07 September 2012

Benarkah Maria (Ibu Yesus) adalah Tabut Perjanjian Baru?

Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah Tabut Perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. (Wahyu 11:19)

Lukisan dari tahun 1728 yang menggambarkan Tabut Perjanjian, beserta perkakas-perkakas lain, pada waktu pendirian Kemah Suci pertama kalinya, sebagaimana dicatat dalam Keluaran 40:17-19

https://id.wikipedia.org/wiki/Tabut_Perjanjian

  

Apa kata Alkitab tentang Maria ibu Yesus?

  1. Maria adalah manusia yang membutuhkan Juruselamat (Lukas 1:46-47)
  2. Maria merupakan kerabat Zakaria dan Elisabeth yang berasal dari suku Lewi, suaminya sendiri (Yusuf) berasal dari suku Yehuda (Lukas 1:36), ada kemungkinan Maria berasal dari suku Yehuda (Roma 1:3).
  3. Maria adalah perempuan yang rendah hati.
  4. Maria merupakan satu-satunya perempuan yang dikatakan berbahagia karena melahirkan dan menyusui Mesias (Lukas 1:39-45)
  5. Maria, setelah kenaikan Kristus ke Sorga juga turut serta dalam persekutuan bersama para murid Kristus (Kisah Para Rasul 1:12-14)

** Tabut Perjanjian Allah **

Allah membuat sebuah perjanjian (perjanjian bersyarat) dengan bangsa Israel melalui hamba-Nya Musa. Dia menjanjikan berkat bagi mereka dan keturunannya jika mereka menaati-Nya. Allah juga sekaligus memperingatkan kutukan dan penghukuman, jika mereka tidak menaati-Nya. Sebagai tanda dari perjanjian-Nya, Allah memerintahkan bangsa Israel membuat sebuah kotak menurut rancangan-Nya, untuk meletakkan dua loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah.

Kotak atau peti ini disebut sebagai "Tabut", yang terbuat dari kayu akasia yang dilapisi emas. Tabut diletakkan di Ruang Maha Kudus di dalam Kemah Suci di padang gurun. Kelak, Tabut ini dipindahkan ke dalam Bait Allah yang dibangun di Yerusalem. Peti ini dikenal sebagai Tabut Perjanjian. Tabut Allah adalah simbol kehadiran Tuhan ditengah-tengah bangsa Israel, demikianlah Kitab Keluaran menuliskan:

"Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel." (Keluaran 25:22)

And I will appoint My Word with thee there, and will speak with thee from above the mercy-seat, between the two kerubaia that are over the ark of the testament, concerning all that I may command thee for the sons of Israel. (Targum Jonathan on Exodus 25:22)

Tuhan berbicara dengan Musa "dari antara dua kerubim" di penutup Tabut (Keluaran 25:22). Tabut dan benda-benda sucinya merupakan "keagungan Israel" (Ratapan 2:1). Tabut Perjanjian dibuat oleh Bezaleel. Tabut Perjanjian berbentuk:

  1. Terbuat dari kayu penaga/akasia
  2. Disalut dengan emas murni di bagian dalam dan luarnya, sehingga tidak tampak bahan kayunya.
  3. Berukuran sekitar 125 cm (panjang) x 75 cm (lebar) x 75 cm (tinggi).
  4. Dirancang untuk dibawa dengan cara diusung pada dua batang pengusung
  5. Ditutup dengan "Tutup Pendamaian".
  6. Dihiasi dengan ukiran kerub dari emas murni.
  • Tabut Perjanjian itu berisi tablet Sepuluh Perintah Allah yang menyatakan kewajiban umat pilihan Allah. Kristus adalah satu-satunya pribadi yang pernah hidup sesuai dengan tuntutan hukum.
  • Tabut Perjanjian itu juga berisi tempayan manna sebagai bukti penyertaan Tuhan bagi umat-Nya selama empat puluh tahun perjalanan mereka sebelum mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Itu menggambarkan Kristus sebagai Roti Kehidupan. Penyediaan manna setiap hari adalah anugerah Tuhan yang memenuhi kebutuhan umat-Nya di padang gurun.
  • Benda ketiga adalah tongkat Harun yang bertunas yang mengingatkan orang-orang akan pemberontakan melawan kepemimpinan Musa dan Harun (Bilangan 17). Tongkat Harun telah bertunas, berbunga dan menghasilkan almond. Itu adalah kesaksian melawan para pemberontak. Batang kayu badam yang mati menjadi hidup dan menghasilkan buah, sama seperti Mesias yang dipilih Allah menjadi hidup setelah penyaliban-Nya dan menghasilkan buah bahkan sampai hari ini.

** Tutup Pendamaian / Takhta Kasih Karunia **

Isi Tabut Perjanjian ditutupi oleh Tutup yakni sebuah lempengan padat emas murni membentuk tutup di atas Tabut dan itu disebut Tutup Pendamaian atau "kapporeth" yang berarti "menutup, mendamaikan, menentramkan, membersihkan, membatalkan, atau menebus dosa."

Tutup Pendamaian diletakan diatas Tabut Perjanjian yang menandakan penghapusan dosa melalui pengorbanan penebusan. Tutup Pendamaian menandakan Tempat Pendamaian. Tutup Pendamaian disebut demikian karena darah pendamaian yang dicurahkan di atasnya pada Hari Pendamaian (Imamat 16). Ini adalah tempat di mana keadilan dan belas kasihan bertemu. Darah korban yang tidak bersalah dicurahkan diatas Tutup Pendamaian memenuhi tuntutan suci Hukum Tuhan. Tabut Perjanjian dan Tutup Pendamaian dalam Perjanjian Lama adalah tempat di mana Allah menunjukkan kehadiran-Nya dan bertemu manusia dalam kasih karunia-Nya.

**) Gambaran tentang Tutup Pendamaian

Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.

Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.

Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.

Keluaran 25:17-22

Takhta Kasih Karunia adalah takhta Allah di bumi ini di tengah-tengah umat pilihan-Nya. Di dalam Ruang Maha Kudus ada kemuliaan Shekinah, yang dilambangkan dalam representasi yang terlihat kehadiran Tuhan di antara kerub di atas Takhta Kasih Karunia. 

Patung pahatan Maria bertahta diatas Tabut Perjanjian

** Benarkah Maria (ibu Yesus) adalah Tabut Perjanjian Baru?**

Setelah memberikan berbagai gelar kekudusan ilahi bagi Maria (ibu Yesus), Kepausan dan gereja Katolik Roma sepertinya belum cukup puas sehingga dengan kesesatannya sehingga mereka mengatakan bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Baru hanya karena dia mengandung dan melahirkan Yesus tanpa sama sekali melihat makna Tabut Perjanjian sesuai penjelasan Kitab Suci.

  • Ketika Tabut Perjanjian melambangkan kehadiran Allah ditengah umat-Nya, apakah Maria mewakili kehadiran Allah ditengah umat-Nya?
  • Ketika Tutup Pendamaian melambangkan tempat dimana kemahakudusan Allah bertemu dengan keberdosaaan manusia melalui penumpahan darah yang dipercikan diatasnya, apakah Maria telah mencurahkan darahnya untuk penebusan dosa bagi seluruh umat manusia?

Dengan demikian, secara sadar bahwa para Teolog Kepausan telah mencuri kemuliaan Allah dan memberikan itu kepada seorang perempuan berdosa yang membutuhkan Juruselamat. Sepanjang sejarah pengajaran para rasul, tidak ada satupun diantara mereka yang menyatakan Maria adalah Tabut Perjanjian Baru, hal ini karena mereka menyadari betul makna yang terkandung didalam Tabut Perjanjian itu.

** Perjalanan Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru **

Dengan mendasarkan pada tulisan-tulisan bapa gereja, gereja Katolik Roma mengumpulkan sejumlah tulisan mereka untuk mendukung doktrin Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru yang anehnya, tidak ada satupun dari bapa gereja abad kedua awal seperti Irenaeus dan Polikarpus yang mengajarkan demikian padahal keduanya adalah saksi terakhir yang menjadi jembatan penghubung antara masa Kerasulan dan sesudahnya.

Justru, bapa gereja pertama yang mengajarkan Maria adalah Tabut/Bahtera adalah seseorang yang dinyatakan sebagai anti-pope yakni Hippolitus dari Roma (170-235 AC), dia menuliskan:

At that time, the Savior coming from the Virgin, the Ark, brought forth His own Body into the world from that Ark, which was gilded with pure gold within by the Word, and without by the Holy Ghost.

Terjemahan:

Pada saat itu, Juruselamat yang datang dari Perawan, sang Tabut, membawa Tubuh-Nya sendiri ke dunia dari Tabut itu, yang disepuh dengan emas murni dari dalam oleh Firman, dan dari luar oleh Roh Kudus.

Kemudian ada uskup Gregorius Thaumaturgus (213-270 AC) yang merupakan murid dari Origens, seorang Teolog yang dinyatakan sesat oleh gereja Roma namun bahasa penafsirannya secara alegoris mempengaruhi sebagian besar Teolog Kristen dalam menafsirkan pernyataan Kitab Suci hingga saat ini. Tidaklah mengherankan jika pengaruh Origens sangat kuat didalam diri Gregorius Thaumaturgus.

Gregorius memiliki dorongan asketis yakni kehidupan bertarak yang merupakan ciri khas Kekristenan pada masa itu dan monastik.yakni kehidupan kesalehan yang membaktikan seluruh hidupnya pada kehidupan rohani. Dia menekankan hubungan komunal dan selalu mengajak rekan kerja didalam pelayanannya, sejarah asketisme Timur juga mencatat bahwa dia adalah orang pertama yang menerima penampakan dari Maria, ibu Yesus. Kemungkinan hal itu yang menyebabkan dia menuliskan:

The ark is verily the holy Virgin, gilded within and without, who received the treasure of universal sanctification.  Arise, O Lord, from the father’s bosom, to raise up again the ruined race of our first parent

Terjemahan:

Bahtera itu sesungguhnya adalah perawan suci, disepuh di dalam dan di luar, yang menerima harta pengudusan universal. Bangkitlah, ya Tuhan, dari pangkuan Bapa, untuk membangkitkan kembali ras yang hancur dari orang tua pertama kami

Jika kita melihat dan memahami pernyataan Hippolitus dan Gregorius dengan benar, sebenarnya mereka tidak pernah mengatakan Maria adalah Tabut Perjanjian Baru melainkan keduanya mengibaratkan Maria seperti tabut/bahtera yang membawa janin Yesus didalam rahimnya, atau dengan kata lain, Allah menggunakan rahim Maria untuk mengandung dan melahirkan Yesus yang secara alegori digambarkan seperti tabut/bahtera (ark).

Furthermore, jika kita membaca berbagai devosi tentang Maria yang menghiasi perbendaharaan pengajaran bapa-bapa gereja, sesungguhnya dari merekalah penyesatan itu berasal karena pujian yang mereka berikan kepada Maria telah menaikan status perempuan berdosa yang rendah hati dan membutuhkan Juruselamat ini menjadi "godly divine" dalam rupa manusia. Dengan alasan itulah, Teolog Protestan menolak doktrin Mariologi karena telah berhasil membelokan iman yang benar sebagian besar umat Katolik Roma, dari Anak Allah beralih kepada perempuan berdosa.

Tidak salah jika sejarahwan Geoffrey Ashe mengatakan dalam bukunya "The Virgin" (1970) bahwa pengaruh Collyridianis telah merasuki bapa-bapa gereja yang memberikan devosi, venerasi dan doa kepada Maria secara divine sehingga disepanjang abad yang puncaknya terjadi dalam Konsili Efesus (431 AC), roh Collyridianis telah mengubah doktrin Katolik Roma dari dalam dan menampakan wujudnya dalam rupa-rupa penyesatan ajaran yang disebut Mariologi.

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (1 Timotius 4:3-4)

Selanjutnya, dalam tujuannya mengatakan Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru, gereja Roma menggunakan tipologi yang tentunya, ini sangat menyedihkan. Namun demikianlah upaya penyesatan, mereka akan selalu berusaha mengatasnamakan divine minding agar supaya umat Roma yang takut menerima kutukan kekal, menerima begitu saja doktrin yang demikian tanpa melibatkan cara berfikir yang jernih dan sehat sesuai pernyataan Kitab Suci.

Tipologi bukanlah hal yang baru didalam ajaran Kristen, bahkan Tuhan Yesus sendiri menggunakan tipologi dalam Perjanjian Lama yang dikenakan kepada diri-Nya, hal inilah yang diteruskan oleh para rasul didalam pengajaran mereka. Mari kita melihat beberapa tipologi Yesus dalam Perjanjian Lama.

  1. Yesus menyatakan jangka waktu kematian-Nya sama seperti peristiwa Yunus didalam perut ikan besar.
  2. Yesus menyatakan dirinya seperti ular tembaga yang digantung oleh Musa yang melepaskan umat Israel dari pagutan ular sebagai sesuatu yang melambangkan penyaliban-Nya.
  3. Rasul Paulus menyatakan Yesus sebagai Adam Baru
  4. Rasul Paulus menyatakan kematian anak domba Paskah didalam Perjanjian Lama untuk menebus dosa bangsa Israel menggambarkan kematian Yesus sebagai Anak Domba Paskah yang menebus dosa setiap orang yang percaya dan berkenan kepada-Nya.

Dengan demikian, benarlah pernyataan Yesus bahwa Perjanjian Lama bercerita tentang Dia.

  • "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." (Lukas 24:44)
  • "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku." (Yohanes 5:39,46)

Mari kita melihat tipologi Maria dalam Perjanjian Lama menurut gereja Katolik Roma.

  • Tabut Perjanjian Lama
  1. Tabut Perjanjian dinaungi kemuliaan Allah (Keluaran 40:34-35)
  2. Daud berkata: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (2 Samuel 6:9)
  3. Daud bersukacita di hadapan Tabut Perjanjian (2 Samuel 6:16)

Referensi ayat:

Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. (Keluaran 40:34-35)

Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya. (2 Samuel 6:16)

  • Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru
  1. Maria dinaungi oleh kuasa Roh Kudus (Lukas 1:35)
  2. Yohanes Pembaptis bersukacita didalam rahim Elisabet ketika mendengar kedatangan Maria (Lukas 1:41)
  3. Elisabet berkata "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Lukas 1:43)

** Jawaban Bagi Pernyataan Maria Adalah Tabut Perjanjian Baru **

Sejenak harus kita akui bahwa usaha mencari tipologi Maria didalam Perjanjian Lama adalah sesuatu yang sia-sia karena Anda akan selalu dapat menemukan kesamaan. Korespondensi antara Maria dan Tabut Perjanjian mengingatkan saya tentang argumen Islam bahwa Muhammad adalah nabi yang dinubuatkan Musa dalam Ulangan 18:18-22. Menurut para pembela Muslim, ada banyak kesamaan antara Musa dan Muhammad, banyak di antaranya tidak berlaku untuk Yesus, contohnya:

  1. Musa dan Muhammad adalah nabi bagi kaumnya
  2. Musa dan Muhammad memiliki orang tua jasmani
  3. Musa dan Muhammad memiliki isteri dan anak-anak
  4. Musa dan Muhammad mengalami kematian yang normal
  5. Musa dan Muhammad diterima sebagai pemimpin bagi para pengikutnya, tidak seperti Yesus yang dalam berbagai kesempatan ditolak oleh bangsa-Nya sendiri.

Tetapi menurut para apologis Kristen, sebagian besar pernyataan diatas tidak tepat sasaran. Meskipun mereka mungkin benar, ciri-ciri penting Musa bukanlah bahwa ia memiliki seorang istri dan anak-anak. Sebaliknya kesamaan yang harus kita cari adalah hal-hal seperti ini:

  1. Ketika masih bayi, Musa dan Yesus sama-sama mengalami ancaman pembunuhan sehingga keduanya dilarikan ke Mesir.
  2. Musa dan Yesus melakukan tanda-tanda ajaib dihadapan bangsanya
  3. Musa dan Yesus berbicara langsung kepada Allah Bapa (Musa didalam Kemah Suci dan Yesus dalam peristiwa baptisan dan tranfigurasi)

Bagi kebanyakan apologist Protestan, poin kesamaan yang diberikan antara Tabut Perjanjian dan Maria akan terlihat seperti anda sedang menggenggam jerami. Kesamaan itu nyata, tetapi tidak penting. Hal-hal penting tentang Tabut Perjanjian adalah sebagai berikut:

  1. Pada Hari Raya Pendamaian, Imam Besar akan mengambil darah lembu jantan dan kambing (yang dikorbankan sebagai korban penghapus dosa) dan memercikkannya di atas Tabut, membuat pendamaian bagi bangsa itu. Peran soteriologis ini hanya menunjuk kepada Yesus, Anak Domba Allah, Juruselamat umat manusia. Beberapa orang Katolik Roma menyebut Maria sebagai Co-Redemptrix (juruselamat pendamping), tetapi itu bahkan bukan dogma resmi Katolik Roma, masih perlu waktu bagi Kepausan untuk menjadikan itu sebuah dogma.
  2. Awan yang menunjukan kehadiran Tuhan menaungi Kemah Suci yang menyatakan Tuhan berdiam diantara umat-Nya, namun dosa bangsa Israel membuat mereka terpisah dari Tuhan sehingga mereka tidak bisa bertemu dengan Dia setiap waktu kecuali melalui pengurbanan darah yang dipercikan diatas Tutup Pendamaian, itu pun hanya Imam Besar yang dapat melakukannya.
  3. Maria mengandung dan melahirkan Yesus Anak Allah, yang datang untuk tinggal di antara umat-Nya (Yohanes 1:14). Kehadiran Tuhan di Tabut adalah bayangan kecil dari kehadiran-Nya dalam pribadi Putra-Nya, tetapi Tabut itu menunjuk kepada Yesus, bukan Maria. Saya tidak berpikir Tabut itu benar-benar dapat dianggap pernah membawa Tuhan, melainkan itu adalah lokasi di mana Tuhan turun untuk menetap dan berdiam bersama umat-Nya. Seandainya, Maria memimpin Tuhan untuk tinggal bersama umat-Nya jauh melampaui apa yang dilakukan Tabut Perjanjian tentu saja itu melanggar ketetapan Hukum Taurat dan nubuat tentang Juruselamat.
  4. Tuhan itu kudus dan Tabut Perjanjian itu juga kudus. Tetapi hampir semua orang Protestan menolak tegas gagasan Maria yang dikandung tanpa noda (immaculate conception) karena percaya bahwa dia adalah orang berdosa seperti kita semua (Roma 3:23). Kesucian Tabut Perjanjian tidak dapat dibandingkan dengan keperawanan Maria. Maria dikuduskan oleh Allah karena imannya kepada Sang Juruselamat, bukan karena dia mengandung fetus Yesus.

Dan seandainya saja, Maria benar-benar melambangkan Tabut Perjanjian Allah seperti peristiwa Daud, apakah Elisabet benar-benar mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan ketika dia bertemu dengan Maria? (2 Samuel 6:17-18)

Bukankah Daud ketakutan ketika Tabut Perjanjian itu datang kepadanya? Bandingkan dengan Elisabet yang bersukacita!.

  • Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (2 Samuel 6:9)
  • Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah (skirtao) anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus (Lukas 1:41)

Frasa Yunani, "skirtao", cenderung diasosiasikan dengan "gerakan anak dalam kandungan" dan "gerakan ini mengekspresikan kegembiraan, kegembiraan". Kittel menyebutkan:

Two motifs control the use in Luke: the natural movement of the child in the womb, and eschatological joy at the coming of Christ. The former is prefigured in Genesis 25:22 the latter in Maleakhi 4:2, where the comparison gives expression to joy at eschatological salvation.

Terjemahan:

Dua motif mengendalikan penggunaan dalam Lukas: gerakan alami anak dalam kandungan, dan sukacita eskatologis pada kedatangan Kristus. Yang pertama digambarkan sebelumnya dalam Kejadian 25:22 yang terakhir dalam Maleakhi 4:2, di mana perbandingannya memberikan ekspresi sukacita pada keselamatan eskatologis.

Bukankah janin Yohanes Pembaptis itu bersukacita karena buah rahim yang dikandung oleh Maria berasal dari Roh Kudus, bukan karena akibat kedatangan/salam dari Maria itu sendiri? Karena sesudah peristiwa ini, tidak ada perlakuan istimewa yang diterima oleh Maria baik itu dari para murid, maupun dari orang-orang yang mengikuti Yesus. Meskipun demikian, sebagai umat Protestan, kita harus jujur mengakui bahwa Maria adalah perempuan yang diberkati dan berbahagia diantara semua perempuan karena telah mengandung dan melahirkan Yesus, Anak Allah.

Sebagian besar Teolog Kristen di luar Katolik Roma bahkan menyatakan kesamaan antara Tabut Perjanjian dengan Kristus lebih menonjol dan konsisten.

Benjamin Keach (1640-1704) dalam "Preaching Types dan Metaphors" - The Ark A Type of Christ, menuliskan:

The Ark was an assurance of God's presence amongst his people: so, Christ is the cause and assurance, that God in a gracious way is present with us. Where the Ark was, there it was lawful to offer sacrifice, and nowhere else: which might show that our acceptance in God's sight, is through Jesus Christ.

Terjemahan:

Tabut Perjanjian adalah jaminan kehadiran Allah di antara umat-Nya: jadi Kristus adalah penyebab dan jaminan, bahwa Allah dengan cara yang penuh kasih hadir bersama kita. Di mana Tabut itu berada, di sana adalah tempat yang tepat untuk mempersembahkan korban, dan tidak ada tempat lain: yang mungkin menunjukkan bahwa penerimaan kita di hadapan Allah, adalah melalui Yesus Kristus.

Kenneth E. Trent dalam "Types of Christs in the Old Testament", menuliskan:

The ark is one of the most dramatic and outstanding types of Christs found anywhere in the entire Bible.

Terjemahan:

Bahtera adalah salah satu tipologi Kristus yang paling dramatis dan luar biasa yang ditemukan di mana saja di seluruh Alkitab

Charles Spurgeon dalam khotbahnya menyatakan:

Let us think of what was in the ancient ark of the covenant, for all that was in that ark as a type is to be seen in Christ our heavenly covenant ark above. In that ark, if you and I could have gone into the holy place, and have had our eyes strengthened to look. we should have seen, first, God dwelling among men.

Terjemahan:

Mari kita berpikir tentang apa yang ada di dalam Tabut Perjanjian Kuno, karena semua yang ada di dalam Tabut Perjanjian itu melambangkan sesuatu yang akan terlihat di dalam Kristus, Tabut Perjanjian surgawi kita. Di Tabut Perjanjian itu, jika Anda dan saya bisa pergi ke tempat suci, dan memiliki mata yang kuat untuk melihat. kita seharusnya melihat, pertama, Allah berdiam di antara manusia.

John Wesley dalam "Holy Love and the Shape of Grace," menuliskan:

... between Christ, on the one hand, and the mercy-seat of the ark of the covenant, on the other, which, as a propitiatory covering, was "a type of Christ the great propitiation

Terjemahan:

... antara Kristus di satu sisi dan Takhta Pendamaian-Tabut Perjanjian di sisi lain, yang merupakan Penutup Pendamaian, adalah "tipologi Kristus, Pendamaian Agung."

Dengan demikian, kita akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa Tabut Perjanjian itu melambangkan kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya yang mana hal ini diwujudkan dalam kehadiran Yesus, Firman yang menjadi manusia dan berdiam diantara manusia. Dan Tutup Pendamaian (Takhta Kasih Karunia) itu melambangkan Jalan Pendamaian untuk menggambarkan Kristus. Tutup Pendamaian dan darah melambangkan pengampunan yang tersedia untuk orang berdosa melalui kurban pendamaian dan penebusan dosa oleh Kristus sehingga menyediakan keselamatan bagi setiap orang percaya.

** Antara Tabut Perjanjian, Tutup Pendamaian dan Kematian Kristus **

Pada Hari Raya Pendamaian yang dilaksanakan setiap tahun oleh umat Israel, itu merupakan hari dimana Imam Besar mempersembahkan kurban bagi dosa manusia dalam Tempat Mahakudus di Kemah Suci. Bagaimana hukuman dosa ini dapat disingkirkan?

Tuhan menyediakan suatu jalan, yaitu melalui sistem persembahan kurban. Hukuman dosa adalah maut. Karena melalui sistem ini, nyawa binatang dipersembahkan sebagai kurban yang menggantikan hidup dari bangsa Israel yang mengakui dosanya dihadapan Tuhan. Namun, persembahan kurban ini tidak bisa seenaknya. Tuhan mempunyai persyaratan-persyaratan yang sangat spesifik (Keluaran 12:5, 46; 34:25) karena pada akhirnya hewan kurban ini menunjukan apa yang akan dilakukan Anak Allah di atas Kayu Salib.

Imam Besar memasuki Tempat Mahakudus dan memercikan darah kurban ke atas Tutup Pendamaian yang ada diatas Tabut Perjanjian. Tutup pendamaian adalah Tutup Tabut Perjanjian. Di atas tutup ini Imam Besar memercikkan darah korban yang dipersembahkan untuk mengadakan pendamaian karena dosa. Tindakan ini melambangkan kemurahan Allah yang memberi pengampunan. Dengan demikian, murka TUHAN atas dosa-dosa mereka akan berpaling dari mereka.

Setahun sekali, Imam Besar akan mempersembahkan kurban pendamaian dengan masuk menghadap Tabut beserta Tutup Pendamaian itu agar umat Israel mendapatkan pengampunan dosa mereka.

Di dalam Imamat 16:15 dijelaskan bahwa Imam Besar harus memercikan darah domba jantan sebanyak tujuh kali ke bagian atas dan depan tutup pendamaian itu. Mengapa harus dengan darah?

Karena Kitab Suci menuliskan bahwa tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa. Jika tidak ada pengampunan dosa, maka tidak ada berkat, kebaikan, dan kemurahan Tuhan. Nyawa setiap mahluk ada didalam darahnya maka Tuhan menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendekati Dia hanya melalui pencurahan darah (Imamat 17:11, Ibrani 9:22). Didalam Hukum Taurat, darah yang tertumpah dan dipercikan diatas Tutup Pendamaian yang menutupi Tabut Perjanjian menjadi lambang perdamaian hubungan antara Allah dan manusia (Imamat 16:15). Melalui penebusan dengan cara ini, Tuhan menunjukan bahwa Dia adalah Allah yang maha kasih sekaligus maha adil. Maha kasih karena darah yang dicurahkan diatas Tutup Pendamaian menjadi simbol pengampunan bagi setiap orang berdosa yang datang kepada-Nya dan kemahaadilan-Nya terlihat bagaimana Allah tidak melihat besar kecilnya dosa yang dilakukan orang tersebut, setiap pelanggaran adalah dosa dan Allah dengan keadilan-Nya mengampuni setiap pelanggaran/dosa yang dilakukan oleh umat-Nya.

  • Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11)
  • Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. (Imamat 16:15)
  • Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. (Ibrani 9:22)

Tabernakel (Kemah Suci) dengan jelas menggambarkan tempat pengorbanan dalam aliran dan percikan darah dan kedatangan Anak Domba Allah yang sempurna yang akan menghapus dosa dunia. Tempat itu merupakan tempat di mana Tuhan bertemu dengan manusia berdosa di Tutup Pendamaian.

Tabernakel terdiri dari dua ruangan yang dipisahkan oleh selubung tebal atau tirai tenunan. Ruang pertama dimasuki dari luar dan disebut Ruang Kudus. Ruangan kedua dimasuki melalui Tempat Kudus dan disebut Tempat Maha Kudus atau Maha Kudus. Hanya ada satu perabot di Ruang Maha Kudus dan itu adalah Tabut Perjanjian dengan Tutup Pendamaian di atasnya.

Frasa Tutup Pendamaian ini digunakan dalam Roma 3:25 yang diterjemahkan sebagai "Jalan Pendamaian" (hilastérion) untuk menggambarkan Kristus. Dalam bahasa Inggris disebut juga sebagai "Mercy Seat" atau "Tahta Kasih Karunia". Tutup Pendamaian dan darah melambangkan pengampunan yang tersedia untuk umat berdosa melalui korban pendamaian Kristus.

Kristus telah mengambil hukuman atas dosa-dosa kita dan memalingkan murka Tuhan yang layak kita terima karena dosa-dosa kita. Yesus adalah tempat kita memperoleh Kasih Karunia, penggenapan yang sepenuhnya dari Hari Raya Pendamaian.

Allah itu maha kasih dan maha adil, kasih-Nya memberikan pengampunan atas mereka yang bersalah tetapi keadilan-Nya juga memberikan hukuman atas dosa. Dia mengasihi manusia dan tidak ingin manusia mengalami hukuman atas dosa. Dan melalui kurban itulah, kasih dan keadilan Allah bertemu tanpa harus saling bertentangan. Di dalam Hukum Taurat, hewan yang dikurbankan menjadi tebusan bagi kesalahan manusia. Secara harafiah, kata "tebusan" atau "kofer" dalam bahasa Ibrani bermakna penutup. Dilambangkan melalui darah hewan yang disembelih itu, kesalahan manusia tidak lagi nampak/diperhitungkan dalam pandangan Allah. Melalui ritual ini, nyawa hewan tersebut menjadi harga yang harus dibayar untuk sebuah keselamatan. Sehingga manusia yang seharusnya mengalami hukuman akibat dosa, telah digantikan oleh hewan yang dikurbankan. Inilah essensi dari Hukum Taurat, darah hewan itu tidak menyelamatkan tetapi dijadikan gambaran penebusan sejati di dalam Kristus.

Sebab sama seperti seekor anak domba yang disediakan Allah bagi Abraham untuk menggantikan anaknya, Ishak (Kejadian 22: 13-14). Demikian juga Bapa melalui Roh Kudus-Nya menyediakan Tubuh dari Daging dan Darah bagi Anak-Nya kemudian mengutus Dia ke dalam dunia sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia (Matius 1:20, Lukas 1:35, Ibrani 10:5).

Demikian juga dengan sifat-Nya (Kemanusiaan-Nya), itu semua berasal dari Allah karena Yesus menyatakan diri-Nya berasal dan keluar dari Bapa (Yohanes 6:38, 8:23, 42).

Tuhan sendiri sudah menyatakan dalam Firman-Nya ketika menyatakan itu kepada nabi Yesaya tentang "nature manusia" Tunas Daud yang hanya bisa disematkan kepada manusia yang berasal dari Allah (Yesaya 11:1-3).

Jika manusia mengikat perjanjian diatas secarik kertas bermeterai, maka Allah Bapa mengikat perjanjian dengan Darah Anak-Nya sendiri yang mana hal ini terlihat jelas ketika Yesus menyelesaikan misi-Nya di dunia ini. Yesus sebagai Anak Domba Allah yang dikurbankan, telah menggenapi Hukum Taurat yang berbicara tentang Kurban Penebusan Salah (Imamat 5:14-19), Kurban Penghapusan Dosa (Imamat 4:1-35, 5:1-13) dan Kurban Keselamatan (Imamat 3:1-17) secara sempurna.

Sebagai Kurban Persembahan yang sempurna, Anak Domba yang akan menghapus dosa dunia haruslah tidak bernoda, tidak bercacat cela dan tidak berdosa; jika Tubuh dan Darah Yesus terutama sifat-Nya berasal dari ibu-Nya tentu Dia tidak bisa memenuhi ketentuan itu karena ibu-Nya adalah perempuan berdosa.

Selain itu, tradisi Yahudi memang benar menganggap kurban Paskah sebagai penebus; yakni, domba itu menghapuskan dosa dari pandangan Allah. Domba Paskah mati di bawah murka Allah, menutupi dosa orang yang mempersembahkannya. Dalam kaitannya dengan sifat domba Paskah, Rashi, seorang penafsir Yahudi dari abad pertengahan:

"Aku melihat darah Paskah dan berdamai denganmu... Dengan belas kasih Aku mengasihanimu melalui sarana darah Paskah dan darah penyunatan, dan Aku berdamai dengan jiwamu" (Ex. R. 15, 35b, 35a).

Pada tulah kesepuluh dan terakhir di Mesir, pengurbanan Paskah secara harafiah menyelamatkan orang dari kematian (Keluaran 12:23). Atas dasar persembahan penyelamat darah Paskah, anak sulung bertahan hidup. Sekali lagi, Rashi menafsir:

"Hampir seperti seorang raja berkata pada putra-putranya: 'Ketahuilah bahwa Aku menghakimi orang dengan hukuman mati dan mengutuk mereka. Oleh karena itu berilah aku hadiah, supaya jika engkau dibawa menghadap aku dalam penghakiman Aku dapat mengesampingkan tuduhan yang dibebankan kepadamu.' Jadi Allah berfirman kepada Israel: 'Aku sekarang sedang membagikan hukuman mati, namun Aku sekarang memberitahu kamu cara supaya Aku berbelas kasih padamu, dan demi darah Paskah dan darah sunat Aku akan berdamai bagimu" (Ex. R. 15.12, terkait Keluaran 12.10).

Domba Paskah mengadakan pendamaian bagi rumah tangga Yahudi yang percaya pada malam penghakiman dan penyelamatan itu. Rabbi Abraham ibn Ezra juga mengaitkan Paskah dengan pendamaian:

"Tanda darah itu dirancang sebagai pendamai bagi mereka di dalam rumah tangga yang mengambil bagian dalam persembahan Paskah, tetapi juga merupakan pertanda bagi malaikat penghancur supaya melewati rumah itu" (Soncino Chumash, hal. 338).

Ketika Yohanes Pembaptis melihat Kristus, ia menunjuk pada-Nya dan berkata, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes 1:29). Yesus adalah "domba Paskah" yang diam di hadapan penuduh-Nya (Yesaya 53:7) dan dalam kematian-Nya menanggung murka Allah, menyelamatkan nyawa mereka yang percaya pada-Nya, dan membebaskan budak-budak dosa.

  • Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal [timios/most precious], yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (1 Petrus 1:18-19)
  • ... dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan [katharizó/purify, cleanse] kita dari pada segala dosa. (1 Yohanes 1:7)

Sang Juruselamat adalah Allah - Manusia; dimana sebagai Allah, Dia berkuasa untuk mengampuni dosa manusia dan sebagai Manusia, Dia adalah Kurban Persembahan yang sempurna, tidak bernoda, tidak bercacat cela dan tidak berdosa.

Dengan Tanda Darah-Nya, Dia berkata di kayu salib "TETELESTAI" (It is finished/Sudah Selesai - Yoh 19:30) dalam suatu bentuk kalimat yang sempurna yaitu "tindakan sekali untuk selamanya".

Daftar Pustaka:

  1. Tafsiran Full atas Tutup Pendamaian.
  2. Buku "Sejarah Penyaliban Kristus Dalam Islam dan Kristen" hlm 27 oleh Leonardo Winarto.
  3. Buku "Mari Berfikir Tentang Alkitab: Apa Yang Tertulis Didalamnya" hlm 40,43 oleh Mark Tabb.
  4. Gotquestion
  5. http://www.abideinchrist.com/messages/ex25v22.html
  6. https://www.biblestudytools.com/bible-study/topical-studies/what-is-the-mercy-seat-and-why-is-it-important.html
  7. https://www.bibleinfo.com/en/questions/what-is-mercy-seat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar