11 September 2012

Bagaimana Nasib Seseorang Sebelum Yesus Ada Di Dunia Atau Bangsa Lain Yang Tidak Mempunyai Hukum Taurat…?

Seringkali Kita bertanya, bagaimana nasib seseorang sebelum Yesus ada di dunia atau bangsa lain yang tidak mempunyai Hukum Taurat…?

Jawab:

** Masa Sebelum Kedatangan Yesus **

Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Roma 5:13

Artinya adalah :
Perlanggaran / dosa tidak diperhitungkan jika Kita tidak mengerti kalau itu adalah perbuatan dosa.

Contoh :
Sebelum ada UU Lalu lintas Kendaraan Bermotor, Kita boleh naik motor tanpa helm (walaupun sebenarnya itu adalah untuk keselamatan kita sendiri), tapi setelah ada UU Lalu lintas Kendaraan Bermotor, bahwa naik motor harus pake helm atau ditilang, maka otomatis, jika Kita bawa motor tidak memakai helm, pasti ditilang.

Terus ada pertanyaan : 

Lho…Kita bisa kan alasan sama polisinya, "Kita tidak tw pak, dulu boleh naik motor tidak pakai helm, sekarang kok tidak boleh?", maka polisi akan bilang "Lho, tahu atw tahu, anda tahu kalau ada UU tertulisnya…?"

Kembali lagi, Israel tentunya punya Hukum Taurat, dan mereka dihakimi berdasarkan Hukum Taurat, terus pertanyaan berikutnya.

"Bagaimana dengan bangsa lain yang tidak punya Hukum Taurat…?”

Alkitab menjawab :

Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Roma 2:14-16

Anda setuju kalau sebenarnya didalam hati Kita ada "suara hati" yang mengingatkan apabila Kita berbuat salah…?

Jawabannya adalah untuk bangsa yang tidak mempunyai Hukum Taurat, maka mereka dihakimi oleh suara hati dan Hukum Taurat yang "tertulis" di dalam hati mereka dan itulah yang menjadi Hukum Taurat bagi bangsa diluar bangsa Israel.

Seandainya Kita membaca Perjanjian Lama dengan seksama, Kita akan melihat bagaimana Roh Kudus Allah bekerja didalam hati bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Dia melalui perbuatan yang Dia lakukan lewat umat pilihan-Nya, bangsa Israel. Sehingga, bangsa-bangsa ini pun mendapat Kasih Karunia dari Dia, sebuah refleksi umat Perjanjian Baru yang berasal dari bangsa Non Yahudi (Gentiles).

Pertama Kita akan melihat kehidupan Rahab, seorang pelacur di Tanah Yerikho, bangsa kafir yang hidup di Tanah Kanan. Perempuan ini sudah terlalu sering mendengar tentang Kedigdayaan Allah Israel sehingga dalam sebuah kesempatan ketika Yosua mengutus dua orang mata-mata untuk mengintai Yerikho, dia berkata :

Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.
Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.
Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.
Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut."
Yosua 2:9-12

Akhir dari cerita itu adalah Kita melihat bagaimana Tembok Yeriko runtuh dan hanya Rahab beserta keluarganya selamat dan mereka tinggal ditengah-tengah bangsa Israel setelah peristiwa itu. Rahab kemudian menikah dengan Salmon (Matius 1:5) dan melalui rahimnya, lahir Boas yang menjadi suami Rut dan melalui rahim kedua perempuan asing inilah, lahir leluhur Yesus Sang Juruselamat.

Kemudian jika Kita melihat kisah Rut, dalam pengakuan imannya dia mengatakan :

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.
Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Rut 1:16-17

Rut adalah perempuan Moab (Rut 1:4) dan seperti yang kita ketahui, bangsa Moab adalah penyembah banyak dewa, keturunan Lot hasil hubungan incest dengan kedua puterinya (Kejadian 19:37). Bangsa Moab sendiri pernah mengutus Bileam untuk mengutuk bangsa Israel (Bilangan 23:7) sehingga TUHAN Allah melalui Musa pernah mengatakan :

Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya.
Ulangan 23:3

Namun kehidupan Rahab dan Rut adalah pengecualian, Anugerah dan Kasih Karunia Allah mengalir bagi orang-orang yang berkenan kepada-Nya.

Mundur kebelakang, Kita akan melihat bagaimana Yitro, iman dari Tanah Midan mertua Musa, setelah dia mendengar bagaimana Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir sehingga akhirnya dia berkata :

Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka.
Keluaran 18:10-11

Apakah TUHAN memiliki kesenangan ketika akan menghancurkan orang-orang fasik...?
TIDAK sama sekali.
Justru DIA berduka, amat sangat berduka. Manusia yang seharusnya menunjukan citra-Nya kepada sesama justru berlaku fasik.
Demikianlah pernyataan Allah bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Dia

Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku.
Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri; suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata.
Yesaya 65:1-3

Seandainya Kita membaca lebih jauh, Kita akan melihat bagaimana kemurahan Hati Allah bagi bangsa Niniwe sehingga setelah mereka bertobat, Dialog Allah dengan Yunus yang mengungkapkan segalanya.

Dan berdoalah ia (Yunus) kepada TUHAN, katanya:

Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
Yunus 4:2

Kemudian ALLAH menjawab :

Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?
Yunus 4:11

Kasih Karunia Allah itu misteri dan Keadilan-Nya lewat Anugerah seringkali mengusik hati manusia. Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk mempertanyakan atau membenci pencurahan kasih Allah dalam menyelamatkan manusia, siapapun itu, dari dosa dan kehancuran karena dosa. Orang-orang Niniwe membutuhkan-Nya lebih dari yang lain karena mereka tidak memiliki seorang pun untuk menunjukkan kepada mereka tentang berbagai perbedaan moral.

** Masa Sesudah Kedatangan Yesus **

Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Roma 3:20-26

Oleh Hukum Taurat Kita MENGENAL dosa (ingat, jangan dimengerti dengan karena Hukum Taurat Kita jadi berdosa), karena memang dari awalnya, manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Roma 3:23

Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Roma 5:13

Apa bukti kita telah kehilangan kemuliaan Allah…?
Manusia pertama Adam dan Hawa, pada waktu penciptaan, mereka SANGAT DEKAT bergaul dengan Allah, bercakap-cakap seperti dua orang sahabat (Allah dan Adam), tetapi sewaktu mereka melanggar perintah Tuhan, maka mereka DIUSIR dari Taman Eden.

Bagaimana untuk memulihkan hubungan yang terputus antara Allah dan manusia…?
Harus ada penebusan dan pendamaian, yaitu pendamaian dan penebusan dalam Kristus Yesus

dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Roma 3:24-25

Alkitab adalah sebuah cerita tentang perjalanan Kasih Allah kepada umat manusia. Kasih Karunia dalam Alkitab terjemahan bahasa Ibrani adalah "KHEN". Kata ini juga berarti perbuatan atasan (dapat juga berarti Allah) yang ditujukan kepada bawahannya padahal bawahannya tersebut tidak layak menerimanya, inilah Kasih Karuia.
Beberapa kata memiliki arti khusus ketika dipasangkan dengan kata yang lain, dalam Perjanjian Baru misalnya, "CHARIS" berarti "ANUGERAH" biasa digunakan untuk menerjemahkan "KHEN" dan "PISTIS" yang berarti "IMAN",  ketika digabungkan menggambarkan hubungan antara atasan (patron) dan klien yaitu hubungan antara pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah, yang lebih tinggi melindungi yang lebih rendah. Kata kerja "KHARIZESTHAI" digunakan untuk menunjukan arti pengampunan, dari manusia dan dari Allah.

Hubungan TUHAN dengan umat-NYA tidaklah didasarkan pada perbuatan, Kita menemukan kata “KASIH” muncul berulang kali. TUHAN memilih bangsa Israel untuk menjadi objek kasih-NYA dan DIA menginginkan agar mereka juga mengasihi-NYA. Ketaatan pada Hukum bukanlah suatu cara untuk mendapatkan kemurahan hati TUHAN. Sebaliknya, ketaatan tersebut harusnya merupakan tindakan kasih kepada TUHAN, sebuah pelajaran dalam Perjanjian Baru yang tidak pernah dapat dimengerti oleh orang Farisi berikut Imam Besar mereka pada saat itu.

Kita sering melakukan dosa dan terjebak di dalamnya. Tetapi Allah memiliki sesuatu yang lain di dalam hati-Nya, yaitu kasih-Nya yang tidak dapat dibendung oleh apapun, kepedulian-Nya kepada orang-orang lemah, kepedulian-Nya kepada manusia ciptaan-Nya yang berdosa, yang mau diangkat-Nya, yang mau dipulihkan-Nya. Karena itu Ia menunjukkan kasih karunia. 

Namun yang perlu Kita perhatikan disini adalah Kasih Karunia Allah bagi Kita, umat pilihan-Nya bukan berarti bahwa Kita dapat hidup sesuka hati melainkan supaya Kita bisa memahami, menghargai dan bertanggung jawab atas pemberian / Anugerah Allah dalam hidup Kita.

Jika melalui kehidupan Yitro, Rahab, Rut dan bangsa Niniwe; Kita dapat melihat dan belajar tentang bukti betapa Kasih Karunia Allah tercurah bagi bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Dia namun telah datang kepada-Nya oleh dorongan Roh Allah setelah mereka melihat Perbuatan-Nya dihadapan bangsa Israel dan umat Perjanjian Baru. Maka hal yang sama juga berlaku bagi bangsa-bangsa kafir dibelahan dunia lain yang belum mengenal Dia dan itu terus terjadi jadi hingga saat ini.

Iman timbul dari pendengaran
Roma 10:17a
 

TUHAN Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar