13 September 2012

Sejarah Arab, Mekah, Ka’bah dan Zam Zam

Menurut Encyclopedia Britannica dan Encyclopedia Islamia, Arab tidak mencatatkan mengenai sejarah mereka sebelum jaman Islam. Anehnya, mereka bahkan menyebut jaman itu sebagai jaman Jahiliyah yang penuh nista dan kegelapan. Mungkin tiada satu pun negara di dunia yang terang-terangan menghapus sejarahnya sendiri selama 2.500 tahun seperti Arab. Dimana secara sistematis menghancurkan segala yang berhubungan dengan masa lalu. Hal ini dilakukan karena mereka malu atas identitasnya sebagai bangsa budak.

Sejarah dunia mencatat bahwa bangsa Arab adalah keturunan dari Ismael, anak dari seorang budak yang bernama Hagar, yang diusir oleh Sarah, istri sah Ibrahim. Sarah kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Ishak yang menjadi bapak bangsa Yahudi. Kecemburuan Ismael kepada Ishak inilah yang menyebabkan kecemburuan bangsa Arab kepada bangsa Yahudi. Kecemburuan Islam terhadap Yahudi, yang akhirnya merembet juga kepada Kristen.

Arab telah menghapus segala kenangan pra Islam dalam benak mereka. Mereka menggunakan Islam untuk menghapus stigma negatif mereka sebagai bangsa budak. Islam kemudian membalikkan status bangsa mereka menjadi bangsa pilihan Allah. Jika mereka memilih untuk jadi bodoh dan tidak tahu apa2 tentang masa lalu mereka, maka sungguh ironis bahwasanya mereka menuduh jaman sebelum Islam sebagai jaman bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Untungnya, kita masih bisa menelusuri jaman sebelum Islam di Arabia. Pepatah terkenal mengatakan bahwa tidak mungkin bisa menghilangkan segala bukti. Sejarah Arab pra-Islam adalah sejarah ksatria India atas tanah tersebut, di mana masyarakat menganut cara hidup Veda.

Sebagai usaha menyusun kembali sejarah Arabia pra-Islam, dimulai dengan nama negara itu sendiri. Arabia itu adalah kata singkatan. Kata aslinya yang bahkan masih digunakan saat ini adalah Arbashtan. Asal katanya adalah Arvasthan. Seperti dalam bahasa Sansekerta, huruf 'V' diganti jadi huruf 'B'. Arva dalam bahasa Sansekerta berarti kuda. Arvasthan berarti tanah kuda, dan Arabia memang terkenal akan kuda-kudanya. Pusat ibadah yakni Mekah juga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata Makha dalam bahasa Sanskrit berarti ‘api persembahan’. Karena penyembahan terhadap Api Veda dilakukan di seluruh daerah Asia Barat di jaman pra-Islam, maka Makha berarti tempat yang memiliki kuil untuk menyembah api.

Hal ini secara jelas menunjukkan bahwa Jazirah Arab, jauh sebelum masa Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para Maharaja Candragupta (58 SM-415 M) memperluas Kerajaan Hindu yang mencakup India, hingga jauh sampai ke seluruh Teluk Arabia. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya dewa Shiva (dewa bulan-Allah) dan istrinya dewi Dhurga (dewi bulan-Allah).

Silahkan lihat sejarah lengkapnya dilink berikut:

Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 (tujuh) kuil peninggalan mereka, termasuk Ka’bah yang dibangun dimasa raja Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa Muhammad.

(Kabah, sebuah kuil Hindu http://www.hinduism.co.za/).

Naskah raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi dewa Shiva lalu membangun kuil Shiva yang bernama Ka’bah. Naskah penting Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Ka’bah di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang berjudul `Sayar-ul-Okul’ yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:

Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum.

(Page 315 Sayar-ul-okul).

[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]

Terjemahan bahasa Indonesianya adalah:

Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana-mana. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang-orang asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli-ahli yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaan-Nya yang suci dan ditempatkan di jalan yang benar.

Istilah Ka’bah sendiri berasal dari kata Sanskrit Gabha (Garbha+Graha) yang berarti Sanctum (tempat suci).

Kitab suci Weda 'Harihareswar Mahatmya' menyebut bahwa jejak kaki dewa Vishnu disucikan di Mekah. Bukti akan fakta ini adalah bahwa Muslim menyebut kuil ini 'Haram' yang merupakan penyesuaian dari kata Sansekerta, 'Hariyam', yaitu. tempat dewa Hari alias dewa Vishnu. Jejak kaki Vishnu disucikan di tiga tempat suci: Gaya, Mekah dan Shukla Teertha. Mengukir jejak kaki macam itu merupakan adat Weda yang dicontek Muslim. Muslim menganggap bahwa ukiran jejak kaki ini disejumlah Mesjid dan tempat-tempat suci Muslim diseputar dunia adalah jejak kaki Muhammad.

Diluar kuil Hindu, biasanya juga terdapat singasana dewa Brahma, oleh karenanya di Mekah, singasana Brahma itu dianggap sebagai makam Ibrahim.

Tradisi Hindu lainnya yang masih berhubungan dengan Ka’bah adalah sungai Gangga, menurut tradisi Hindu, Gangga tidak dapat dipisahkan dari lambang Shiva sebagai bulan Sabit, kemana pun lambang Shiva (bulan sabit), disitu pasti juga terdapat Gangga, fakta dari persatuan tersebut terdapat di dekat Ka’bah. Airnya dianggap keramat karena secara tradisional sudah dianggap sebagai Gangga sebelum Islam (yaitu zam-zam).

Bahkan hingga hari ini, para peziarah Muslim yang menyaksikan Ka’bah untuk haji memandang zam-zam ini dengan penghormatan hingga menaruhnya kedalam botol sebagai air suci bagi mereka, sama seperti yang dilakukan umat Hindu India terhadap kesucian sungai Gangga.

Lalu bagaimanakah sejarah kota Mekah dan Ka’bah

  1. Benarkah kota Mekah, Ka’bah dan zam zam sudah ada sejak zaman Ibrahim...?
  2. Apakah klaim tersebut memiliki bukti sejarah...?
  3. Ataukah hanya kebohongan yang sengaja diciptakan untuk menaikkan martabat bangsa Arab...?
Peta Perjalanan Abraham
https://i.pinimg.com/originals/a9/cd/d3/a9cdd30c7a85ea5cf16ef05bea50d4a2.png

Peta perjalanan Hagar menurut Alkitab dan Islam
https://www.researchgate.net/profile/Ashadi-Ashadi/publication/314305090/figure/fig1/AS:669507941060609@1536634540085/Gambar-22-Peta-rute-perjalanan-Abraham-Hajar-dan-Ismail-Sumber.jpg

Menurut Sumber Islam

Klaim muslim yang mengaitkan Mekah, Ka’bah dan Zam-zam dengan Ibrahim dan Ismail didasarkan atas beberapa sumber berikut:

** Ka’bah sudah ada dijaman Ibrahim. **

Sumber:

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud”. (QS 2:125)

** Kota Mekah sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail. **

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq
Kisah Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiyah University Press, Jilid 1, halaman 65:

Ketika Ismail, putera dari Ibrahim meninggal, putranya yang bernama Nabit mendapat tugas menjadi pemimpin dan penguasa Ka’bah, kemudian tugas tersebut dilanjutkan oleh Mudzadz bin Amr al-Jurhumi. Anak keturunan Ismail dan anak keturunan Nabit bersama kakek mereka Mudzadz bin Amr dan paman-paman dari pihak ibu mereka dari Jurhum, dan anak keturunan Qatura, yang merupakan sepupu Jurhum, waktu itu adalah penduduk Mekah. Meraka datang dari negeri Yaman, dan mengadakan perjalanan bersama-sama kenegeri Mekah…Kemudian Tuhan melipat gandakan keturunan Ismail di Mekah.

 ** Mata Air Zam-Zam sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail. **

Sumber:
Hadis Sahih Bukhari volume 4, buku 55, nomor 583:

Ketika air di kantung kulit telah habis, Hagar menjadi haus, begitu pula Ismail. Hagar melihat Ismail yang dalam keadaan menderita kehausan. Hagar meninggalkan Ismail karena tidak tahan melihat penderitaan Ismail. …….. . Hagar terus menurt berlari antara Safa dan Marwa hingga tujuh kali. Rasulullah berkata, “Kejadian inilah yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwa” Ketika Hagar mencapai bukit Marwa dia mendengar satu suara, Hagar kemudian berkata, “O, siapapun engkau, kamu telah membuatku mendengar suaramu, apakah engkau bisa membantuku? Dan ajaib, Hagar kemudian melihat satu malaikat di lokasi Zam Zam sedang menggali tanah, hingga akhirnya air memancar dari tempat itu….

Jadi kota Mekah sudah mulai dihuni dari sekitar tahun 2000 SM, dan terus dihuni hingga terjadi pengusiran suku Jurhum oleh suku Kinana dan Khuza’a.

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq
Kisah Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 67

Sementara waktu berjalan, suku Jurhum yang menguasai kota Mekah mulai bersikap kurang baik dan sok kuasa. Siapa saja yang memasuki kota Mekah yang bukan dari kerabat mereka diperlakukan dengan buruk……. Bani Bakar bin Abdul Manat bin Kinana dan Bani Ghubsan dari Khuza’a sepakat untuk memerangi suku Jurhum dan bertekat untuk mengusir mereka dari Mekah …. Dan berhasil mengusir suku Jurhum dari Mekah. …. Amir bin Harits bin Mudzadz al Jurhumi membawa dua patung Rusa dari Ka’bah dan Batu Pojok (harusnya: BATU HITAM) dan menguburnya di sumur zam-zam, dan kemudian pergi meninggalkan Mekah bersama orang-orang Jurhum ke Yaman.

Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan abad ke 2 M.

Sumber:
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press 1998, halaman 18:

Dengan bantuan keturunan Adnan, yakni bani Bakr bin Andi Manaf bin Kinanah, mereka melakukan penyerangan terhadap Jarham sehingga berhasil mengusir mereka dan menguasai Mekah pada pertengahan abad ke 2 M. Amru bin al-Harits bin Madladl bin al Jarhami mengeluarkan dua patung Kijang yang terbuat dari emas milik Ka’bah dan Hajar Aswad, lalu disimpan dalam sumur zam-zam.

Patung Rusa, Batu Hitam dan sumur zam-zam baru sekitar 300 tahun kemudian ditemukan lagi oleh Abdul Muthalib, kakek Muhammad.

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq
Kisah Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 64

Ketika Abdul Muttalib sedang tertidur disamping Ka’bah, dia mendapat mimpi yang menyuruhnya untuk menggali zam-zam…Suku Jurhum telah menguruk tempat tersebut ketika mereka meninggalkan Mekah. Ini adalah sumur Ismail, anak Ibrahim, dimana Tuhan memberinya air ketika dia kehausan pada saat dia masih bayi.

Sumber:
Ibid, jilid 1, halaman 67

Ketika Abdul Muttalib telah mendapatkan kesimpulan tentang letak dari tempat yang hendak digali, dan ternyata tempatnya sama dengan apa yang disebut dalam mimpinya, dia mengambil sebuah cangkul dan mengajak putra satu-satunya saat itu al-Harits dan mulailah dia menggali. Ketika bagian atas dari sumur itu tampak, dia berseru ‘Allah akbar!’. Orang-orang Quraish yang mendengar teriakan Abdul Muttalib datang … dan berkata, “Ini adalah sumur dari nenek moyang kami Ismail ….”

Dari sumber Ibn Ishaq diatas terlihat bagaimana kebohongan tradisi Islam dibuat.

Sulit dibayangkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Suku Jurhum yang kalah perang dapat mengambil 2 patung Rusa dan Batu Hitam dari Ka’bah
  2. Suku Jurhum yang kalah perang dapat memasukkannya dalam sumur zam-zam dan menguruknya hingga sumur zam-zam berhenti mengalir.
  3. Bagaimana mungkin suku Kinana dan Khuza’a tidak curiga melihat hilangnya Batu Hitam dan sumur zam-zam yang tiba-tiba diurug, dan kemudian tidak berusaha mencari Batu Hitam.

Jika suku Kinana dan Khuza’a bukan orang gila – melihat sumur zam-zam yang adalah mata air dan sumber kehidupan utama tiba-tiba saja diurug suku Jurhum hingga berhenti mengalir – mereka akan langsung menggalinya lagi untuk mendapatkan air.

Jadi dari kejanggalan kisah diatas dapat disimpulkan:

  1. Tidak ada sumur zam-zam dijaman Jurhum berkuasa, apalagi dijaman Ismail sekitar 2000 SM.
  2. Sumur zam-zam memang baru ditemukan oleh Abdul Muttalib diawal abad 6 M.
  3. Batu Hitam pun juga baru ditemukan oleh Abdul Muttalib diawal abad 6 M.

Itulah sebabnya Umar sama sekali tidak menaruh hormat pada BATU HITAM, karena tampaknya dia tahu bahwa batu Hitam memang baru ditemukan oleh Abdul Muthallib.

Dikisahkan oleh Abis bin Rabia: Umar menghampiri lokasi dekat Batu Hitam dan menciumnya dan berkata, ‘Tidak ada keraguan, aku tahu kamu hanyalah Batu yang tidak akan menguntungkan atau merugikan siapapun. Jika saja aku tidak melihat Rasulullah menciummu, aku tidak akan menciummu’ (Sahih Bukhari 2.667)

Bahkan sumber Islam sendiri meragukan klaim bahwa Ka’bah sudah ada sejak jaman Ibrahim dan Ismail. Kutipan ini mengisahkan raja Abu Karib Tiban As’ad yang berasal dari Yaman yang saat itu melakukan perjalanan ke Yatsrib.

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq Kitab Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiah University Press, Juni 2002, jilid 1, halaman 15-16.

Halaman 15:
Tubba menulis baris-baris berikut tentang perjalanannya, apa yang dia lakukan terhadap Madinah dan Ka’bah, …….
Aku tidak tahu tentang adanya Kuil yang murni
Yang dipersembahkan untuk Tuhan di lembah Mekah,

Menurut sumber berikut Abu Karib Tiban As’ad memerintah di Yaman dari tahun 410 - 435 M.

Sumber:
Sabaean Inscriptions from Mahram Bilqis (Ma’rib), Jamme, W.F, Johns Hopkins Press, Baltimore, 1962, Volume III, halaman 387
http://religionresearchinstitute.org/mecca/classical.htm

…. he reigned in Yemen from 410 to 435 A.D.

Jadi selambat-lambatnya pada tahun 435 M, Ka’bah di Mekah tidak diketahui oleh seorang raja dari Yaman. Konsekuensi lebih lanjut adalah tampaknya Mekah dan Ka’bah, pada saat itu bukanlah tempat pemujaan yang utama di Arab melainkan hanyalah salah satu dari sekian banyak tempat pemujaan di Tanah Arab. Bahkan tampaknya disetiap kota pasti mempunyai Kuil Suci yang dipersembahkan pada Tuhan-nya kota yang bersangkutan.

Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) [QS 27: 91]

For me, I have been commanded to serve the Lord of this city [QS 27:91]

Itulah sebabnya saat penduduk Taif sebuah kota sekitar 50 km tenggara Mekah diserbu oleh Abrahah dengan pasukan gajahnya, penduduk Taif justru menyarankan mereka untuk memusnahkan kuil yang di Mekah saja bahkan menawarkan diri untuk mengantar Abrahah ke Mekah.

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq
Kisah Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiyah University Press, jilid 1, halaman 34

Mereka berkata kepada Abrahah: Wahai sang raja, kami adalah para budakmu yang memperhatikan dan patuh kepadamu. Kami tidak punya perkara apapun denganmu, begitu juga dengan tempat peribadatan kami – maksudnya adalah Al-Lat – tidak termasuk apa yang kamu cari. Kamu hanya menginginkan kuil yang ada di kota Mekah, dan kami menyertakan untukmu seseorang untuk mengantarmu ke sana.

Sangat unik karena selain tidak tahu lokasi Mekah, ternyata siapa nama pemimpin di Mekah pun tidak diketahui oleh Abrahah.

Sumber:
Ibid, halaman 35

Abrahah mengirim seorang suku Himyari yang bernama Hunata ke Mekah untuk mengetahui siapa yang menjadi pemimpin tertinggi di Mekah dan untuk menyampaikan kepadanya bahwa maksud kedatangan dia bukanlah untuk berperang melainkan dengan mereka tetapi untuk menghancurkan Ka’bah

Konsekuensi lebih lanjut dari kutipan diatas adalah:

  1. Ka’bah di Mekah tidak dihormati sebagai peninggalan dari Ibrahim dan Ismail.
  2. Kota Mekah sama sekali bukan kota yang penting, sangat mungkin hanya merupakan pemukiman kecil.
  3. Bahkan sekitar tahun 550-an M, lokasi Ka’bah dan Mekah pun tidak diketahui oleh raja Abrahah dari Yaman sampai harus di tunjukkan oleh penduduk Taif.

Bahkan salah satu puisi yang digantung di Ka’bah pada masa pra Islam pun memberikan indikasi tentang waktu pembangunan Ka’bah yang jauh lebih belakang daripada masa Ibrahim dan Ismail yang selama ini diklaim.

Sumber:
The Sacred Books and Early Literature of the East
Charles F. Horne Parke, Austin, & Lipscomb, 1917, Vol. V: Ancient Arabia, halaman 19-40.
http://www.sacred-texts.com/isl/hanged/hanged3.htm

The poem of Zuhair
Kemudian aku bersumpah demi kuil
Yang dikelilingi oleh orang-orang yang berjalan
Mereka yang membangun, dari suku Quraish dan Turhum

Quraish sendiri adalah moyang Muhammad SAW menurut sumber-sumber Islam berikut:


Silsilah Muhammad SAW
http://muhammadalinisar1.blogspot.com/2011/12/family-tree-of-prophet-muhammadsaw.html


Silsilah Muhammad SAW
http://muhammadalinisar1.blogspot.com/2011/12/family-tree-of-prophet-muhammadsaw.html

  1. Ibrahim
  2. Isma’el
  3. Nabit
  4. Yashjub
  5. Tayrah
  6. Nahur
  7. Muqawwam
  8. Udad
  9. Adnan
  10. Mu’ad
  11. Nizar
  12. Mudhar
  13. Ilyas
  14. Mudrika
  15. Khuzayma
  16. Kinana
  17. Al Nadr (Al Quraysh)
  18. Malik
  19. Fihr
  20. Ghalib
  21. Lu’ayy
  22. Ka’ab
  23. Murra
  24. Kilab
  25. Qussayy (Zayd)
  26. Abdu Manaf (Al Mughira)
  27. Hashim (‘Amr) as Banu Hashim
  28. Abdu Al Mutallib (Shaiba)
  29. Abdullah
  30. Muhammad

Jadi Quraish hidup 13 generasi sebelum Muhammad.

Menurut hitungan sederhana:

Jika 1 generasi adalah sekitar 30 tahun, beda waktu antara Quraish dan Mahammad SAW adalah 13 x 30 = 390 tahun. Muhammad lahir sekitar 570 M Berarti Quraish hidup sekitar 570–390, tahun 180 M. Jadi cocok dengan apa yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury yang menyatakan bahwa keturunan Adnan menyerbu Jurhum sekitar pertengahan abad ke 2 M. Jadi tampaknya baru pada akhir abad ke 2 itulah kota Mekah dan Ka’bah dibangun.

Makanya sumber Islam pun kacau balau tentang waktu pembangunan Ka’bah.

Sumber:
Tafsir Ibn Kathir terhadap QS 3:96:
http://www.tafsir.com/default.asp?sid=3&tid=8799

[96] Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakka (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; “Aku berkata, “O Rasulullah, masjid mana yang pertama dibuat didunia ini? Dia berkata, “Al-Masjid Al Haram (di Mekah)”. Aku berkata, “Mana yang dibangun setelah itu?”. Dia menjawab, “Al-Masjidil Al-Aqsa (di Yerusalem)”. Aku berkata, “Berapa jangka waktu antara pembangunan kedua bangunan itu?” Dia berkata, “Empat puluh tahun”

Menurut perhitungan:

Abraham dan Ismail hidup sekitar tahun 1900 SM – 2000 SM

Raja Salomo (Sulaiman) yang membangun Bait Allah di Yerusalem hidup seitar 1000 SM – 970 SM. Jadi ada beda waktu 1000 tahun antara Ismail (yang membangun Ka’bah, Masjidil Haram) dengan raja Salomo (yang membangun Bait Allah di Yerusalem).

Jadi bagaimana bisa dikatakan beda waktu keduanya hanya 40 tahun...?

** Nabonidus Sumber Babilon (550 SM) **

Keberadaan Mekah juga luput dari catatan sejarah seorang raja dari Babilonia yaitu Nabonidus yang menguasai wilayah Arab. Raja Nabonidus memindahkan kerajaannya ke Teima, sebuah kota di sisi utara Medinah selama 10 tahun (550 SM – 540 SM) yang tercatat dalam Syair Kisah Nabonidus.

Sumber:
Ancient Records from North Arabia, F.V.Winnett and W.L.Reed
University of Toronto Press, 1970, halaman 89

Nabonidus membunuh pangeran dari Teima dan mengambil alih kediamannya dan kemudian membangun istananya dilokasi itu seperti istananya di Babylonia.

Masih menurut sumber diatas, halaman 91, dari inskripsi yang ditemukan di Haran – kota asal Nabonidus – tercatat bahwa dia juga menaklukkan kota-kota di Hijaz, diantaranya adalah Yathrib (Medina) dan Khaybar. Kota Khaybar sendiri terletak di utara Medina sekitar 100 km dalam arah menuju ke Teima. Namun sama sekali tidak ada penyebutan kota Mekah.

Ini mengindikasikan bahwa kota Mekah memang belum ada saat itu, makanya tidak muncul dalam panggung sejarah dipertengahan abad ke 6 SM.

** Herodotus **

Herodotus adalah sejarawan Yunani yang hidup 484 SM hingga 430/420 SM. Menuliskan sebuah buku berjudul The History yang diterbitkan sekitar tahun 425 SM. Buku ini adalah narasi sejarah tentang perang Greco-Persia. Dalam bukunya Herodotus menuliskan Arab Selatan sebagai berikut.

Arabia arah selatan adalah lokasi yang paling akhir dihuni, dan wilayah inilah satu-satunya yang memproduksi kemenyan, mur, kasia, kayu manis dan madat.
Sumber:
http://www.fordham.edu/halsall/ancient/Herodotus#Herodotus

Jadi catatan Herodotus bertentangan dengan sumber Islam yang mengklaim wilayah Mekah sudah dihuni semenjak abad ke 20 SM dan menjadikan wilayah ini yang pertama dihuni dan dari Mekahlah kemudian keturunan Ismail menyebar ke segala penjuru Arab.

Catatan sejarah adalah jelas, Arab Selatan adalah wilayah yang paling akhir dihuni. Ini sangat jelas karena migrasi dari Mesopotamia kuno adalah menuju ke wilayah barat daya arah Israel dan ke selatan melalui pantai timur jazirah Arab dari Qatar, Uni Emirat Arab, Oman dan Yaman. Itulah sebabnya wilayah Arab Utara dan Yaman lebih dahulu didiami dibandingkan wilayah Arab Selatan. Jika Khaybar dan Medina baru muncul di sekitar abad 6 SM, ini berarti di abad 6 SM Mekah pasti belum ada karena letaknya lebih selatan lagi dari Medinah. Jadi bagaimana mungkin Mekah sudah ada di abad 20 SM.

** Strabbo Sumber Romawi (23/24 SM) **

Di tahun 30 SM, Mesir takluk dan menjadi salah satu provinsi Romawi. Setelah menaklukkan Mesir, Romawi berusaha meneruskan penaklukkannya ke wilayah jazirah Arab hingga ke Yaman yang pada waktu itu adalah sebuah kerajaan besar. Di tahun 23 / 24 SM, pemerintah Romawi mengutus Aelius Gallus, gubernur Mesir untuk memimpin penaklukan tersebut.

Sumber:
History of Rome, Buku LIII.xxix. 3-8
Dio Cassius, 220 M
http://www.fordham.edu/halsall/ancient/arabia1.html#Dio%20Cassius

Tahun 23 SM: Sementara semuanya berjalan, satu ekspedisi baru dimulai dan diakhiri. Ekspedisi itu dipimpin oleh Aelius Gallus, gubernur Mesir, terhadap wilayah Arab Felix.

Dalam ekspedisi ini diikutsertakan seorang sejarawan dan ahli geografi yang bernama Strabo (meninggal 22 M) yang kemudian mencatat peristiwa ini dalam 16 buku karangannya.

Informasi peta wilayah Arabia dapat diakses disini.
http://www.lib.utexas.edu/maps/middle_east_and_asia/saudi_arabia_pol_2003.jpg

Sumber-sumber kutipan berikut diambil dari :
Geography, Buku XVI, Chap. iv, 1-4, 18-19, 21-26

http://www.fordham.edu/halsall/ancient/arabia1.html#Strabo

Dalam buku ini, dikutip kota-kota yang dilalui oleh Gallus dalam perjalanan pergi dan pulangnya. Gallus melewati 2 jalur yang berbeda, dimana jalur pergi adalah melalui gurun pasir di bagian timur sisi Laut Merah, sementara jalur pulang adalah melalui jalur tepi laut Merah. Gallus berangkat dari wilayah kanal di sekitar sungai Nile dan ini hanya mungkin dari sekitar wilayah Suez sekarang. Kota pertama yang disinggahi adalah Leuce Come.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.23.
Gallus membuat tidak kurang dari 80 perahu di Cleopatris, dekat dengan kanal tua yang bersumber dari sungai Nil …. Dia membuat 130 kapal, dimana dia berangkat dengan 10.000 pasukan …… dia sampai di Leuce Come dihari ke 15, sebuah tempat perdagangan yang besar di wilayah Nabatean

Wilayah Nabatean sendiri adalah terbentang antara perbatasan Syria dengan Arab dari sungai Eufrat hingga Laut Merah.

Sumber:
Encyclopaedia Britannica, sub topik Nabatean
Anggota masyarakat Arab kuno yang mendiami perbatasan antara Syria dan Arab, dari sungai Eufrat hingga Laut Merah ….

Leuce Come ini masih didaerah kekuasaan Nabatean, jadi lokasinya masih dekat dengan perbatasan Syria. Jadi kemungkinan adalah kota Al-Wajh modern di wilayah Tabuk – Arab Saudi. Perjalanan berlanjut menuju wilayah kekuasaan Aretas.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
… Setelah berjalan beberapa hari, Gallus mencapai wilayah kekuasaan Aretas, yang beraliansi dengan Obodas. Aretas menerimanya dengan ramah dan memberi hadiah. Tapi karena kebohongan Syllaeus (vivaldi: penunjuk jalan Gallus), Gallus harus melalui jalan yang sangat sulit melalui wilayah tersebut, dimana dia menghabiskan 30 hari melaluinya.

Sangat mungkin Aretas ini adalah penguasa wilayah Medinah. Sementara Obodas adalah penguasa Khaybar. Kedua kota ini berdekatan sehingga sangat mungkin keduanya beraliansi. Dengan tidak disebutkan nama kotanya menunjukkan bahwa ke 2 kota ini adalah kota yang sudah diketahui oleh umum. Medina dan Khaybar sudah disebutkan dalam jaman Nabonidus (550 SM), jadi diabad ke 1 SM pasti sudah merupakan kota yang dikenal. Dari Al-Wajh ke Medinah berjarak sekitar 380 km dengan melalui bukit-bukit yang cukup sulit tergambar dari kutipan diatas. Secara rata-rata Galus hanya dapat maju sekitar 13 km tiap harinya. Kota berikutnya adalah Negrani.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Wilayah selanjutnya yang didatanginya adalah kekuasaan suku nomaden, dan hampir seluruhnya adalah padang pasir. Wilayah itu disebut Ararene. Rajanya bernama Sabos. Gallus menghabiskan 50 hari melalui wilayah ini dan mencapai kota Negrani, wilayah subur yang telah ditinggalkan dengan sukarela. Raja telah melarikan diri dan kota diduduki segera. Setelah berjalan 6 hari dari sini, dia mencapai sebuah sungai [di wilayah Minae].

Perjalanan yang dilakukan adalah sekitar 50 hari melalui gurun pasir sebelum mencapai Negrani. Sangat mungkin Negrani disini adalah kota Taif. Jarak antara Medinah dengan Taif adalah sekitar 500 km,dilewati dalam 50 hari, berarti kecepatan adalah sekitar 10 km/hari. Kecepatan yang rendah ini karena sangat mungkin pada saat terjadi badai mereka harus berhenti berjalan.

Tiga indikasi lain yang menguatkan Negrani adalah Taif adalah :

  1. Karena dari sini dengan berjalan selama 6 hari kearah selatan mereka menemukan sungai. Sungai ini adalah sebuah sungai yang terletak disebelah utara Al-Qunfudhah. Jarak antara Taif hingga sungai adalah sekitar 150 km, berarti mereka berjalan dengan kecepatan sekitar 25 km / hari.
  2. Kota ini sama seperti Medinah berada disisi timur jajaran pegunungan. Jadi Gallus tampaknya berjalan menyusur tepi pegunungan.
  3. Kota Al-Qunfudhah dengan sungainya relatif sudah dekat Yaman modern, yaitu sekitar 300 km arah utara Yaman. Jadi sangat mungkin kota al-Qunfudhah dan sungainya dijaman Gallus berada dibawah kekuasaan Minae dari Yaman.

Sumber:
Encyclopaedia Britannica, sub topik: Yemen
Tiga kerajaan yang paling terkenal dan terbesar adalah Minaean, Saba dan Himyar, semuanya terkenal dalam sejarah kuno Mediteran, periode kekuasaan mereka berlangsung antara 1200 SM hingga 525 M.

** Perjalanan Berlanjut Menuju Asca. **

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Jadi setelah menemukan sungai, Galus segera mendapati sebuah kota yaitu Asca yang sangat mungkin adalah Qal’at. Jarak dari sungai ke Qal’at cukup dekat hanya sekitar 150 km. Jadi dapat ditaklukkan dengan segera.

** Kemudian Menuju Athrula **

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Dia kemudian mencapai kota Athrula, dan menaklukkannya tanpa perlawanan, menempatkan satu garnisun disana, dan mengumpulkan persediaan untuk perjalanan selanjutnya, terdiri dari gandum dan kurma.

Sangat mungkin Athrula adalah kota Najran karena disinilah mereka menambah perbekalan karena Najran adalah kota yang subur dengan oasis. Sejarah mencatat kota ini dikunjungi Romawi pertama kali ditahun 24 SM yang adalah waktu saat Gallus melakukan ekspedisinya.

Sumber:
Encyclopaedia Britannica, sub topik: Najran
Kota, oasis …. Pertama kali dikunjungi orang Romawi di tahun 24 SM…. Najran adalah kota utama yang menghasilkan kemenyan dan mur yang menyuplai wilayah Mediterania dan Timur tengah antara 1000 SM dan 600 M.

** Kemudian ke Marsiaba **

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Dia melanjutkan ke kota Marsiaba, yang dikuasai bangsa Rhammanita, yang takluk dibawah Ilasarus. Gallus menyerang dan mengepung kota selama 6 hari, dan meninggatkan kepungan akibat kekurangan air.

Sangat mungkin Marsiaba ini adalah Mar’ib sebuah kota yang terkenal dengan bendungannya yang jebol pada tahun 450/451 M.

Jadi dalam perjalanannya hingga mencapai Yaman, tidak ada sebuah kota yang bernama Mekah sama sekali. Jika saat itu Mekah sudah ada dengan mata airnya yaitu Zam Zam yang melimpah, tentu saja kota ini akan disinggahi oleh Gallus.

Di padang pasir, orang mungkin bisa menyembunyikan laut, tapi tidak bisa menyembunyikan Oasis. Setelah kegagalan menaklukkan Marsiaba, Gallus memutuskan untuk kembali ke Mesir. Dalam perjalanan pulang ini Gallus menggunakan jalan lain yang ternyata lebih cepat. Kota pertama adalah Negrana.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
dia memiliki waktu untuk mengambil rute lain untuk kembali, Gallus mencapai Negrana dalam 9 hari, dimana terjadi pertempuran.

Negrana sangat mungkin adalah Sa’dah modern di Yaman. Jarak Mar’ib ke Sa’dah adalah sekitar 240 km, ditempuh dalam 9 hari. Berarti mereka berjalan rata-rata 27 km/hari. Kemudian Seven Wells (Tujuh Sumur).

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
dan kemudian dalam 11 hari mencapat “Tujuh Sumur”, tempat yang dinamakan menurut keberadaan sumur-sumur tersebut. Kemudian mereka berjalan melalui gurun pasir dan tiba di sebuah pemukiman bernama Chaala.

Para ahli menyatakan bahwa Tujuh Sumur ini adalah Al-Qunfudhah. Jarak Sa’dah ke Al-Qunfudhah adalah sekitar 370 km,ditempuh dalam 11 hari. Berarti mereka berjalan rata-rata 34 km/hari. Sementara Chaala kemungkinan adalah Al-Lith modern. Kemudian menuju Malothas.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Dan kemudian menuju Malothas, yang terletak disebuah sungai.

Kota ini terletak ditepi sebuah sungai dan sangat mungkin adalah kota Jedah modern karena ada sebuah sungai disana.

Sumber:
Strabo, XVI.iv.24.
Jalan ini kemudian melalui padang pasir, yang hanya memiliki sangat sedikit tempat berair, hingga mencapai Egra. Kota ini masuk wilayah Obodus dan terletak ditepi pantai.

Setelah Jeddah, mereka mendapati Egra yang sangat mungkin adalah Yanbu modern karena terletak ditepi Laut Merah. Lagi-lagi dalam perjalanan balik ini tidak ada kota dengan ciri-ciri Mekah disebutkan.

** Kesimpulan **

Dalam perjalanan menuju Yaman, setelah mendarat di Al-Wajh, Gallus dan pasukannya bergerak kearah tenggara menuju jalur padang pasir dengan melewati kota Medinah - Taif - Qal’at - Najran dan berusaha menaklukkan Mar’ib. Sementara perjalanan pulang melewati jalur Mar’ib - Sa’dah - al-Qunfudhah - Al-Lith - Jedah dan Yanbu.

Tidak ada sama sekali penyebutkan kota seperti Mekah yang memiliki mata air Zam-Zamnya. Jika saja Mekah dengan mata air zam-zamnya sudah ada sejak jaman Abraham (2000 SM), sudah barang tentu kota ini akan dilewati oleh Gallus karena di padang pasir, mata air lebih berharga daripada emas berlian.

** Diodorus Siculus (Abad 1 SM) **

Kutipan berikut diterjemahkan secara bebas dari tulisan Islamic Awareness yang dapat diakses di http://www.islamic-awareness.org/history

Diodorus Siculus adalah seorang sejarawan Yunani di abad 1 SM yang menuliskan Bibliotheca Historica, sebuah buku yang menggambarkan beberapa bagian dunia. Kutipan berikut adalah dari terjemahan Inggris yang dikutip oleh Gibbon dari buku Diodorus Siculus yang menggambarkan sebuah kuil yang dipandang sebagai kuil yang paling suci di Arab. “Dan sebuah kuil telah dibangun disana, yang sangat suci dan dihormati oleh semua orang Arab.”

Komentar:
Dalam usahanya untuk mencari pembenaran klaim bohong tersebut, tim dari Islamic Awareness harus membuat kebohongan lainnya.

Kutipan yang lebih lengkap adalah:
http://religionresearchinstitute.org/mecca/classical.htm

''Orang yang menghuni wilayah disebelah teluk, dinamakan Banizomenes, yang hidup dari berburu dan memakan daging binatang darat, Dan sebuah kuil telah dibangun disana, yang sangat suci dan dihormati oleh semua orang Arab.''

Jadi kuil ini adalah kuilnya orang Banizomenes, bukan kuilnya orang Quraish. Terus dimana letak pemukiman Banizomenes itu?
Dijelaskan oleh seorang sejarawan Agatharchides yang menulis buku berjudul On the Erythraean Sea ditahun 145 – 132 SM.
http://religionresearchinstitute.org/mecca/classical.htm

Seseorang menemukan sekeliling Teluk Laeanites dimana ada banyak pemukiman dari orang-orang Arab Nabatean. Setelah wilayah ini yang masih dipinggir pantai adalah teluk yang menjorok masuk kedalam sekitar tidak kurang dari 500 stadia. Mereka yang mendiami wilayah ini dalam area teluk dinamakan Batmizomaneis yang adalah pemburu binatang darat.

Jadi kuil yang disebutkan berada di sekitar teluk Akaba yang terletak antara jazirah Sinai dengan Arab, sangat jauh dari Mekah. Itulah sebabnya tim Islamic Awareness sengaja memotong sebagian kalimat saja karena kalau dikutip semuanya maka kebohongan mereka akan langsung terlihat.

** Menurut Pliny (Abad 1 M) **

Setelah Mekah tidak tercatat dalam sejarah abad 6 SM, abad ke 5 SM dan abad 1 SM, perhatikan catatan sejarah pada abad 1 M. Sumber adalah dari seorang pengarang sekaligus seorang pemimpin skuadron prajurit Romawi yaitu Pliny.

Pliny lahir di Como, Italia di tahun 23 M dan meninggal ditahun 79 M. Dia menyelesaikan bukunya yang berjudul Natural History di tahun 77 M. Dalam menyusun bukunya, Pliny mendasarkan pada perpustakaan Romawi. Di buku 6, bab 32 dan 33 Pliny mendaftarkan 92 suku dan 62 kota di Arab, namun tidak sekalipun menyebut suku Jurhum dan Adnan maupun kota Mekah. Tulisan Pliny ini memperkuat apa yang dilaporkan Strabbo sekitar 100 tahun sebelumnya dimana kota Mekah tidak dikenal.

** Menurut Claudius Ptolemy (Abad 2 M) **

Kutipan berikut diterjemahkan secara bebas dari tulisan Islamic Awareness yang dapat diakses di http://www.islamic-awareness.org/history

Menarik mengetahui bahwa Claudius Ptolemy dari Alexandria, ahli matematika dan astronomi, terkenal sekitar 1 abad setelah Pliny, membuat peta dunia. Dia bukanlah ahli geografi sehingga bukunya hanya dimaksudkan untuk menjelaskan peta yang dia buat. Dia menyebutkan sekitar 114 kota dan pemukiman di Arab Felix. Sebagai contoh, Dumaetha, dijelaskan berada di perbatasan utara Arab Felix adalah kota Daumet diabad pertengahan, dan sekarang adalah oasis besar yang bernama Jauf. Hejr, yang terkenal di jaman jahiliyah, sekarang dikenal sebagai Medayin Salih, adalah kota Egra menurut Ptolemy. Kota Thaim adalah Teima, yang terkenal karena inskripsinya tentang keberadaan kuil-kuil dan penduduk diabad 5 SM. Inilah Tema kota Ayub. Sementara Lathrippa, yang berlokasi disebelah dalam Iambia (Yambo), dikenal juga IAthrippa menurut Stephan dari Byzantium, Yathrib menurut tradisi Arab mula-mula, sekarang adalah El Medina. Selain itu disebutkan juga tempat bernama Macoraba yang diidentifikasikan sebagai Mekah. Menurut GE von Grunebaum: “Mekah disebutkan oleh Ptolemy, dan nama yang diberikan oleh Ptolemy memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi itu di Arab Selatan yang dibangun disekitar tempat pemukiman.”

Komentar:
Ahli Geografi Yunani, Claudius Ptolemy dari Alexandria, Mesir, lahir ditahun 90 M dan meninggal 168 M. Sekitar tahun 150 M dia mulai menaruh perhatian kepada masalah geografi. Dalam bukunya Geography, buku VI, bab 7, Ptolemy mendokumentasikan beberapa lokasi utama di Arab lengkap dengan koordinat bujur dan lintangnya.

Macoraba yang dilaporkan oleh Ptolemy tidaklah mungkin adalah Mekah dengan 3 alasan, yakni:

  1. Dari struktur konsonannya, Macoraba (MCRB) berbeda dengan Mecca (MCC) yang mengindikasikan kota ini bukanlah Mekah. Yaqut al Hamawi seorang ahli geografi Arab (1179 M – 1229 M) pernah menyebutkan keberadaan sebuah kota yang bernama Maqarib (sumber: Mujam al-Buldan, iv, 587) Dari struktur konsonannya Maqarib (MQRB) lebih mendekati MCRB (Macoraba). Patricia Crone dalam bukunya Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, halaman, 136 menyarankan lokasi Macoraba atau Maqarib ini dekat dengan Yathrib (Medinah).
  2. Dari posisi bujur Strabo menuliskan bahwa Latriba (Yathrib atau Medinah) berada di 71 derajat. Sementara Macoraba berada di lokasi 73 derajat 20 menit. Ini berarti Macoraba berada disebelah timur Latriba (Medinah) 2 derajad 20 menit.. Sementara Mekah berada di bujur yang hampir sama dengan Medinah.
  3. Dari posisi lintang Ptolemy menyebutkan Macoraba adalah kota ke 6 setelah Lathrippa (Medinah). Kota pertama yang disebutkan setelah Lathrippa adalah Carna. Kota Carna sendiri menurut Strabo masuk dalam kekuasaan Minaea diwilayah Yaman. Jadi Macoraba tidak mungkin Mekah karena tidak terletak di Yaman.

Sumber:
The Geogrophy of Strabo Buku 16, chapter iv, 2
The Geogrophy of Strabo, volume vii, translated by Horace L. Jones, 1966, page 311
http://www.fordham.edu/halsall/ancient/arabia1.html#Strabo

Bagian penting dari wilayah ini dikuasai oleh 4 suku besar, oleh Minaea … yang kota utamanya adalah Carna, setelah itu adalah Sabaeans, yang kota utamanya adalah Mariaba, setelah itu adalah Cattabanians, yang kota utamanya adalah Tamna, dan diujung timur, Chatramotitae, yang berarti Hadramout, yang kotanya adalah Sabata.

Carna dikenal sebagai kota terbesar di Yaman yang menjadi ibu kota kerajaan Minaea.

Dalam bukunya Natural History of Pliny; book VI, chapter 32, menyebutkan sebuah kota dengan nama Mochorba, yang dikatakan adalah pelabuhan Oman di pantai Hadramout di Arab Selatan. Hadramout sendiri adalah Oman Modern.

Sumber:
Encyclopaedia Britannica edisi 2003.
Topik: Hadramawt
Kerajaan Arab kuno yang menguasai wilayah selatan dan tenggara Yaman dan sekarang adalah kesultanan Oman.

Karena Macoraba ini tidak muncul dalam catatan sejarah manapun selain tulisan Ptolemy, tampaknya Macoraba ini hanyalah pemukiman kecil yang eksis di abad 2 M pada masa Ptolemy dan kemudian ditinggalkan. Sangat mungkin sejumlah suku Oman dari Mochorba beremigrasi ke utara mendekati kota Carna dan pemukiman mereka dinamakan Macoraba dengan mengikuti nama kota asal mereka yaitu Mochorba.

** Menurut Procopius Dari Caesarea (Abad 6 M) **

Procopius hidup sekitar tahun 550 M. Dalam bukunya terdapat beberapa kesamaan dengan sumber dari Ibn Ishaq diatas.

Dimulai dengan penganiayaan orang-orang Kristen di Himyar (Yaman)

Sumber:
History of the Wars, Procopius of Caesarea
Buku I.xix.1 – 16, 23 – 26; xx.1 – 13:
http://www.fordham.edu/halsall/ancient/arabia1.html#Procopius

Pada waktu sekitar perang ini, Elesthaeus, raja dari Ethiopia, yang adalah seorang Kristen yang saleh, mendengar bahwa sejumlah orang himyar di wilayah Yaman menganiaya orang Kristen dengan kejam

Kisah penganiayaan ini terdapat dalam buku Ibn Ishaq.

Sumber:
Sirah Ibnu Ishaq
Kisah Sejarah Nabi Tertua
Muhammadiyah University Press, Jilid 1, halaman 25

Dhu Nawas datang menyerang mereka dengan tentaranya dan memaksa penduduk untuk memeluk agama Yahudi, memberi pilihan kepada mereka antara hidup dan mati, mereka memilih mati. Maka kemudian Dhu Nawas menggali parit untuk mengubur mereka, membakar sebagian dari mereka dengan api, membunuh yang lain dengan pedang, sampai kemudian dia telah membunuh hampir dua puluh ribu penduduk …

Kisah berlanjut dimana raja Himyar kemudian dikalahkan, digantikan oleh raja yang lain dan kemudian naiklah raja Abramus (Abrahah)

Sumber:
Procopius, Buku I.xix.1 – 16, 23 – 26; xx.1 – 13:

Sang raja kemudian mengirimkan kapal dan pasukan untuk menyerbu Himyar, dan berhasil menaklukkan mereka dan membunuh raja himyar dan banyak penduduknya. Dia kemudian menobatkan seorang keturunan Himyar menjadi raja, yaitu Esimiphaeus, …. Pengikut-pengikut Esimiphaeus, dengan dibantu beberapa pihak, memberontak terhadap sang raja dan menahannya dalam salah satu bentengnya, dan menobatkan raja baru terhadap Himyar, yaitu Abramus. Abramus adalah seorang Kristen …

Kisah ini terdapat juga dalam buku Ibn Ishaq.

Sumber:
Ibn Ishaq, halaman 26 – 29

Daus berangkat ke Abissinia dengan membawa surat sang raja, dan kemudian raja Abissinia mengirimkan tujuh puluh ribu tentara ……… Aryat memegang kendali kekuasaan di Yaman selama beberapa tahun , tetapi kemudian Abrahah orang Abissinia memecah kekuasaannya …. Dan orang-orang Abissinia di Yaman menerima Abrahah sebagai pemimpin mereka …

Kisah berlanjut dimana Abramus mengalami 2 kali penyerbuan oleh pasukan raja Ethiopia, namun berhasil mengalahkan mereka.

Sumber:
Procopius, Buku I.xix.1 – 16, 23 – 26; xx.1 – 13:

Ketika Ellesthaeus mendengar hal ini, dia hendak menghukum Abramus dan pengikutnya yang telah menurunkan raja Esimiphaeus, dan dia mengirimkan 3000 pasukan dengan seorang kerabatnya sebagai komandan. Namun pasukannya, saat berada di Himyar, tidak lagi ingin pulang, mereka ingin menetap di Himyar yang subur, dan tanpa sepengetahuan sang komandan, mereka bernegosiasi dengan Abramus dan mencapai kata sepakat saat pertempuran akan dimulai. Mereka membunuh sang komandan dan justru bergabung dengan pihak Abramus dan menetap disana.

Namun Ellesthaeus sangat marah dan mengirimkan lagi pasukan untuk menyerbu Himyar, dan terjadi pertempuran dengan pasukan Abramus. Setelah mengalami kekalahan parah, mereka kembali lagi ke Ethiophia.

Kisah kemudian berlanjut dimana Abramus berjanji untuk menyerbu Persia namun kemudian ditengah jalan membatalkan penyerbuannya ke Persia.

Sumber:
History of the Wars, Procopius of Caesarea
Buku I.xix.1 – 16, 23 – 26; xx.1 – 13:

Dikemudian hari setelah kekuasaannya mantap, Abramus berjanji kepada Kaisar Justinian beberapa kali untuk menyerbu Persia, namun hanya sekali melakukan perjalanan dan kemudian langsung kembali lagi.

Uniknya kisah ini muncul dalam buku Ibn Ishaq namun dengan versi yang berbeda dimana dikisahkan Abrahah hendak menyerbu ke Mekah, tempat yang dia sendiri tidak tahu dimana dan siapa pemimpinnya (lihat kembali bagian kesatu). Namun dengan ajaib gajah-gajah mereka tidak mau berjalan menyerbu Mekah, bahkan pasukan Abrahah dijatuhi batu-batu oleh burung-burung.

Sumber:
Ibn Ishaq, halaman 38

Tiba-tiba gajah tersebut berlutut, dan Nufail segera melompat dan berlari kearah puncak gunung. Pasukan Abrahah mencoba untuk membangkitkan gajah tersebut tetapi gagal …… ketika mereka mengarahkan sang gajah ke Yaman maka serta merta gajah tersebut berdiri, tetapi ketika mereka memutar arahnya ke kota Mekah gajah itu kembali mogok. Kemudian tuhan mengirimkan kepada mereka sekawanan burung …. Tiap-tiap burung membawa tiga buah kerikil, seperti buah kacang, satu di paruh dan dua di cakar. Semua yang terkena lemparannya mati …

Bahkan kisah ini masuk dalam Al-Qur’an. QS 105:1-5

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Terlihat bagaimana Ibn Ishaq telah memelintir sejarah Abrahah demi kepentingan Muslim dan Arab:

  1. Pasukan yang hendak menyerbu ke Persia, diplintir katanya hendak menyerbu ke Mekah, dengan alasan mau balas dendam karena ada orang Quraish yang merusak Katedral milik Abrahah di Yaman.
  2. Pasukan yang membatalkan niat menyerbu, diplintir katanya sang gajahlah yang tidak mau jalan.
  3. Tidak ada sama sekali korban jiwa dipasukan Abrahah, diplintir katanya banyak yang mati karena dijatuhi kerikil sebesar kacang oleh burung.
  4. Bahkan Al-qur’an sendiri harus menambahkan kalimat dalam tanda kurung untuk mengaitkan dengan Ka’bah.

Bagaimanapun usaha sejarawan Muslim dan Ibn Ishaq mendistorsi kisah ini tetap menimbulkan keganjilan, yaitu:

  1. Abrahah tidak tahu dimana kota Mekah sampai harus diantar oleh orang Thaif.
  2. Abrahah tidak tahu siapa pemimpin kota Mekah sampai harus bertanya-tanya.

Orang mau berperang kok tidak tahu siapa yang mau diserbu dan dimana harus diserbu...?

Dari uraian diatas yang membahas catatan sejarah dalam rentang waktu 550 SM hingga 550 M jelas tidak ada laporan tentang keberadaan kota Mekah ataupun kota dengan ciri-ciri Mekah. Konsekuensinya adalah klaim Mekah, Ka’bah dan zam-zam sudah ada dijaman Abraham adalah klaim bohong belaka.

Beberapa pakar Muslim mengakui hal ini, berikut kutipannya:

1) Dr. Taha Hussein, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dalam buku Mizan al Islam karya Anwar Jundi, halaman 170: “Dalam kasus cerita Abraham dan Ismail membangun Ka’bah  cukup jelas, cerita ini MUNCUL BELAKANGAN disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeploitasi kisah ini untuk kepentingan agama”

Siapa Dr. Taha Husayn...?
Dikutip dari:
Encyclopaedia Britannica edisi 2003
Sub Topik: Taha Hussein
Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir
Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo

Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern … Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo …… Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor …… Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat marah kaum Islam ortodoks. …Tahun 1926 dia menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh Muslim kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur’an. Karena buku ini, dia dinyatakan kafir. ….. Taha kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan ditahun 1950 – 1952…

2) W Aliyudin Shareef, dalam buku In Response to Robert Morey’s Islamic Invasion, halaman 3-4: “Pada masa sebelum Islam, Ismail TIDAK PERNAH DISEBUTKAN sebagai bapa bangsa Arab”

3) Muhammad Husain Haekal, dalam bukunya: Sejarah Hidup Muhammad, Bagian Kedua: Mekah, Ka'bah dan Quraisy

….. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya kota ini SUNGGUH SUKAR SEKALI. MUNGKIN sekali ia bertolak ke masa ribuan tahun yang lalu. ……. MUNGKIN sekali Ismail anak Ibrahim itu orang pertama yang menjadikannya sebagai tempat tinggal, …. Kalau Ismail adalah orang pertama yang menjadikan Mekah sebagai tempat tinggal, maka sejarah tempat ini sebelum itu GELAP SEKALI.

Tentu saja sejarah Mekah Pra Islam GELAP SEKALI karena memang belum ada dijaman Abraham dan Ismail

4) Martin Lings. Dalam bukunya: Muhammad – Kisah Hidup Nabi Berdasar Sumber Klasik. Serambi Ilmu Semesta, 2002, halaman 10

… Ada 2 pusat suci yang melingkupi Ibrahim: satu didaerahnya, dan satu lagi MUNGKIN BELUM DIKETAHUI, dan MUNGKIN KESANALAH Hajar dan Ismail dituntun, kesuatu lembah tandus di Arabia ……. Lembah itu bernama Bakah.

Tentu saja sejarah Mekah Pra Islam BELUM DIKETAHUI, karena memang belum ada dijaman Abraham dan Ismail

Jadi kapan kota Mekah dan Ka’bah didirikan:

  1. Dengan mengacu pada puisi pra Islam yang digantung di Ka’bah jelas mengindikasikan pembangun kuil adalah Quraish. Pembangunan kuil biasanya bersamaan dengan pembangunan kota. Quraish sendiri kemungkinan besar hidup di akhir abad ke 2 M.
  2. Dengan berandai-andai bahwa Macoraba memang adalah Mekah tetap saja kota ini baru muncul di panggung sejarah sekitar pertengahan abad 2 M.
  3. Dapat dinyatakan bahwa kota Mekah dan Ka’bah  baru ada paling cepat di abad ke 2 M.

1 komentar: