05 Februari 2012

Belajar Dari Abraham, Bapa Orang Beriman Yang Doanya Ditolak TUHAN (Kejadian 17:18-19)

** Doa Abraham **

Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" (Kejadian 17:18)

Siapa yg tidak kenal Abraham...?

Dalam Alkitab dia disebut sebagai "Bapa orang beriman". Dalam dunia Kristen, Yahudi dan Islam,Abraham adalah orang hebat yg memiliki hubungan dengan Tuhan. Abraham adalah tipe orang yg kalau meminta sesuatu kepada ALLAH, seharusnya permintaannya tidak akan ditolak. Namun ternyata Alkitab mencatat hal yg berbeda.

** Asal Usul Abraham **

Abraham, dilahirkan dengan nama Abram, adalah keturunan ke-10 dari Nuh, seperti yg dapat Kita temukan dalam Kejadian 11. Jalur generasi dari Nuh sampai Abram adalah sebagai berikut: Nuh, Sem, Arpakshad, Selah, Eber, Peleg, Rehu, Serug, Nahor, Terah dan Abram. Ketika Peleg lahir, orang-orang diserakkan ke seluruh bumi. Uniknya, Pelek adalah keturunan ke-5 dari Nuh dan Abram adalah keturunan ke-5 dari Peleg.

Alkitab tidak menulis riwayat nenek moyang Abram. Dalam Origins of Nations Magazine, David Skelly menjelaskan bahwa orang Kasdim bukanlah keturunan orang Babel, yg disebut dengan orang Kasdim adalah keturunan dari Arpakshad, anak Sem. Keturunan Arpakshad ini disebut sebagai kaum Arpakhsadim yg kemudian disingkat menjadi kaum Kasdim. Jadi jelas, sebagai orang Kasdim, Abram bukan orang Babel, tetapi keturunan Sem.

Sem sendiri dalam Kejadian 10:22 memiliki 5 anak, yakni: Elam, Asyur, Arpakshad, Lud dan Aram. Ada dugaan bahwa yg paling dominan di antara kelima anak itu adalah Aram sehingga keturunan Arpakshad, yakni orang Kasdim, sehari-harinya memakai bahasa Aram. Ini juga akan menjelaskan mengapa Ulangan 26:5 menyebut bapa orang Israel adalah seorang Aram, bukan seorang Kasdim, bukan pula seorang Eber. Namun kalau yg dipilih ALLAH adalah keturunan Arpakshad, mengapa justru Aram yg dominan?

Sebagai perbandingan, suku Israel yg dominan adalah suku Yehuda, namun pada awalnya, yaitu dalam kehidupan anak-anak Yakub, Yehuda bukanlah anak yg dominan, melainkan Yusuf. Dan hal ini terus berlanjut, karena kemungkinan besar, ketika mereka berada di Mesir, mereka tidak dikenal sebagai saudara Yehuda tapi saudara Yusuf. Anak kesayangan Yakub juga Yusuf, bukan Yehuda. Namun nyatanya, Mesias yg dijanjikan berasal dari suku Yehuda. Hal ini sesuai dengan nubuat yg diberikan Yakub kepada Yehuda seperti yg tertulis dalam Kejadian 49:8-10

Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.

Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?

Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

** Kebaikan Abram **

Salah satu cara untuk mengenal seseorang lebih dalam adalah dengan mengenal pula keluarganya.  Abram memiliki 2 (dua) saudara laki-laki, Haran dan Nahor, sedang ayahnya bernama Terah. Khususnya mengenai Terah, seringkali orang mengabaikan dia, padahal dia memiliki peran yg penting dalam perjalanan Abram menjadi Abraham.

Pergantian nama dari Abram ke Abraham ini tidaklah semudah yg kita bayangkan. ALLAH berfirman kepada Abram dalam Kejadian 15:7.

Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."

Untuk menjadi Abraham, ALLAH harus terlebih dulu membawa Abram keluar dari Ur-Kasdim menuju suatu negeri yg asing.

Langkah pertama Abram ternyata dimulai oleh ayahnya, seperti yg kita baca dalam Kejadian 11:31:

Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana.

But wait...!!!

Kalau memang Terah yg keluar dari Ur-Kasdim, mengapa dalam Kejadian 15:7 berkata bahwa ALLAH yg membawa Abram keluar dari Ur-Kasdim...?

Sederhana, dari semula ALLAH memang memanggil Abram keluar dari Ur-Kasdim. Hanya saja ALLAH menggunakan cara lain, DIA membuat Terah meninggalkan Ur-Kasdim dan mengajak Abram dengan dia.

Kadang-kadang, ALLAH memang menggunakan orang tertentu untuk menggenapi rencana-NYA, bahkan tanpa sepengetahuan orang tersebut. Begitu juga dengan Terah, keputusannya untuk meninggalkan Ur-Kasdim ternyata adalah tahap awal dari rencana ALLAH yg besar untuk Abram.

Dari sini kita bisa melihat bahwa hubungan baik antara orangtua dan anak itu ternyata sangat penting. Karena rencana ALLAH tidak bisa digenapi hanya oleh Terah saja, Abram juga harus bersedia menyertai ayahnya, bukankah begitu?

Jadi kalau ALLAH memiliki rencana besar bagi Abram yg memiliki hubungan baik dengan orang tuanya, sangat mungkin ALLAH memiliki rencana yg juga hebat dalam hidup kita seandainya kita menjaga hubungan yg baik dengan orangtua kita.

Kita tahu bahwa Abram bersama Terah keluar dari Ur-Kasdim. Haran sendiri mati di Ur-Kasdim. Dengan demikian, anak laki-laki Terah yg masih tinggal di Ur-Kasdim hanya Nahor, Nahor sendiri memiliki anak yg bernama Betuel, dan Betuel memiliki anak yg bernama Laban dan Ribka. Seharusnya, mereka semua tinggal di Ur-Kasdim, bukankah begitu?

Rupanya, Nahor juga akhirnya ikut transmigrasi ke Haran. Begitulah, rombongan Terah berangkat, dengan Kanaan sebagai tujuan awal. Namun setelah mereka sampai di satu tempat bernama Haran, Terah memutuskan menetap disana, dan akhirnya meninggal di usia 205 tahun. Jadi Abraham memiliki hubungan yg baik dengan orangtuanya, tetapi yg paling penting adalah, dia memiliki potensi iman yg sangat besar kepada ALLAH. Ketika masih tinggal di Ur-Kasdim, Terah dan Abram adalah penyembah berhala. Ini bisa dilihat dalam Yosua 24:2

Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.

Bahkan menurut tradisi kuno, Terah adalah seorang pembuat berhala, dia bahkan cukup sukses dalam bisnisnya. Jadi selama di Ur-Kasdim, mereka belum mengenal ALLAH yg disembah oleh umat Israel.

Dan karena Abram juga tidak menyadari ada rencana ALLAH yg besar dalam hidupnya, tidak ada masalah baginya ketika Terah memutuskan untuk berhenti dan menetap di Haran. Sampai suatu hari, dia harus mengambil keputusan yg sangat berat.

** Awal Iman **

Kita tidak tahu berapa lama Abram tinggal di Haran bersama ayahnya. Sampai suatu hari, seorang Allah asing yg belum pernah dia kenal sebelumnya, menampakan diri kepadanya.

Kejadian 12:1-3

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Abram mengalami pergumulan berat. Ketika firman TUHAN datang kepadanya, dia harus meninggalkan ayahnya. Dalam Kejadian 12:5 dikatakan Abram mengumpulkan harta benda dan budak-budak selama dia tinggal di Haran. Sekarang kita tahu bahwa mereka sudah hidup mapan di Haran.

Satu hal yg perlu ditegaskan disini, firman TUHAN datang kepada Abram bukan setelah kematian Terah, tetapi ketika Terah masih hidup.

Jadi waktu itu, Abram dihadapkan pada 2 (dua) pilihan. Kalau dia pergi, itu berarti dia akan meninggalkan ayahnya yg selama ini selalu bersama dengan dia. Kalau dia tidak pergi, dia tidak mendapatkan semua berkat luar biasa yg telah ALLAH janjikan kepadanya.

Kalau kita sedang menghadapi masalah,tekanan atau ragu, Kita bisa membaca Alkitab dan menemukan kekuatan disana. Atau membaca buku-buku tentang pengalaman hidup orang lain dan mendapat semangat atau inspirasi dari sana. Atau berkonsultasi dengan orang-orang yg berpengalaman. Tapi Abram?

Waktu itu Alkitab belum ditulis, buku-buku "self motivation" belum ada.

Mau konseling dengan siapa?

Satu-satunya harapan yg dimiliki Abram adalah "Allah asing dan aneh" yg baru saja menampakan diri kepadanya; dan menyuruh dia pergi, tetapi tidak memberitahukan tempat yg dituju.

Kita tidak tahu berapa lama waktu yg dibutuhkan Abram untuk merespons panggilan ALLAH untuk meninggalkan Haran. Sekalipun dia Abram, dia tetaplah manusia. Wajar sekali jika waktu dia mendengar panggilan itu, dia juga mempertanyakan rencana TUHAN selanjutnya. Dan sebagai bagian dari penyembah berhala, tantangan pasti datang bertubi-tubi ketika dia menyampaikan firman yg diterimanya.

Keluarga Abram (KA): " Yg berfirman itu allah yg mana...?"

Abram:" Nggak tahu, baru sekali ini kenal. Yang pasti bukan allah yg biasa Kita sembah."

KA:" Kamu koq mau-maunya percaya kepada Allah asing sich...? Terus mau pergi ke mana...?"

Abram: " Nggak tahu juga, Dia nggak mau bilang."

KA: " Kamu istirahat aja dulu. Kelihatannya kamu terlalu banyak terkena sinar matahari."

Hal yg pasti, selama Abram masih ragu, TUHAN justru tidak memberitahukan kepadanya kemana Dia akan membawanya, TUHAN mau Abram percaya dulu, tanya belakangan. Dari sini kita juga harus menyadari bahwa rencana TUHAN bukan diperuntukkan bagi orang yg ragu, tetapi orang yg yakin, bahkan sebelum melihat hasilnya.

Akhirnya Abram mengambil keputusan untuk percaya kepada Allah asing tersebut. Sekalipun dia tahu bahwa itu berarti dia harus meninggalkan kehidupannya di Haran yg sudah mapan. Baru setelah itulah TUHAN memberitahukan kepadanya untuk pergi ke tanah Kanaan. Dan sebagai bukti dari keyakinan dan komitmennya kepada ALLAH, untuk pertama kali dalam hidupnya, Abram benar-benar meninggalkan ayahnya. Kejadian 15:5 menuliskan:

Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.

Jadi, jangan membayangkan bahwa waktu itu Abram berjalan kemanapun angin membawanya, ayat diatas dengan jelas mengatakan bahwa Abram berangkat ke tanah Kanaan.

** Upah Abram **

Awalnya, Abram berfikir, sebagai upah imannya, dia akan diberkati TUHAN di Kanaan. Namun rencana TUHAN ternyata tidak sesederhana itu. Sesampainya di tanah Kanaan, tepatnya di More, dekat Sikhem, barulah TUHAN menyatakan rencana-NYA untuk Abram.

“Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." (Kejadian 12:7)

TUHAN ternyata bukan hanya mau memberkati Abram saja, tapi lebih jauh lagi, DIA bahkan akan memberikan negeri itu kepada keturunannya. Padahal waktu itu Kanaan bukan tanah kosong, tetapi sudah dihuni oleh orang Kanaan dan Abram baru tiba disana.

Yg jadi pertanyaan, mengapa TUHAN harus membawa Abram jauh-jauh dari Ur-Kasdim untuk masuk Kanaan, hanya untuk memberikan tanah tersebut kepada keturunannya?

Mengapa TUHAN tidak memilih salah seorang yg sudah tinggal di Kanaan atau tetangganya, dan memberikan tanah itu kepada keturunannya?

Itu jauh lebih mudah.

Jawabannya sederhana, karena tidak ada iman di tanah Kanaan.

Kalau Kanaan bisa kita ibaratkan sebagai Gereja dan kita adalah penghuni-penghuni lama di sana, jangan kaget kalau ada orang baru yg diberkati luar biasa oleh TUHAN. Jangan kita iri kepada orang tersebut. Sebaliknya, kita seharusnya intropeksi diri di hadapan TUHAN. Mengapa TUHAN sampai perlu mendatangkan orang baru hanya untuk mencurahkan berkat-NYA?

Bukankah kita lebih dari rela untuk menerima berkat TUHAN?

Hal yg harus ditanyakan, adakah iman di hati kita?

Jadi sekalipun Abram adalah seorang pendatang di tanah Kanaan, TUHAN memberkati Abram dengan luar biasa. Satu kali, ketika terjadi kelaparan di tanah Kanaan,Abram harus mengungsi ke Mesir sementara waktu. Sesampainya di Mesir, pemimpin yg berkuasa saat itu menerima laporan bahwa ada wanita yg cantik,"adik" dari seorang pendatang dari Kanaan. Tanpa membuang waktu lebih lama, sang Firaun mengambil wanita yg tidak lain adalah Sarai, istri Abram dan Kejadian 12:17 mencatat apa yg terjadi di tanah Mesir sejak kejadian itu.

ALLAH jugs membuat nama Abram masyur di Kanaan, oleh penduduk setempat, Abram disebut sebagai "Raja Agung". Abram sendiri baru mengetahuinya ketika Sara meninggal. Waktu itu Abram ingin membeli tanah milik Efron, orang Het, untuk menguburkan istrinya.
Dan reaksi mereka dicatat dalam Kejadian 23:6

Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu.

Tidak mungkin ada orang asing yg mendapat penghargaan sedemikian tinggi kalau dia orang yg biasa-biasa saja. Di mata mereka, Abram pastilah orang yg luar biasa. Pada waktu dibutuhkan, Abram tampil sebagai pahlawan yg berani. Abram membuktikan kualitasnya ketika Lot ditawan oleh musuh dan dia mengumpulkan pasukannya yg berjumlah 318 orang untuk melakukan misi penyelamatan. Sedangkan yg dilawan adalah raja-raja perang, bukan raja yg baru dilantik kemarin sore. Empat raja ini yakni Amrafel raja Sinear, Ariokh raja Elasar, Kedorlaomer raja Elam dan Tideal raja Goyim. Empat raja ini telah menjadi penguasa daerah itu sejak Abram tinggal di Haran. Alkitab memang tidak mencatat jumlah pasukan mereka, tapi secara logika tidak mungkin hanya beda tipis dengan jumlah pasukan yg mendukung Abram. Abram dengan 318 pasukan melawan 4 raja berpengalaman dengan segenap bala tentara mereka. Peperangan yg sangat tidak adil tapi Kejadian 14 :15-16 mencatat kemenangan Abram yg luar biasa.

Selain itu Abram juga tidak tamak dengan harta, setelah perperangan ini, dia menolak pemberian harta raja Sodom. Karena itu sebagai penghargaan kpd Abram, raja Sodom memberikan tempat terhormat kepada Lot. Sejak saat itu, Lot bisa duduk di pintu gerbang bersama dengan para pemimpin kota lainnya.

Padahal kalau difikir, sebenarnya semua harta dan budak serta orang-orang yg diselamatkan Abram adalah haknya, tapi dia tidak melakukan itu. Dengan integritas dan sifat yg seperti ini, tidak salah kalau Abram diberkati ALLAH dan namanya dibuat masyur.

** Satu Masalah **

Abram telah beriman kepada ALLAH yg benar dan memberkati dia dengan harta benda dan nama yg masyur. Sedemikian banyak ternaknya sehingga mereka harus berbagi tempat dengan Lot, negeri itu tidak cukup luas untuk mereka berdua. Kehidupan Abram sangat menyenangkan. Namun diatas semua itu, ternyata Abram memiliki kegalauan dalam hatinya, dia tidak mempunyai anak. Harta benda yg luar biasa banyak itu, kelihatan sia-sia bagi Abram karena dalam fikirannya, semua itu pada akhirnya akan jatuh ke tangan budaknya. Dan ini adalah satu masalah besar baginya. Namun atas kegalauan hatinya itu, TUHAN menegaskan sekali lagi kepadanya dalam Kejadian 15:4, "Orang ini (Eliezar) tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."

ALLAH akan memberikan anak kandung kepada Abram!!!

Ini adalah berita besar baginya melebihi semua harta yg dimilikinya. Abram percaya kepada TUHAN dan berita gembira itu disampaikan kepada Sarai, istrinya. Sayangnya, Sarai tidak memiliki iman sebesar Abram dan dari sinilah masalah itu bermula.

Ketika Sarai melihat dia tidak bisa punya anak, dia menawarkan kepada Abram jalan keluar yg kelihatannya baik. Sarai memberikan budaknya yg bernama Hagar kepada Abram, dan anak yg bakal lahir dari Hagar akan diambil oleh Sarai sebagai anaknya sendiri. We could say that this is "win win solution". Sarai tidak menyangka bahwa Hagar benar-benar hamil, budaknya itu memandang rendah kepadanya. Dan Sarai mengeluh kepada Abram, dia kelihatannya tidak perduli, sejak Hagar hamil, sepertinya Abram telah lupa segalanya. Yg ada dalam benak Abram hanyalah bahwa sebentar lagi dia akan mempunyai anak, itu membuat Abram justru lebih banyak membela Hagar dan kurang memperhatikan Sarai.

Namun pada akhirnya, setelah tidak bisa mentolerir lagi kelakuan Hagar, Sarai mengungkapkan kekesalannya kepada Abram.

Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.

Sarai bukan marah karena Hagar mengandung tapi karena budaknya itu berani "menari-nari" di atas kepalanya. Untungnya, Abram menjadi sadar akan kesalahannya. Abram mungkin teringat akan masa-masa dimana mereka dulu selalu melewati segala sesuatunya bersama-sama. Bahkan karena kesetiaan istrinya di Mesir, Abram selamat dan mendapatkan sangat banyak harta benda. Akhirnya Abram menyerahkan kembali Hagar kepada Sarai. Setelah itu, Sarai menindas Hagar dan tentu saja itu bisa mencelakai Hagar terutama kandungannya, Hagar benar-benar menghadapi satu masalah yg berat.

Hagar kemudian melarikan diri, dan ditengah pelariannya, dia bertemu dengan malaikat TUHAN yg memberi dia kekuatan dan berjanji kepada dia, tidak akan terjadi apa-apa dengan dia dan kandungannya.

And then...

Praktik USG pertama di dunia terjadi, Hagar diberitahukan akan mengandung seorang anak laki-laki dan puteranya itu akan lahir dengan selamat. Hagar pun kembali kepada Sarai. Setelah tahu Abram tidak membelanya lagi, Hagar memperbaiki sikapnya kepada Sarai, demikian juga Sarai dan keadaan pun berangsur membaik.

So, yg perlu dilakukan sekarang adalah menanti kelahiran Ismael, dan usia Abram waktu itu 86 tahun ketika Ismael lahir. Pada akhirnya, Abram menggendong seorang bayi. Mungkin Abram berkata, "Ismael, anakku, seumur hidup aku menantikan saat seperti ini." Demikian kata Abram dalam hati sambil meneteskan air matanya karena haru. Anak kandungnya sendiri!!!
Betapa bahagianya Abram saat itu.

Sekalipun Ismael adalah anak dari budak istrinya, tetapi dia tetap anak pertamanya. Begitu banyak memory indah yg tersimpan saat itu dan pastilah, Abram sangat mengasihi Ismael. Satu masalah telah berlalu dan terlupakan, sampai tibalah satu hari, 13 tahun setelah Ismael lahir.

Ketika Abram berusia 99 tahun, TUHAN menampakan dirinya kepada Abram, mungkin sebelum itu TUHAN sudah berulang kali hendak menampakan diri kepada Abram, tapi Abram terlalu sibuk dengan Ismael. Dalam Kejadian 17:1-14, TUHAN membuat perjanjian dengan Abram.

TUHAN telah menetapkan Abram sebagai "bapa sejumlah bangsa yg besar". Oleh karena itu, nama Abram yg berarti "bapa yg ditinggikan", oleh TUHAN diganti menjadi Abraham yg berarti "bapa banyak bangsa".

TUHAN akan membuat Abraham beranak cucu sangat banyak, menjadi bangsa-bangsa, dan akan menjadi leluhur raja-raja. Sifat perjanjian itu kekal, antara TUHAN dan Abraham dan keturunannya, agar Dia menjadi ALLAH Abraham dan ALLAH keturunannya. TUHAN akan memberikan tanah Kanaan kepada Abraham dan keturunannya sampai selama-lamanya.

Sedangkan dari pihak Abraham, ALLAH memerintahkan dia dan keturunannya menyunat setiap laki-laki dari mereka. Bayi laki-laki yg lahir dirumah mereka, baik anaknya ataupun bukan, harus disunat juga pada usia 8 (delapan) hari. Sampai disini Abraham dengan senang hati menerima perjanjian itu. Namun di ayat-ayat selanjutnya, Abraham kembali harus berhadapan dengan satu masalah yg cukup menyentak hatinya. Kejadian 17:15-16, mencatat sebagai berikut:

Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."

Nama Sarai diganti TUHAN menjadi "Sara" artinya "Putri". Bukan itu yg menyentak hati Abraham, tetapi perkataan ALLAH selanjutnya. ALLAH akan memberikan kepadanya, anak melalui Sara.

Artinya...?

Setelah 25 tahun Abraham menginjakan kakinya di tanah Kanaan, sampai dengan masa perjanjian-NYA, ternyata yg dimaksudkan TUHAN adalah anak dari Sara, BUKAN Ismael. Selama 13 tahun terakhir ini, Abraham berfikir, Ismaellah yg akan menjadi ahli warisnya, ini akan menjadi satu masalah yg sangat serius bagi Abraham.

** Doa Abraham **

Untuk janji yg luar biasa terutama Sarah akan melahirkan anak baginya, dalam Kejadian 17:17, Kita bisa melihat reaksi Abraham

Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"

Sebenarnya, Abraham bukan tidak senang mendapat kabar tentang kelahiran Ishak. Abraham sangat senang mendapat kabar itu, kalau 1 (satu) anak laki-laki saja sudah membuat dia bahagia, 2 (dua) anak laki-laki sudah pasti akan membuat dia meloncat kegirangan. Bahkan, bukan hanya Ishak seorang saja, melainkan kalau bisa Ishak masih punya adik yg banyak.

Ketika masih bernama Abram dan berada di Haran bersama-sama dengan ayahnya, TUHAN menyuruh dia pergi dari sana, Abram menaruh imannya kepada TUHAN dan pergi; sekalipun waktu itu dia masih belum mengenal TUHAN. Ketika dia sudah berada di tanah Kanaan dan TUHAN berjanji kepadanya bahwa dia akan diberikan anak oleh TUHAN dan keturunannya akan dibuat sebanyak bintang dilangit; sekalipun saat itu dia belum memiliki anak; Abram sekali lagi menaruh imannya kepada ALLAH. Abram telah membangun banyak mezbah bagi ALLAH dan selalu percaya kepada semua janji TUHAN yg diberikan kepadanya. Abram telah hidup dari iman yg satu kepada iman yg lain. Dan selama perjalanan iman itu, Abram selalu lulus dengan memuaskan. Iman Abram itu bahkan diperhitungkan sebagai kebenaran olah TUHAN. Namun sekarang, setelkah TUHAN menyatakan penyertaan-NYA dalam hidupnya, setelah Abram mengenal TUHAN, dan memiliki anak serta berfikir bahwa hidupnya telah "sempurna", dia sepertinya telah lelah beriman.

Karena itulah, terhadap janji TUHAN yg terakhir itu, Abram menyampaikan doanya kepada TUHAN, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!". Dan untuk doa itu, dengan tegas TUHAN menjawab dalam Kejadian 17:19

Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

Doa Abraham, orang yg memiliki kisah iman yg luar biasa itu, ditolak TUHAN.

** Reaksi Abraham **

Merespons perjanjian TUHAN, Abraham dengan segera menyunat semua laki-laki dirumahnya. Dengan kata lain, Abraham ingin menyatakan kepada TUHAN bahwa dia akhirnya dia setuju dan mau kembali beriman kepada TUHAN.

Namun tentang penolakan TUHAN terhadap doanya, kita tidak mengetahui reaksi Abraham secara langsung. Hal itu baru diketahui setelah Sarah benar-benar telah melahirkan Ishak baginya.

Kelahiran Ishak ini disambut dengan sukacita yg sangat besar oleh Abraham. Pada hari Ishak disapih, yakni berhenti menyusu pada ibunya. Abraham mengadakan perjamuan besar untuk menunjukan sukacitanya itu. Peristiwa kelahiran Ishak merupakan suatu mujizad besar yg dialami Abraham, sekaligus sebagai legitimasi dari ALLAH tentang perjanjian yg DIA buat dengan Abraham.

Pada hari Ishak disapih, dalam terjemahan LAI, memang tidak ada yg salah ketika Ismael bermain-main dengan Ishak, namun terjemahan English KJV dengan tegas menceritakan kejadian itu,"Sarah saw the son of Hagar the Egyptian, which she had born unto Abraham, mocking”. Jadi tepatnya, Ismael bukan sedang bermain dengan Ishak, melainkan sedang menghina Ishak. Melihat hal itu, Sarah menjadi marah dan dia berkata kepada Abraham untuk mengusir Ishak dan Ismael.

Kejadian 21:11 mencatat bahwa permintaan Sarah itu sangat menyebalkan Abraham. Kali ini, Kita akan lebih mengerti bila membaca terjemahan versi Good News Bible ‘This troubled Abraham very much, because Ishmael also was his son’. Jadi awalnya, Abraham sempat ragu dengan permintaan Sara. Namun diayat 12, TUHAN mengingatkan dia bahwa perjanjian-NYA dibuat dengan keturunan Abraham melalui Ishak. Baru saat inilah reaksi Abraham terhadap doanya yg ditolak TUHAN bisa dilihat.

Alkitab mencatat Abraham menerima penolakan itu dengan ketaatan yg luar biasa. Dia benar-benar menyuruh Hagar membawa Ismael pergi darinya. Satu-satunya hal yg menguatkan Abraham melakukan itu, seperti yg berulang kali dia lakukan, adalah karena dia percaya janji TUHAN dalam Kejadian 21:13:" Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Ku buat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu".

Sekalipun kisah itu berlangsung singkat, tapi kita percaya bahwa kepergian Ismael sangat mendukakan hati Abraham. Hagar juga pada saat itu pasti memohon kepada Abraham supaya membatalkan keputusannya. Namun dengan hati yg hancur, Abraham tetap pada pendiriannya. Kita percaya Abraham tidak dapat menahan tangisnya ketika menyaksikan putera pertamanya pergi.

Sekalipun di kemudian hari, Ishaklah yg dikorbankan di atas bukit Moria, tetapi bagaimanapun juga kita harus mengakui bahwa anak yg pertama kali benar-benar "dikorbankan" Abraham adalah Ismael.

Oleh karena itu, tidak salah kalau TUHAN sangat menghargai Abraham. Termasuk salah satunya yg dicatat dalam Kejadian 18:17, ALLAH memberitahukan keinginan-NYA untuk menghukum Sodom dan Gomora kepada Abraham.

Abraham menunjukan imannya yg total kepada ALLAH, dan dalam iman itulah, Abraham terus hidup bagi TUHAN dan Dia mengaruniakan lagi, 6 (enam) anak baginya yg lahir dari Ketura setelah Sara meninggal, yakni Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. 

TUHAN Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar