18 Mei 2011

Bintang Betlehem (Penunjuk Lokasi Kelahiran Kristus)

 

Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." (Lukas 2:15)

** Legenda Bintang Betlehem **

Bintang Natal atau Bintang Betlehem dalam catatannya tertuang dalam Alkitab di Injil Matius sebagai kejadian alam yang menjadi penanda kelahiran Yesus Kristus di Betlehem, Israel. Alasan itulah yang menjadikan sebagian besar umat nasrani meyakini bahwa munculnya bintang Betlehem merupakan penanda kelahiran Yesus sebagaimana yang digaungkan oleh orang-orang Majus perihal bintang tersebut.

Pada masa kemunculan Bintang Betlehem, orang Majus percaya bintang tersebut menjadi penanda akan lahirnya seorang juru selamat ke dunia. Sebagaimana tercatat dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa bintang Betlehem muncul dan memandu para orang Majusi untuk sampai ke lokasi dimana bayi Yesus lahir. Dimana setelah kemunculan bintang tersebut, maka lahirlah Yesus Kristus pada 25 Desember. Maka tak salah bila bintang Betlehem digadangkan sebagai penanda kelahiran Yesus Kristus dan melegenda hingga saat ini.

** Perjalanan ke Betlehem **

Kota Betlehem berada di selatan Yerusalem dan berjarak kurang lebih 10 kilometer. Agaknya Dalam Matius 2: 1-12, kita dapat mengetahui bahwa para majus datang ke Yerusalem 2 tahun atau kurang setelah mereka melihat bintang-Nya di Timur. Mereka datang ke Israel tanpa mengetahui tempat dimana Anak itu berada. Para majus pergi ke Betlehem dari Yerusalem (setelah menghadap Herodes) oleh karena keterangan yang diberikan oleh imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi yang mengatakan bahwa Mesias dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, berdasarkan nubuatan kitab Mikha.

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (Mikha 5:1)

Salah satu ayat dalam Injil Matius menceritakan orang-orang majus yang bertandang ke Yerusalem guna mencari tahu kelahiran Yesus. Kabar itu membuat Peter Barthel amat penasaran. Injil Matius menyebutkan, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Sesampainya di sana, mereka bertanya-tanya kepada Herodes. "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia," (Injil Matius 2:1-2).

Raja Herodes dan seluruh Yerusalem merasa terganggu. Melalui penasihatnya, Herodes tahu bahwa raja yang bikin penasaran orang-orang Majus itu pasti lahir di Betlehem. Ia pun mengarahkan mereka untuk pergi ke sana. Dalam perjalanan, orang-orang majus menemukan, sebagaimana diceritakan Injil Matius 2:9, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka dan berhenti di atas tempat Yesus berada. Pada berbagai tradisi, 'bintang-Nya di Timur' yang menyertai kelahiran Yesus itu jamak disebut sebagai Bintang Betlehem atau Bintang Timur.

** Tiga Orang Majus **

Tiga Majus, Tiga Orang Bijak, dan Tiga Raja dalam sebuah artikel berjudul 'What, If Anything' yang dimuat dalam 'The Star of Bethlehem and the Magi' (2015), Barthel menilai bintang Betlehem adalah salah satu kisah benda langit yang indah dan memukau. Keterpukauan yang sama memantik para seniman untuk mengabadikannya. Salah satunya tertuang dalam lukisan 'The Adoration of the Magi' yang dibuat Leonardo da Vinci dan Domenico Ghirlandaio pada abad ke-15. Tiga orang majus itu juga kerap disebut 'Tiga Orang Bijak' yang berakar dari kata dalam bahasa Yunani 'magoi'. Sedangkan dua penulis Romawi, Tertullian (160-230 M) dan Origen (185-254 M), menyebut mereka 'Tiga Raja'. Alison Barnes dalam artikel di History Today (Desember 2007) berjudul 'English Legends of the Three Kings' menjelaskan, nama tiga raja itu muncul pada abad ke-6 dalam manuskrip Yunani Excerpta Latina Barbari. Ketiganya bernama Caspar, Balthasar, dan Melchior. Kisah ketiganya menjadi populer dalam cerita rakyat Inggris. Melchior merupakan Raja Arabia yang mempersembahkan emas. Balthasar memiliki jenggot dan merupakan Raja Etiopia yang mempersembahkan kemenyan. Caspar merupakan Raja Tarsus yang mempersembahkan dupa.

Lukisan 'The Adoration of The Magi' oleh Leonardo Da Vinci

Bintang apakah yang dilihat para Majus di Timur sehingga mereka pergi ke arah barat yaitu ke Yerusalem...?
Pertanyaan selanjutnya adalah, bintang apakah yang dilihat mereka ditengah-tengah perjalanan ke Betlehem dari Yerusalem...?

Catatan sejarah astronomi menyatakan bahwa triple konjungsi planet Jupiter dan Saturnus terjadi di tahun 7 SM.

Apakah fenomena ini yang dilihat oleh para Majus …?

Berdasarkan keterangan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa, bintang yang dilihat oleh para Majus di Timur kemungkinannya adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terjadi pada tahun 7 SM yang bertepatan saat kelahiran Yesus di Betlehem namun tampaknya para Majus itu baru sampai ke Yerusalem 2 tahun berikutnya, yaitu pada tahun 5 SM. Bintang yang dilihat para majus di Yerusalem itu juga kemungkinannya adalah penampakan bintang Super Nova yang akhirnya menuntun mereka ke Betlehem.

** Penjelasan Astronomi Tentang Bintang Betlehem **

Meski membedah bintang Betlhlehem tampak sebagai topik yang 'kasar' perdebatan astronomi mengenai bagian integral dari Natal ini telah berlangsung lama. Mungkinkah suatu peristiwa kosmik membimbing 'Tiga Lelaki Bijaksana' di perjalanan untuk mencari Sang Raja?

Debat ini menuntut asumsi yang sangat besar, bahwa kisah bintang dan perjalanan itu benar terjadi.

Profesor David Hughes, seorang ahli astronomi dari Universitas Sheffield pertama kali menerbitkan ulasan kumpulan teori mengenai bintang Bethlehem pada 1970an.

Setelah menghabiskan bertahun-tahun mempelajari penjelasan astronomi dan membahas kisah-kisah dalam Alkitab yang terkait dengan penampakan bintang itu, ia kini menjadi seorang pakar dalam subyek tersebut.

Namun ada beberapa paralel sejarah yang menuntut banyak penjelasan.

Ketiga raja yang dikenal sebagai Orang Majus itu, terdiri dari ahli astronomi dan astrologi Babylonia. Mereka mempelajari bintang dan planet, menerjemahkan makna dibalik peristiwa-peristiwa kosmik.

Apa pun yang tidak biasa dianggap sebagai sebuah pertanda, sehingga bintang itu haruslah sesuatu yang jarang terjadi dan tampak spektakuler. Dan, kata Hughes, bintang itu haruslah memberikan pesan yang sangat jelas bagi Orang Majus.

Hal ini membuat sang ahli astronomi untuk menyimpulkan bahwa bintang Bethlehem mungkin bukan bintang dan hal itu bisa jadi bukan sebuah peristiwa tunggal.

'Jika anda membaca Alkitab dengan seksama,' kata Hughes, 'Orang Majus melihat sesuatu ketika mereka berada di negara mereka [mungkin Babylon], sehingga mereka pergi ke Yerusalem dan bertemu dengan Raja Herodes.'

Menurut kisah itu, Orang Majus memberitahu Herodes tanda yang mereka lihat, dan kata Hughes, 'ketika mereka meninggalkan Yerusalem menuju Bethlehem, mereka melihat sesuatu kembali.'

** Teori 1: Planet Sejajar – Konjungsi planet Jupiter dan Saturnus **

Tradisi menjadikan pertanda di langit sebagai pertanda peristiwa besar di bumi berawal di Mesopotamia lebih dari 3.000 tahun silam.

Ahli astronomi dan astrologi melaporkan pertanda langit pada raja, pertanda itu adalah apa saja yang tidak biasa, mungkin bulan bergerak di depan planet atau gerhana bulan. Tugas mereka adalah menerjemahkan makna femonena itu.

Ada yang percaya bahwa para pria bijaksana dari Timur atau Orang Majus, adalah ahli astrologi dari Mesopotamia, dan bintang yang terbit di timur adalah horoskop yang meramalkan kelahiran seorang raja.

Penjelasan terbaik Hughes atas rangkaian peristiwa ini dikenal dengan konjungsi tiga lapis antara Yupiter dan Saturnus, dengan kedua planet itu saling berdekatan di langit tiga kali dalam jangka pendek.

'Hal ini terjadi ketika Matahari, Bumi, Yupiter dan Saturnus sejajar,' kata Hughes.

Tim O'Brien, direktur Jodrell Bank Observatory di Cheshire, mengatakan hal ini akan tampak sangat menyolok.

'Perhatian anda akan langsung tertuju ke langit saat dua obyek yang sangat terang bersatu di sana,' kata dia.

Dan saat planet-planet itu sejajar di orbit mereka, Bumi akan 'mengambil alih', yang berarti bahwa Yupiter dan Saturnus akan tampak seolah mengubah arah di langit malam.

'Anda hanya dapat melihat konjungsi tiga lapis seperti ini setiap 900 tahun' kata dia. Sehingga bagi para ahli astronomi di Babylon 2.000 tahun lalu, hal itu merupakan pertanda sesuatu yang sangat penting.

Apakah bintang yang dilihat oleh para majus ketika dalam perjalanan malam dari Yerusalem ke Betlehem adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus, komet, Supernova, meteor?

Ada 5 faktor yang harus kita perhatikan sebelum kita mengambil kesimpulan mengenai apa yang dilihat oleh para majus yang disebut sebagai bintang:

  1. Bintang yang dilihat mereka dalam perjalanan ke Betlehem adalah sama seperti yang telah mereka lihat sebelumnya di Timur.
  2. Para Majus melihat bintang. Bintang yang dimaksud disini ternyata bersifat tunggal.
  3. Para Majus pergi ke arah barat ke Yerusalem tanpa dituntun oleh bintang itu.
  4. Para Majus tiba di Yerusalem kira-kira 2 tahun (atau setahun lebih) setelah hari kelahiran Yesus yang bertepatan dengan penampakan bintang itu.
  5. Bintang itu kembali muncul ketika mereka dalam perjalanan menuju Betlehem dari Yerusalem.

Asumsinya adalah sebagai berikut:

Apabila bintang yang dilihat mereka di Timur itu adalah sebuah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus, maka hal ini agak kurang meyakinkan sebab meraka melihat bintang dalam artian tunggal. 

Jadi, bintang yang dimaksud para Majus itu, Jupiter atau Saturnus atau Mars atau Venus...?

Pada bulan Maret 7 SM, Jupiter dan Saturnus bersama-sama muncul berdekatan di langit. Ini adalah peristiwa yang langka untuk dua planet ini, karena hanya terjadi setiap 20 tahun sekali. (Dalam tradisi Yahudi, lambang bulan Adar adalah Pisces, dan Adar (bulan keenam) adalah saat dimana malaikat Gabriel datang menemui Maria). Jupiter dan Saturnus semakin mendekati satu sama lain setiap harinya sampai akhirnya pada tanggal 29 Mei mereka sedekat dua kali diameter bulan. Hal ini terjadi di konstalasi Pisces. Selanjutnya, selama musim panas tahun itu Jupiter dan Saturnus mulai saling berjauhan, tapi seringkali terjadi ketika kedua planet itu dapat mulai kembali berdekatan. Akhirnya, pada 29 September tahun yang sama, mereka berkonjungsi kembali. Saat memasuki musim dingin, mereka kembali berjauhan, tetapi kemudian ajaibnya mereka kembali berdekatan untuk ketiga kalinya pada 6 Desember. Pada tanggal 26 Februari 6 SM, Mars bergabung meskipun Jupiter dan Saturnus terpisah agak jauh. Ketiga planet ini hilang di dalam sinar matahari yang terbit pada akhir 6 Maret.

Konjungsi yang pertama (Mei 7 SM) disebabkan oleh suatu persinggungan sederhana antar planet; Jupiter yang semakin cepat mendekati Saturnus. Konjungsi kedua (September 7 SM) disebabkan oleh gerak revolusi bumi. Tetapi pergerakan yang terbalik ini hanya berlangsung sementara saja dan kedua planet itu pada akhirnya melanjutkan pergerakannya yang nyata. Jupiter dan Saturnus kembali berdekatan sehingga kembali bekonjungsi untuk yang ketiga kalinya (Desember 7 SM).

Tenggat waktu antara triple konjungsi pada tahun 7 SM itu adalah kurang dari 7 bulan. Konjungsi pertama dan kedua berjarak 4 bulan sedangkan konjungsi kedua dan ketiga berjarak kurang dari 3 bulan. Tetapi Matius mencatat bahwa Herodes membunuh para bayi di Betlehem yang berumur 2 tahun ke bawah sesuai dengan keterangan yang ia dengar dari para majus mengenai Anak itu.

Normalnya konjungsi hanya terjadi setiap 20 tahun sekali, tetapi triple konjungsi terjadi pada tahun 7 SM, 452, 967, 1007, 1306 and 1683. Apabila Jupiter dan Saturnus yang dimungkinkan sebagai bintang yang dilihat para majus di Timur, yang menjadi kesulitan utamanya adalah fenomena ini bukanlah sebuah bintang tetapi dua buah bintang (Jupiter dan Saturnus). Kisah dalam Matius menyatakan bahwa para majus melihat sebuah bintang.

Matius ingin menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas segala bangsa, bukan hanya diperuntukan bagi bangsa Yahudi. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Yesus sendiri dalam Matius 28:19,'Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.' 

** Teori 2: Konjungsi Jupiter-Regulus **

Konjungsi ini muncul pada kisaran tahun 3 SM - 2 SM di saat perayaan Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah. Saat itu di bulan September saat orang Majus mengamati langit, tampak Jupiter memulai proses konjungsinya dengan bintang Regulus.

Regulus berasal dari kata 'Regal', orang Babilon menyebut Regulus 'Sharu', yang berarti raja. Orang Romawi menyebutnya 'Rex', yang juga berarti raja. Dan pada awal tahun Yahudi, 'Planet of Kings' bertemu dengan 'Star of Kings'. Yang menarik, saat itu Jupiter bergerak berlawanan dengan gerak bintang. Gerak inilah yang kita kenal sebagai gerak retrograde. Mungkin gerak retrograde Jupiter inilah yang menarik perhatian orang Majus, karena setelah mengalami konjungsi dengan jarak terdekatnya dari Regulus, Jupiter memasuki masa gerak retrogradenya. Tapi kemudian, Jupiter berubah pikiran dan kembali bergerak mendekati Regulus dan mengalami konjungsi kedua. Setelah pertemuan kedua, Jupiter kembali berbalik arah dan bertemu untuk ketiga kalinya dengan Regulus. Maka terjadilah triple conjunction. Kejadian seperti ini sangatlah jarang, dan setelah beberapa bulan yang terlihat Raja Planet ini sedang menari halo di atas Regulus. Laksana penobatan sang raja.

Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ''Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.'' (Wahyu 5:5)

Bukan hanya itu. Pertemuan Jupiter dan Regulus sendiri berlangsung di rasi bintang Leo, yang berlambang singa dan diasosiasikan dengan bangsa Yehuda. Sedangkan, Singa Yehuda sendiri merupakan perlambangan dari Yesus, Mesias yang akan datang dari bangsa Yehuda. Fenomena alam ini sepertinya memberi pertanda akan kedatangan Raja Yahudi. Inilah yang bisa jadi menjadi alasan orang Majus mengikuti bintang terang tersebut menuju Bethlehem menemui Yesus. Tuhan memakai kejadian sehari-hari yang biasa ditemui orang Majus untuk membawa mereka datang kepada Kristus. Kejadian alam yang diasosiasikan dengan kepercayaan setempat membawa kesimpulan akan kelahiran seorang Raja di tengah mereka.

Note:
Gerak retrograde adalah ketika sebuah planet terlihat seperti bergerak ke arah yang berlawanan (searah jarum jam), tapi sebenarnya pergerakan planet tersebut normal dan yang tampak adalah sebuah ilusi optik.

** Teori 3: Komet Halley **

Penjelasan kedua adalah komet yang sangat terang. Catatan yang paling bisa diandalkan adalah mengenai kemunculan komet di konstelasi Capricorn di 5 SM, yang diabadikan oleh para ahli astronomi Cina.

Kandidat lain adalah komet Halley yang terlihat sekitar 12 SM. Mereka yang mendukung teori ini mengatakan bahwa komet dari abad 5 SM bisa jadi tampak di langit Selatan dari Yerusalem, dengan kepala komet mendekati horizon dan ekornya melengkung secara vertikal ke atas.

** Teori 4: Bintang Supernova **

Johannes Kepler, yang disebut sebagai bapa astronom Barat yang hidup pada abad ke 17, menerangkan Bintang Natal (The Christmas Star) atau Bintang Betlehem (The Betlehem's Star) itu secara astronomik, sebagai konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Seorang bapa Gereja zaman permulaan, Klemens dari Aleksandria (hidup sekitar tahun 120M), menulis bahwa bintang yang dilihat orang Majus di sebelah Timur itu adalah bintang Nova. Bintang ini muncul pada waktu-waktu tertentu, kadang-kadang samar-samar, lalu sangat terang dan berangsur-angsur menghilang. Bintang ini juga disebut oleh ahli perbintangan Cina, bernama Ma Tuan Lien, yang dikumpulkan dalam sebuah ensiklopedia Cina kuno berjudul: 'Wen Hien Thung Kao' (The Religious Systems of China). Jack Finegan, mengutip buku 'Montifiore, Novum Testamentum', vol 4 / 1960, menuliskan bahwa kedua bintang itu memang dijadikan acuan oleh orang-orang Majus.

Nova (jamak:Novae) adalah sebuah bintang yang kecil yang mendekati akhir masa hidupnya dan kemudian ia meledak. Ledakan bintang ini akan meningkatkan cahaya terang dari bintang itu sendiri seribu bahkan jutaan kali lipat. Novae diklasifikasikan berdasarkan kecepatan perkembangan dari pancaran cahayanya. Fast Novae (NA) memiliki peningkatan terang yang cepat dan berlangsung selama 100 hari. Slow Novae (NB) memiliki cahaya terang yang belangsung selama 150 hari. Very slow Novae (NC) memiliki terang yang dapat bertahan maksimalnya satu dekade bahkan lebih kemudian akhirnya lenyap dengan sangat lambat. Hal ini mungkin sebab tipe ini adalah obyek yang berbeda secara fisik dibandingkan dengan novae pada umumnya.

Ketika mereka dalam perjalanan malam hari menuju Betlehem, mereka kembali melihat bintang yang sama seperti mereka lihat sebelumnya. Dalam Matius 2: 9, kita membaca 'Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga berhenti di atas tempat di mana Anak itu berada', apabila kita perhatikan ayat 9 ini, maka kita dapat tahu bahwa ayat 9 ini adalah keterangan tambahan yang diberikan oleh penulis kitab Injil Matius itu sendiri. Matius mengatakan bahwa 'bintang itu mendahului para Majus', kata 'mendahului' dalam teks aslinya (Yunani) memiliki arti 'memimpin (to lead)'. Jadi, dalam ayat 9 ini tampaknya Matius ingin menyiratkan suatu makna bahwa bintang itu berfungsi sebagai penunjuk arah bagi para majus yang sedang menuju Betlehem. Kalimat 'bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka.' menurut saya merupakan suatu gaya bahasa personifikasi yang digunakan oleh Matius, hal ini bukan berarti bintang itu benar-benar bergerak saat para majus melihatnya (seperti meteor atau komet).

Ingat, jarak dari Yerusalem ke Betlehem kurang lebih 10 kilometer, jadi para majus dapat tiba di Betlehem kira-kira 4 jam saja dari Yerusalem dan akan lebih cepat apabila mereka menunggangi unta ataupun hewan sejenisnya jadi agaknya juga kurang tepat apabila kita menafsirkan kalimat 'bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka.' sebagai gerakan planet Jupiter yang bergerak ke posisi tertentu, karena fenomena ini memerlukan waktu beberapa minggu. Bukankah jarak dari Yerusalem dan Betlehem dapat ditempuh hanya beberapa jam saja?

Apabila bintang yang pertama kali dilihat oleh para Majus itu adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terlihat seperti menyatu [tunggal] di tahun 7 SM sehingga mereka berangkat pergi ke arah barat, maka tidaklah mustahil bahwa bintang kedua yang dilihat ketika mereka dalam perjalanan menuju Betlehem dari Yerusalem adalah bintang Nova di tahun 5 SM. Kita harus menyadari bahwa kemungkinan besar pengklasifikasian suatu penomena langit pada zaman itu belum sedetail seperti zaman modern ini. Pada zaman itu setiap fenomena langit seperti yang sekarang kita kenal seperti meteor, komet, konjungsi, supernova dll pasti saat itu akan selalu dikatakan sebagai bintang. Jadi akhir dari kesimpulan saya adalah para majus melihat dua jenis fenomena langit yang berbeda tetapi Matius menganggap bahwa kedua fenomena itu (konjungsi dan Nova) dengan satu sebutan yang sederhana, yaitu 'bintang'.

Ada pula catatan dari para ahli astronomi di Timur Jauh mengenai Bintang Baru di Konstelasi kecil di Utara yaitu Aquila pada 4 SM.

Hughes mengatakan, 'Orang-orang yang menyukai teori ini mengatakan bahwa Bintang Baru itu terletak tepat di atas Yerusalem.'

Dr Robert Cocckroft, manajer dari McCallion Planetarium di McMaster University di Ontario mengatakan Nova adalah 'kandidat kuat' penampakan bintang Bethlehem

** Catatan Bambang Noorsena **

Bintang manakah yang dapat disamakan dengan bintang Timur yang dilihat orang Majus itu...? 

Dalam bahasa aslinya, kata yang diterjemahkan 'di Timur', en te anatole. Artinya, bisa diterjemahkan juga: 'yang terbit sangat terang'. In its rising. Barangkali ini mencerminkan pengalaman dahsyat orang Majus karena sangat terang benderangnya bintang itu. Sangat pantaslah, bahwa sekian trilyun kali cahaya matahari harus dipancarkan untuk menandai kelahiran 'Sang Terang Dunia'. 

Orang-orang Majus itu mesti mencari makna astrologisnya. Kalau diterima bahwa bintang itu adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada tahun 7 SM, maka ini cocok dengan lempengan batu ditemukan di Menara kuno Zippar, di tepi sungai Efrat. Jadi tempatnya juga sekaligus cocok dengan asal orang-orang Majus tadi. Bunyi lempengan batu itu, dalam bahasa Babel kuno: MULLU-BABA U KAIWANU INA ZIPPATI. Artinya: "Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces." Perhitungan tanggalnya juga cocok, Desember 7 SM. Bukti-bukti arkeologi lain juga dijumpai dalam sebuah Papyrus dari tahun 42 Masehi, yang juga mencatat konjungsi 2 planet itu. Sekarang Papyrus ini disimpan di Berlin. Kembali ke lempengan Zippar dan hubungannya dengan orang Majus. Perlu saya tambahkan, bahwa lempengan Zippar ini pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana Jerman bernama P. Scanable pada tahun 1925, menurut Scanable, di kota Zippar terdapat sekolah Astrologi yang terkenal pada zaman Babel Kuno.

Tadi saya kutip dari keterangan Aziz A. Atiya, bahwa orang-orang Majus berbicara dalam bahasa Aram. Lempengan Zippar menyebut dalam bahasa Babel 'KAIWANU', istilah Aramnya: 'KAWBAH'. Jadi mungkin ucapan orang Majus itu mendekati dialeknya dengan terjemahan Peshitta: 'Hazin Geir Kawbah be Madintah' (Kami telah melihat bintangnya yang terbit di Timur). 

Dalam proses pertukaran bunyi, the phonetic corespondence, itu lazim terjadi dalam kajian bahasa serumpun. 'Kaiwanu' menjadi 'Kawbah', dalam bahasa Aram. Dan paralel istilah bahasa Arabnya, barangkali: 'Kawakib', 'Kawkabat'. Artinya sama, bintang atau sebuah bintang. Nah, lebih menarik lagi kalu kita coba melacak kira-kira adakah makna tertentu dalam "symbols of Babylonian Astrology". 

Ternyata ada. 

Bintang-bintang itu, dalam astrologi Babel kadang-kadang diidentikkan denagn bangsa-bangsa tetangga mereka, selain dikaitkan dengan makna lain. Dari hasil penelitian naskah-naskah kuno agama Babel, Pisces itu lambang 'the End Times' (zaman akhir). Jupiter sebagai planet terbesar, 'the royal planet in Babylonian astrology', melambangkan 'The Ruler', Raja atau Penguasa. Sedangkan Saturnus melambangkan negara Palestina. Jadi, berdasarkan cara berfikir orang Babel, fenomena perbintangan itu dapat diartikan: 'Seorang Raja, Penguasa telah datang pada zaman akhir ini, di Palestina'. 

Nah, apakah kira-kira saja orang-orang Majus itu mencari lahirnya Raja Yahudi itu, berdasarkan makna simbol tersebut...? 

Wallahu a’lam

Tapi kalau dikait-kaitkan begitu, akhirnya semakin jelas apakah latar belakang kisah-kisah Natal yang dicatat dalam Injil.

Banyak sekali tafsiran dan pendapat yang cukup bervariasi yang membahas topik ini, dan menurut saya semuanya itu mengarah kepada satu FAKTA: 

Bahwa sesungguhnya Yesus telah datang ke dalam dunia untuk menebus dosa-dosa manusia. Kelahiran-Nya yang ajaib, ajaran-Nya yang penuh dengan cinta kasih, kematian-Nya yang diabaikan dan penuh penderitaan, kebangkitan-Nya yang telah membungkam kerajaan maut, dan kenaikan-Nya ke surga adalah sederetan fakta yang tidak dapat kita sangkal. 

Dan sekarang apakah anda siap untuk menyambut kedatangan-Nya kelak...?

Dan apakah yang akan anda persembahkan bagi-Nya...?

TUHAN Yesus memberkati

 

Daftar Pustaka:

**) Dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar