Kami berlindung dengan Allah terhadap kamu. Ini adalah kediaman kami dan kami tidak akan mengikuti kamu hingga Tuhan kami datang, dan ketika Tuhan kami datang, kami akan mengenal-Nya" kemudian Allah akan datang dalam wujud yang mereka kenal dan berkata, "Akulah Tuhanmu" Mereka akan berkata, "Sunguh, Engkaulah Tuhan kami", dan mereka akan mengikuti-Nya ….

Demikianlah Allah swt ternyata juga akan melakukan tipuan kepada muslim. Tipuan ini tercatat juga dalam Al-Qur’an saat terjadinya perang Badar.

(Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu dalam mimpimu (dalam jumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepadamu (dalam jumlah) banyak, tentu kamu akan merasa gentar dan berselisih didalam urusan ini, tetapi Allah telah menyelamatkan (kamu dari perselisihan). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati (QS 8:43)

QS 8:43 berbicara tentang perang Badar. Al Qur’an mencatat perang Badar dimana Allah Swt melakukan "penyesatan" lewat mimpi Muhammad demi hendak menaikkan moral perang diantara pejuang Muslim.

Lewat mimpi, Allah Swt memperlihatkan kepada Muhammad bahwa musuh yang akan dihadapi hanyalah sejumlah kecil, padahal sebenarnya bohong.

Apakah Allah Swt tidak mampu menolong mahluknya dengan banyak cara lain yang tidak usah melibatkan penipuan dan penyesatan manusia?

Karena Allah Swt mampu menipu Muslim, jadi tidak ada jaminan sama sekali bahwa saat ini Allah Swt tidak menipu muslim dengan cerita penyaliban dalam Al-Qur’an yang jelas-jelas kacau balau.

~ Kasih VS Penipuan ~

Bagi Kristen, penyaliban adalah perwujudan KASIH Allah Bapa kepada manusia.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh dia. (Yohanes 3:16-17)

Pengajaran kasih ini yang sudah ada sejak abad pertama masehi, ternyata ditentang oleh Allah Swt 600 tahun kemudian dengan pengajaran penipuan penyaliban.

... dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘isa bagi mereka ... " (QS 4:157)

Sungguh ironi terbesar, pengajaran kasih dilawan dengan pengajaran penipuan penyaliban.

Menurut Al-qur’an, pengajaran kasih jelas mendapat ganjaran surga.

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya …. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya ... (QS 58:22)

Sementara menurut Al-Qur’an pengajaran tipu menipu mendapatkan ganjaran siksa didunia dan akhirat.

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. (QS 3:54-56)

Jadi mana yang mau kita ikuti, ajaran kasih sesuai Alkitab yang berbuah surga ataukah ajaran penipuan sesuai Al-Qur’an yang berbuah siksa dunia dan akhirat?

~ Kesimpulan ~

  1. Kristen, bidat Kristen, sejarawan Yahudi, sejarawan Romawi dan sejarawan Yunani percaya bahwa Yesus telah disalibkan dan meninggal. Tidak ada kebingungan tentang siapa yang disalibkan tersebut.
  2. Bidat Kristen yang percaya Yesus tidak disalibkan karena menganggap Yesus adalah sepenuhnya ilahi. Ironisnya dari sinilah Muhammad SAW mengambil pengajarannya tanpa tahu latar belakang penolakan tersebut. Maklum karena didapat dari dengar-dengaran kiri dan kanan.
  3. Justru muslim sendirilah yang bingung tentang kisah penyaliban tersebut. Semua teori mereka saling bertentangan satu dengan lainnya tanpa perlu adanya orientalis ikut nimbrung didalamnya. Ajaran penipuan penyaliban jelas akan diganjar dengan siksa dunia dan akhirat. Sebaliknya ajaran kasih penebusan akan diganjar surga. Karena Allah Swt mempunyai sifat penipu, dan pernah menipu muslim maka sangat mungkin Allah Swt saat ini memang sedang menipu muslim dengan Al-Qur’annya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar