19 Januari 2014

Uraian Singkat Kisah-Kisah Teladan Yesus, Paulus dan Muhammad

** Kisah-Kisah Teladan Muhammad SAW **

Lukisan ketika Muhammad bertemu Jibril di gua Hira
Sumber:
https://islami.co/lukisan-nabi-muhammad-saw-dalam-perjalanan-sejarah/

Selama ini muslim diajarkan bahwa Muhammad adalah laki-laki yang paling mulia, paling agung dan paling baik sepanjang segala masa. Tidak ada kecacatan sama sekali dalam dirinya. Ini menjadikan Muhammad adalah contoh bagi Muslim dimana saja, dan perbuatannya menjadi teladan bagi Muslim untuk diikuti. Harus diakui bahwa Muhammad adalah seorang pemimpin besar yang telah banyak menanamkan hal-hal baik bagi masyarakat Arab dan Muslim pada umumnya.

Kita akan melihat dari satu sisi untuk mengevaluasi karakter dari Muhammad ini. Yang akan kita lihat adalah bagaimana dia menghadapi musuh-musuh pribadinya. Bagaimana saat seseorang ditentang dan dipertanyakan. Pada saat menghadapi tantangan tersebutlah biasanya karakter asli seseorang akan terlihat. Sebelum mengevaluasi kita akan lihat dulu karakter dari 2 (dua) tokoh dalam Perjanjian Baru sebagai perbandingan.

1. Yesus Kristus

Saat dicela dan ditentang:  

Pada saat berada diatas kayu salib, Yesus tidak memaki mereka yang telah menyalibkannya, justru berdoa mengampuni mereka.

Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)

Tentang pembunuhan:

Yesus melarang pembunuhan.

Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta." (Matius 19:18)

2. Rasul Paulus

Saat dicela dan ditentang:  

Rasul Paulus yang selalu dituduh rasul PALSU oleh muslim memberikan contoh yang sangat baik. Saat berada di Korintus, rasul Paulus menerima cercaan, siksaan dan hinaan dari penduduk Korintus. 

Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. (1 Korintus 4:11-13)

Tindakan yang dilakukan adalah menegur dengan kasih.

Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. (1 Korintus 4:14)

Tentang pembunuhan:

Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat

(Roma 13:9-10)

Jadi karakter yang ditunjukkan keduanya adalah:

  1. Tidak mendendam
  2. Menegor dengan kasih
  3. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan lainnya
  4. Mendoakan agar mereka diberi keselamatan
  5. Tidak melakukan pembunuhan

Berikut ini akan diberikan beberapa kisah Muhammad dan tindakan yang diambilnya terhadap mereka yang pernah melukai hatinya, yaitu:

  1. Al-Nadr bin al-Harith (Ayat serupa al-qur'an)
  2. Uqba bin Abi Mu`ayt (2 pertanyaan jebakan)
  3. Ka`b bin al-Ashraf (Puisi yang mengkritik)
  4. Ibn Sunayna (Kebencian ras)
  5. Sallam Ibn Abu'l-Huqaiq (Pembunuhan untuk kepuasan)
  6. Umaiya bin Khalaf Abi Safwan (Benci karena gagal merampok)
  7. Amir bin Jihash (Pembunuhan karena curiga - 1)
  8. Seorang yang tidak dikenal (Pembunuhan karena curiga - 2)
  9. Abu Afak (Pembunuhan karena syair)
  10. Asma Binti Marwan (Nasib Munir wanita)
  11. Abdullah bin Khatal (Nasib seorang yang berpaling dari Islam – 1
  12. Miqyah bin Hubabah (Nasib seorang yang berpaling dari Islam – 2)
  13. Fartanah (Kisah sedih seorang biduanita)
  14. Huwairits bin Nuqaith (Anak terjatuh, nyawa melayang)
  15. Sarah (Pengantar surat yang malang)

Sumber kutipan utama adalah dari buku karya Muhammad bin Yassar bin Ishaq yang merupakan buku biografi tertua tentang Muhamamad. Buku ini selesai ditulis sekitar tahun 150 Hijriah, dan setelah meninggalnya Ibn Ishaq kemudian direvisi oleh Ibn Hisham.

** Siapa Muhammad ibn Ishaq ibn Yasar **

Dia lahir di Madinah tahun 85 Hijriah, meninggal di Baghdad 151 Hijriah. Kakeknya yang bernama Yasar jatuh ke tangan Khalid bin al Walid di tahun 12 Hijriah dan kemudian memeluk Islam. Ayah Muhammad ibn Ishaq banyak berhubungan dengan para ahli hadis generasi ke 2, terutama Zuhri, Qatada dan Abdullah bin Abu Bakar. Sementara Ibn Ishaq sendiri belajar agama hingga ke Mesir kepada Yazid bin abu Habib. Setelah kembali ke Madinah, ia terus mengkoleksi hadisnya.

Jadi sumber-sumber Muhamamad bin Ishaq adalah sangat dekat dengan hidup generasi pertama Islam. Bandingkan dengan pengumpul Hadis seperti Bukhari, Muslim dll yang hidup sekitar 200-270 Hijriah. Banyak pakar-pakar kuno Islam yang mengakui otoritas dari Muhammad ibn Ishaq, diantaranya:

  1. al Zuhri: "Orang yang paling baik pengetahuannya mengenai maghazi adalah Ibn Ishaq, ilmu masih tetap ada di Medinah selama Ibn Ishaq masih hidup.
  2. Syu'bah (85-160 M): "Terpercaya dalam hadis, pemuka para ahli hadis karena kehebatan ingatannya"
  3. Abu Hatim: "Hadis yang diriwayatkannya banyak dikutip orang"

1. Al-Nadr Bin Al-Harith (Ayat serupa Quran)

Nadr bin Al Harits pertama disebutkan sebagai wakil Quraish yang berunding dengan Rasulullah.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, halaman 196

… para pemimpin dari semua kelompok Quraish – Utbah bin Rabi'ah dan Sahiba … Nadr bin Harits saudara dari bani Abdudar ...

Dikisahkan pemuka Quraish menawarkan uang, kemuliaan dan kedudukan jika itu memang yang diminta Muhammad. Dia menyatakan bukanlah itu yang dia inginkan melainkan pengakuan bahwa dia adalah rasul yang diutus oleh Allah swt. 

Atas pernyataan tersebut, pemuka Quraish meminta bukti yaitu:

  1. Menyingkirkan gunung-gunung
  2. Mengalirkan ke tanah Arab sungai-sungai
  3. Menghidupkan kembali nenek moyang mereka.

Atas permintaan pembuktian itu Muhammad menyatakan ketidakmampuannya. Akhirnya pertemuan berakhir tanpa kesepakatan apa-apa. 

Sumber:

Ibid. Halaman 198-199:

Abdullah bin abu Umayyah mendekati rasulullah dan berkata, "Wahai Muhammad, mereka telah memberikan tawaran yang baik kepadamu ternyata kamu tolak. Pertama mereka meminta sesuatu darimu untuk mereka agar mereka mengetahu bahwa kedudukanmu disisi Tuhan adalah seperti apa yang kamu katakan sehingga mereka dapat mempercayaimu dan mengikutimu, dan kamu tidak melakukan apa-apa. Kemudian mereka memintamu untuk melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, agar mereka tahu kelebihanmu atas mereka dan kedudukanmu disisi Tuhan, dan kamu tidak mau melakukannya. Kemudian mereka memintamu untuk mendatangkan hukuman atas mereka agar mereka menjadi takut, dan kamu tidak melakukannya."

Karena ketidakmampuan Muhammad meyakinkan Quraish, maka pertentangan terhadap dia pun berlanjut. Salah satunya dilakukan oleh Nadr bin al Harits.

Sumber: Ibid. Halaman 200-201

Pada saat itu, Nadr bin al Harits adalah salah satu setan dari Quraish. Dia selalu mencaci maki rasulullah dan menunjukkan sikap bermusuhan. Dia pernah pergi ke al Hira dan belajar di sana tentang hikayat raja-raja Persia, hikayat tentang Rustum dan Isbandiyar. Ketika rasullulah mengadakan pertemuan dimana dia mengingatkan mereka tentang Tuhan, dan mengingatkan umatnya tentang apa yang telah terjadi pada banyak generasi yang telah lalu akan pembalasan yang ditimpakan Tuhan atas kelaliman mereka. Al Nadr mengatakan kepada mereka, "Aku lebih memilih kisah dan cerita yang lebih baik dan lebih menarik dari yang dia miliki, ikutlah aku".

Kemudian dia mulai menceritakan kepada mereka kisah tentang raja-raja Persia, Rustum dan Isbandiya, dan kemudian dia berkata, "Atas dasar apa kalian menganggap Muhammad adalah seorang penutur kisah yang lebih baik dari aku?".

Jadi kesalahan Nadr bin Al Harits adalah karena dia berani menyaingi Muhammad dalam menceritakan kisah-kisah umat terdahulu.

Sumber: Ibid

Jilid 2. Halaman 122

… Ketika rasulullah sedang berada di al Safira, Nadr dibunuh oleh Ali, sebagaimana yang diceritakan oleh seorang penduduk dari Mekah kepada saya.

Sungguh ironis, Muhammad sendiri yang menantang orang-orang untuk mendatangkan ayat-ayat serupa Al-Qur'an, dan saat ada yang meladeni ternyata tidak bisa diterima oleh Muhammad. Dan akibatnya adalah hukuman mati.

** Tanggapan Dari Quran **

Dengan perbuatannya ini Muhammad melanggar perintah Allah swt dalam Al-Qur'an yaitu:

Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (QS 42:37)

Bagi Muhammad adalah lebih baik menuntaskan dendamnya daripada mengikuti perintah Allah swt untuk memberi maaf. Lagi-lagi, ironi terbesar muncul. Muhammad yang gemar mencaci maki Yahudi and Nasrani ternyata tidak lebih baik dari yang dicaci makinya. 

Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik. (QS 2:5)

Jadi daripada mengikuti perintah untuk memaafkan, lebih baik bagi Muhammad untuk mengganti perintah tersebut dengan pembunuhan. Tampaknya bagi Muhammad berlakulah hukuman sesuai ayat Al-Qur'an berikut:

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak [1160] tatkala yang hak itu datang kepadanya? bukankah dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (QS 29:68)

Perintah datang kepada Muhamamad dan dia sendirilah yang mendustakan perintah tersebut. Dan menyedihkannya karena menurut Al-Qur'an, sikap begini diganjar menjadi penghuni neraka jahanam.

2. Uqbah Bin Abi Muait (2 pertanyaan jebakan)

Uqbah adalah satu sahabat dekat dari Nadr bin al Harits. Dia diutus oleh Quraish bersama Nadr untuk menemui rabi Yahudi yang memberikan 3 pertanyaan untuk mempertanyakan kenabian Muhamamad.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, halaman 201

Ketika Nadr mengatakan hal tersebut kepada mereka, mereka mengirim dia dan Uqbah bin Abu Muait kepada pendeta Yahudi di Medinah ... Sang pendeta berkata, "Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang 3 hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang bajingan ... Tanyakan kepadanya tentang anak-anak muda yang menghilang dimasa lalu ... kedua, tanyakanlah kepadanya tentang laki-laki pengembara agung yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat. tanyakanlah kepadanya tentang roh. Jika mampu menjawab dengan benar maka ikutlah dia" ….

Ketiga pertanyaan kemudian disampaikan kepada Muhammad oleh Nadr dan Uqbah, dan Muhammad menjawab, "Aku akan memberikan jawabannya besok" (hal 202).

Ternyata Muhammad tidak dapat menjawab sesuai waktu yang dijanjikannya sendiri dan baru dapat menjawab setelah lebih dari 15 hari.

Jawaban Muhammad adalah:

  1. Tentang orang muda yang menghilang dimasa lalu terjawab dengan Qs Al-Kahfi yang menceritakan beberapa pemuda tertidur selama ratusan tahun (QS 18:9–26)
  2. Tentang pengembara terjawab dengan ayat-ayat tentang Zulkarnain yang mencapai tempat matahari terbenam di lumpur hitam (QS 18:83–101).
  3. Sementara tentang roh, Muhammad tidak dapat menjawab dan hanya mendapatkan wahyu bahwa roh adalah diluar jangkauan pikiran manusia.

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS 17:85)

Satu hal yang tidak disadari oleh Muhammad adalah bahwa pendeta Yahudi menjebak dia dengan 3 pertanyaan. Dari 3 pertanyaan, 2 pertanyaan yaitu tentang pemuda yang tertidur di gua dan Zulkarnain adalah pertanyaan jebakan karena cerita ini jelas adalah legenda tidak ada nilai teologisnya sama sekali.

  1. Kisah pengembara yang mencapai tempat matahari adalah legenda tentang Alexander Agung.
  2. Sedangkan cerita tentang pemuda yang tertidur adalah legenda "The Seven Sleepers of Efessus". Cerita ini diterjemahkan dalam bahasa Syria oleh James dari Sarug (w. 521 M).

Lucunya untuk 2 pertanyaan jebakan ini Muhammad justru bisa menjawab bahkan masuk dalam Al-Qur'an. Sementara untuk pertanyaan yang sesungguhnya yaitu tentang roh tidak mampu dijawab. Akibatnya celaan terhadap Muhammad tidaklah surut, malah semakin keras. Dan nasib Uqbah yang mengajukan pertanyaan menjadi jelas, yaitu harus dihukum mati.

Sumber: Ibid

Jilid 2, halaman 122

Disaat rasulullah sedang berada di Irqul Zabya, Uqbah terbunuh. Dia ditangkap oleh Abdullah bin Salimah, salah seorang keluarga bani Ajlan.

Ketika rasulullah memerintahkan untuk membunuhnya, dia berkata, "Tetapi siapa yang akan mengasuh anakku wahai Muhammad?". "neraka, "jawab rasulullah, dan Asim bin Thabit bin Abul Aqlah al Anshari membunuhnya ….

Kesalahan Uqbah adalah karena dia mengajukan 3 pertanyaan yang menjebak Muhammad. Dan sangat ironis karena Muhammad ternyata memang terjebak. Dendam Muhammad bahkan terlihat saat dia menjawab bahwa anak-anak Uqbah akan diasuh oleh neraka. Anak-anak yang belum tahu apa-apa ikut menjadi korban dendam Muhammad.

** Tanggapan dari Quran **

Lagi-lagi Muhammad melanggar perintah Allah swt yang lain lagi.

Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah [1384] karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS 45:14)

Bagi Muhammad adalah lebih baik menuntaskan dendamnya karena terjebak memberi jawaban salah daripada mengikuti perintah Allah swt untuk memberi maaf.

3. Kaab Ibn Ashraf (Puisi yang mengkritik)

Setelah pindah ke Medinah, Muhammad mulai menghimpun kekuatan. Pada waktu itu golongan Yahudi menolak ajakan Muhammad untuk memeluk Islam. Salah satu dari antaranya adalah Kaab bin Al Ashraf yang tidak mempercayai bahwa Muhammad adalah nabi dan mendukung Quraish. Namun Kaab tidaklah pernah mengangkat senjata terhadap Muhammad ataupun muslim lainnya. Yang dilakukannya hanyalah mengarang lirik-lirik dimana dia meratapi orang-orang Quraish yang terbunuh saat perang Badar dan lirik yang dianggap menghina wanita muslim. Dan karena tulisannya, Kaab harus dibunuh atas perintah Muhammad.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 188 – 191

… Kaab mulai mencaci maki rasulullah dan menyusun baris-baris dimana dia meratapi kaum Quraish yang dilemparkan kedalam lubang setelah terbunuh di perang Badar. Ia berkata:

Perang Badar telah menumpahkan darah manusia

Melihat Badar air matamu pasti meleleh dan menangis

Orang-orang terbaik dibantai disekeliling kantung air mereka

Aku mendengar Harits aibnu Hisyam (cat: dia adalah seorang pembesar Quraish)

Melakukan hal yang benar dan mengumpulkan pasukan

Menuju Yatsrib dengan tentara-tentaranya

Karena hanya mereka yang mulia

Yang rupawan yang akan melindungi reputasi mereka yang tinggi

Lalu dia menulis puisi cinta yang mengejek keadaan wanita-wanita islam. (tidak dituliskan lirik yang yang dimaksud). Rasulullah berkata, "siapa yang akan menyingkirkan Ibn Ashraf untukku?

Muhammad bin Maslamah berkata, "Aku yang akan melakukannya untukmu wahai rasulullah. Aku akan membunuhnya". Beliau berkata, "Kerjakanlah jika kamu sanggup".

... Kutusukkan belati ke bagian bawah tubuhnya, lalu aku terus menusuk hingga ke kemaluannya, dan dia pun jatuh ke tanah ...

Kami mengucapkan salam ketika beliau sedang shalat dan ketika beliau keluar kami mengatakan bahwa kami telah membunuh musuh Allah.

Sumber:

Sahih Bukhari Volume 5 # 369

Dikisahkan oleh Jabir Abdullah:

Rasulullah bersabda, "siapa yang bersedia membunuh Ka`b bin Al-Ashraf yang telah menyakiti Allah dan rasulnya?" Dari situ Maslama berdiri dan berkata, "Oh, Rasulullah! Apakah kamu suka kalo saya membunuhnya? " Nabi bersabda, "Ya". Maslama berkata, "Kalo begitu biarkan saya memfitnah (dengan kata lain menipu Ka`b. Nabi bersaba, "anda boleh mengatakan demikian." 

Maslama pergi ke Ka`b dan berkata, "Orang itu (i.e Muhammad) meminta Sadakah (i.e Zakat, pajak) dari kita, dan dia menyebabkan masalah pada kita, dan saya datang untuk meminjam sesuatu darimu."

Untuk itu, Ka`b berkata, "Oleh Allah, kamu akan cape (bosan) menghadapi dia (Muhammad)!" Maslama berkata, "Sekarang sejak kami sudah mengikutinya, kami tidak mau meninggalkan dia dan sampai kami melihat bagaimana dia akhirnya. Sekarang kami mau kamu meminjamkan kepada kami satu atau dua kereta onta penuh dengan makanan."

Ka`b berkata, "Ya, tapi kamu mesti memberikan jaminan pada saya." Maslama dan temannya berkata, "Apa yang kamu mau?" Ka`b menjawab, "Jaminkan perempuan anda pada saya". Mereka berkata, "Bagaimana mungkin kami menjaminkan perempuan kami pada anda dan anda adalah yang terganteng daripada semua orang Arab?"

Ka`b berkata, "Kalau begitu jaminkan anak anda kepada saya." Mereka berkata, "Bagaimana mungkin kami menjaminkan anak-anak kami kepada mu? Di waktu yang akan datang, mereka akan dihina oleh orang-orang bahwa si anu telah dijaminkan untuk satu kereta onta penuh makanan. Hal itu akan membuat kami malu, tapi kami akan menjaminkan senjata kami kepadamu." 

Maslama dan temannya menjanjikan pada Ka`b bahwa Maslama akan kembali padanya. Dia datang ke Ka`b pada malam harinya bersama dengan saudara lelaki angkat Ka`b, Abu Na`ila.

Ka`b mengundang mereka untuk masuk kedalam rumahnya dan pergi bersama dengan mereka. Isterinya menanyakan padanya, "Kemana engkau akan pergi di waktu malam demikian?" Ka`b menjawab, "Tidak lain tetapi Maslama dan saudara angakat saya abu Na`ila yang datang." Isterinya berkata, "Saya mendengar suara seakan-akan darah bercucuran darinya." Ka`b berkata, "Mereka tidak lain tetapi saudara saya Maslama dan saudara angkat saya Abu Na`la. Seorang yang murah hati selayaknya memenuhi undangan untuk melewatkan malam hari walaupun jika diundang untuk dibunuh." 

Maslama pergi dengan kedua lelaki tersebut. Jadi Maslama masuk bersama dengan dua orang, dan berkata kepada mereka, "Ketika Ka`b datang, saya akan menyentuh rambutnya dan menciumnya, dan ketika kamu melihat bahwa saya telah memegang kepalanya, pukulah dia. Saya akan membiarkan anda mencium kepalanya." 

Ka`b bin al-Ashraf turun dan menghampiri mereka dalam pakaiannya, dan menyebarkan bau parfum. Maslama berkata, "Saya belum pernah mencium wangi yang lebih baik dari pada ini." Ka`b menjawab, "Saya mempunyai wanita Arab terbaik yang mengetahui cara penggunaan parfum kelas tinggi." Maslama meminta Ka`b, "Bolehkan saya mencium kepala anda?" Ka`b berkata, "Boleh." Maslama menciumnya dan membuat temanya menciumnya juga.

Kemudian dia meminta Ka`b lagi, "Apakah saya boleh (mencium kepala anda)?" Ka`b berkata, "Boleh." Ketika Maslama berhasil memegangnya erat, da’i berkata (kepada teman-temannya), "Tangkap dia!" kemudian mereka membunuhnya dan pergi kepada nabi untuk memberitahukan kepadanya. 

Atau sumber kuno lainnya:

Dari Ibn Sa'd,

Kitab Al Tabaqat Al Kabir, volume 1, halaman 37:

Mereka (Maslama dan teman-temannya) memotong kepalanya (Ka`b dan membawanya …. mereka menyuguhkan kepala Ka`b dihadapan Muhammad, dia (nabi) memuji Allah atas kematiannya (Ka`b)

Jadi seseorang bisa dengan mudah dibunuh hanya karena tulisannya. Padahal apa yang ditulis oleh Ka`b hanyalah lirik yang menyesalkan banyaknya orang Quraish yang meninggal. Tuduhan bahwa Ka`b menulis lirik yang menghina Muslimah tidak pernah dibuktikan terbukti dengan tidak adanya dalam kutipan Ibn Ishaq diatas. 

Jadi karena Muhammad tidak senang dengan tulisan Kaab bin Al Ashraf, maka dibunuhnyalah orang tersebut dengan cara yang licik, dimalam hari dan dengan penipuan.

** Tanggapan Dari Quran **

Tampaknya Muhammad memang adalah orang yang tidak bisa memaafkan orang lain. Dan ironis sekali karena dia sendiri ternyata melanggar apa yang sudah diperintahkan oleh Allah swt. 

dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS 5:13)

Jadi bagi Muhammad adalah lebih baik memuaskan dendamnya daripada mengikuti perintah Allah swt untuk memaafkan dan membiarkan dan menjadi orang baik-baik.

4. Ibn Sunayna (Kebencian Ras)

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 194

Rasulullah berkata, "bunuh setiap Yahudi yang jatuh kedalam kekuasaanmu". Setelah itu Muhayyisa bin Mas'ud menyergap dan menyerang Ibnu Sunayna seorang pedagang Yahudi yang sebenarnya mempunyai hubungan sosial dan bisnis dengan mereka dan dia membunuhnya.

Sunnah nabi yang sangat keji. Membunuh setiap Yahudi hanya karena dia terlahir sebagai Yahudi. Tidak perduli apakah si Yahudi benar atau salah. Sungguh ironis, Muslim senantiasa menuduh Yahudi membenci Islam, namun sunah nabi diatas jelas menunjukkan sebaliknya, Muhammad saw sangat membenci Yahudi.

Pembunuhan ini dikecam oleh saudara Muhayyisa yang bernama Huwayissa yang menyatakan, "Kamu membunuhnya sedangkan banyak lemak diperutmu berasal dari kekayaannya" (halaman 194).

Cerita kemudian berkembang dimana Huwayyisa tertarik dengan Islam karena kepatuhan Muhayyisa untuk mentaati Muhammad.

Sumber:

Ibid, halaman 194

"Demi Allah, jika Muhammad memerintahkanmu untuk membunuhku, apakah engkau akan melakukannya". Dia (Muhayyisa) berkata, "Ya, demi Allah, seandainya dia memerintahkan aku untuk membunuhmu aku akan melakukannya". Dia (Huwayyisa) berkata, "Sungguh menakjubkan agama yang dapat membuatmu menjadi seperti ini!". Dan mulai saat itu dia (Huwayyisa) masuk Islam.

Kisah yang sangat ironis, Huwayyisa tertarik dengan Islam karena kepatuhan saudaranya terhadap apa yang diperintahkan Muhammad, termasuk kepatuhan untuk membunuh saudaranya sendiri.

** Tanggapan Dari Alkitab **

Sangat berbeda dengan pengajaran Yesus.

Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta"

Jadi bagaimana mungkin Muslim mengaku beriman kepada nabi Isa sementara pengajaran Isa dengan sunnah Muhammad bertolak belakang. (Matius 19:18)

Bahkan rasul Paulus, yang dengan keji dituduh oleh Muslim sebagai rasul palsupun mengajarkan hal yang sama dengan Yesus, yaitu: 

Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! (Roma 13:9)

Jadi dalam hal ini rasul Paulus adalah pengikut setia dan benar dari Kristus, sementara Muhammad justru menentang apa yang diajarkan oleh Kristus.

5. Sallam Ibn Abul-Huqaiq (Pembunuhan untuk kepuasan)

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 324 – 325

... muncullah masalah Sallam ibn Abdul Huqaiq yang dikenal sebagai Abu Rafi berkaitan dengan mereka yang telah mengumpulkan orang-orang dari berbagai suku untuk bersama-sama melawan rasulullah ... Maka Khazraj meminta kepada rasulullah dan diijinkan oleh beliau untuk membunuh Sallam yang saat itu sedang berada di Khaibar.

Ketika Aus telah membunuh Kaab karena sikap permusuhannya terhadap rasulullah, segera Khazraj mengucapkan kata-kata itu dan bertanya kepada kaumnya sendiri siapakah yang begitu memusuhi rasulullah sebagaimana Ka’b? Merekapun segera ingat kepada Sallam yang berada di Khaibar dan meminta izin rasulullah untuk membunuhnya dan mereka pun diijinkan ...

Saat mereka telah sampai di Khaibar segera mereka mendatangi rumah Sallam di malam hari ... istri Sallam keluar dan menanyakan siapakah mereka dan dijawablah bahwa mereka adalah orang-orang Arab yang mencari makanan. maka mereka pun diperbolehkan masuk. ketika kami masuk kami segera mengunci pintu kamarnya karena kami khawatir akan ada yang menghalangi kami.

Setelah kami menebaskan pedang padanya, Abdullah Bin Unais menusuk perutnya sampai tembus.

Muhammad membunuh Sallam hanya untuk memuaskan keinginan bani Khazraj yang ingin berjasa seperti bani Aus yang telah membunuh Ka’b bin Al Ashraf. Pembunuhan diatas ditambah lagi dengan kebohongan dengan memanfaatkan kebaikan hati keluarga Sallam yang mau menerima mereka untuk memberi makan.

Sungguh ironis sekali.

** Tanggapan Dari Quran **

Lagi-lagi Muhammad melanggar perintah Allah swt yang lain lagi.

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. (QS 15:85)

Bagi Muhammad adalah lebih baik menuntaskan dendamnya daripada mengikuti perintah Allah swt untuk memaafkan dengan cara yang baik.

6. Umaiya Bin Khalaf Abi Safwan -- Benci Karena Gagal Merampok –

Sumber:

Bukhari Volume 4, buku 56, Nomor 826:

Dikisahkan oleh 'Abdullah bin Mas'ud:

Sad bin Muadh datang ke Madinah dengan tujuan untuk melakukan umrah dan dia tinggal di rumah Umaiya bin Khalaf Abi Safwan ... Umaiya berkata kepada Sa'd, "Tunggulah hingga siang hari saat orang-orang berada dirumah mereka, baru kamu pergi melakukan tawaf mengelilingi Kabah".

Saat Sad sedang mengelilingi Kabah, Abu Jahl mendatanginya dan berkata, "Siapa itu yang sedang bertawaf?" Sad menjawab, "Aku Sad". Abu Jahl berkata, "Apakah kamu aman sekalipun kamu pernah memberikan perlindungan kepada Muhammad dan sahabat-sahabatnya?" Sad berkata, "Ya", dan mereka mulai bertengkar.

Umaiya berkata kepada Sad, "Jangan bertengkar dengan Abu Jahl karena dia adalah pemimpin Mekkah". Sad kemudian berkata kepada Abu Jahl, "Demi Allah, jika kamu menghalangi aku bertawaf, Aku akan menghancurkan perdaganganmu dengan Syam". Umaiya terus berusaha menenangkan Sad. Sad menjadi marah dan berkata kepada umaiya, "pergilah dariku karena aku mendengar Muhammad akan membunuhmu". Umaiya bertanya, "Apakah Muhammad benar akan membunuhku?". Sad berkata, "Ya!". Umaiya berkata, "Demi Allah, jika Muhammad berkata sesuatu, dia tidak akan berbohong".

Maka ketika kaum Quraish menuju ke Badar dan menyatakan perang, istri Umaiya berkata, "Tidaklah kamu mengingat apa yang dikatakan saudaramu yaitu Sad" (Cat: bahwa Muhammad akan membunuh Umaiya). Umaiya memutuskan tidak berperang tetapi Abu Jahl berkata kepadanya, "Kamu adalah dari keluarga bangsawan di Mekah, maka kamu harus ikut kami untuk satu atau dua hari." Umaiya pergi bersama mereka dan Allah kemudian membunuhnya.

Kebencian Muhammad tampaknya dipicu karena kegagalannya untuk merampok barang dagangan Umayya bin Khalaf. Namun siapa sih orang yang mau barang dagangannya dirampok, sekalipun yang merampok mengaku sebagai utusan Allah swt dan mungkin kegiatannya merampok atas wahyu Allah swt.

Sumber:

Sejarah Hidup Muhammad saw

Muhammad Husain Haekal

Bagian 12: Satuan-satuan dan bentrokan-bentrokan pertama

Lalu ia mengadakan persekutuan dengan pihak Banu Dzamra; bahwa sebulan sesudah itu ia pergi lagi mengepalai 200 orang dari Muhajirin dan Anshar - menuju Buwat dengan sasaran sebuah Kafilah yang dipimpin oleh Umayya bin Khalaf yang terdiri dari 2.500 ekor unta dikawal oleh 100 orang pasukan perang. Tapi juga sudah tidak bertemu lagi, sebab mereka sudah mengambil haluan lain, bukan jalan Kafilah.

Jadi setelah berada di Medinah, Muhamamd sering melakukan penyerangan terhadap kafilah-kafilah Quraish untuk merampok mereka.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 97, 121

Ekspedisi Besar ke Lembah Badar

Kemudian rasulullah mendengar bahwa Abu Sufyan bin Harb datang dari Syria dengan sebuah kereta besar kaum Quraish yang membawa uang dan barang dagangan ... beliau memanggil orang-orang Islam dan berkata, "ini adalah kereta Quraish yang berisikan harta kekayaan mereka. berangkatlah untuk melakukan penyerangan, semoga Allah memberikan keberhasilan kepada kita."

Kemudian rasulullah memerintahkan agar semua barang rampasan perang yang telah dikumpulkan didalam tenda dibawa bersama-sama ...

Akibat perampokan inilah yang kemudian memicu terjadinya perang Badar yang merenggut sangat banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Umayya sendiri akhirnya mati karena dibunuh oleh Bilal yang mendendam karena pernah disiksa oleh Umayya. Tampaknya agama Islam yang dipeluknya tidak dijalankannya dengan benar.

Sumber:

Sejarah Hidup Muhammad SAW

Muhammad Husain Haekal

Bagian 13: Perang Badr

Bilal melihat Umayya bin Khalaf dan anaknya, begitu juga beberapa orang Islam melihat mereka yang dikenalnya di Mekah dulu. Umayya ini adalah orang yang pernah menyiksa Bilal dulu, ketika ia dibawanya ketengah-tengah padang pasir yang paling panas di Mekah. Ditelentangkannya ia di tempat itu lalu ditindihkannya batu besar di dadanya, dengan maksud supaya ia meninggalkan Islam. Tetapi Bilal hanya berkata: "Ahad, Ahad. (Yang Satu, Yang Satu.)".

Ketika dilihatnya Umayya, Bilal berkata: "Umayya, moyang kafir. Takkan selamat aku, kalau kau lolos!" Beberapa orang dari kalangan Muslimin mengelilingi Umayya dengan tujuan jangan sampai ia terbunuh dan akan dibawanya sebagai tawanan. Tetapi Bilal di tengah-tengah orang banyak itu berteriak sekeras-kerasnya: "Sekalian tentara Tuhan! Ini Umaya bin Khalaf kepala kafir. Takkan selamat aku kalau ia lolos." Orang banyak berkumpul. Tetapi Bilal tak dapat diredakan lagi, dan Umayya dibunuhnya.

** Tanggapan Dari Quran **

Muhammad sendiri mencuri dan ironisnya dalam salah satu perintahnya Allah swt memberikan syarat untuk bisa diampuni Allah swt adalah tidak mencuri.

Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, ... maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang. (QS 60:12)

Kegiatan rampok merampok bahkan dikecam oleh Allah swt. namun toh tetap dilakukan oleh Muhammad.

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah? (QS 29:67)

Kegiatan merampok dan mencuri bahkan diancam hukuman potong tangan. Namun hukuman potong tangan ini tampaknya tidak berlaku bagi Muhammad dan para pengikutnya. Jadi perintah ini dilanggar sendiri oleh Muhammad.

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS 5:38)

Sangat jelas bahwa Muhammad dan para pengikutnya telah mendustakan ayat-ayat Al-Qur'an sendiri, dan Al-Qur'an memang sudah memperingatkan hal ini.

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS 6:49)

Jadi sikap mendengar tapi tidak mau melaksanakan adalah sikap dari orang-orang fasik. Pengertian fasik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia. WJS Poerwadarminta, PN Balai Pustaka, Jakarta 1976 adalah:

Fasik: Tidak pedulikan perintah Tuhan (berarti: buruk kelakuan, jahat, berdosa besar)

Karena bersikap fasik, maka ada siksaan yang harus dialami:

  1. Muhammad meninggal sebagai akibat racun yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi di Khaibar
  2. Umar meninggal karena dibunuh didalam masjid
  3. Usman meninggal dihajar ramai-ramai dan ditikam di rumah kediamannya.

Selain bersifat fasik, tindakan mendustakan ayat-ayat Allah disamakan dengan kaum kafir dan penghuni neraka.

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS 2:39)

** Tanggapan Dari Alkitab **

Tindakan fasik seperti inilah yang sudah diingatkan oleh rasul Paulus yaitu mengucapkan perintah tapi tidak melaksanakan atau hanya sekedar omong kosong. 

... tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. (2 Timotius 2:16)

Dan rasul Paulus sudah mengajarkan agar tindakan fasik ini ditinggalkan.

Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. (Titus 2:12)

Apa itu keinginan duniawi?

Ya antara lain adalah kawin mawin sebanyak-banyaknya, bebas menggauli budak-budak, merampok, membunuh, memfitnah, curiga, tidak mau memaafkan dll.

7. Amir Bin Jihasy Bin Kaab (Pembunuhan karena curiga)

Dikisahkan bahwa saat Muhammad saw mengunjungi bani Nadhir, seorang dari mereka yaitu Amir bin Jihasy bin Kaab bermaksud menjatuhkan batu ke atas Muhammad SAW saat sedang duduk. 

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 270

Rasulullah duduk disebelah dinding rumah salah seorang diantara mereka pada saat itu. Amir bin Jihasy bin Kaab mengajukan diri untuk melakukannya dan naik ke atas untuk menjatuhkan batunya. Ketika rasulullah sedang berada bersama sejumlah pengikutnya yang diantaranya adalah Abu Bakar, Umar dan Ali, datanglah kabar untuknya dari surga mengenai orang-orang yang dimaksud dan kemudian beliau berdiri dan berkata kepada rombongannya, "Jangan kemana-mana sampai aku kembali kesini lagi". Dan beliau kembali ke Madinah. 

Jadi Muhammad mendapatkan pemberitahuan dari langit bahwa Amir bin Jihasy akan membunuhnya. Tuduhan yang tidak pernah dibuktikan. Bahkan sahabat-sahabatnya sendiri tidak mengetahui alasan dia meninggalkan mereka di bani Nadhir.

Sumber:

Ibid, halman 270 - 271

Ketika para sahabat itu merasa telah lama menunggu rasulullah, maka bangkitlah mereka untuk mencarinya dan menjumpai seseorang yang baru tiba dari Madinah dan menanyakan kepadanya mengenai beliau. Dikatakannya bahwa dia telah melihat beliau masuk Madinah, dan berangkatlah mereka, dan ketika mereka menemukan beliau, oleh rasulullah mereka diberitahu tentang penghianatan orang-orang Yahudi (cat: bani Nadhir) yang ditujukan pada beliau. Rasulullah memerintahkan mereka untuk menyiapkan diri untuk berperang …. Untuk mendatangi mereka.

Bani Nadhir yang memang tidak memiliki kekuatan bersenjata, akhirnya menyerah dan harus merelakan hartanya dirampok oleh Muhammad.

Sumber:

Ibid, halaman 271

Mereka meninggalkan harta bendanya kepada rasulullah yang dapat digunakan menurut kehendak dan kebijakan beliau.

Namun Muhammad tidak dapat melupakan dendam pribadinya karena pernah merasa akan dilempar batu oleh Amir bin Jihasy, dan hukuman matilah yang dijatuhkan.

Sumber:

Ibid, halaman 272

Salah seorang keluarga Yamin mengatakan kepada saya bahwa rasulullah mengatakan kepada Yamin, "Pernahkan kamu melihat bagaimana sepupumu menerimaku dan apakah yang ingin dia lakukan?". Maka kemudian Yamin memberi uang kepada seseorang dan menyuruhnya membunuh Amir bin Jihasy dan diapun membunuhnya. 

Luar biasa, nyawa seseorang harus melayang karena kecurigaan Muhammad saw yang merasa akan ditimpa batu. Kecurigaan yang tidak pernah diklarifikasi dan dibuktikan.

Melihat dari kisah diatas sangat mungkin bahwa Muhammad memang menyebar fitnah bahwa dia akan ditimpa batu oleh Amir bin Jihasy agar mendapatkan legitimasi untuk menyerang dan merampok kekayaan bani Nadhir.

** Tanggapan Dari Quran **

Apa yang dikatakan tentang fitnah.

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. (QS 68:10-11)

Ayat diatas tampaknya mengena bagi Muhammad karena beliau sendiri gemar bersumpah.

Sumber:

Sejarah Hidup Muhammad SAW

Muhammad Husain Haekal

Bagian 16: Pengaruh Uhud

Tetapi Muhammad jadi marah karena sikap lemah dan mau surut itu. Ia bersumpah mengatakan kepada mereka, bahwa ia akan pergi juga ke Badr walaupun seorang diri.

Begitupula saat Muhamamad bersumpah kepada istri-istrinya dan kemudian harus dibatalkan dengan bantuan ayat Al-Qur'an.

Sumber:

Ibid

Bagian 26 enam: Ibrahim dan Istri-Istri Nabi

Muhammad segera menyadari bahwa rasa cemburulah yang telah mendorong Hafsha menyatakan apa yang telah disaksikannya itu serta membicarakannya kembali dengan Aisyah atau isteri-isterinya yang lain. Dengan maksud hendak menyenangkan perasaan Hafsha, ia bermaksud hendak bersumpah mengharamkan Maria buat dirinya kalau Hafsha tidak akan menceritakan apa yang telah disaksikannya itu ...

Ia pergi ke Mesjid, dan dengan suara keras ia berkata kepada mereka: "Rasulullah saw tidak menceraikan isterinya." 

Sehubungan dengan peristiwa inilah ayat suci ini turun:

"Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan sesuatu yang oleh Tuhan dihalalkan untukmu; hanya karena engkau ingin memenuhi segala yang disenangi para isterimu? Dan Allah juga Maha Pengampun dan Penyayang. Tuhan telah mewajibkan kamu melepaskan sumpah kamu itu. Dan Tuhan juga Pelindungmu, Dia mengetahui dan bijaksana."

8. Seorang Yang Tidak Dikenal (Pembunuhan karena curiga)

Tampaknya Muhammad memang memiliki tingkat kecurigaan yang sangat tinggi. Kisah berikut ini membuktikan dimana nyawa seseorang sungguh tidak berarti dimata Muhammad.

Sumber:

Bukhari Volume 4, Buku 52, Nomor 286:

Dikisahkan oleh Salama bin Al-Akwa:

Seorang mata-mata kafir datang kepada Rasulullah saat dalam satu perjalanannya. Mata-mata tersebut duduk bersama sahabat-sahabat nabi dan bercakap-cakap kemudian pergi. Rasulullah berkata kepada sahabat-sahabatnya, "kejar orang tadi dan bunuh dia". Maka aku membunuhnya.

Bahkan siapa nama orang yang dituduh mata-mata itupun tidak diketahui. Tidak juga ada usaha klarifikasi atas tuduhan Muhammad.

Betapa tidak berharganya nyawa orang tersebut. Tidakkah terpikir bagaimana nasib istri dan anak-anaknya?

** Tanggapan Dari Quran **

Lagi-lagi Muhammad saw melanggar perintah berikut yaitu agar tidak kebanyakan purba sangka.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (QS 49:12)

9. Abu Afak (Pembunuhan karena syair)

Salah satu pembunuhan yang paling tidak pandang bulu adalah pembunuhan seorang kakek tua renta yang telah berumur 120 tahun yaitu Abu Afak hanya karena Abu Afak menuliskan syair mengecam Muhammad.

Sumber

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 233 - 234

Abu Afak adalah salah seorang dari bani Amr bin Auf dari kelompok bani Ubaidah. Dia menunjukkan kemunafikannya ketika rasulullah membunuh Harits bin Suwaid bin Samit dan berkata:

Aku telah hidup lama tetapi aku tidak pernah menemui

Sebuah kelompok atau perkumpulan orang

Yang lebih setia kepada tanggungjawab mereka

Dan sekutu-sekutu mereka ketika memanggil mereka

Daripada keturunan Qaila ketika mereka sedang berkumpul

Orang-orang yang melempar gunung dan tidak pernah menyerah

Penunggang kuda yang datang kepada mereka memecah mereka menjadi dua (mengtakan)

"Izinkan", "Jangan izinkan" segala amalan dan tindakan

Jika engkau percaya akan kejayaan atau kerajaan

Engkau akan mengikuti Tuba

Rasulullah berkata, "siapa yang bersedia membuat perhitungan dengan bajingan ini untukku?" Kemudian Salim bin Umair dari bani Amr bin Auf salah satu dari para penangis berangkat dan membunuh dia………

Atau menurut sumber kuno berikut:

Kitab Al Tabaqat Al Kabir Volume 2,

Ibn Sa`d, halaman 32:

(terjemahan oleh sdr. Nomind)

Kemudian terjadi serangan ("sariyyah") oleh Salim Ibn Umayr al-Amri terhadap Abu Afak, orang Yahudi pada (bulan) Shawwal dipermulaan dari bulan ke duapuluh dari hijrah Rasulullah. Abu Afak adalah dari Bani Amr Ibn Awf dan seorang yang sudah tua yang telah mencapai umur 120 tahun. Dia seorang Yahudi, dan dulunya pernah menghasut orang-orang untuk menentang Rasulullah, dan menyusun bait-bait puisi yang bersifat menyindir (Muhammad).

Salim Ibn Umayr yang adalah salah seorang yang paling berduka yang berpartisipasi dalam perang Badr berkata, "Saya bersumpah bahwa saya harus membunuh Abu Afak atau mati dihadapannya. " Dia menunggu kesempatannya sampai suata malam yang panas datang, dan Abu Afak tidur di ruang terbuka. Salim Ibn Umayr mengetahui hal ini, sehingga dia menusukkan pedangnya pada hati Abu Afak dan menekannya sampai tembus ke kasurnya. Musuh Allah berteriak dan orang-orang yang menjadi pengikutnya segera datang kepadanya, membawa dia ke rumahnya dan menguburkannya.

Abu Afak menuliskan syair-syairnya di Medinah yang mengkritisi Muhammad. Abu Afak menilai bahwa pengajaran Muhammad sering diubah-ubah, tercermin dari kritikannya "Izinkan" dan "Jangan izinkan". Selain itu Abu Afak menyerukan untuk mengikuti Tuba yang adalah seorang raja dari Yaman yang beragama Yahudi.

Namun tidak ada satu catatan pun dimana Abu Afak membujuk kaumnya untuk melakukan kekerasan fisik terhadap Muhammad. Seorang yang berumur 120 tahun, sudah barang tentu bukanlah ancaman bagi Muhammad secara fisik. Namun karena Abu Afak telah berani mengkritik Muhammad dan karena dia adalah keturunan Yahudi, maka nasib sudah ditentukan yaitu Abu Afak harus mati apapun penyebabnya.

Tidakah Anda melihat bahwa pembunuhan terhadap Abu Afak seorang tua renta oleh Salim seorang pejuang Muslim dengan cara mencuri-curi pada saat Abu Afak tertidur lelap sebagai perbutaan yang sangat pengecut?

Apakah ada yang berani mempertanyakan kediktatoran Muhammad dan para sahabat? 

Adakah yang berani vokal pada jaman Orba? 

Adakah rakyat Irak yang berani menentang Saddam Hussein sebelum jatuh? Apakah yang akan terjadi pada mereka yang berani menentang para diktator? 

Jawabnya, jelas akan dibunuh dengan keji.

Apakah hanya karena sindiran dari puisi dan kata-kata Abu Afak yang tidak berkenan dihati Muhammad, nyawanya bisa diambil oleh Muhammad begitu saja? 

Apakah ini standard moral Muhammad sebagai seorang utusan Allah?

** Tanggapan Dari Quran **

Tampaknya bagi Muhammad membunuh seorang kakek tua renta yang sudah ompong hanyalah hal kecil saja dan tidak ada artinya. Kekejian ini bisa jadi adalah inspirasi dari syaitan sesuai peringatan ayat berikut:

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS 2:169)

10. Asma Binti Marwan (Masib Munir Wanita)

[I] (by Nomind)

Begitulah yang terjadi sesudah pembunuhan Abu Afak yang tua renta yang sudah tidak bergigi itu. Asma bint Marwan menyuarakan ketidakpuasan atas kekejaman dan ketidakadilan Muhammad dalam memerintahkan pembunuhan Abu Afak. Karena berani mempertanyakan perbuatan keji Muhammad, nyawa Asma bint Marwan pun melayang sia-sia tanpa bekas. Kambing pun tidak akan peduli, begitulah kira-kira pernyataan Muhammad setelah Asma dibunuh. [I] 

Sumber

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 233 - 234

Asma adalah dari bani Umayyah bin Zaid. Ketika Abu Afak terbunuh dia menunjukkan kemunafikannya. Abdullah bin Harits bin Fudail dari ayahnya mengatakan bahwa di dinikahi seseorang dari bani Khatma yang bernama Yazid bin Zaid. Dia mencaci-maki Islam dan para pengikutnya dengan mengatakan:

Aku memangdang rendah bani Malik dan Al Nabit

Dan Auf dan bani Khazeaj

Engkau mematuhi orang asing yang bukan golonganmu

Dia bukan Murad atau Madhhij

Apakah yang engkau harapkan darinya setelah kematian pemimpinmu

Seperti orang yang kelaparan yang menantikan kaldu

Tidak adakah orang yang berani menyerang dia dengan kejutan

Dan mematahkan harapan mereka yang menantikan sesuatu darinya

Ketika rasulullah mendengar apa yang dia katakan, beliau berkata, "siapa yang akan berangkat untuk membebaskan aku dari putri Marwan itu?" Umair bin Adiy al Khatami yang saat bersama beliau mendengarnya dan pada tengah malam dia pergi kerumah Asma dan membunuhnya. Dia menemui rasulullah esok harinya dan menceritakan kepada beliau apa yang telah terjadi dan beliau berkata, "Wahai Umair, engkau telah menolong Allah dan rasulullah". Ketika dia berkata bagaimana jika dia mendapat ancamanatau akibat buruk, beliau menjawab, "dua ekor kambing tidak akan menandukkan kepala mereka karena kematiannya".

Atau sumber kuno berikut:

Kitab al-Tabaqat al-Kabir, terjemahan S. Moinul Haq, Vol. 2, hal. 31

Ibn Sa'd

** Serangan (Syariah) Umayr Ibn Adi **

Kemudian terjadilah serangan (sariyyah) Umayr ibn Adi Ibn Kharashah al-Khatmi terhadap Asma Binti Marwan dari Bani Umayyah ibn Zayd, ketika lima malam sebelum bulan suci Ramadhan, dipermulaan bulan keduapuluh sejak hijrah rasulullah.

Asma adalah isteri Yazid Ibn Zayd ibn Hisn al-Khatmi. Dia sebelumnya pernah mencerca Islam, menyakiti hati nabi (Muhammad) dan mempengaruhi orang-orang menentang dia. Dia membuat bait-bait puisi.

Umayr ibn Adi mendatanginya pada malam hari dan masuk ke rumahnya. anak-anaknya sedang tidur di sekitarnya. Ada satu yang sedang dia susui, dia (Umayr) mencarinya dengan tangannya karena dia buta, dan memisahkan anak itu darinya. dia menghujamkan pedangnya di dadanya hingga tembus ke punggungnya. Kemudian dia melakukan sholat pagi bersama dengan nabi (Muhammad) di al-Madina. Rasulullah bersabda padanya: "Apakah kamu sudah membantai anak perempuan Marwan?" Dia berkata: "Sudah. Apakah adalah hal lain yang perlu saya lakukan?" Dia (Muhammad) bersabda: "Tidak ada. dua kambing tidak akan mengadu kepala mengenai dia (Asma)."

Inilah adalah kata-kata yang pertama kali didengar dari rasulullah. Rasulullah memberi julukan kepadanya Umayr, "Basir" (yang melihat). 

Lagi-lagi suatu pembunuhan keji dan pengecut yang dilakukan oleh pengikut setia Muhammad. Pembunuhan terhadap Abu Afak dan Asma binti Marwan dilakukan dengan sangat pengecut secara diam-diam pada malam hari saat korban sedang tidur lelap. Pembunuhan Asma seorang wanita yang sedang menyusui anaknya yang masih balita adalah sangat kejam. Hanya karena puisinya dan pembelaannya atas kematian Abu Afak yang tua renta, Asma dihabisi oleh Muhammad secara kejam dan keji. Begitu teganya Muhammad menghabisi nyawa seorang perempuan tak berdaya yang mempunyai lima anak dan satu diantaranya masih menyusui. Bisa dibayangkan penderitaan keluarga Asma. 

Yang lebih parah lagi, Muhammad mengatakan bahwa kambing pun tidak akan beradu kepala mengenai hal ini. Yang artinya tidak akan ada yang peduli. Memang Muhammad dan pengikutnya tidaklah akan peduli, tapi lima anak Asma yang masih kecil dan keluarganya tentunya sangat peduli. Asma yang memprotes pembunuhan adalah gambaran seorang pembela HAM seperti Munir. Dan karena memprotes pembunuhan makanya Asma harus disingkirkan. Betapa miripnya dengan nasib Munir yang memprotes penghilangan aktivis, hidupnya harus berakhir tewas dibunuh dengan diracun.

** Tanggapan Dari Quran **

Lagi-lagi Muhammad melanggar perintah Al-Qur'an yang menyuruh untuk memberikan harta bagi anak-anak yatim. Bukannya mengasihi anak yatim, Muhammad justru membuat anak-anak menjadi yatim. Ironis sekali.

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak Yatim (QS 2:177)

11. Abdullah Bin Khatal (Nasib orang yang berpaling dari Islam)

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 54 – 55

Seorang lagi yang harus dibunuh adalah Abdullah bin Khatal dari bani Taim bin Ghalib. Dia pernah menjadi muslim dan diutus Rasulullah untuk mengumpulkan zakat bersama seorang Anshar dengan dibantu seorang bekas budak yang telah merdeka. Ketika mereka beristirahat, Abdullah memerintahkan si bekas budak itu untuk menyembelih kambing dan memasaknya lalu dia menunggunya sambil tidur. Ketika bangun perintahnya ternyata belum dilaksanakan, maka bekas budak itu dibunuhnya dan lalu dia menjadi kafir ... Abdullah bin Khatal dibunuh oleh Said bin Huraits al Makhzumi dan Abu Barzah al Aslami

Atau menurut sumber hadis berikut:

Sahih Bukhari, volume 5 nomor 582:

Dikisahkan oleh Anas bin Malik:

Pada hari penaklukan, rasulullah memasuki Mekah, menggunakan penutup kepala. Ketika rasulullah melepas penutup kepalanya, seseorang datang dan berkata, "Ibn Khatal sedang memanjat dinding Kabah". Rasulullah berkata, "bunuh dia!"

Ibn Khatal akhirnya dibunuh di Kabah.

Sumber:

Kitab al Tabaqat al Kabir, volume 2, halaman 174:

Ibn Sa'd

Sungguh, Rasullah memerintahkan pengikutnya pada hari kemenangan untuk membunuh Ibn Abi Sarh, Fartana Ibn al-Zibr'ra and Ibn Khatal. Abu Barzah datang dan melihat [B]Ibn Khatal memegang erat dinding Kabah. Abu Barzah kemudian merobek perut Ibn Khatal. [B] Ibn Khatal dibunuh tampaknya karena dia berpaling dari Islam. Itulah hukuman bagi orang yang pindah agama dari Islam, bunuh!!

** Tanggapan Dari Quran **

Ibn Khatal telah berusaha untuk berlindung di Kabah, namun tetap dibunuh oleh pengikut Muhammad saw, padahal katanya Kabah adalah tempat yang diberkahi dan siapapun yang memasukinya akan menjadi aman.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia [214]. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim [215]; barangsiapa memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia (QS 3:96-97)

Dengan perintah pembunuhan ini maka Muhammad telah mengingkari Al-Qur'annya sendiri dan menjadikan apa yang ditulis oleh Al-Qur'an salah.

12. Miqyas Bin Hubabah (Nasib orang yang berpaling dari Islam)

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 54, 55

Rasulullah telah memerintahkan semua komandan pasukannya untuk hanya menyerang mereka yang melawan, kecuali beberapa orang yang beliau perintahkan untuk dibunuh ... Kemudian juga Miqyas bin Hubabah yang pernah membunuh seorang Anshar yang membunuh saudaranya secara tidak sengaja, dan setelah itu kembali kepada Quraish sebagai kafir ... sedangkan Miqyas dibunuh oleh Numailah bin Abdullah, seorang pengikutnya sendiri. 

Saudara perempuan Miqyas bertutur:

Demi hidupku, Numaila telah membuat malu kaumnya.

Dan mengejutkan orang-orang dikala dia membunuh Miqyas.

Siapapun pasti pernah menemui seorang seperti Miqyas.

yang menyediakan makanan bagi para ibu muda disaat-saat sulit.

Miqyas adalah seorang yang murah hati, dia menyediakan makanan bagi para ibu muda dikala sulit. Namun karena dia telah berpaling dari Islam maka nasibnya sudah jelas, harus dibunuh.

13. Fartanah (Kisah sedih seorang biduanita)

Bahkan seorang budak wanita yang hanya bisa menyanyi pun tidak luput dari perintah pembunuhan.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 55

Beliau juga memerintahkan untuk membunuh dua penyanyi wanita milik Abdullah, salah satunya bernama Fartanah, karena mereka biasa menyanyikan lagu sindiran terhadap rasulullah... Sedangkan dua orang penyanyi Ibn Khatal, seorang telah dibunuh dan seorang lagi melarikan diri sampai kemudian dia meminta ampunan kepada Rasulullah dan dikabulkan.

Luar biasa, apa yang dimiliki oleh budak wanita yang bernama Fartana itu?

Kekayaan? Tidak

Kekuatan? Tidak

Pasukan? Tidak

Apakah Fartana merupakan ancaman bagi Muhammad? Tidak

Seorang budak wanita yang miskin harus dibunuh karena pernah menyanyi lagu yang membuat Muhammad tersinggung.

** Tanggapan Dari Quran **

Terlihat bagaimana lagi-lagi Muhammad melanggar perintah untuk memperlakukan kaum miskin.

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat [270], anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (QS 4:8)

Jadi bukannya santunan dan perkataan baik yang diterima Fartana, melainkan perkataan "bunuh" yang dia terima.

Dimana rasa memaafkan orang tidak berdaya itu?

Sementara Muhammad sendiri mengajarkan dalam ayat Al-Qur'an untuk memaafkan:

Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. (QS 4:149)

** Tanggapan Dari Alkitab **

Bandingkan dengan pengajaran rasul Paulus yang dengan keji dituduh rasul palsu oleh Muslim.

dalam hal ini TIADA LAGI orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, BUDAK ATAU ORANG MERDEKA, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Kolose 3:11)

Seorang rasul yang dituduh palsu saja bisa menganggap budak adalah sama berharganya dalam kasih Kristus dan rasul Paulus setelah bertobat tidak pernah memerintahkan pembunuhan seorang budak pun.

14. Huwairits Bin Nuqaits (Anak jatuh, nyawa melayang)

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 55

Juga ada Huwairits bin Nuqaits bin Wahab binAbdul bin Qusayi yang dibunuh karena sering menghina Rasulullah di Mekah.

Apa penghinaan yang dilakukan Huwairits?

Ibid, halaman 357

Menurut catatan Ibn Hisham no 804:

Pada suatu hari Abbas menaikkan Fatimah dan Ummi Khultum, dua putri rasulullah pada seekor unta untuk membawa mereka dari Mekah menuju Madinah dan tiba-tiba al-Huwairits menghalau unta itu sehingga Fatimah dan Umi Kulhum terlempar dan jatuh dari atas unta itu.

Jadi hanya karena kedua putrid Muhammad saw terjatuh dari unta maka Huwairits harus dibunuh. Padahal bisa saja Huwairits tidak sengaja menghalau unta tersebut, atau bahkan mungkin kedua putri Muhammad saw tidak berpegangan dengan kencang sehingga terjatuh. Jadi karena anak terjatuh, orang lain harus dibunuh.

15. Sarah (Pengantar surat yang malang)

Sarah juga seorang bekas budak yang tidak memiliki kekuatan apapun. Dia pernah membawa surat yang memperingatkan Quraish bahwa Muhammad hendak menyerbu Mekah.

Sumber:

Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua

Muhammad bin Yasar bin Ishaq

Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 3, halaman 46 - 47

….. ketika Rasulullah memutuskan untuk menyerbu Mekah, Hatib bin abu Balta'ah menulis sebuah surat kepada Quraish mengatakan kepada mereka bahwa rasulullah bermaksud mendatangi mereka. Dia memberikan surat tersebut kepada seorang wanita ... adalah Sarah, seorang bekas budak... Wanita tersebut menyembunyikan surat tersebut diatas kepalanya. Rasulullah mendapatkan kabar dari langit tentang apa yang telah dilakukan Hatib dan saat itu juga mengutus Ali dan Zubair bin Awwam untuk mengejar wanita itu... Merasa terdesak akhirnya wanita itu mengeluarkan surat tersebut dan memberikannya kepada Ali dan kemudian memberikannya kepada rasulullah.

Sarah tampaknya berhasil menyelamatkan dirinya. Namun vonis mati tampaknya memang sudah diberikan dan akhirnya dilaksanakan pada saat Umar berkuasa.

Sumber:

Ibid,halaman 56:

Sementara itu Sarah yang hidup hingga masa kepemimpinan Umar, dia dibunuh oleh seorang prajurit di satu lembah di Mekah.

Bahkan hingga Muhammad meninggalpun tampaknya hukuman mati kepada Sarah tidak dicabut. Bayangkan Sarah yang miskin, seorang diri dan terlunta-lunta bersembunyi pada akhirnya harus juga menerima kematiannya.

** Tanggapan Dari Quran **

Tampaknya ayat berikut ini berlalu begitu saja:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, Musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta. (QS 2:177)

Jadi dari penuturan sumber-sumber Islam sendiri terlihat bagaimana sikap Muhammad terhadap mereka yang pernah "mengkritisi" dirinya.

Terlihat sekali adanya perbedaan sikap antara Muhammad dengan rasul Paulus.

1. Muhammad saw

Pada saat Muhammad saw belum berkuasa, beliau adalah orang yang tidak pernah menyakiti orang lain. Namun begitu kekuasaan dan legitimasi rasul Allah swt dipegangnya, tindakan balas dendam berupa pembunuhan-pembunuh anlah yang dilakukannya.

2. Rasul Paulus

Pada waktu belum menjadi rasul, beliau adalah orang yang kejam yang bermaksud menganiaya orang-orang Kristen. Namun begitu berjumpa dengan Yesus Kristus semua kekerasan dalam dirinya lenyap dan berganti dengan kasih dan pengajaran.

Ironi paling besar adalah bagaimana sikap munafik yang diperlihatkan. Perintah-perintah Al-qur'an yang jelas dan gamblang yang diklaim dihafal luar kepala oleh ribuan Muslim sahabat-sahabat Muhammad ternyata dilanggar begitu saja.

Perintah datang kepada Muhamamad, dan dia sendirilah yang mendustakan perintah tersebut. Dan menyedihkannya karena menurut Al-Qur'an, sikap seperti ini diganjar menjadi penghuni neraka jahanam.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak [1160] tatkala yang hak itu datang kepadanya? bukankah dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (QS 29:68)

Atau jangan-jangan ayat-ayat tentang memaafkan itu dikarang kemudian setelah Muhammad meninggal?

Mungkin saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar