10 September 2012

Kajian Kritis Atas Anathema (Kutukan Kekal) Katolik Roma Melalui Konsili Trente Terhadap Kristen Protestan

Lukisan Tentang Konsili Trente
https://terangiman.com/2020/01/03/sejarah-singkat-konsili-trente/

Alkitab mengatakan bahwa :

Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah (anathema) dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah
(anathema) dia.
Galatia 1:9

(Versi Inggris NIV menambah kata "untuk kekal" di sini). Istilah "terkutuk" (untuk kekal) (Yun. Anathema) berarti bahwa seseorang berada di bawah kutukan Allah, dihukum untuk binasa dan akan menerima murka dan kutukan Allah.

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Yakobus 3:9-10

Dalam sebuah konsili,diambil beberapa keputusan bahwa Katholik Roma MENGUTUK setiap orang Kristen yg tidak sejalan dengan pemahaman mereka dan tidak mengakui pengajaran yg mereka sampaikan.
Tentunya Kita bertanya :

  1. Adakah pengajaran yg menerima kutukan kekal itu sesuai atau bertentangan dengan yg dimaksud oleh Rasul Paulus di atas...?
  2. Mengapa dari mulut para generasi yg mengaku sebagai pewaris Tahta Petrus dengan jalur apostolik para rasul dengan rasul Petrus sebagai pemimpin pertama mereka begitu mudah mengeluarkan kutukan-kutukan yg demikian...?

Frasa Anathema (Yunani) digunakan dalam Perjanjian Baru yg berarti "seseorang atau sesuatu yg dikutuk atau diserahkan kepada kutukan atau kehancuran.

Dalam Perjanjian Lama, Anathema ditujukan kepada objek yg dihancurkan Di Dalam Nama Tuhan semisal senjata musuh yg merupakan simbol untuk ketidakkudusan.

Dalam bahasa Latin, Anathema merujuk kepada excommunication / excommunicated yakni seseorang yg dikucilkan dari sebuah komunitas.

Dengan otoritasnya sejak terjadinya Skisma Akbar antara Gereja Timur dan Barat tahun 1054, anathema digunakan gereja Roma melawan Kepatriakhan Timur demikian sebaliknya. Selanjutnya gereja Roma kembali mengeluarkan anathema kepada Gereja Protestan karena Gereja ini menolak doktrin-doktrin Kepausan, Trente sekaligus merupakan jawaban bagi Gerakan Reformasi sebagai upaya untuk menghambat / membendung semakin luasnya pengaruh Protestan yg ternyata tidak bisa terhalang oleh pedang-pedang anathema hingga saat ini.

Namun demikian, dalam sejarah gereja Katolik Roma pernah terjadi sesama paus yg mengklaim sebagai pemegang kunci Surga. Perpecahan terjadi antara 1378 sampai 1417 yg secara Teologis telah memecah iman Katolik Roma yg dikenal sebagai Skisma Kepausan/Skisma Barat. Dari tahun 1309 sampai 1376 Kepausan terpusat di Avignon, Prancis; namun demikian, reputasi buruk Kepausan menyebabkan posisi itu dikembalikan ke Roma tahun 1377 oleh Paus Gregory XI.

Bagaimanapun juga, Paus Gregory XI telah meninggal tahun 1378 yg menyebabkan berbagai klaim tentang tahta Paus. Roma mendukung Urban VI sebagai Paus mereka sementara Clement VII ditahbiskan oleh Kepausan Avignon. Konsili Pisa tahun 1409 berusaha memperbaiki keadaan ini namun di Italia Utara menahbiskan Alexander V. Semua Kepausan baik itu Roma, Italia Utara dan Avignon (Prancis) mengklaim legitimasi atas tahta Petrus dan saling mengutuk (anathema) satu sama lain.

Hal ini terjadi selama 8 tahun termasuk 4 tahun Council of Constance yg akhirnya menetapkan Martin V sebagai paus dan skisma berakhir. Namun sesudah peristiwa ini, lahirlah Antipope yg berasal dari tubuh gereja Katolik Roma.

Lukisan tentang 3 Paus Katolik Roma yg saling meng-anthema antara Avignon, Roma dan Italia Utara
https://medium.com/@rjacobabraham82/when-3-popes-excommunicated-each-other-e039d7b0f3e2


Berikut ini disadur dari tulisan David Cloud, “Rome and The Council of Trent

Ada pihak-pihak yang mau membuat semua orang berpikir bahwa Gereja Roma Katolik telah berubah dan bukan lagi institusi sesat seperti dulu. Ted Haggard, mantan gembala sidang senior New Life Church di Colorado Springs dan juga mantan presiden dari National Association of Evangelicals (NAE) yang beranggotakan 30 juta orang, mengatakan pada bulan Oktober 2005: “New Life tidak mencoba untuk menobatkan “orang-orang Katolik” dan bahwa gereja tersebut tidak akan pernah menghalang-halangi anggota-anggotanya untuk “menjadi Katolik atau menghadiri Misa Katolik” (Berean Call, Januari 2006).

Pernyataan ini mencerminkan perubahan yang sangat radikal dalam gerakan Injili, tetapi mengenai Roma sendiri, tidak banyak yang berubah.

Konsili Trent adalah sebuah konsili Katolik yang dilaksanakan dari tahun 1545 hingga 1563 dalam upaya untuk menghancurkan bangkitnya Reformasi Protestan. Konsili ini menyangkali semua doktrin Reformasi, termasuk Sola Scriptura (hanya Kitab Suci) dan Sola Gratia (hanya Kasih Karunia). Trent menghujamkan 125 anathema (kutukan kekal) terhadap orang-orang Kristen yang percaya Alkitab, termasuk hal-hal di bawah ini:

  1. SESI KEEMPAT: DEKRIT MENGENAI KANON KITAB SUCI: “Jika seseorang tidak menerima buku-buku yang baru saja disebut secara keseluruhan beserta semua bagian mereka [66 kitab Alkitab plus 12 buku Apokripa, yaitu dua Paralipomenon, dua Esdras, Tobias, Yudit, Wisdom, Ecclesiasticus, Barukh, Sophonias, dua Makabeus], sebagai sesuatu yang kudus dan kanonikal, sebagaimana sudah biasa mereka baca dalam Gereja Katolik dan terkandung dalam Edisi Latin Kuno Vulgate, dan secara sadar dan sengaja menolak tradisi-tradisi ini, BIARLAH DIA ANATHEMA.”
  2. SESI KEENAM: KANON MEGENAI PEMBENARAN: “Jika seseorang mengatakan bahwa iman yang membenarkan tidak lain dari keyakinan dalam kemurahan ilahi, yang menghilangkan dosa demi Kristus, atau bahwa keyakinan ini saja yang membenarkan kita, BIARLAH DIA ANATHEMA” Canons Concerning Justification, Canon 12).
  3. SESI KEENAM: KANON MENGENAI PEMBENARAN: “Jika seseorang mengatakan bahwa pembenaran yang [dia] terima tidak dipertahankan dan juga tidak bertambah di mata Allah melalui pekerjaan baik, tetapi bahwa pekerjaan-pekerjaan itu hanyalah buah dan tanda-tanda BAHWA pembenaran telah terjadi, tetapi bukan yang menyebabkan pembenaran itu, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons Concerning Justification, Canon 24).
  4. SESI KEENAM: KANON MENGENAI PEMBENARAN: “Jika seseorang mengatakan bahwa doktrin pembenaran Katolik sebagaimana dinyatakan oleh konsili kudus dalam dekrit ini, mengecilkan dalam aspek tertentu kemuliaan Allah atau karya Tuhan kita Yesus Kristus, dan bukannya malah menggambarkan kebenaran iman kita dan juga kemuliaan Allah dan Kristus Yesus, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons Concerning Justification, Canon 33).
  5. SESI KETUJUH: KANON TENTANG BAPTISAN: “Jika seseorang mengatakan bahwa dalam Gereja Roma, yang adalah bunda dan ibu dari semua gereja, tidak terkandung doktrin yang benar mengenai sakramen baptisan, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons On Baptism, Canon 3).
  6. SESI KETUJUH: KANON TENTANG BAPTISAN: “ Jika seseorang mengatakan bahwa baptisan bersifat pilihan, jadi bahwa tidak diperlukan untuk keselamatan, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons On Baptism, Canon 5).
  7. SESI KETUJUH: KANON TENTANG BAPTISAN: “ Jika seseorang mengatakan bahwa anak-anak, karena mereka belum memiliki kemampuan untuk percaya, tidaklah masuk ke dalam hitungan orang-orang beriman setelah pembaptisannya, dan bahwa karena alasan ini mereka harus dibaptis ulang setelah mereka mencapai umur pengertian; atau bahwa lebih baik jika baptisan seseorang yang demikian dihilangkan saja, daripada tanpa percaya dari diri mereka sendiri mereka dibaptis ke dalam iman Gereja, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons Concerning On, Canon 13).
  8. SESI KETUJUH: KANON TENTANG PENGUATAN (Editor: Salah satu dari 7 sakraman Katolik, mirip dengan sidi dalam gereja-gereja Protestan): “Jika seseorang mengatakan bahwa acara penguatan atas mereka yang dibaptis adalah ritual yang kosong dan bukanlah sakramen yang sejati dan benar; atau bahwa di zaman dulu acara ini tidak lebih dari suatu acara pembelajaran, pada saat mana mereka yang mendekati usia remaja memberikan pertanggungan jawab atas iman mereka kepada Gereja, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons On Confirmation, Canon 1).
  9. SESI KETIGABELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS EKARISTI: “Jika seseorang menyangkal bahwa dalam sakramen paling Kudus Ekaristi terkandung secara sejati, benar-benar, dan substansial, tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan keilahian Tuhan kita Yesus Kristus, dan dengan demikian keseluruhan Kristus, tetapi mengatakan bahwa Ia hanya ada di dalamnya sebagai suatu tanda, atau simbol, atau kuasa, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons on the Most Holy Sacrament of the Eucharist, Canon 1).
  10. SESI KETIGABELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS EKARISTI: “Jika seseorang mengatakan bahwa Kristus yang diterima dalam Ekaristi diterima hnaya secara rohani dan bukan juga secara sakramental dan secara benar-benar, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons on the Most Holy Sacrament of the Eucharist, Canon 8).
  11. SESI KEEMPATBELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS PENGAKUAN DOSA: “Jika seseorang mengatakan bahwa dalam Gereja Katolik pengakuan dosa bukanlah suatu sakramen yang benar-benar dibuat oleh Kristus Tuhan untuk memperdamaikan orang-orang beriman Allah setiap kali mereka jatuh ke dalam dosa setelah baptisan, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons Concerning the Most Holy Sacrament of Penance, Canon 1).
  12. SESI KEEMPATBELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS PENGAKUAN DOSA: “Jika seseorang menyangkal bahwa sakramen pengakuan dosa dibuat oleh hukum ilahi atau perlu untuk keselamatan; atau mengatakan bahwa cara pengakuan rahasia kepada seorang imam sendirian, yang telah dilakukan sejak awal oleh Gereja Katolik dan masih dilakukan, adalah berlawanan dengan institusi dan perintah Kristus dan adalah ciptaan manusia, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons Concerning the Most Holy Sacrament of Penance, Canon 7).
  13. SESI KEEMPATBELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS PENGAKUAN DOSA: “Jika seseorang mengatakan bahwa pengakuan semua dosa, sebagaimana dipraktekkan dalam Gereja, adalah hal yang tidak mungkin dan adalah tradisi manusia yang harus dihapuskan oleh orang-orang saleh; atau bahwa setiap dan semua orang beriman Kristus dari jenis kelamin manapun tidak terikat kepada hal ini satu kali setahun sesuai dengan undang-undang dasar Konsili Lateran yang agung, dan bahwa karena alasan ini maka orang-orang beriman Kristus harus diyakinkan untuk tidak mengaku dosa pada hari Lent, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons Concerning the Most Holy Sacrament of Penance, Canon 8).
  14. SESI KEEMPATBELAS: KANON TENTANG SAKRAMEN KUDUS PENGAKUAN DOSA: “Jika seseorang mengatakan bahwa Allah selalu mengampuni semua hukuman bersama dengan kesalahannya dan bahwa petobat harus cukup puas dengan iman mereka yang mengetahui bahwa Kristus telah memuaskan [tuntutan bagi] mereka, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons Concerning the Most Holy Sacrament of Penance, Canon 8).
  15. SESI KEDUAPULUHDUA: KANON TENTANG PERSEMBAHAN MISA: “Jika seseorang mengatakan bahwa dalam Misa, suatu korban yang benar dan sejati tidak dipersembahkan kepada Allah; atau bahwa yang dipersembahkan tidak lain dari Kristus yang diberikan bagi kita untuk DImakan, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons on the Sacrifice of the Mass, Canon 1).
  16. SESI KEDUAPULUHDUA: KANON TENTANG PERSEMBAHAN MISA: “Jika seseorang mengatakan bahwa melalui kata-kata ini, Perbuatlah ini menjadi peringatan akan aku, Kristus tidak menjadikan para Rasul sebagai imam-imam; atau tidak menahbiskan bahwa mereka dan imam-imam lain harus mempersembahkan tubuhNya dan darahNya sendiri, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons on the Sacrifice of the Mass, Canon 2).
  17. SESI KEDUAPULUHDUA: KANON TENTANG PERSEMBAHAN MISA: “Jika seseorang mengatakan bahwa persembahan Misa hanyalah dalam hal pujian dan Sayaukur; atau bahwa misa hanyalah peringatan akan korban yang telah genap di atas salib, bukan suatu korban yang mendamaikan; atau bahwa misa hanya berguna bagi ia yang menerimanya, dan tidak boleh ditawarkan untuk mereka yang hidup dan yang mati, untuk dosa-dosa, penghukuman, pemuasan, dan keperluan-keperluan lain, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons on the Sacrifice of the Mass, Canon 3).
  18. SESI KEDUAPULUHDUA: KANON TENTANG PERSEMBAHAN MISA: “Jika seseorang mengatakan bahwa adalah penipuan untuk merayakan Misa untuk menghormati santo-santa untuk mendapatkan pertolongan mereka di hadapan Allah, sebagaimana dilakukan oleh Gereja, BIARLAH DIA ANATHEMA” (Canons on the Sacrifice of the Mass, Canon 5).
  19. SESI KEDUAPULUHTIGA: KANON TENTANG SAKRAMEN IMAMAT: “Jika seseorang mengatakan bahwa tidak ada dalam Perjanjian Baru suatu imamat yang kelihatan dan eksternal, atau bahwa tidak ada kuasa untuk menguduskan dan menawarkan tubuh dan darah sejati Tuhan dan untuk mengampuni dan mempertahankan dosa, tetapi hanya ada jabatan dan pelayanan pemberitaan Injil; atau bahwa mereka yang tidak berkhotbah bukanlah imam sama sekali, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons on the Sacrament of Order, Canon 1).
  20. SESI KEDUAPULUHTIGA: KANON TENTANG SAKRAMEN IMAMAT: “Jika seseorang mengatakan bahwa para uskup yang dipilih berdasarkan otoritas Paus Roma bukanlah uskup-uskup yang benar dan sah, tetapi hanyalah penipuan manusia, BIARLAH DIA ANATHEMA (Canons on the Sacrament of Order, Canon 8).
  21. SESI KEDUAPULUHLIMA: DEKRIT TENTANG PURGATORI [API PENYUCIAN]: “ Karena Gereja Katolik, diajar oleh Roh Kudus, telah, mengikuti tulisan-tulisan suci dan tradisi kuno Bapa-Bapa, mengajar dalam konsili-konsili kudus dan juga baru-baru ini dalam konsili ekumenikal ini bahwa ada suatu purgatori [api penyucian], dan bahwa jiwa-jiwa yang ditahan di sana tertolong oleh kebaikan-kebaikan orang-orang beriman dan terutama oleh persembahan yang diterima di altar, konsil kudus ini memerintahkan para uskup agar mereka dengan rajin berusaha agar doktrin sehat mengenai purgatori, yang diteruskan dari Bapa-Bapa dan konsili-konsili kudus, dipercaya dan dipertahankan oleh orang-orang beriman Kristus, dan di mana-mana diajarkan dan dikhotbahkan.”
  22. SESI KEDUAPULUHLIMA: TENTANG DOA-DOA, PENGHORMATAN, DAN PENINGGALAN-PENINGGALAN SANTO-SANTA DAN TENTANG PATUNG-PATUNG KUDUS: “Konsil kudus ini memerintahkan semua uskup dan lainnya yang memegang jabatan pengajaran dan cura animarum (Editor: suatu jabatan pengajar dalam Katolik), bahwa seiring dengan praktek Gereja yang Katolik dan Rasuli, yang diterima dari zaman primitif agama Kristen, dan bersamaan dengan pengajaran Bapa-Bapa kudus yang seia sekata dan dekrit-dekrit konsili-konsili kudus, agar mereka lebih dari hal lain mengajarkan dengan tekun orang-orang beriman dalam hal doa-doa dan bantuan dari para santo-santa, penghormatan kepada peninggalan-peninggalan, dan pemakaian patung-patung yang sah, mengajarkan mereka bahwa para santo-santa yang memerintah bersama dengan Kristus menaikkan doa mereka kepada Allah demi manusia, bahwa adalah baik dan bermanfaat untuk menyebut mereka dan mengharapkan doa-doa, bantuan dan dukungan mereka untuk mendapatkan kasih karunia dari Allah melalui AnakNya,Yesus Kristus Tuhan kita, yang adalah satu-satunya penebus dan juruselamat kita; dan agar mereka berpikir tidak saleh siapapun yang menyangkal para santo-santa yang menikmati kebahagiaan kekal di Surga harus dilibatkan, atau yang mengatakan bahwa santo-santa tidak berdoa bagi manusia, atau bahwa permohonan kita kepada mereka untuk berdoa bagi tiap-tiap kita secara individu adalah pemberhalaan, atau bahwa hal itu berlawanan dengan Firman Allah atau tidak konsisten dengan adanya satu pengantara antara Allah dan manusia, Yesus Kristus, atau bahwa adalah bodoh untuk berdoa dalam suara ataupun pikiran kepada mereka yang memerintah di Surga.”

** Pengakuan Iman Paus Pius **

Paus Pius IV (1559-1565) mengeluarkan suatu rangkuman keputusan-keputusan konsil tersebut dengan judul: Pengakuan Iman Paus Pius, Kita akan mengutip sebagian dari pengakuan iman ini, yang sejak saat itu sudah dianggap sebagai rangkuman otoritatif tentang iman Katolik:

“Saya mengaku juga, bahwa sungguh-sungguh dan sebenarnya ada tujuh sakramen hukum yang baru….yaitu, baptisan, peneguhan, ekaristi, pengakuan dosa, pengurapan orang sakit, imamat, dan pernikahan, dan bahwa mereka memberikan kasih karunia….”

"Saya mengaku juga, bahwa dalam Misa dipersembahkan kepada Allah suatu korban yang sejati, benar, dan bersifat mendamaikan bagi yang hidup maupun yang mati; dan bahwa, dalam korban Ekaristi yang maha kudus, sunguh-sungguh dan benar-benar dan secara substansi ada tubuh dan darah, bersama dengan jiwa dan keilahian Tuhan kita Yesus Kristus….”

“Saya senantiasa memegang bahwa ada purgatori, dan bahwa jiwa-jiwa yang ditahan di sana ditolong oleh perbuatan-perbuatan baik orang-orang beriman.”

"Demikian juga, bahwa para santo-santa yang memerintah bersama Kristus, harus dihormati dan diminta bantuannya; bahwa mereka menaikkan doa-doa kepada Allah bagi kita; dan bahwa peninggalan-peninggalan mereka harus dihormati.”

“Saya menegaskan sekuat-kuatnya, bahwa patung-patung Kristus, dan bunda Allah, yang perawan selalu, dan juga santo-santa lainnya, harus dimiliki dan disimpan; dan bahwa penghormatan dan penghargaan yang sama harus diberikan kepada mereka.”

“Saya juga menegaskan bahwa kuasa pengampunan dosa ditinggalkan oleh Kristus di dalam gereja, dan bahwa pemakaian kuasa ini sungguh bermanfaat bagi orang-orang Kristen.”

“Saya mengakui Gereja Roma Kudus Katolik dan Rasuli, ibu dan bunda dari semua gereja. Dan saya berjanji untuk bersumpah setia kepada uskup Roma, penerus santo Petrus, pangeran para Rasul, dan wakil Kristus.”

“Saya juga mengaku, dan tanpa keraguan menerima semua hal lain yang diberikan, didefinisikan, dan dideklarasikan, oleh kanon-kanon kudus dan konsili-konsili umum, dan terutama oleh Konsil kudus Trent. Dan juga, saya menghakimi, menolak, dan menganathemakan, semua hal yang berlawanan dengannya, dan semua kesesatan yang dihukum, ditolak, dan dianathemakan oleh gereja.

“Inilah iman Katolik yang sejati, yang tanpanya tidak seorang pun dapat diselamatkan…” 

(Miller’s Church History, hal. 1081-1082).

Pernyataan-pernyataan ini dan kutuk-kutuk ini dijalankan dalam penganiayaan yang berdarah yang ditimpakan oleh Roma kepada orang-orang Kristen sejati, dan Trent tidak pernah dibatalkan.

** Vatican II dan Trent **

Konsili Vatican II (Editor: Sebuah konsili Katolik tahun 1962 hingga 1965, dan merupakan konsili umum Katolik yang terakhir) menyinggung Trent berpuluh-puluh kali, mengutip pernyataan-pernyataan konsili Trent sebagai sesuatu yang berotoritas, dan menegaskan ulang Trent di setiap kesempatan. The New Catholic Catechism mengutip Trent tidak kurang dari 99 kali. Ini baru dari perhitungan saya sendiri. Tidak ada sedikitapiun petunjuk bahwa pernyataan-pernyataan dalam Konsili Trent telah dibatalkan oleh Roma. Pada saat pembukaan Konsili Vatikan yang Kedua, Paus Yohanes XXIII mengatakan, “Saya menerima sepenuhnya semua yang telah ditentukan dan dideklarasikan dalam Konsili Trent.” Setiap Kardinal, Uskup, dan imam yang menjadi anggota Konsili tersebut juga menandatangani dokumen itu (Wilson Ewin, You Can Lead Roman Catholics to Christ, Quebec Baptist Mission, edisi 1990, hal. 41).

Perhatikan beberapa contoh bagaimana Vatican II memandang Trent :

  1. “Prinsip-prinsip dogma yang telah diletakkan dalam Konsili Trent tetap berlaku…” (Constitution on the Sacred Liturgy, hal. 37).
  2. “Jadi, mengikuti jejak kaki Konsili Trent dan Vatican I, Konsil ini ingin memberikan doktrin yang otentik tentang pewahyuan ilahi” (Constitution on Divine Revelation, hal. 678).
  3. “[Kristus] secara substansi ada di sana melalui perubahan roti dan anggur yang, sebagaimana Konsili Trent memberitahu kita, tepat sekali diberi nama transubstansiasi” (Constitution on the Sacred Liturgy, hal. 110).
  4. “Dengan cara ini, norma-norma liturgis Konsili Trent dalam banyak segi telah digenapi dan disempurnakan oleh Konsili Vatikan Kedua” (Constitution of the Sacred Liturgy, hal. 159).
  5. Konsili yang kudus ini menerima dengan setia iman yang agung milik nenek moyang kita dalam persekutuan hidup yang eksis antara kita dan saudara-saudara kita yang ada di kemuliaan Sorga atau yang masih sedang dimurnikan setelah kematian mereka; dan Konsili ini mengajukan kembali dekrit-dekrit Konsili Nicea Kedua, Konsili Florence, dan Konsili Trent” (Constitution on the Church, hal. 377).
  6. “Para Bapa Konsili tersebut, meneruskan karya yang dimulai oleh Konsili Trent, dengan yakin mempercayakan kepada para superior dan professor di seminari-seminary, tugas pendidikan imam-imam Kristus yang akan datang dalam semangat pembaharuan yang didukung oleh Konsili itu sendiri” (Decree on the Training of Priests, hal. 654).

** Tanggapan Kristen **

Berkaitan dengan tulisan di atas, Saya ingin membagikan sesuatu

Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. (Lukas 3:2)

  1. Tidak diragukan dan tidak boleh diragukan bahwa jabatan IMAM BESAR adalah jabatan yg Tuhan berikan kepada umat-Nya Israel.
  2. Jabatan Imam Besar itu sangat penting dan merupakan sentral kehidupan beragama umat Israel.
  3. Jabatan Imam Besar adalah jabatan yg sah, diurapi dan datang dari Tuhan sendiri.

Seorang Imam Besar diharapkan memiliki kadar kerohanian yg tinggi, pengenalan akan Allah yg mendalam dan hikmat yg mumpuni untuk menggembalakan umat-Nya.
Demikianlah Imam Besar didukung oleh Mahkamah Agama, Imam Kepala, Tua-Tua dan Ahli Taurat untuk melayani umat Israel yg dipercayakan Allah kepadanya.
Dari merekalah umat Israel diajar mengenai Hukum Taurat (Hukum Tertulis) dan tradisi untuk dilakukan. Namun sejarah membuktikan terjadi degradasi dari pihak Mahkamah Agama, sehingga tradisi yg diajarkan pun jadi menyimpang.
Kapan dimulainya hal ini...?
Kita tidak mengetahuinya dengan persis. 

Demikianlah sebelum peristiwa di atas, ada suatu masa dimana Firman Tuhan yg HIDUP, yg BENAR dan SEJATI justru datang kepada seorang Yohanes yg tidak mempunyai kedudukan dalam struktur agama Yahudi. Firman Tuhan yg harusnya turun kepada Imam Besar justru turun kepada Yohanes karena Imam Besar tidak mampu lagi mendengarkan apa yg dkatakan ROH kepada umat-Nya.
Bagaimana mungkin...?
Bukankah organisasi Imam Besar adalah organisasi yg ditetapkan Tuhan sendiri...?
Mengapa ROH KUDUS tidak menjaga para Imam Besar sehingga mereka bisa dengan otomatis mendengarkan dan taat kepada ROH KUDUS...?
Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut, tapi fakta mengatakan bahwa Imam Besar tidak mampu mengenali kehendak ROH KUDUS lagi.
Demikian jugalah Yohanes dan YESUS KRISTUS mendobrak tradisi yg diajarkan dan dilakukan oleh otoritas keagamaan pada waktu itu.
YESUS KRISTUS bahkan menyerang secara frontal dengan mengatakan bahwa tradisi yg diajarkan tersebut kebanyakan adalah ajaran manusia, bukan ajaran Tuhan.Yesus mengkritisi mereka dengan mengatakan: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku."

Dalam percakapan antara Yesus dan para Ahli Taurat tercatat demikian :

Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.

Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"

Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.

Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.

Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya.

Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Markus 7:1-13

Terlihat jelas bahwa mereka dikecam Yesus karena lebih mementingkan perintah manusia daripada perintah ALLAH. Ironis bahwa Dewan Agama yg Tuhan bentuk justru menentang pengenalan akan Tuhan, menggantikan Firman yg benar dengan tradisi ajaran mereka sendiri, gagal menangkap Firman Tuhan dan keliru mengenali gerakan Allah. Ironis tapi ini pernah terjadi. Dan pada puncaknya, organisasi agama yg Tuhan bentuk ternyata menyalibkan Tuhan yg telah membentuknya.

Mengapa bukan Mahkamah Agama/Imam Besar yang dinubuatkan ALLAH untuk meluruskan jalan untuk Tuhan...?

Mengapa ALLAH harus mengatakan (baca menubuatkan) Yohanes Pembabtis yang meluruskan jalan untuk Tuhan...?

Mengapa gereja Katolik Roma merasa berhak atas warisan Ajaran YESUS, sedangkan Imam Besar saja kenyataannya dapat meninggalkan/ ditinggalkan oleh ROH KUDUS...?

Selanjutnya dalam sebuah sidang Mahkamah Agung terhadap Yesus, demikian terjadi :

Maka mulailah Imam Besar menanyai YESUS tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. Jawab YESUS kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."
Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"
Jawab YESUS kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"
Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.
Yohanes18:19-24

Sesudah mereka menangkap YESUS, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap YESUS, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
Tetapi YESUS tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Jawab YESUS: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"

Mat 26:57-68

Dan lihat... Yesus Kristus ditampar dan ditonjok dan diludahi dan puncaknya DISALIBKAN oleh komplotan Imam Besar dan Mahkamah Agama dimana Imam Besarnya yang justru menjadi trigger untuk penamparan YESUS dan Penyaliban YESUS. Kalau saya sebagai orang awam yang tidak dibelas kasihani Tuhan, maka jika saya ditempatkan pada zaman itu (zaman Tuhan YESUS) pasti saya lebih memilih Mahkamah Agama karena merekalah yang mewakili otoritas Tuhan di bumi dan menduduki kursi Musa. 

Eh, nyatanya Tuhan ditampar dan ujung-ujungnya disalib dengan argumen yang hebat bukan (dilihat dari keesaan Tuhan pada saat itu).

Jadi ceritanya, "Tuhan"  melawan "Perwakilan-Nya pada saat itu".

Ini "diibaratkan" Imam Besarnya memiliki kadar kerohanian tinggi seperti yang diasumsikan. 

Bagaimana "seandainya"  kadar rohani imannya amburadul dan berantakan, mungkin Tuhan YESUS bukan hanya disalib, bisa jadi digergaji dulu, dimasukkan ke tungku perapian baru disalib. 

Jadi Kita tidak mudah percaya dan dengan orang2 yang kelihatannya memakai jubah seakan-akan orang tersaleh sejagat raya ataupun berpenampilan heboh dengan muka yang berlagak saleh. 

Hanas dan Kayafas yang lengkap dengan jubah dan pernak pernik dan seluruh Mahkamah Agama aja bisa begitu, apalagi orang lain. Pun demikian yg terjadi dengan gereja Katolik Roma, dengan jubah kebesaran dan otoritasnya yg mengklaim dirinya senagai pemilik sah Umat Tuhan, mereka mengutuk (anathema) Gereja Protestan yg berusaha mengembalikan ajaran Kekristenan ke jalur yg benar yakni mengutamakan Kitab Suci dalam setiap pengajaran dan bisa Kita perhatikan bahwa Tuhan dengan cara-Nya sendiri tidak berkenan akan hal itu, Gereja Protestan semakin berkembang dan menjadi berkat bagi banyak bangsa, mengenalkan Injil Kristus kepada setiap umat manusia sehingga Nama Tuhan dipermuliakan.

Di zaman sekarang ini, bagaimana Kita bisa melihat Katholik Roma MENYALIBKAN Yesus Kristus untuk kedua kalinya...?

  1. Menyatakan Paus sebagai Wakil Kristus di dunia yg dengan demikian, Kepala Gereja setelah Kristus sehingga sudah selayaknyalah semua Gereja Kristen berada dibawah naungan (baca : tunduk) Kepausan.
  2. Mengatakan bunda Maria adalah co-redemtrix, dengan demikian mereka menyatakan bahwa Tuhan Yesus memerlukan seorang manusia yg lain sebagai partner-Nya dalam menyelamatkan manusia.
  3. Mengatakan bahwa bunda Maria adalah Tabut Perjanjian Baru padahal secara faktual Kita bisa melihat kelemahan dan menyangkal pernyataan mereka.
  4. Mengatakan bahwa bunda Maria dikandung tanpa dosa dengan demikian ada manusia lain yg tidak memiliki dosa dalam dunia ini selain Yesus
  5. Memandang Purgatory sebagai sarana keselamatan setelah kematian untuk orang percaya dengan demikian meremehkan pengorbanan Kristus di Kayu Salib
  6. Dll, dsb...

Ketika Injil menceritakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak ALLAH yg akan menanggung dosa seluruh umat manusia, HANYA Dia satu-satunya yg bisa melakukan itu, Katholik Roma justru mengajarkan bahwa bunda Maria juga berperan dalam peristiwa itu.
Ketika Injil dan seluruh kitab dalam Perjanjian Baru menceritakan bahwa Yesus Kristus adalah manusia yg tidak berdosa, Katholik Roma justru mengangkat status bunda Maria untuk menyamai Yesus.
Ketika Injil dan seluruh kitab dalam Perjanjian Baru menceritakan bahwa Yesus Kristus hanya kematian Kristus yg bisa menanggung dosa umat manusia, Katholik Roma justru mengajarkan bahwa Purgatory diperlukan untuk setiap manusia yg sudah mengalami kematian.
Dengan demikian, apakah Katholik Roma telah mengajarkan Injil yg berbeda seperti yg diajarkan oleh para rasul...?
Saya tidak bisa menghakimi "Iya" atau "Tidak" tetapi ketika Kita melihat pengajaran mereka yg mulai menyimpang, tidak ada salahnya Kita menegur mereka supaya kembali kepada kebenaran FIRMAN TUHAN.

"Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya”
(Roma 16:17-18).

“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya”
(Wahyu 18:4).


TUHAN Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar