05 Februari 2012

Dosa Musa dan Harun -- Mencuri Kemuliaan TUHAN --

** Doa Musa **

Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon. (Ulangan 3:25)

Musa adalah pria hebat lain yg ada didalam Alkitab. Dia bergaul sangat akrab dengan TUHAN, bahkan dia dicatat dalam Alkitab sebagai satu-satunya orang yg pernah melihat (punggung) ALLAH dalam segala kemuliaan-NYA dengan mata telanjang. Unfortunately, orang yg sedemikian hebat seperti itu bahkan juga dikatakan dalam Alkitab sebagai orang yg paling sabar dari antara seluruh penduduk bumi, pernah doanya ditolak oleh TUHAN.

Sehebat apakah orang yg bernama Musa ini sehingga rasanya mustahil doanya bisa ditolak TUHAN?

** Kelahiran Musa **

Kelahiran Musa dilatarbelakangi oleh peristiwa yg sangat menghebohkan dalam Alkitab. Saat itu, jumlah bangsa Israel yg telah lama tinggal di Mesir menjadi berlipat kali ganda setelah awalnya hanya terdiri dari +-70 orang saja, berkembang menjadi ratusan bahkan jutaan jiwa. Bangsa Mesir menjadi takut kepada mereka. Bisa jadi bangsa Mesir takut, kalau2 terjadi perperangan, mereka bisa berbalik membela musuh. Oleh karena itu, mereka mulai menindas bangsa Israel dengan membuat mereka melakukan berbagai pekerjaan berat dan memaksa mereka membangun 2 (dua) kota perbekalan sekaligus, Pitom dan Raamses. Namun ternyata penindasan itu tidak membuat bangsa Israel berkurang jumlahnya, bahkan sebaliknya, mereka menjadi semakin banyak.

Untuk menanggulangi ledakan pertumbuhan bangsa Ibrani yg begitu dahsyat, Firaun yg berkuasa saat itu memerintahkan Sifa dan Pua, bidan yg bertugas menolong wanita Israel melahirkan, membunuh setiap bayi laki-laki yg lahir. Singkat kata, karena bidan-bidan itu lebih takut kepada ALLAH daripada Firaun, rencana itu gagal. Mereka beralasan bahwa wanita-wanita Israel sudah terlebih dahulu melahirkan sebelum mereka datang sehingga mereka tidak bisa membunuh bayi-bayi yg baru lahir itu.

Akhirnya, dikeluarkan satu perintah yg sangat kejam, Firaun memerintahkan kepada rakyatnya untuk melemparkan setiap laki-laki yg lahir dari bangsa Israel ke sungai Nil.  How cruel, isn't it?

At first, we could say it "Yes, it's cruel", apalagi bangsa Mesir Kuno dikenal dengan peradabannya dan tentu saja kaya pada waktu itu. Dan rakyat Mesir juga tidak akan tega melakukan hal itu.
But, bangsa Mesir Kuno adalah penyembah berhala, dengan dalih persembahan kepada para dewa inilah, kemungkinan besar Firaun berhasil mempengaruhi rakyatnya untuk bersama-sama melakukan pembantaian besar-besaran atas bayi laki-laki bangsa Israel.

Dalam kondisi demikian, bisa dibayangkan betapa tertekannya kondisi kejiwaan para ibu-ibu yg sedang hamil. Mereka harus mengisi hari-hari mereka dengan mendengar teriakan pilu dari setiap keluarga yg baru saja menerima kehadiran seorang bayi laki-laki. Dan yg paling menyesakkan adalah, mereka seperti sudah masuk dalam daftar tunggu berikutnya untuk ikut serta dalam peristiwa yg memilukan itu.

Bayangkan saja, mereka baru saja bersukacita atas kelahiran bayi laki-laki mereka, sambil menimang bayi itu, dalam waktu yg tidak berapa lama, bayi mereka akan dirampas dan dibuang kesungai Nil oleh bangsa Mesir. Dan yg lebih menyakitkan lagi adalah, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Di zaman yg penuh kekacauan itulah, Musa lahir.

** Di Sungai Nil **

Musa mengawali kehidupannya bersahabat dengan bahaya. Kelahiran Musa memang bisa disembunyikan sampai 3 (tiga) bulan lamanya tanpa ada orang Mesir yg tahu. Namun akhirnya, karena satu dan lain hal, keluarganya sudah tidak bisa lagi mempertahankan kehadiran Musa di rumah mereka. Dibuatlah sebuah keputusan yg amat sulit, Musa harus dimasukkan ke dalam peti anti bocor dan dihanyutkan di sungai Nil.

We believe that, tidak ada satu orang pun yg tidak meneteskan air mata menahan kesedihan yg sangat mendalam melepas kepergian Musa, mereka hanya bisa bersyukur atas hari-hari selama 3 (tiga) bulan yg mereka lalui bersama si kecil dengan segala tawa dan tangisnya. Namun tetap saja, tidak ada satu pun dari mereka yg berani berharap akan bertemu lagi dengan Musa, sekalipun mereka mengutus Miryam, kakak perempuan Musa untuk mengawasi jalannya "kapal" kecil berpenumpang satu orang itu. Karena kalau jujur, tugas Miryam lebih tepat disebut sebagai saksi atas detik-detik terakhir kehidupan Musa. Bagaimana tidak, satu peti kecil berisi seorang bayi berusia 3 (tiga) bulan terombang ambing di sungai Nil dikawal hanya seorang gadis kecil. Dan mereka tahu apa yg menghuni sungai itu.

Di sungai Nil terdapat salah satu dari 3 species buaya yg ada di Afrika. Namanya, juga tidak kreatif, buaya Sungai Nil. Menurut Honolulu Zoo buaya yg pernah mencapai panjang 7 meter dan berat sekitar 1,1 ton dan ini adalah buaya terbesar di Afrika dan terbesar kedua dari segala jenis buaya yg ada di dunia. Buaya ini juga terkenal sebagai buaya pemakan manusia. Dan "Yess", bayi berusia 3 (tiga) bulan juga termasuk, mereka tidak terlalu memilih usia makanannya. Kalau di zaman modern saja, masih cukup banyak buaya yg berkeliaran di sungai Nil, coba bayangkan berapa banyak buaya yg menghuni sungai Nil ribuan tahun yg lalu. Apalagi waktu itu, buaya termasuk binatang yg disembah sebagai dewa. Jadi populasi buaya pasti banyak pada zaman itu. Apa yg bisa dilakukan seorang gadis kecil seperti Miryam kalau ada satu ekor buaya yg iseng mengintip ke dalam peti itu?

Resiko lain yg lebih berbahaya dari buaya sungai Nil adalah – lagi-lagi nama yg tidak kreatif - Kuda Nil. Panjangnya mencapai 3,5 m dan tingginya 1,5 m, hampir sama dengan tinggi rata2 orang Indonesia, namun beratnya jauh berbeda, berat kuda nil dewasa berkisar antara 1,5 - 3,5 ton. Agak montok memang. Binatang besar ini, sekalipun vegetarian, tetapi sudah sering membunuh buaya. Kuda Nil merupakan binatang besar yg paling banyak menyebabkan kematian bagi manusia di Afrika. Karena itu, Go Afrika menetapkan Kuda Nil sebagai binatang besar paling berbahaya di Afrika. Dan seperti buaya, Kuda Nil dipercaya sebagai jelmaan mahluk ilahi yg disembah, dan populasi kuda nil juga pasti banyak dizaman Musa.

Kesimpulannya, tugas Miryam, sejujurnya, hanyalah memastikan, kapan, dimana, dan oleh karena apa Musa mati. Apalagi yg bisa diharapkan oleh Miryam dan keluarganya sewaktu melepas Musa dalam peti ke sungai yg seperti itu, selain berserah dan mulai membiasakan diri untuk melupakan keberadaan Musa. Keluarganya pun tidak memberinya nama untuk diingat.

Yg tidak disadari mereka adalah, ALLAH yg maha kuasa memiliki rencana yg sangat besar bagi seorang bayi yg saat itu, bahkan belum bisa makan sendiri. Singkat cerita, Musa selamat, bukan hanya selamat, Musa diangkat oleh puteri Firaun Mesir yg saat itu sedang mandi di tepi sungai Nil. Oleh sang puteri itulah, bayi kecil itu diberi nama Musa.

Musa dilahirkan dari keluarga budak, tapi dibesarkan sebagai putera raja. Demikianlah Musa, hidupnya "aman" sampai dia berusia 30 tahun.

** Titik Balik **

Seperti diceritakan diatas, hidup Musa aman dalam lingkungan istana, sampai dia berusia kira-kira 30 (tiga puluh) tahun, karena pada usia itu, dia melakukan pembunuhan terhadap seorang Mesir yg sedang memukul seorang bangsa Ibrani. Dia sangat takut kalau tindakannya diketahui oleh Firaun, oleh karena itu, Musa melarikan diri ke padang pasir. Hari itu merupakan titik balik dari kehidupan Musa yg sebelumnya hidup dengan kenyamanan menuju Midian, padang gurun tandus yg penuh dengan ketidak pastian.

Di Midian, Musa menikahi puteri dari seorang pemuka agama dan dia bekerja di peternakan mertuanya. Semua berjalan lancar sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun meninggalkan Mesir, sesuatu terjadi.

Hari itu, Musa seperti biasa menggembalakan ternak mertuanya sampai ke gunung Horeb. Suatu rutinitas yg sudah biasa dia lakukan. Yg tidak biasa, dia melihat ada semak duri menyala, tetapi tidak terlihat tanda-tanda bahwa semak itu terbakar. Rupanya ALLAH sedang memberikan penampakan pertama kepada Musa dan pelaksaan rencana ALLAH dalam hidup Musa pun dimulai.

Dalam penampakan itu, ALLAH mengutus Musa untuk kembali ke Mesir dan membebaskan bangsanya dari perbudakan. TUHAN memberikan 2 (dua) mujizad yg langsung ditunjukan kepada Musa seandainya bangsa Israel tidak mempercayainya.

  1. Tongkat yg berubah menjadi ular ketika dilempar, kemudian berubah menjadi tongkat lagi sewaktu Musa menangkap ekornya.
  2. Tangannya berubah jadi putih seperti kena kusta letika dimasukkan kedalam bajunya, kenormal lagi ketika sekali lagi dimasukkan.

Bahkan TUHAN masih memberikan satu mujizad cadangan kalau bangsanya masih belum mempercayainya, Musa boleh mengambil air dari sungai Nil dan mencurahkannya ke tanah di hadapan bangsanya, air itu akan berubah menjadi darah.

Hari itu menjadi titik balik yg kedua dalam kehidupan Musa, ALLAH mau Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian.

** Kembali Ke Mesir **

Mujizad yg dilakukan Musa di Mesir lebih dahsyat lagi, ALLAH benar-benar memporak-porandakan Mesir dengan tulah yg dikenal dengan 10 (sepuluh) tulah.

Yg menarik adalah tulah terakhir, TUHAN membunuh semua anak sulung bangsa Mesir, bukan hanya anak manusia, bahkan anak sulung binatang pun ikut mati. Bangsa Mesir harus merasakan kepedihan yg amat dalam seperti yg pernah dialami oleh bangsa Israel, ironisnya, seorang bayi yg lolos dari pembantaian besar-besaran itulah yg membawa tulah ini.

Dan akhirnya, setelah +- 400 tahun tinggal di Mesir sebagai budak, Musa memimpin mereka keluar dari situ menuju Tanah Perjanjian yg akan menjadi milik mereka sendiri; suatu negeri yg berlimpah dengan susu dan madunya. Namun untuk mencapai negei itu, mereka harus melakukan suatu perjalan melalui padang gurun yg tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.

** Di Padang Gurun **

Setelah melakukan 10 (sepuluh) mujizad besar di Mesir yg membuat Mesir hancur, mujizad masih juga belum berhenti. Begitu mereka keluar dari tanah Mesir, ada tiang awan yg melindungi mereka dari terik matahari di siang hari, dan tiang api yg menerangi dan menghangatkan mereka dimalam hari.

Mujizad yg paling fenomenal adalah ketika mereka menyeberangi Laut Teberau, Musa, dengan mujizad ALLAH yg menyertai dia, membelah laut itu, dan bangsa Israel bisa menyeberanginya. Namun ketika bangsa Mesir melewatinya, air yg tadinya terbelah, menyatu kembali dan menenggelamkan tentara Mesir yg mengejar mereka, mujizad yg amat dahsyat itu membuat bangsa Israel bersama Musa memuji TUHAN dan Miryam, kakak Musa memimpin perempuan Israel menari dan menyanyi untuk ALLAH. Unfortunately, ini adalah satu-satunya pujian yg dicatat Alkitab yg pernah dilakukan bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun mereka di padang gurun.

Perjalanan di padang gurun adalah perjalanan yg penuh mujizad, -+ 3 (tiga) bulan sejak mereka keluar dari Mesir, sampailah mereka di gunung Sinai dan berkemah disana. Ada banyyak hal yg terjadi disini, diantaranya, Musa menerima 10 (sepuluh) perintah ALLAH, Musa melihat (punggung) ALLAH dengan mata telanjang, dan sayangnya, peristiwa penyembahan kepada patung lembu emas juga terjadi disini.

So...

Dengan kehidupan yg penuh mujizad itu, bagaimana mungkin doa Musa ditolak TUHAN?

Setelah meninggalkan gunung Sinai, masih banyak kejadian dan mujizad yg terjadi. Singkat cerita, sampailah bangsa Israel di padang gurun Zin. Waktu itu mereka complain dengan sangat kepada Musa karena tidak ada air, dan oleh TUHAN, Musa disuruh memerintahkan gunung batu untuk mengeluarkan air, tapi kemudian Musa melakukan sesuatu yg membuat TUHAN tidak berkenan kepadanya.

** Doa Musa **

Mari Kita lihat doa Musa.

Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon. (Ulangan 3:25)

Doa Musa tidak salah. Hal itu wajar karena ALLAH juga yg mengutus Musa memimpin bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian. Wajar sekali bukan?

Selain mujizad yg menyertai Musa, ada faktor lain yg membuat Musa layak masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Ketika Musa memimpin bangsa Israel berperang sebelum bangsa Israel menyebrangi sungai Yordan dan memasuki Tanah Perjanjian, Musa menuntaskan semua perperangan dengan baik, hal yg bertolak belakang justru Kita temukan ketika bangsa Israel sudah tidak dipimpin oleh Musa, perperangan mereka tidak ada yg selesai meskipun mereka meraih kemenangan, termasuk setelah bangsa ini dipimpin oleh Yosua, pengganti Musa. Dan Alkitab mencatat semua peristiwa itu.

** Dosa Yang Dilakukan Musa **

Ada baiknya Kita melihat peristiwa yg terjadi di padang gurun Zin.

Kemudian sampailah orang Israel, yakni segenap umat itu, ke padang gurun Zin, dalam bulan pertama, lalu tinggallah bangsa itu di Kadesh. Matilah Miryam di situ dan dikuburkan di situ.

Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN!

Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?

Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?"

Di padang gurun, air adalah hal yg paling berharga. Nah... Di tempat ini ternyata tidak ada air. Oleh karena itu bangsa Israel lalu bertengkar kepada Musa. We can imagine that, Musa meminta bangsa ini untuk tetap percaya dan beriman kepada ALLAH, tapi mereka ngotot bahkan mereka berani mengatakan mereka menyesal karena masih hidup.

So unthankfull...

Bangsa yg sudah mengalami berbagai macam mujizad sejak Musa memimpin mereka keluar dari tanah Mesir, sudah melakukan dosa berulang kali dan tetap diampuni, makanan dan minuman mereka tidak pernah kurang, bahkan hal yg terkecil sekalipun, sendal yg mereka gunakan selama berjalan di padang pasir selama 40 (empat puluh) tahun tidak rusak sama sekali. Sesuatu yg mustahil. Namun apa respon mereka ketika menghadapi sebuah masalah?

Memaki dan menggerutu.

Selanjutnya Alkitab mencatat dalam ayat 6-9

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

TUHAN berfirman kepada Musa:

"Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."

Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya.

We can imagine what was happened that day, Musa bertengkar dengan bangsa Israel, dan yg namanya bertengkar, bisa dipastikan kedua belah pihak sama-sama emosi. Apalagi ini masalah hidup dan mati. Reaksi Musa sangat bagus waktu itu, dia berusaha keras emosinya dan meninggalkan mereka menghadap ALLAH, terbukti, ALLAH memberikan jalan keluar. Jangan sampai pada waktu menghadapi masalah, Kita membiarkan emosi Kita terus memimpin untuk menyelesaikan masalah tersebut, just believe that, emosi Kita justru akan membawa masalah baru sebagai bumbu perumit masalah yg telah ada.

Freely, we can imagine that, Musa waktu itu sudah memegang jalan keluar di tangan. Dengan hati yg masih jengkel, dia langsung menemui bangsa Israel. "Yupz... Sekarang aku sudah tahu apa yg harus dilakukan. Sekarang, mana mulut-mulut besar tadi yg bertengkar dengan aku?”

Demikian fikir Musa.

Ayat 10 dan 11 berkata:

Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"

Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

Rupanya Musa termakan oleh emosinya sendiri, hal ini bisa dilihat dari tindakannya yg melampiaskan emosinya dengan memukul batu itu sebanyak 2 (dua) kali dengan keras sampai tangan Musa kesemutan. Atas tindakannya ini, Kita bisa melihat reaksi TUHAN di ayat 12.

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Dan, untuk hukuman yg diberikan TUHAN atas Musa dan Harun inilah, Musa lalu berdoa dan memohon supaya dia boleh masuk ke Tanah Perjanjian. Jawaban TUHAN bisa dilihat di Ulangan 3:26-29

Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.

Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kau seberangi.

Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu.

Demikianlah kita tinggal di lembah di tentangan Bet-Peor.

Doa Musa, orang yg hidupnya dipenuhi dengan mujizad itu, ditolak TUHAN. Mengapa?

Ini dosa yg dilakukan Musa saat itu:

  1. Mengatakan mujizad itu terjadi karena perbuatan dia dan kakaknya, bukan karena ALLAH.
  2. Disuruh berbicara kepada bukit batu, malah memukul bukit batu.

Namun sebenarnya, bukan cuma itu saja, masih ada beberapa kesalahan lain yg dilakukan Musa, meskipun Kita secara manusia berfikir, hukuman yg diberikan ALLAH, tidak sebanding dengan jasa-jasa yg dilakukan Musa.

Jangan salah paham, Saya tidak berkata bahwa Kita boleh meremehkan dan melanggar perintah ALLAH.

Not at all...

Nyatanya, satu-satunya "ketidakadilan" yg selalu dilakukan ALLAH yg dicatat dalam Alkitab adalah bahwa Dia memberikan hukuman lebih ringan dari yg seharusnya Kita terima, bukan sebaliknya.

Lagipula, bukan sekali ini saja Musa melanggar perintah ALLAH, mari Kita lihat sewaktu Musa berada di Mesir untuk bernegosiasi dengan Firaun.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir."

Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.

Keluaran 8:5-6

TUHAN memerintahkan Harun untuk mengulurkan tangannya dan tongkatnya, tetapi Harun mengulurkan tangannya saja. Sekalipun kecil, tetapi ini tetap saja pelanggaran terhadap Firman TUHAN.

Besides, bukankah ini sama dengan kasus memukul gunung batu? Yg melanggar memang bukan Musa tapi Harun.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya hujan es turun di seluruh tanah Mesir, menimpa manusia dan binatang dan menimpa tumbuh-tumbuhan di padang di tanah Mesir."

Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir.

Keluaran 9:22-23

Well...
Sekarang Kita telah melihat Musa melakukan pelanggaran, TUHAN memerintahkan Musa mengulurkan tangannya ke langit, dalam bahasa sederhananya, TUHAN memerintahkan Musa mengangkat tangannya, tetapi tongkatlah yg diangkatnya. Sebenarnya TUHAN bisa marah, tapi Dia tidak melakukan hal itu. Di lain tempat, juga dicatat demikian

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas tanah Mesir mendatangkan belalang dan belalang akan datang meliputi tanah Mesir dan memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah, semuanya yang ditinggalkan oleh hujan es itu."

Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke atas tanah Mesir, dan TUHAN mendatangkan angin timur melintasi negeri itu, sehari-harian dan semalam-malaman, dan setelah hari pagi, angin timur membawa belalang.

Keluaran 10:12-13

Bahkan untuk mujizad yg lebih spektakuler, yaitu membelah Laut Teberau, Musa tidak melakukan perintah ALLAH dengan tepat.

Keluaran 14 :16 dan 21

Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

Bukankah ini hampir sama dengan apa yg dilakukan Musa di padang gurun Zin?

Musa diperintahkan untuk berkata kepada gunung batu tetapi dia memukulnya.
Ini jelas adalah pelanggaran, tapi bisa dikatakan sebagai pelanggaran yg sama dengan pelanggaran-pelanggaran yg dilakukan Musa dan Harun sebelumnya.

Hukuman yg diterima Musa itu sangat berat dan sekali lagi, tidak sepadan dengan kesalahan yg dia buat.

Atau memang ada kesalahan lain yg sepadan dengan hukum itu?

Yupz...

Kita sepakat bahwa ada kesalahan lain yg dilakukan Musa dan Harun dan Alkitab mencatat pernyataan ALLAH itu.

Dalam Bilangan 24:14, TUHAN berkata:"Karena pada waktu pembantahan umat itu di padang gurun Zin, kamu berdua telah memberontak terhadap titah-Ku untuk menyatakan kekudusan-Ku di depan mata mereka dengan air itu."

Jadi, doa Musa ditolak TUHAN bukan karena dia salah melakukan perintah seperti biasa, tapi karena tidak menyatakan kekudusan TUHAN.

Mari Kita lihat sekali lagi:

Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"

Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

Ternyata, selain melakukan pelanggaran dengan memukul gunung batu; yg seharusnya tidak dihukum sedemikian berat, seperti yg sudah Saya singgung sebelumnya, Musa ternyata melakukan kesalahan lain yg sangat fatal. Di hadapan bangsa Israel dia berkata,."Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"

Jadi, dari perkataan Musa, siapa yg mengeluarkan air dari bukit itu...?

Kami, yaitu Musa dan Harun, padahal bukan. Kuasa TUHAN lah yg membuat bukit batu itu mengeluarkan banyak air. Dalam hal ini, setidaknya ada 2 (dua) kesalahan yg dilakukan Musa.

Musa mengakui kuasa TUHAN itu sebagai perbuatannya sendiri, dalam bahasa sederhananya, Musa mencuri kemuliaan TUHAN.

Mengapa Musa sampai berani mencuri kemuliaan TUHAN?

Karena Musa meremehkan TUHAN. Mungkin dibahasakan seperti ini,"TUHAN sudah melakukan begitu banyak mujizad dalam hidupku, masa perkara segini aja Saya bakal diapa-apain sih”

Too bad for him, the answer is "Yes".

Dan itulah sebabnya, TUHAN menolak dia Musa.

** Reaksi Musa **

Musa menunjukan diri sebagai orang yg rendah hati dalam merespon penolakan TUHAN atas doanya. Reaksi ini sungguh sangat layak Kita terapkan dalam kehidupan pribadi Kita.
We believe that, Musa sangat kecewa waktu itu, tetapi dia tidak membiarkan kekecewaan itu menguasai dirinya dan membuatnya kepahitan dengan TUHAN.

Hal itu dibuktikannya, ketika TUHAN memerintahkan dia untuk menyiapkan Yosua sebagai penggantinya, Musa melakukannya dengan sungguh-sungguh. Karakter Musa ini benar-benar hebat. Musa terus melakukan yg terbaik dalam menyelesaikan semua tugas-tugas terakhir yg diberikan TUHAN kepadanya. Sekalipun Musa tidak akan masuk ke Tanah Perjanjian, tetapi dia tidak mau kalau bangsa Israel nantinya menerima tulah, hal ini tercatat dalam Bilangan 31:14-17.

Yang kebanyakan terjadi, khususnya dalam karier, begitu Kita menerima perintah untuk mempersiapkan pengganti, Kita melakukannya dengan setengah hati. Atau bahkan justru mempersulit orang yg akan menggantikan Kita, dan Kita menganggap dia sebagai musuh besar. Sebagai ganti menguatkan dia, Kita malah lebih sering berharap agar dia jatuh dengan cepat dan menyakitkan,kalau mendengar pengganti Kita tidak sebagus Kita, hati ini bisa merasa sejuk dan damai.

Seberapa pun banyaknya mujizad dan perkara besar yg pernah terjadi dalam hidup Kita, Kita tetap harus menghormati Dia dan memperlakukan Dia sebagaimana mestinya, yaitu sebagai TUHAN.

TUHAN memang membutuhkan Kita sebagai rekan kerja-Nya di bumi ini, tetapi itu hanya kalau Kita mau taat dan tetap hidup didalam perintah-NYA. Di luar itu, Kita menjadi tidak berguna di mata-NYA, TUHAN lebih memilih bekerja-sama dengan orang yg "biasa-biasa saja", tetapi taat dan menghargai DIA, daripada memakai orang yg serba bisa tetapi tidak menghormati DIA.

Disini juga Kita bisa belajar, jangan sampai Kita mencuri kemuliaan TUHAN, tidak perduli seberapa banyak mujizad dan perkara besar yg Kita terima dan lakukan karena DIA, Kita tetap harus menjaga kedaulatan-NYA dalam hidup Kita.

TUHAN Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar