03 April 2023

Sekilas Tentang Minggu Palma

Minggu Palma merupakan hari Minggu (Hari pertama dalam 1 Minggu) sebelum Paskah yang dirayakan sebagian umat Kristiani sebagai bagian dari Liturgi Pekan Suci yang adalah sebuah peristiwa sejarah dimana bangsa Israel di Yerusalem saat itu menyambut kedatangan Kristus sebagai Raja saat Dia memasuki kota itu. Ironisnya, justru beberapa hari setelah peristiwa itu, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang juga berteriak kepada Pilatus untuk menyalibkan Dia.

Dalam peristiwa itu, Yesus mengendarai seekor keledai muda ke Yerusalem dan disambut oleh kerumunan besar dengan cabang-cabang palem dan orang-orang berteriak, "Hosanna kepada Anak Daud," "Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan," "Terpujilah raja Israel!" dan ungkapan pujian lainnya (Matius 21:9). Orang-orang meletakkan jubah dan daun Palem mereka di tanah saat Yesus lewat.

Uraian tentang peristiwa dalam kehidupan Yesus ini dapat ditemukan dalam Markus 11:1-11, Lukas 19:28-40, Matius 21:1-11, dan Yohanes 12:1-17. Bagian-bagian ini memberikan wawasan dan latar belakang tentang pentingnya perayaan ini bagi orang Kristen. Setiap kisah Injil memberikan perspektif yang berbeda tentang kehidupan dan pelayanan Yesus dimana 4 (empat) penulis Injil berfokus pada hal-hal yang berbeda untuk menggambarkan kegiatan yang sama.

Beberapa kejadian yang terjadi pada saat itu adalah:

1. Yesus Mengendarai Keledai

Raja-raja penakluk biasanya mengendarai kereta atau menunggang kuda, jadi penting bahwa Yesus menunggang keledai. Yesus bukanlah Raja biasa dengan kerajaan dunia ini (Yohanes 18:36). Yesus menunggang keledai untuk menggenapi nubuat tentang Mesias. Dalam tradisi Yahudi, keledai menjadi tunggangan seorang raja pada masa damai.

Untuk memastikan para pembacanya mengetahui bahwa nubuatan itu telah digenapi, setiap kisah Injil menyebutkan Yesus menunggang seekor keledai. Para penulis Injil bahkan mencatat instruksi khusus Yesus kepada murid-murid-Nya untuk pergi ke sebuah desa di mana mereka akan menemukan seekor keledai dengan anaknya di sampingnya. Mereka disuruh melepaskan kedua binatang itu dan membawanya kepada Yesus. Lukas 19:30 menjelaskan ini terjadi untuk menggenapi apa yang diucapkan melalui nabi Zakharia:

Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. (Zakharia 9:9)

Dalam peristiwa itu dituliskan:

Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" (Yohanes 12:12-13)

2. Orang Banyak Melambaikan Daun Palem

Sudah menjadi tradisi di Timur Dekat untuk menyambut pulang seorang raja atau seseorang yang dianggap layak mendapat kehormatan tertinggi dengan cara meletakkan ranting-ranting pohon palem di tanah untuk dia lewati, yang mana ini merupakan simbol kemenangan bagi orang Yahudi (Imamat 23:40; Wahyu 7:9-10).

Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma (tamar – pohon Palem), ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya. (Imamat 23:40)

Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" (Wahyu 7:9-10)

Dalam 2 Raja-raja 9:13, Yehu, putra Yosafat, setelah menerima maklumat sebagai seorang Raja atas Israel, para pengikutnya segera melakukan sebuah prosesi penghormatan baginya, 2 Raja-Raja 9:13 mencatat peristiwa itu, sebagai berikut:

Segeralah mereka masing-masing mengambil pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga, kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru: "Yehu raja!". 

Yesus, diberi kehormatan serupa. “Hosana kepada Putra Daud! Berbahagialah dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat tertinggi!” (Matius 21:8)

3. Catatan Lain dari Alkitab tentang Ranting Palem

Pada zaman kuno, cabang palem sering digunakan untuk melambangkan kebaikan dan kemenangan. Selain itu pohon palem yang banyak ditemukan di daerah Timur Tengah itu juga melambangkan kesuburan, kesejukan dan perlindungan. Cabang palem tersebut sering digambarkan pada mata uang logam atau koin dan bangunan-bangunan penting dari kerajaan-kerajaan besar di masa lalu termasuk juga kerajaan Israel kuno. Raja Salomo yang membangun dan mendirikan bangunan Bait Allah pertama di dunia, menggambarkan pohon dan daun palem tersebut pada pintu-pintu dan dinding-dinding dalam Bait Allah.

Pohon palem digunakan sebagai simbol penting selama Pertemuan Kudus. Di Imamat, orang Israel merayakan Hari Raya Tabernakel untuk menghormati kebebasan yang mereka terima dari tangan orang Mesir. “Pada hari pertama, kamu akan mengumpulkan dedaunan dari pohon-pohon yang megah, cabang-cabang pohon palem...” (Imamat 23:40)

Dalam perayaan Hari Raya Pondok Daun, pengumpulan daun palem disebutkan dalam Nehemia: dan bahwa di semua kota mereka dan di Yerusalem harus disampaikan berita dan pengumuman yang berbunyi: "Pergilah ke gunung, ambillah daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon palem dan daun dari pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok sebagaimana tertulis." (Nehemia 8:15)

Raja Salomo, yang memahami pentingnya daun palem, memahat gambar di dinding kuil. " Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar kerub, pohon palem dan bunga mengembang, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar." (1 Raja 6:29)

Ketika Simon Makabe membebaskan benteng dari musuh Israel, "Pada tanggal dua puluh tiga bulan kedua tahun seratus tujuh puluh satu maka Simon memasuki puri itu dengan kidung dan daun palem, diiringi dengan kecapi dan dandi, sambil menyanyikan madah dan gita. Sebab musuh besar Israel sudah digempur." (1 Makabe 13:51)

Sementara itu, Tradisi Kuno yang lain tentang ranting Palem memiliki arti:

  1. Yunani Kuno: Ranting palem melambangkan "kemenangan". Itu diberikan kepada atlet pemenang dalam setiap peristiwa.
  2. Romawi Kuno: Sama halnya dengan Yunani Kuno, mereka juga mengkorelasikan pohon palem dengan "kemenangan". Gladiator dianugerahi ranting palem saat mereka menang di turnamen. Koin-koin yang dikeluarkan di bawah Kaisar Romawi Constantine mencerminkan profil wajahnya. Dia memakai anyaman daun palem di kepalanya menandakan bahwa dia adalah penguasa yang menang.
  3. Asyur Kuno: Ranting Palem dipandang sebagai pohon suci yang menghubungkan langit dengan bumi. Gambar makhluk bersayap yang memegang pelepah palem telah ditemukan di wilayah ini.
  4. Mesir Kuno: Bangsa Israel Kuno menggunakan daun palem untuk menandakan kegembiraan, sedangkan orang Mesir percaya bahwa daun palem melambangkan kehidupan abadi dan keabadian. Prosesi pemakaman Mesir membawa pohon palem.

4. Minggu Palma Dalam Sejarah Kekristenan

Sebuah catatan dari Tradisi Gereja Episkopal menuliskan:

“The observance of Palm Sunday in Jerusalem was witnessed by the pilgrim Egeria in about 381-384. During this observance, there was a procession of people down the Mount of Olives into Jerusalem. The people waved branches of palms or olive trees as they walked.”

Perayaan ini sendiri dimulai pada abad ke-4 oleh Gereja di Yerusalem yang kemudian semakin meluas disepanjang wilayah penginjilan Ortodoksi Gereja Timur, kemudian diadopsi oleh Gereja Roma & menjadi bagian penting dari Liturgi Gereja Lutheran, Anglikan, Metodis, Orthodox Timur dan Katolik Roma pada era Reformasi Gereja abad ke-16 hingga saat ini. Sementara itu, sebagian Gereja-Gereja dari denominasi Presbiterian Calvinist tidak terlalu menekankan pentingnya Minggu Palma kecuali 3 hari yang disebut sebagai Pekan Suci (Tri Hari Suci) Paskah yang dimulai dari malam menjelang Kematian Kristus hingga Kebangkitan-Nya.

Gereja-Gereja diatas mendistribusikan daun palem kepada jemaat pada Minggu Palem untuk perayaan ini, termasuk pembacaan kisah masuknya Kristus ke Yerusalem, membawa dan melambaikan daun palem dalam prosesi, pemberkatan daun palem, menyanyikan himne tradisional, dan membuat salib kecil dengan daun palem.

Dalam beberapa tradisi lain, Jemaat membawa pulang dan memajang ranting palem mereka di dekat salib, atau memasukkannya ke dalam Alkitab sampai musim Prapaskah tahun depan. Beberapa Gereja akan menempatkan keranjang pengumpul untuk mengumpulkan daun palem tua untuk dibakar pada hari Selasa tahun berikutnya dan digunakan pada kebaktian Rabu Abu keesokan harinya.

Minggu Palma juga menandai awal dari Pekan Suci, sebuah minggu khidmat yang berfokus pada hari-hari terakhir kehidupan Yesus. Pekan Suci memuncak pada Minggu Paskah, hari libur terpenting dalam agama Kristen.

 

Daftar pustaka:

https://www.britannica.com/topic/Palm-Sunday

https://www.newadvent.org/cathen/11432b.htm

https://www.christchurchcathedral.org/blog/palm-sunday/?occurrence=3954

Tidak ada komentar:

Posting Komentar