18 Mei 2011

Migdal Eder (Menara Kawanan Domba) - Tempat Yesus Dilahirkan

** Nubuat Kedatangan Mesias Melalui Targum **

Injil Matius dan Injil Lukas yang mencatat silsilah Yesus merupakan salah satu catatan penting tentang bagaimana Tuhan menepati janji nubuatan-Nya kepada Adam dan Hawa yakni keturunan mereka, yang Mesias akan menjadi Juruselamat bagi setiap kaum keturunan mereka yang percaya dan berkenan kepada-Nya.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. (Kejadian 3:15)

And it shall be when the sons of the woman consider the law, and perform (its) instructions, they will be prepared to smite thee on thy head to kill thee; and when the sons of the woman forsake the commandment of the law, and perform not (its) instructions, thou wilt be ready to wound them in their heel, and hurt them. Nevertheless, there shall be a medicine for the sons of the woman, but for thee, serpent, there shall be no medicine: but it is to be that for these there shall be a remedy for the heel in the days of the king Meshiha. (Targum Jerusalem on Genesis 3:15)

And I will put enmity between thee and the woman, and between the seed of thy son, and the seed of her sons; and it shall be when the sons of the woman keep the commandments of the law, they will be prepared to smite thee upon thy head; but when they forsake the commandments of the law, thou wilt be ready to wound them in their heel. Nevertheless, for them there shall be a medicine, but for thee there will be no medicine; and they shall make a remedy for the heel in the days of the King Meshiha. (Targum Jonathan on Genesis 3:15)

**) Leluhur Mesias - Yakub dan Rahel

Ketika kita membaca seluruh keturunan Adam yang tercatat didalam Alkitab yang menjadi jalur leluhur Mesias, kita akan melihat beberapa hal yang menarik. Selain daripada beberapa perempuan sundal yang berasal dari bangsa-bangsa yang dikutuk Tuhan namun dipilih menjadi umat pilihan Allah, kita juga akan mengerucutkan pada beberapa nama yang memiliki kejadian dan kesamaan yang unik.

Diantara semua cerita tentang leluhur Yesus, kita akan fokuskan pada Yakub, Rahel dan Daud untuk mendapatkan satu garis lurus tentang lokasi kelahiran Mesias. Cerita kehidupan mereka memainkan satu lembaran penting yang tidak biasa, bermula dari kota kecil Betlehem dan berakhir disana. Yakub bertemu isterinya (Rahel) yang adalah seorang penggembala domba.

Selagi ia (Yakub) berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. (Kejadian 29:9)

While they were speaking with him, Rahel came with her father's sheep; for she was a shepherdess at that time, because there had been a plague from the Lord among the sheep of Laban, and but few of them were left, and he had dismissed his shepherds, and had put the remaining (flock) before Rahel his daughter. (Targum Jonathan on Genesis 29:9)

Diceritakan selanjutnya bahwa Yakub sangat bersukacita ketika bertemu dengan Rahel dan rela bekerja selama empat belas tahun hanya untuk menikahi dia. Kematian Rahel sangat membuat Yakub berduka sehingga dia mendirikan Tugu Perkabungan diatas kuburannya dan itu masih ada hingga saat ini. Tentang peristiwa kematian Rahel, Perjanjian Lama mencatat sebagai berikut:

Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat."

Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas--sebab ia mati kemudian--diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin. Demikianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel sampai sekarang.

Kejadian 35:16-20

Menurut Midrash, orang pertama yang berdoa di makam Rahel adalah putra sulungnya, Yusuf, yang baru berusia 7 (tujuh) tahun ketika ibunya meninggal. Ketika dia berusia 17 tahun, saudara-saudaranya menjualnya sebagai budak. Ketika dia dibawa ke Mesir, dia melepaskan diri dari para penangkapnya, berlari ke kuburan ibunya dan berteriak kepadanya: "Ibu yang melahirkanku, bangun, bangkit dan lihat penderitaanku." "Jangan takut," dia mendengar jawaban ibunya. "Pergi bersama mereka, dan Tuhan akan bersamamu."

**) Leluhur Mesias - Raja Daud

Ratusan tahun kemudian, Daud yang merupakan keturunan Yakub lahir di kota kecil, Betlehem. Suatu ahri nanti, Daud akan menjadi seorang raja di Israel namun ketika masih muda, Daud adalah seorang penggembala domba di Betlehem.

Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.

Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.

1 Samuel 17:12, 15

** Migdal Eder didalam tradisi bangsa Israel Kuno **

Migdal Eder berasal dari 2 (dua) suku kata yakni Migdal yang berarti menara pengawas dan Eder yang berarti kawanan ternak atau kumpulan binatang. Tumpukan batu yang didirikan di Migdal Eder berfungsi sebagai sebuah titik pandang untuk berjaga-jaga atas kawanan ternak tersebut. Migdal Eder juga digunakan untuk menyebut Yerusalem, kandang bangsa (kawanan) Israel.

Frasa Migdal Eder pertama kali ditemukan dalam Kejadian 35:21, disana dituliskan:

Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang kemahnya di seberang Migdal-Eder.

Dalam Ayat diatas, kita mengetahui bahwa setelah Yakub meninggalkan Betel, dia datang ke Eder (Menara) sebelum akhirnya dia sampai di tempat ayahnya, Ishak di Mamre dekat Kiryat-Arba, Hebron. Ditengah perjalanan dekat Efrata, Rahel sangat sulit bersalin dan ia meninggal ketika melahirkan Benyamin lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata yaitu Betlehem.

Setelah menguburkan Rahel, isterinya itu, Yakub melanjutkan perjalanannya dan menetap di negeri itu (Efrata) untuk sementara waktu di seberang Migdal-Eder (Menara Kawanan Domba). Sangat jelas sekali terlihat bahwa pada zaman Alkitab, letak Migdal-Eder ada di dalam kota Efrata yang kemudian disebut Betlehem.

Efrata secara etimologi berarti tempat berbuah, sebuah nama yang ironi untuk sebuah tempat pemakaman, bagaimanapun juga, ini bukan hanya tempat dimana Rahel mati melainkan sebuah tempat bagi kehidupan yang baru karena Benyamin memulai kehidupannya disana.

Nama Rahel sendiri merupakan susunan dari huruf "ra’uyah she’tachel aleha Shecinah" yang artinya "Worthy that the Shecinah (Divine Presence) rest on her" (layaklah Hadirat Allah [Shekinah] berdiam atas dia). Kemungkinan nama Rahel ini juga yang menjadi alasan mengapa Migdal Eder (Menara Kawanan Domba), dimana disana juga merupakan lokasi Kubur Rahel, merupakan tempat dimana Mesias akan dinyatakan ketika Targum Jonathan mencatat:

And Jakob proceeded and spread his tent beyond the tower of Eder, the place from whence, it is to be, the King Meshiha will be revealed at the end of the days. (Targum Jonathan on Genesis 35:21)

** Lokasi Menara Kawanan Domba **

Perjanjian Lama dan Literatur Yahudi mengatakan bahwa, Menara Kawanan Domba adalah menara yang didirikan dipadang penggembalaan untuk menjaga ternak ternak agar jangan dimakan binatang buas atau dicuri orang atau hal lain yang bisa mencelakakan atau membuat cacat domba-domba. (Bandingkan: 2 Raja-Raja 18:8, 2 Tawarikh 26:10, 27:4, 32:28 dan Habakuk 3:17).

Menara Kawanan Domba ini didirikan sebagai penghiburan bagi Yakub dalam masa perkabungan atas meninggalnya Rahel (namanya juga secara harafiah berarti "domba betina"), istri yang dicintainya. Jadi disini ada hubungan nama Rahel dengan "kawanan domba-domba" (sebagai nama dari menara itu).

Menara Kawanan Domba dalam frasa Ibrani disebut 'Migdal Eder'. Pada zaman dulu, ini adalah menara militer yang dipakai untuk memandang bukit di pinggiran Betlehem untuk melindungi kota itu.

Tradisi kuno (berdasarkan Kejadian 35:16-20; 48:7) mengarah pada suatu tempat 1 mil arah utara kota Betlehem modern dan 4 mil dari arah selatan Yerusalem, kita tidak tahu batas-batas daerah Betlehem Kuno ketika Yesus lahir disana, tapi kita tahu bahwa luas kota Betlehem Kuno yang disebutkan dalam Alkitab kemungkinannya lebih luas dan besar daripada Betlehem yang sekarang ini. Referensi-referensi untuk Migdal Edel modern adalah referensi untuk Betlehem modern, bukannya Betlehem pada zaman Alkitab yang kemungkinan lebih luas.

Menurut Eusebius, seorang Kristen Palestina, sejarahwan Gereja dari abad ke-4, lokasi Migdal Eder berada di sebelah Timur Betlehem.

BÄ“thlehem.196 [City of David. In the lot of the] tribe of Juda (in which our Lord and Savior was born.] It is six miles south of Jerusalem near the road descending to Hebron. There the tombs of Jesse and David are pointed out. [One mile farther. near the tower of Ader, which means "tower of the flock," is where the shepherds heard prophetically of the Lord’s birth before it happened. Also, near this same Bethlehem is pointed out the tomb of one of the kings of Judaea, Archalaeus, which is reached first on a narrow path diverting from the main highway to our cell.]

(Eusebius dari Pamphilia, Bishop dari Kaesarea, Palestina dari bukunya "Concerning the Place-names in Sacred Scriptures" - Section B, 196). 

Rangkuman Biblical Geography menuliskan lokasi Migdal Eder sebagai berikut:

Migdal Edar/Eder or the tower of the flock, is a location on the outskirts of Bethlehem. There are at least three locations that are suggested for the location, and all have an interested party claiming authenticity. The LXX has the location between Bethel and Rachel’s tomb. Eusebius locates it 1.9km east of Bethlehem and others with Siyan al Ghannam SW of Jerusalem.

https://biblicalgeographic.com/2011/09/28/migdal-eder-bethlehem-israel/amp/

Jika dihubungkan dengan Bethlehem modern, maka Gereja Padang Gembala dipercaya merupakan lokasi padang tempat dimana gembala menerima kabar dari Malaikat yang mana lokasinya sesuai dengan yang ditulis Eusebius dan Gereja Kelahiran merupakan lokasi tempat dimana Yesus dilahirkan. Gereja pada saat itu membutuhkan sebuah lokasi yang menurut mereka adalah tempat yang benar untuk mendirikan sebuah kenangan bagi Kelahiran Sang Juruselamat.

** Fungsi Menara Kawanan Domba **

Menara pengawas pada zaman kuno digunakan oleh para gembala sebagai perlindungan dari ancaman para musuh dan binatang buas. Ini adalah tempat bagi domba betina untuk beranak. Domba-domba khusus ini berasal dari suatu kawanan ternak yang unik dan ditetapkan sebagai hewan-hewan kurban di Bait Allah di Yerusalem.

Migdal Eder ini bukanlah menara pengawas bagi kawanan domba biasa yang digembalakan di padang domba yang tandus di luar Betlehem, tetapi terletak di dekat kota, di jalan ke Yerusalem. Sebuah bagian dalam Mishnah mengarah pada kesimpulan bahwa kawanan domba yang menggembala di sana ditentukan untuk dikorbankan di Bait Suci dan karenanya para gembala yang menjaga mereka bukanlah gembala biasa.

Sarjana Yahudi, Alfred Edersheim (1825-1889 AC) menuliskan:

"And yet Jewish tradition may here prove both illustrative and helpful. That the Messiah was to be born in Bethlehem, was a settled conviction. Equally so, was the belief, that He was to be revealed from Migdal Eder, 'the tower of the flock.' This Migdal Eder was not the Watchtower for ordinary flocks which pastured on the barren sheep ground beyond Bethlehem, but lay close to the town, on the road to Jerusalem.

A passage in the Mishnah leads to the conclusion that the flocks which pastured there were destined for Temple-sacrifices ... "

Bagian Mishnaic yang sama juga membawa kita untuk menyimpulkan, bahwa kawanan domba ini berada disana sepanjang tahun, bahkan kawanan domba ini berada di padang selama tiga puluh hari sebelum Paskah (Passover) yakni di bulan Februari (Nissan).

Misnah (Bava Kamma 7:7:1) secara tegas melarang memelihara ternak di seluruh tanah Israel, kecuali di padang gurun kecuali hewan-hewan peliharan tersebut dijaga dirumah, tidak dibiarkan berkeliaraan diantara kawanan domba yang akan dikurbankan di Bait Allah (Mishnah - Bava Kamma 80a)

One does not raise sheep and goats in the Land of Israel but one raises them in Syria but one raises them in Syria which has plenty of empty spaces and in the non-arable tracts in the Land of Israel… (Bava Kamma 7:7:1)

It is permitted, provided that the animal does not go out and graze among the flock. Rather, one should tie it to the legs of the bed in his house... (Bava Kamma 80a)

Dulunya, tempat itu memang tempat tertutup, mungkin juga dikelilingi benteng, sehingga domba-domba di padang itu dibiarkan digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim dingin. Tentang hal itu dituliskan pula dalam Talmud (Beitza 40a) sebagai berikut:

Our Rabbis taught: The following are pasture animals and the following are household animals. Pasture animals are such as are led out about [the time of] Passover and graze in [more distant] meadows, and who are led in at the time of the first rainfall. The following are household animals: Such as are led out and graze outside the city-border but return and spend the night inside the city border.

Rabbi says: Both of these are household animals; but pasture animals are such as are led out and graze in [more distant] meadows and who do not return to the habitation of men either in summer or in winter.

(Talmud: Gemara, Beitza 40a).

Menurut Talmud (Beitzah 40a), ada 2 (dua) jenis binatang yang digembalakan di Migdal Eder, yakni:

  1. Ternak piaraan khusus yang dikeluarkan mulai pagi hari untuk merumput di padang yang terletak di batas kota dan kembali ke kota pada malam hari.
  2. Ternak yang digembalakan di padang. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu

(a) Ternak yang digembalakan padang pada waktu Paskah, merumput di padang siang dan malam, dan dimasukkan lagi ke kandang waktu hujan pertama.

(b) Ternak yang keluar merumput di padang dan tidak masuk ke area yang ditentukan, baik pada musim panas maupun pada musim dingin.

Selain itu menurut literatur Yahudi, Mishnah, Shekalim 7:4 kawanan domba yang disebut dalam kaitan dengan Migdal Eder itu bukan kawanan domba gembalaan biasa, tetapi domba-domba kurban Bait Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala yang khusus menurut peraturan rabi-rabi Yahudi.

Literatur ini mengindikasikan bahwa hewan-hewan yang "ditemukan" ("dipelihara") pada padang-padang rumput dalam jarak tertentu dari Migdal-Eder adalah yang digunakan sebagai binatang korban untuk upacara di Bait Allah di Yerusalem. Imam-imam dari Yerusalem akan datang memeriksa domba-domba yang tidak bercacat-cela, domba jantan untuk korban bakaran, domba betina untuk korban pendamaian.

"If cattle were found in Jerusalem as far as Migdal Eder, and within a like distance on any side (of Jerusalem), males (must be considered) as burnt offerings, and females as peace offerings." R. Yehudah says, "If they were fit for the Passover offering, (they must be considered as) Passover offerings, if found within thirty days before the feast of (Passover)."

Hewan peliharaan yang ditemukan di Yerusalem sejauh Migdal Eder dan dalam jarak yang sama ke segala arah; yang berjenis kelamin laki-laki merupakan korban bakaran; yang berjenis kelamin perempuan merupakan kurban perdamaian. Rabi Yehuda mengatakan: apa yang cocok untuk persembahan Paskah, ditetapkan sebagai persembahan Paskah bila ditemukan dalam waktu tiga puluh hari sebelum ziarah [Paskah]

(Mishnah, Shekalim 7:4, cf. b. Kiddushin 55a).

Catatan diatas merujuk kepada domba-domba khusus untuk upacara korban yang digembalakan di padang tertutup, dan domba-domba tersebut dilepaskan di sana, baik pada musim panas maupun musim dingin. Ketika ibadat dipusatkan di Bait Allah di Yerusalem, padang rumput di sekitar Betlehem menjadi tempat di mana sekelompok khusus gembala memelihara anak domba-anak domba yang akan menjadi korban persembahan dimana hidup domba-domba tersebut harus tidak bercacat cela. 


 ** Para Gembala di Menara Kawanan Domba (Migdal Eder) **

Setelah kita berbicara tentang Menara Kawanan Domba, selanjutnya kita akan berbicara tentang para gembala yang bertugas disana, masih dalam tulisan yang sama yang telah saya kutip sebelumnya.

Rabbi Short, dalam bukunya tentang Menara Kawanan Domba dan para gembala menuliskan,

" ... the shepherds who kept them were men who were specifically trained for this royal task. They were educated in what an animal that was to be sacrificed had to be and it was their job to make sure that none of the animals were hurt, damaged or blemished"

Demikian juga Alfred Edersheim masih dalam bukunya yang saya kutip diatas menuliskan:

"... a passage in the Mishnah leads to the conclusion that the flocks which pastured there were destined for Temple-sacrifices and accordingly that the shepherds who watched over them were not ordinary shepherds. "

Injil Lukas menuliskan:

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (Lukas 2:8)

Dalam tulisan diatas dijelaskan bahwa para gembala yang berjaga jaga di Migdal Eder bukan sembarang gembala tapi mereka mengembalakan domba-domba milik imam, domba-domba yang sudah dikhususkan, dipilih dan yang tidak bercacat dan siap untuk dipersembahkan menjadi korban bakaran yang dipersembahkan khusus dan kudus bagi Allah dalam setiap ritual ibadah dan keagamaan bangsa Yahudi yang hampir selalu melibatkan penyembelihan/persembahan hewan kurban. Mereka (para gembala) ada di bawah perlindungan khusus Kaum Rabinik. Maka, mereka (para gembala) pun memelihara dengan seksama sebuah kandang seremonial yang bersih yakni Menara Kawanan Domba sebagai suatu tempat kelahiran.

Para gembala ini biasanya memelihara kawanan dombanya di padang terbuka 24 jam sehari sepanjang tahun. Domba betina yang akan melahirkan anak domba, akan dibawa ke tempat khusus yang bersih dan terawat agar anak domba yang baru lahir tidak cacat atau terluka setelah dilahirkan. Imam yang bertugas di Migdal Eder harus memastikan tentang hal itu. 

**) Kain Lampin dan Palungan

Pada umumnya konsep kata 'palung(an)' (manger) merujuk pada sebuah bak tempat hewan-hewan diberi makan mungkin saja akurat. Tetapi, secara sederhana kata 'palung(an)' dapat berarti 'kandang' (stable). Kata Yunani yang diterjemahkan ke dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris, 'manger' adalah 'Yatnh phat-ne' (diucapkan: fat’-nay). Definisi dari kata itu adalah sebuah kandang (stall) tempat hewan-hewan dipelihara dan di Lukas 13: 15 diterjemahkan seperti itu. Dalam Septuaginta, kata 'Yatnh phat-ne' berarti sebuah kandang (stable) atau sebuah tempat tidur bayi (crib).

Tentunya tempat untuk meletakkan anak domba yang baru dilahirkan itu haruslah bersih dan apik, agar jangan sampai anak domba yang akan dikorbankan menjadi cacat karena terkena apapun dari tempat persiapan tersebut. Salah satu cara perawatan anak-anak domba yang baru lahir tersebut adalah dengan membungkus anak-anak domba baru lahir dengan kain lampin agar tetap dijaga supaya tidak lecet, menjaga mereka dari luka dan cacat tubuh, kemudian diletakan didalam palungan supaya mereka terasa hangat.

Bayi yang baru lahir diberi kain lampin yang melilit tebal pada badan bayi. Sebelum dililit kain lampin, seluruh tubuh bayi dibalur dengan minyak. Kain lampin itu kain panjang yang dililitkan membungkus bayi. Minyak dan kain lampin ini membuat bayi tetap hangat.

Kain lampin ini juga ternyata dipakai untuk membersihkan anak domba yang baru lahir. Bayi-bayi domba yang baru lahir itu biasanya  bergerak-gerak, dan karena orientasinya belum baik, untuk melindungi mereka dari benturan atau gesekan yang bisa membuat bayi itu bercacat, maka bayi-bayi domba yang baru lahir ini diletakkan di dalam palungan yang berisikan jerami, dan dibungkus dengan kain lampin karena domba-domba ini memang dipersiapkan untuk menjadi domba-domba kurban yang tidak boleh ada cacatnya.

Jadi, bayi Yesus pun diletakkan di dalam palungan dan dibungkus kain lampin karena itu satu-satunya tempat yang lunak di dalam kandang. Tetapi, dengan diletakkannya Yesus di dalam palungan, itu menggenapi persyaratan-Nya lahir sebagai domba yang dipersiapkan untuk dikurbankan. Tidak ada domba kurban yang lahir dalam rumah, khan?

Jadi Yesus pun tidak boleh lahir di dalam rumah.

Selain itu, Yusuf, Maria, dan bayi Yesus berada dalam ruangan, bukan di alam terbuka. Menurut Yustinus Martir (100-165 M), ruang tersebut adalah gua yang berada di dekat desa Bethlehem.

But when the Child was born in Bethlehem, since Joseph could not find a lodging in that village, he took up his quarters in a certain cave near the village; and while they were there Mary brought forth the Christ and placed Him in a manger, and here the Magi who came from Arabia found Him.

Tapi ketika anak itu lahir di Betlehem, karena Yusuf tidak bisa menemukan penginapan di desa itu, ia mengambil tempat di sebuah gua dekat desa itu; dan sementara mereka ada di situ Maria melahirkan Kristus dan menaruh bayinya di dalam palungan, dan di sini orang Majus yang datang dari Tanah Arab menemukan Dia.

(Justin Martyr, "Dialog dengan Tripho", Bab LXXVIII.)

**) Palungan Batu

Tapi palungan di Betlehem itu bukanlah kotak pakan kayu yang kita bayangkan. Itu tidak digunakan untuk jerami. Dan itu tidak terbuat dari tiang atau papan, diikat dengan tali, seperti yang sering digambarkan dalam seni Natal. Buaian sementara di mana Yesus yang baru lahir dibaringkan sebenarnya adalah palungan yang dipotong dari batu. Bagaimana kami bisa mengetahui semua ini, Anda mungkin bertanya dengan benar? Selama lebih dari tiga puluh tahun sekarang saya telah bekerja di Israel sebagai peneliti dan arkeolog lapangan, yang mengkhususkan diri dalam materi dan latar belakang budaya dari narasi Alkitab.

Selama bertahun-tahun saya juga mengajar kursus Perjanjian Baru di seminari dan untuk program studi agama universitas. Saya telah mengajar ribuan mahasiswa di Yerusalem dan di Galilea, dan membawa mereka lebih dari seratus kali untuk studi lapangan di setiap lokasi dari Nazaret hingga Betlehem.

Karena saya pribadi menganggap catatan Injil Perjanjian Baru sebagai otentik dan dapat diandalkan, dalam pengajaran saya, saya menggabungkan teks-teks alkitabiah dengan informasi yang sangat berharga yang disediakan oleh geografi sejarah dan penelitian arkeologi kontemporer. Hasilnya adalah pemahaman kitab suci yang realistis dan lebih otentik yang melampaui studi tekstual belaka. Ini adalah perpaduan yang tepat dapat disebut sebagai "studi kontekstual."

(Stone Manger: The Untold Story of the First Christmas by Jeffrey R. Chadwick)

Demikianlah bayi Yesus, dibungkus dengan kain lampin kemudian diletakkan didalam palungan untuk menjaga diri-Nya tetap hangat meskipun saat itu cuaca ketika Dia dilahirkan sedang dingin (karena Yesus dilahirkan di malam hari).

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Lukas 2:6-12

Para gembala yang berada di Migdal Eder inilah yang pertama kali mendengar pernyataan surgawi melalui para malaikat akan Kelahiran Anak Domba Allah yakni Kristus (Lukas 2:6-12).

** Betlehem, kota kecil tempat Yesus dilahirkan **

Betlehem yang berada di Efrata merupakan sebuah lokasi yang terlalu kecil untuk mendapat tempat di antara kaum Yehuda, tetapi lokasi inilah yang ditetapkan untuk menjadi tempat kelahiran Mesias.

Kata "Betlehem" berasal dari dua kata Ibrani "bèt" yang berarti "rumah" dan "lekhem" yang berarti "roti". Jadi secara harfiah kata "Betlehem" adalah "bèt lekhem" yang berarti "rumah roti". Ini langsung mengingatkan kita akan begitu banyaknya ladang gandum yang seperti yang dikisahkan dalam Kitab Rut (Rut 2). Dalam Alkitab, ada dua kota yang dikenal dengan sebutan Betlehem, yaitu:

  1. Betlehem di Zebulon (Yosua 19:15), yakni tempat tinggal hakim Ebzan (Hakim-hakim 12:8,10). Lokasi Betlehem ini kira-kira 11-kilometer barat laut kota Nazaret tempat Yesus dibesarkan (Bandingkan: Matius 2:23; Lukas 2:39; Matius 21:11; 26:71; Kisah Para Rasul 2:22)
  2. Betlehem di Efrata (Rut 1:2; Mikha 5:2; Matius 2:6) yang disebut juga Betlehem Yehuda. Disebut dengan Betlehem Efrata karena memang dahulu namanya adalah Efrata (Kejadian 35:19). Letak kota ini sekitar 9 kilometer di sebelah selatan Kota Yerusalem.

Jika Betlehem di Zebulon merupakan kota yang tidak terlalu penting dalam Alkitab, maka tidaklah demikian dengan Betlehem di Efrata. Kota ini begitu penting dalam Alkitab karena beberapa alasan, yaitu:

  1. Kuburan Rahel, istri Yakub leluhur bangsa Israel terletak di dekat Betlehem Efrata (Kejadian 35:16-20; 48:7). Itulah sebabnya mengapa Matius langsung menghubungkan Yeremia 31:15 dengan peristiwa pembantaian terhadap bayi-bayi yang berumur 2 (dua) tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya yang dilakukan atas perintah raja Herodes (Matius 2:15-17).
    Tetapi mungkin ada yang bertanya, mengapa Yeremia 31:15 menyebut Rama bukan Betlehem?
    Ini berarti Matius keliru mengutip Yeremia 31:15 dan menghubungkannya dengan peristiwa pembantaian bayi-bayi di Betlehem oleh raja Herodes. Sebenarnya, hal ini tidak perlu dipermasalahkan karena Rama memang dekat dengan Betlehem. Letak Rama kira-kira 8-kilometer disebelah utara Yerusalem. Matius dengan teliti mencatat bahwa pembantaian terhadap bayi-bayi yang dilakukan oleh raja Herodes terjadi di "Betlehem dan sekitarnya". Ini berarti termasuk juga bayi-bayi di Rama yang dibantai (Matius 2:16).
  2. Nenek moyang Daud tinggal di Betlehem (Rut 4:17-22), dan Daud lahir di kota ini. Itu sebabnya Betlehem di sebut juga dengan nama "Kota Daud" (1 Samuel 17:12, Lukas 2:4). Di Betlehem ini jugalah Daud diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13).
  3. Kota Betlehem ini telah ditentukan sebagai tempat kelahiran "Mesias" yang akan memerintah Israel (Mikha 5:2). Karena itu, Matius dan Lukas melaporkan bahwa Yesus, yang mereka beritakan sebagai Sang Mesias, dilahirkan di Betlehem (Matius 2:1; Lukas 2:4-11).

Perjanjian Baru tidak menyebutkan letak yang tepat di Betlehem dimana Yesus lahir dan juga apakah Alkitab mencatat bahwa Yesus dilahirkan di dalam kandang hewan (seperti bangunan) yang didiami oleh keledai, ayam, sapi dan domba seperti banyak tampilan-tampilan kelahiran Kristus saat ini?

Perjanjian Baru mengatakan bahwa Yesus dibaringkan di sebuah palungan/malaf [manger] di Betlehem. Tempat kelahiran Yesus bukanlah sebuah kecelakaan tetapi tanda yang diberikan 700 tahun sebelumnya yang memprediksikan dimana Dia akan dilahirkan. Meskipun Perjanjian Baru tidak memberitahu kita tempat Yesus dilahirkan di Betlehem, tetapi Perjanjian Lama menyatakannya tempat spesifiknya.

'Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem. (Mikha 4:8)

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (Mikha 5:1)

Ini adalah 2 (dua) nubuatan tentang lokasi kelahiran Yesus.

Targum yang menginterpretasikan Ayat-Ayat ini dan menghubungkannya dengan Mesias menuliskan:

But you, O Messiah, who are hidden because of the sins of the congregation of Zion, the kingdom shall come to you. (Targum to Micah 4:8)

Kedua lokasi geografis Betlehem dan Migdal Eder yang dinubuatkan oleh nabi Mikha (Mikha 4:8 dan Mikha 5:2), dikaitkan dengan kedatangan Sang Raja, ternyata memenuhi nubuatan Messianik dalam Perjanjian Lama. Meskipun saat ini lokasi tepatnya Migdal Eder tidak diketahui dengan pasti, namun menurut Kejadian 35:21, Mikha 4:8 dan 2 (dua) sumber dari Eusebius dan Biblical Geography yang telah dikutip sebelumnya, lokasi keduanya sangat dekat dengan Yerusalem.

Jadi Yesus harus lahir di Betlehem, Efrata. Mengapa?

Benar, Yusuf suami Maria, kampungnya di Betlehem, dan karena pada waktu itu ada keharusan sensus, maka Yusuf harus pulang kampung, membawa Maria yang hamil. Tetapi bukan karena itu Tuhan menentukan Yesus harus lahir di Betlehem.

Ternyata, Betlehem adalah  pemasok terbesar domba kurban untuk Bait Suci. Dan Yesus yang adalah Anak Domba Allah, kurban yang sejati, nanti harus datang dari Betlehem sebagaimana domba-domba yang lain untuk kurban. Tapi bukan hanya ini. Masih ada lagi. Kalaupun Yesus harus lahir di Betlehem, tapi Dia kan bisa lahir dalam sebuah rumah seperti bayi-bayi yang lain, bukan

Mengapa pada waktu kedatangan Yusuf dan Maria ke Betlehem, semua penginapan penuh dan mereka hanya kebagian tempat di kandang? 

Kita semua tahu, bahwa "kebetulan" itu tidak ada. Semua yang kita anggap "kebetulan" sebenarnya memang plotnya demikian.

Ternyata, ini juga menggenapi peranan Yesus sebagai Anak Domba Allah.

Di zaman itu, kandang hewan ada di lantai pertama dari suatu bangunan, sedangkan penghuni-penghuni manusianya semua tinggal di lantai yang kedua. Dan di musim panas, gembala-gembala membawa domba-domba mereka ke padang rumput dan bermalam di sana, maka yang tinggal di dalam kandang hanyalah induk-induk domba beserta bayi-bayi domba yang baru lahir.

Jadi, mengapa Yesus harus lahir di kandang?

Karena sebagai Anak Domba Allah dia sama dengan bayi-bayi domba yang lain,  yang harus dilahirkan di dalam kandang.

Dengan demikian Perjanjian Lama dengan jelas menyatakan bahwa Mesias akan dilahirkan di 'Menara Kawanan Domba' (Migdal Eder).

Lukas 2:8-18 mencatat bahwa disana ada para gembala yang tinggal di padang sedang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Siapakah pada gembala itu?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mereka pastilah para gembala yang tinggal di (dekat) kota Betlehem, mereka tidak lain adalah para gembala dari 'Migdal Eder' yang menyadari dengan baik bahwa Targum menunjuk dan banyak rabi mengajarkan bahwa kedatangan Mesias pasti akan di beritahukan dari 'Migdal Eder' di Betlehem.

Para malaikat hanya memberitahukan satu tanda pada para gembala bahwa mereka akan menemukan seorang bayi yang dibungkus dengan lampin dan terbaring dalam palungan di kota Daud. Agaknya para malaikat tidak perlu untuk menjelaskan kepada para gembala letak dimana Yesus dilahirkan di kota itu secara detail karena mereka sudah tahu dimana letak bayi Yesus.

Lukas 2 mengindikasikan, sebab tanda sebuah palungan hanya dapat berarti palungan mereka di Menara Kawanan Domba. Anda tidak dapat menjelaskan arti atau arah dari tanda yang mereka terima atau respon mereka jikalau anda telah menemukan palungan dan gembala yang tepat.

Secara khusus, 'Migdal Eder', (Menara Kawanan Domba) di Betlehem adalah tempat yang sempurna bagi Kristus untuk lahir. Dia dilahirkan di tempat persalinan dimana puluhan dari ribuan domba-domba yang telah dan akan di kurbankan untuk mengkiaskan diri-Nya. Allah menjanjikan, menggambarkan dan menampilkan hal ini di 'Migdal Eder'. Kesemuanya sangatlah tepat, sebab itu adalah tempat domba-domba kurban dilahirkan.

Yesus tidak dilahirkan di belakang penginapan, dalam kandang yang bau dimana keledai para pelancong/musafir dan hewan-hewan yang lain berada. Dia lahir di Betlehem, di tempat domba-domba kurban beranak, yaitu domba-domba yang dipersembahkan di Bait Allah di Yerusalem yang oleh Mikha 4:8 disebut 'Menara Kawanan Domba'.

Yohanes Pembabtis dalam Yohanes 1:29 berseru bagi Yesus, 'Lihatlah Anak Domba yang menghapus dosa dunia.' Yesus dinyatakan dalam Alkitab serupa dengan seekor domba kurban.

Yesus menyatakan diri-Nya akan wafat menjelang Paskah (Erev Pesakh) seperti yang dicatat di dalam Injil yakni pada peristiwa ketika domba-domba Paskah akan disembelih bagi Tuhan yang berasal dari peristiwa sebelum bangsa Israel meninggalkan Mesir. Ketika Malaikat Tuhan melalukan setiap rumah bangsa Israel yang diolesi oleh darah anak domba sehingga mereka tidak mengalami kematian, demikian juga Kematian Yesus bermakna bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa (Yohanes 3:16). Petrus berkata bahwa dosa kita ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Petrus 1:19); dan Paulus berkata bahwa "…sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus" (1 Korintus 5:7). Bahkan Yesus dinyatakan di sorga sebagai Anak Domba (Wahyu 5:6-13).

Edersheim mengatakan bahwa Migdal Eder dekat dengan kota, dekat jalan menuju Yerusalem. Peta modern menunjukan tempat tradisional padang para gembala berjarak 300-meter dari Gereja Kelahiran Kristus. Firman Allah mengatakan bahwa Yesus Kristus dilahirkan di Betlehem, Yehuda di kota Daud di suatu tempat bernama "Menara Kawanan Domba".

Lantas, bagaimana dengan ornamen Natal yang biasa kita perhatikan disepanjang tahun tentang penggambaran kelahiran Yesus disebuah kandang?

Mari kita berterimakasih kepada Franskiskus dari Asisi (1182-1226 AC) karena ketika anda melihat dekorasi Natal lengkap dengan penggambaran suasana kelahiran Kristus dimana disana ada domba dan gembala yang mengelilingi sebuah palungan, itu adalah inovasi dari beliau, pendiri Friars Minor. Sesungguhnya, Fransiskus tidak pernah mengatakan Yesus dilahirkan di sebuah kandang yang kotor dan hina, itu hanyalah pendapat sebagian Teolog Barat yang menilai tempat kelahiran Yesus dalam sudut pandang mereka yang tidak sesuai dengan fakta literasi dan sejarah yang ada. 

Mengapa bersih?

Imagine this, ketika bayi yang baru lahir bersentuhan dengan suasana yang tidak sehat, bisakah dia tidak terjamah penyakit dan kuman-kuman yang tidak baik untuk kesehatannya? Bagaimana dengan ari-ari? Ibu nifas? Atau faktor-faktor lain yang akan mengancam kesehatan keduanya?

Memang ada kasus-kasus tertentu dimana kita melihat mujizad Tuhan bekerja bagi para bayi yang baru lahir dan ibunya yang (maaf) dilahirkan di tempat kumuh dan kotor tetap terjaga kesehatannya, itulah kenapa Tuhan berkata: "Ada malaikat mereka di Surga yang menjaga bayi-bayi ini". Namun haruskah pembenaran itu kita gunakan untuk menilai apa yang dialami bayi Yesus, Yusuf dan Maria saat Sang Juruselamat dilahirkan? Itulah yang disebut (maaf) "buta literasi".

Dengan demikian, mari bersama kita simpulkan bahwa Anak Domba Paskah itu tidak mungkin dilahirkan dalam suasana yang kotor dan tidak bersih. Dia dilahirkan di kandang yang khusus dan bersih. Sebuah tempat istimewa yang dikhususkan bangsa Israel bagi domba-domba khusus yang akan dikurbankan bagi Allah.

TUHAN Yesus memberkati

Daftar Pustaka:

  1. Afred Edersheim in The Life and Times of Jesus the Messiah, Chapter VI. The Nativity of Jesus the Messiah p186-187.
  2. Migdal Eder, Rabbi Mike L. Short, Beth El Messianic Congregation, Glendale, AZ.
  3. Migdal Eder, "Menara Kawanan Domba" ini mempunai makna penting dalam pengharapan Mesianik Yahudi. Tempat itu letaknya antara Bethlehem menuju ke Yerusalem.
  4. William Wiston, A.M. (ed.), The Works of Flavius Josephus (Philadelpia: J.B. Lippicott & Co, 1872), p. 421.
  5. Alfred Edersheim dalam bukunya juga mengutip hasil penelitian Dr. Chaplin, Palestinian Exploration, Januari 1883. Rata-rata pada pertengahan bulan musim dingin di Palestina, curah hujan mencapai 4.718 inci pada bulan Desember, 5.479 inci pada bulan Januari, dan 5.207 inci pada bulan Pebruari. Jadi sangat dingin. Tetapi pernah terjadi pada tahun 1876-1877 kita mendapatkan angka-angka yang mengejutkan: 0.490 inci pada pertengahan Desember, 1.595 inci pada bulan Pebruari, dan 8.750 pada bulan Pebruari. Jadi, bukan mustahil keterangan Talmud: "Tahun yang baik dalam bulan Tebeth tanpa Hujan", terjadi pada saat kelahiran Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar