29 Desember 2022

Kasih Karunia Bagi Umat Pilihan Allah

Kasih karunia dalam Alkitab terjemahan bahasa Ibrani adalah "KHEN". Kata ini berarti perbuatan atasan (dapat juga Allah) yang menunjukkan kepada bawahannya kasih karunia, padahal sebenarnya bawahan itu tidak layak menerimanya. Memang, tidak ada manusia yang dapat menunjukkan "KHEN" kepada Allah. Perjanjian Lama menjelaskan, Allah memilih bapa-bapa leluhur Israel dan Israel juga, hanya atas dasar kasih karunia-Nya. Sama sekali tidak ada jasa atau kebenaran dalam mereka, yang dapat dianggap alasan bagi pemilihan itu.

Dalam membuat Perjanjian Sinai, seperti dulu dalam membuat perjanjian Abraham, ide itu berasal dari Allah. Nabi-nabi juga, yang menekankan perlunya pertobatan, mengakui bahwa hati yang baru harus diperoleh sebagai karunia dari Tuhan, artinya, berdasarkan kasih karunia-Nya.

Beberapa kata memiliki arti khusus ketika dipasangkan dengan kata-kata lainnya.

Dalam Perjanjian Baru, misalnya "CHARIS" berarti "ANUGERAH" biasa dipakai untuk menerjemahkan "KHEN" dan "PISTIS" yang berarti "IMAN", ketika digabungkan menggambarkan hubungan antara patron dan klien, yaitu hubungan antara satu pihak yang lebih tinggi kedudukannya dengan pihak lain yang lebih rendah kedudukannya, yang lebih tinggi melindungi yang lebih rendah.

Kata kerja "KHARIZESTHAI" dipakai untuk menunjukkan arti pengampunan, dari manusia dan juga dari Allah.

Ada perbedaan konsep pemikiran Ibrani dan Yunani dalam merasakan suatu "Kasih Karunia", Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan Yunani memberikan pemahaman demikian :

Pemikiran Ibrani bersifat konkret. Dari apa yang dilihat, disentuh, dicicipi atau didengar; berorientasi pada aksi/ tindakan.

Pemikiran Yunani bersifat abstrak: konsep/ide dalam pikiran.

Kita akan melihat seberapa besar Kasih Karunia Allah bagi orang berdosa yang dalam pandangan manusia, mereka tidak layak untuk menerima itu.

Penulis Ibrani menyatakan:

Ibrani 11:32-34 (TB) Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.

Beberapa tokoh Alkitab yang disebutkan diatas sangat menarik untuk dijadikan pembelajaran bahwa betapa besar Kasih Karunia Allah bagi orang pilihan-Nya.

Tuhan didalam Hukum-Nya yang diberikan bagi bangsa Israel mengatakan: "Jangan membunuh", namun sebagian besar tokoh besar Perjanjian Lama ternyata pembunuh "yang ditugaskan" Tuhan untuk memberantas musuh-musuh bangsa Israel, bahkan tidak sedikit yang hidup dalam perzinahan meskipun Tuhan telah mengatakan: "Jangan berzinah".

Kehidupan pribadi Simson memang dipenuhi dengan kisah asmaranya kepada para perempuan yang menjadi musuh bangsanya dan bagaimana dia membunuh ribuan bangsa Filistin.

Kekuatan Simson pun sebenarnya dia peroleh karena TUHAN yang memilih dia.

Bahkan jika kita membaca beberapa kisah dalam Kitab Suci, sering kali kita merenung, "Khoq bisa ya orang seperti dia dipilih TUHAN...?"

Sebelum Simson, sudah ada Gideon yang diakhir hidupnya memiliki ratusan gundik dan menjadi penyembah berhala namun diizinkan Tuhan menjadi hakim bagi bangsa Israel sehingga negeri itu aman selama 40 tahun (Hakim Hakim 8:22-31).

Kemudian juga ada Yefta yang mengucapkan nazar khusus dengan cara yang keliru karena berfikir bahwa dengan nazar itu dia bisa "menyogok" TUHAN dan berharap TUHAN menjawab permohonannya padahal dia sudah menyadari bahwa Roh TUHAN ada di dalam dia. Sebenarnya Yefta masih bisa untuk tidak melaksanakan (nazar) itu seandainya dia memahami Taurat Musa dengan benar (Imamat 27:1-8).

Sangat sulit untuk memahami rencana dan ketetapan TUHAN atas kehidupan seseorang kalau kita tidak melihat itu sampai akhir.

Marilah kita menyaksikan akhir hidup Simson dimana dia mengatakan dalam doanya :

Hakim-hakim 16:28 (TB) "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin."

Doa yang terkesan egois namun Tuhan menjawab itu, Simson wafat bersama ribuan orang Filistin yang mana dikatakan bahwa, jumlah mereka yang mati saat itu lebih banyak dibandingkan yang dibunuh Simson ketika dia masih hidup.

Ribuan tahun sesudahnya, penulis Kitab Ibrani dengan bimbingan Roh Kudus mengkategorikan Simson sebagai pahlawan iman bersama dengan Gideon dan Yefta.

Bagaimana bisa...?

Didalam Perjanjian Baru, Kita bisa melihat bagaimana penjahat yang disalibkan disebelah kanan Yesus, bersama dengan Dia didalam Firdaus hanya karena Dia mengatakan: 'Yesus, ingatlah aku ketika Engkau datang sebagai Raja". Dan Yesus menjawab itu dengan mengatakan, "Pada hari ini, engkau akan bersama dengan Aku didalam Firdaus."

Itulah Tuhan, ketetapan-Nya selalu berada diluar nalar dan jangkauan logika manusia; Kasih Karunia-Nya tidak bisa diukur dengan Hak Asasi yang diciptakan manusia.

Dengan demikian benarlah ketika Firman Tuhan mengatakan :

Yesaya 55:8-9 (TB) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Efesus 2:8 (TB) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

Yang perlu Kita perhatikan disini adalah, Kasih Karunia Allah bukan berarti umat pilihan-Nya dapat hidup sesuka hati melainkan supaya bisa memahami, menghargai dan bertanggung jawab atas pemberian/anugerah Allah dalam hidup Kita.

Kasih karunia merupakan ide dan wujud dari kasih dan kemurahan. Penganugerahan Kasih Karunia Allah kepada Yefta, Gideon dan Simson menunjukkan bahwa pada hari-hari yang akan datang ada kehidupan dan harapan yang baru bagi umat manusia.

 

Tuhan Yesus memberkati

 

Daftar pustaka:

1. Sarapan Pagi tentang Kasih Karunia.

2. Ensiklopedia Alkitab Sabda tentang Kasih Karunia.

 

Oleh:

Sesandus Demaskus

Jemaat GKII Adonay desa Mekar Baru, Kab. Kubu Raya, Kalbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar