05 September 2012

Kajian Kritis Terhadap Ajaran Maria Dikandung Tanpa Dosa (Immaculate Conception)

Apa kata Alkitab tentang Maria ibu Yesus?

  1. Maria adalah manusia yang membutuhkan Juruselamat (Lukas 1:46-47)
  2. Maria merupakan kerabat Zakaria dan Elisabeth yang berasal dari suku Lewi, suaminya sendiri (Yusuf) berasal dari suku Yehuda (Lukas 1:36), ada kemungkinan Maria berasal dari suku Yehuda (Roma 1:3).
  3. Maria adalah perempuan yang rendah hati.
  4. Maria merupakan satu-satunya perempuan yang dikatakan berbahagia karena melahirkan dan menyusui Mesias (Lukas 1:39-45
  5. Maria, setelah kenaikan Kristus ke Sorga juga turut serta dalam persekutuan bersama para murid Kristus (Kisah Para Rasul 1:12-14)
Patung pahatan Maria ibu Yesus duduk diatas Tabut Perjanjian

Gereja Katolik Roma, memiliki sebuah doktrin yang dikenal sebagai Mariology yang mana ini merupakan devosi khusus yang mereka berikan kepada beliau. Doktrin ini pada mulanya merupakan sekumpulan ucapan-ucapan dari beberapa bapa Gereja yang menyanjung kehidupan beliau namun seiring berjalannya waktu, ucapan-ucapan itu kemudian dijadikan doktrin untuk menegaskan posisi Maria didalam Teologi Katolik Roma.

Sebenarnya, sudah pernah ada doktrin tentang Maria dalam Kekristenan namun dinyatakan sesat yang dikenalkan oleh sekte Maryamis abad keempat, sebuah bidah Kristen yang berkembang di wilayah Arab era Muhammad. Sekte ini melakukan pemujaan berlebihan kepada Maria sehingga mereka menyatakan Maria sebagai Allah, bagian dari Tritunggal karena telah melahirkan Yesus, ajaran sekte ini pernah disinggung oleh Muhammad SAW, Alquran menuliskan:

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" (QS 5:116)

Sekte ini akhirnya menghilang namun sisa-sisa dari ajaran mereka ternyata secara tidak langsung telah "merasuk" ke dalam Mariology sehingga kita bisa melihat bagaimana istimewanya perlakuan umat Katolik Roma terhadap Maria, ibu Yesus yang mana hal ini terbukti dengan beberapa doktrin Mariology yang diperkenalkan Katolik Roma kepada umatnya. Perempuan yang rendah hati dan tidak berdosa itu telah menjadi sangat luar biasa didalam doktrin Katolik Roma bahkan dinyatakan sebagai satu-satunya (manusia) perempuan yang tidak berdosa sejak dalam kandungan setelah Yesus (Immaculate Conception), ratu Sorga (Hail Holy Queen), Juruselamat Pendamping (Co-Redeemer) dan beberapa yang lain.

Oleh karena itu, saya akan mencoba memberi tanggapan Apologetik atas pernyataan diatas dimana dalam tulisan kali ini, saya akan membahas doktrin Maria Dikandung Tanpa Dosa (Immaculate Conception).

** Latar Belakang **

Pada awalnya saya tidak pernah menyangka bahwa ada sebuah doktrin yang menyatakan bahwa Maria adalah satu-satunya perempuan didunia ini yang tidak berdosa karena mengandung dan melahirkan Yesus karena selama kehidupan saya sebagai Kristen, Kitab Suci mengajarkan bahwa hanya Yesus, satu-satunya manusia yang tidak berdosa karena Dia (Yesus) berasal dan keluar dari Allah Bapa, kehadiran-Nya didalam rahim Maria bukan akibat persetubuhan suami-istri dengan demikian Dia (Yesus) tidak mewarisi nature dosa dari kedua orang tua-Nya.

Perjanjian Baru mengatakan:

  1. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. (Roma 3:23-25a)
  2. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Korintus 5:21)
  3. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (Ibrani 4:15)
  4. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. (1 Yohanes 3:5)
  5. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (1 Petrus 2:22)
  6. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1 Petrus 2:24)

Bahkan ketidakberdosaan Yesus diakui oleh Alquran dan Hadits yang mencatat perkataan Muhammad saw, disana dituliskan:

  • (Jibril) berkata, "Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam: 19)
  • "Setiap anak Adam yang baru lahir, disentuh oleh setan ketika lahirnya itu, lalu ia memekik menangis karenanya, kecuali Maryam dan anaknya" (HR. Bukhari No. 1493).

Dalam sebuah kesempatan, Yesus pernah menantang mereka yang memusuhi Dia dengan berkata:

Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? (Yohanes 8:46a)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketidakberdosaaan Yesus diakui bahkan oleh ajaran yang selalu menentang Kekristenan.

** Ajaran Hukum Taurat Tentang Dosa **

Hukum Taurat mengandung banyak perintah dan larangan yang mengatur segenap aspek kehidupan bangsa Israel, bahkan untuk hal yang terkecil sekalipun seperti misalnya kebersihan, Hukum Taurat dengan cermat membahas itu dengan detail.

Hukum Taurat juga mengajarkan sebab-sebab seorang perempuan dikatakan najis dan berdosa yang mana ini berkaitan dengan pembahasan tentang Maria yang diimani oleh gereja Katolik Roma sebagai perempuan yang tidak berdosa. Maria adalah seorang Yahudi dan tentu saja, dia tunduk dan taat pada pernyataan Hukum Taurat dan Perjanjian Lama, bukan dogma Immaculate Conception.

1. Tentang Hukum Lelehan (Menstruasi) dan Pendarahan bagi Perempuan

Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam.

Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis.

Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati dan membawanya kepada imam ke pintu Kemah Pertemuan.

Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena lelehannya yang najis itu.

(Imamat 15:19,25,30-32)

2. Tentang Hukum Melahirkan bagi Perempuan

Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis.

Tetapi jikalau ia melahirkan anak perempuan, maka najislah ia selama dua minggu, sama seperti pada waktu ia bercemar kain; selanjutnya enam puluh enam hari lamanya ia harus tinggal menantikan pentahiran dari darah nifas.

Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan.

(Imamat 12:2,5,7)

Dengan demikian, Hukum Taurat dengan jelas mengatur dan menyatakan bahwa setiap perempuan dari bangsa Israel yang mengalami datang bulan, pendarahan dan melahirkan adalah najis dan mereka harus ditahirkan berdasarkan ketentuan Hukum Taurat. Bahkan raja Daud sangat menyadari bahwa sejak dalam kandungan, dia telah membawa nature dosa yang diwariskan oleh orang tuanya.

Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. (Mazmur 51:5)

Ketika Maria selesai melahirkan Yesus maka sesuai ketentuan Hukum Taurat, dia bersama Yusuf mempersembahkan sepasang burung merpati sebagai tanda dirinya telah ditahirkan dari kenajisan setelah melahirkan, Lukas mencatat itu dengan seksama, sebagai berikut:

  • When the time came for their purification according to the Torah of Moshe, they took him up to Yerushalayim to present him to Adonai (Luke 2:22 - Complete Jewish Bible)
  • And when the yamim (days) for their tohorah (purification) according to the Torah of Moshe were completed, they brought him up to Yerushalayim to present him to Hashem (Luke 2:22 - Orthodox Jewish Bible)
  • And when the time for their purification came [that is, the mother’s purification and the baby’s dedication] according to the Law of Moses, they brought Him up to Jerusalem to present Him to the Lord [set apart as the Firstborn] (Luke 2:22 - Amplilifed Bible)
  • And when the days were fulfilled that they should be purified according to the law of Moses, they carried him to Jerusalem to present him before THE LORD JEHOVAH (Luke 2:22 - Aramaic Bible in Plain English)
  • The time came for Mary and Joseph to do what the Law of Moses says a mother is supposed to do after her baby is born. They took Jesus to the temple in Jerusalem and presented him to the Lord (Luke 2:22 - Contemporary English Version)

Saya membutuhkan beberapa versi terjemahan dalam membahas ini supaya menjadi jelas bahwa apa yang dilakukan oleh Yusuf dan Maria adalah prosesi pentahiran Maria dan mempersembahkan Yesus kepada Allah sebagai tanda kekudusan anak laki-laki sulung yang pertama kali membuka rahim ibunya. Dengan demikian, Alkitab sudah membuktikan keberdosaaan Maria dan karena itulah, dengan kerendahan hatinya, dia mengatakan:

" ... dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku." (Lukas 1:47)

**) Maria ibu Yesus, perempuan yang dikandung tanpa noda dosa (Immaculate Conception)

Memang kita tidak bisa menolak fakta bahwa Maria adalah sosok wanita "yang paling beruntung" karena dia mengandung dan melahirkan Yesus yang sebelum Inkarnansi-Nya adalah Firman. Dari sekian banyak perempuan, Allah memilih Maria untuk mengandung Kristus.

Doktrin Immaculate Conception pertama kali ditetapkan sebagai dogma dalam gereja Katolik Roma beberapa puluh tahun setelah Reformasi Protestan.

Dalam konstitusi Ineffabilis Deus (Tuhan yang Tak Terhingga) tanggal 8 Desember 1854, paus Pius IX mengumumkan dan menetapkan bahwa Maria dibebaskan dari dosa asal:

Wherefore, in humility and fasting, we unceasingly offered our private prayers as well as the public prayers of the Church to God the Father through his Son, that he would deign to direct and strengthen our mind by the power of the Holy Spirit. In like manner did we implore the help of the entire heavenly host as we ardently invoked the Paraclete. Accordingly, by the inspiration of the Holy Spirit, for the honor of the Holy and undivided Trinity, for the glory and adornment of the Virgin Mother of God, for the exaltation of the Catholic Faith, and for the furtherance of the Catholic religion, by the authority of Jesus Christ our Lord, of the Blessed Apostles Peter and Paul, and by our own:

"We declare, pronounce, and define that the doctrine which holds that the most Blessed Virgin Mary, in the first instance of her conception, by a singular grace and privilege granted by Almighty God, in view of the merits of Jesus Christ, the Savior of the human race, was preserved free from all stain of original sin, is a doctrine revealed by God and therefore to be believed firmly and constantly by all the faithful."

Hence, if anyone shall dare -- which God forbid! -- to think otherwise than as has been defined by us, let him know and understand that he is condemned by his own judgment; that he has suffered shipwreck in the faith; that he has separated from the unity of the Church; and that, furthermore, by his own action he incurs the penalties established by law if he should dare to express in words or writing or by any other outward means the errors he thinks in his heart.

Terjemahan:

Karenanya, dalam kerendahan hati dan puasa, kami tak henti-hentinya memanjatkan doa pribadi maupun doa umum Gereja kepada Allah Bapa melalui Putra-Nya, agar Dia berkenan mengarahkan dan menguatkan pikiran kami dengan kuasa Roh Kudus. Dengan cara yang sama kami memohon bantuan dari seluruh penghuni surga saat kami dengan sungguh-sungguh memohon Paraclete. Oleh karena itu, dengan ilham Roh Kudus, untuk kehormatan Tritunggal Mahakudus dan tak terbagi, untuk kemuliaan dan perhiasan perawan bunda Allah, untuk meninggikan iman Katolik, dan untuk kemajuan agama Katolik, dengan otoritas Yesus Kristus, Tuhan kita, dari rasul Petrus dan Paulus yang terberkati, dan oleh otoritas kita sendiri.

"Kami mengumumkan, menyatakan dan menetapkan bahwa doktrin yang menyatakan bahwa Perawan Maria yang Terberkati, pada saat pertama kali dikandung, oleh suatu anugerah dan hak istimewa yang diberikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, mengingat jasa Yesus Kristus, Juru Selamat umat manusia, (Maria) dibebaskan dari segala noda dosa asal dan ini adalah ajaran yang diwahyukan oleh Allah dan oleh karena itu harus dipercaya dengan teguh dan terus-menerus oleh semua orang beriman. "

Oleh karena itu, jika ada yang berani -- yang dilarang Tuhan! -- untuk berpikir selain dari yang telah kami definisikan, biarkan dia tahu dan mengerti bahwa dia dikutuk oleh penilaiannya sendiri; bahwa dia telah tenggelam dalam iman; bahwa dia telah memisahkan diri dari kesatuan Gereja; dan bahwa, lebih jauh lagi, dengan tindakannya sendiri ia dikenakan hukuman yang ditetapkan oleh undang-undang jika ia berani mengungkapkan dengan kata-kata atau tulisan atau dengan cara lahiriah lainnya kesalahan-kesalahan yang ia pikirkan di dalam hatinya.

https://www.papalencyclicals.net/pius09/p9ineff.htm

Pertanyaannya sekarang sangat sederhana, mengapa gereja Katolik Roma membutuhkan ratusan tahun sejak kematian rasul Petrus hanya untuk mengukuhkan dogma yang menyesatkan ini?

Jawabannya sederhana.

Karena para rasul Kristus dan tidak semua bapa-bapa gereja pernah mengajarkan Maria tidak berdosa. Tomas Aquinas dalam pandangannya tentang ketidakberdosaan Maria mengatakan bahwa Maria disucikan pada saat sebelum dia (Maria) dilahirkan, bukan pada saat dia (Maria) dibentuk dalam rahim ibunya. Dengan demikian menurut Tomas, kesucian Maria terjadi karena Allah telah menetapkan dia (Maria) sebagai ibu bagi Kristus.

Tomas dalam kejujurannya mengatakan:

Nothing is handed down in the canonical Scriptures concerning the sanctification of the Blessed Mary as to her being sanctified in the womb; indeed, they do not even mention her birth.

But as Augustine, in his tractate on the Assumption of the Virgin, argues with reason, since her body was assumed into heaven, and yet Scripture does not relate this; so, it may be reasonably argued that she was sanctified in the womb. For it is reasonable to believe that she, who brought forth "the Only-Begotten of the Father full of grace and truth," received greater privileges of grace than all others.

Moreover, it is to be observed that it was granted, by way of privilege, to others, to be sanctified in the womb; for instance, to Jeremias, to whom it was said (Jeremiah 1:5): "Before thou camest forth out of the womb, I sanctified thee"; and again, to John the Baptist, of whom it is written (Luke 1:15): "He shall be filled with the Holy Ghost even from his mother's womb." It is therefore with reason that we believe the Blessed Virgin to have been sanctified before her birth from the womb.

The Blessed Virgin was sanctified in the womb from original sin, as to the personal stain; but she was not freed from the guilt to which the whole nature is subject, so as to enter into Paradise otherwise than through the Sacrifice of Christ; the same also is to be said of the Holy Fathers who lived before Christ.

Terjemahan:

Tidak ada dinyatakan (diturunkan) dalam Kitab Suci kanonik tentang pengudusan Maria yang Terberkati tentang pengudusannya di dalam rahim; mereka bahkan tidak menyebutkan kelahirannya.

Tetapi Agustinus dalam traktatnya tentang "Assumption of the Virgin" berpendapat dengan alasan karena tubuhnya diangkat ke surga, namun Kitab Suci tidak menghubungkan hal ini; jadi dapat dikatakan secara masuk akal bahwa dia disucikan di dalam rahim. Karena masuk akal untuk percaya bahwa dia, yang melahirkan "Anak Tunggal Bapa yang penuh kasih karunia dan kebenaran," menerima hak istimewa kasih karunia yang lebih besar daripada semua yang lain.

Selain itu, harus diperhatikan bahwa kekudusan itu diberikan melalui hak istimewa seperti yang diberikan kepada Yeremia dimana Allah mengatakan, "Sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku menguduskan engkau" (Yeremia 1:5); dan sekali lagi kepada Yohanes Pembaptis, yang tentangnya ada tertulis: "Ia akan dipenuhi Roh Kudus sejak dari kandungan ibunya." (Lukas 1:15). Oleh karena itu kami percaya perawan terberkati telah disucikan sebelum kelahirannya dari rahim.

Perawan terberkati disucikan di dalam rahim dari dosa asal, seperti noda pribadi; tetapi dia tidak dibebaskan dari kesalahan yang menjadi subjek seluruh alam, sehingga dapat masuk ke dalam Firdaus selain melalui Kurban Kristus; hal yang sama juga harus dikatakan tentang para Bapa Suci yang hidup sebelum Kristus.

Tomas Aquinas (Summa Theologiae - Third Part - Question 27 - Whether the Blessed Virgin was sanctified before her birth from the womb?)

Dengan demikian, Tomas Aquinas tidak pernah mengatakan Maria dibebaskan dari dosa asal melainkan dikuduskan sejak dikandung oleh ibunya. Artinya sederhana, seseorang yang dikuduskan tidak berarti sudah dibebaskan dari dosa. Pengudusan adalah pemurnian dari Allah melalui Roh Kudus karena telah mengimani Anak-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap umat Kristen yang percaya kepada Allah dikuduskan-Nya melalui anugerah serta dibersihkan dan dibebaskan dari dosa melalui Darah Kristus. Nabi Yeremia dan Yohanes Pembaptis dikuduskan sejak dalam kandungan ibunya karena Allah yang menyatakan demikian namun hal itu tidak pernah menjadikan mereka tidak berdosa. Tidak ada manusia yang tidak berdosa dihadapan Allah kecuali Anak-Nya, Yesus.

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)

Alkitab mengajarkan agar umat Kristen "mengejar kekudusan sepanjang hidupnya" yang mana ini bermakna bahwa kita harus berusaha untuk terus berusaha hidup kudus dihadapan Allah karena kedagingan kita lemah.

Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah. (2 Korintus 7:1)

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. (1 Tesalonika 4:7)

Alasan lain mengapa Katolik Roma percaya bahwa Maria harus tidak berdosa adalah karena mereka mengklaim tidak ada yang tidak suci yang dapat menyentuh Yesus. Namun, sepanjang pelayanan-Nya di bumi, Yesus menyentuh banyak orang yang tidak suci dan najis, contoh:

  1. Wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun menyentuh pakaian Yesus (Matius 9:20-22).
  2. Yesus menyentuh tangan seorang gadis yang mati dan membangkitkannya dari kematian (Matius 9:25).
  3. Dia tidak hanya menyentuh orang berdosa, tetapi Dia juga dengan rela menyentuh hal yang paling tidak suci dalam budaya Yahudi, seorang penderita kusta (Matius 8:1–3; Markus 1:41–42; Lukas 5:13).
  4. Yesus dikenal sebagai "Sahabat orang berdosa".
  5. Yesus datang ke dunia tanpa rasa takut untuk berhubungan dengan yang kotor dan yang tidak suci.

**) Memahami Makna Kecharitomene

Doktrin gereja Katolik Roma mengajarkan ".... maka para Bapa Gereja mengartikannya bahwa seluruh keberadaan Maria dipenuhi dengan rahmat Allah dan semua karunia Roh Kudus, sehingga dengan demikian tidak ada tempat lagi bagi dosa, yang terkecil sekalipun, sebab hadirat Allah tidak berkompromi dengan dosa. Artinya, Bunda Maria dibebaskan dari noda dosa asal...."

Untuk bisa menjawab itu maka kita harus memulai dari frasa "kecharitomene"

Kata yang dipakai untuk "full of grace" adalah "charitoo".

Makna kata Charitoo

  • To make graceful
  • Charming, lovely, agreeable
  • To peruse with grace, compass with favour
  • To honour with blessings 

Mari kita mempelajari kata Yunani, ''kecharitomene''.

  • KE - perfect tense (suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan suatu aksi atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan masih berlanjut sampai sekarang atau telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu namun efeknya masih berlanjut)
  • CHARITO - free gift/ grace (given by God) / karunia (pemberian dari Allah)
  • MENE - a lady receives (not gives) / perempuan yang menerima (bukan memberikan)

Kata yang sama "charitoo" juga dipakai di Efesus 1:6, dimana kata "charitoo" (kata yang diucapkan malaikat untuk Maria tersebut) tersebut juga ditujukan buat orang-orang percaya (jadi bukan hanya buat Maria saja).

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Lukas 1:28)

supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. (Efesus 1:6)

Jika ditujukan untuk satu orang seperti yang ditujukan kepada Maria, "kecharitōmenē" (Lukas 1:28), maka menggunakan kata dan jika kepada lebih dari satu orang menggunakan "echaritōsen" (Efesus 1:6).

Stefanus sendiri juga disebut ''penuh kasih karunia'' (Kisah Para Rasul 6:8). Namun, umat Katolik Roma berpendapat bahwa bahasa Yunani dibaliknya adalah ''plaras karitos'', bukan ''kecharitomene''. Jika umat Katolik konsisten dengan logikanya, maka laki-laki dalam Sirakh 18:17 harus kebal dari mewarisi dosa asal karena dia adalah ''kecharitomeno'' (penuh rahmat) sama seperti Maria adalah ''kecharitomene'' (penuh rahmat). Karena Sirakh adalah bagian dari Alkitab Katolik Roma, mereka tidak dapat mengatakan bahwa ''kecharitomene'' adalah hapax legomenon.

Hapax legomenon merupakan sebuah istilah dalam bahasa Yunani (ἅπαξ λεγόμενον, harafiah berarti "[sesuatu] yang diucapkan [hanya] sekali") yang menunjuk pada sebuah kata yang hanya muncul sekali dalam sebuah teks, sebuah karya seorang pengarang, atau semua dokumen tertulis yang menggunakan sebuah bahasa.

'ls not a word better than a gift? But both are with a man κεχαριτωμένῳ (kecharitomeno).'

Kata-kata yang tepat lebih berharga daripada hadiah yang bagus. Tetapi orang yang dermawan memberi kedua-duanya

Sirakh 18:17

Kalimat ''yang dermawan'' dalam ayat diatas seharusnya diterjemahkan ''yang telah dikaruniai''.

Ungkapan "penuh rahmat" dalam bahasa Yunani adalah "plaras karitos," dan itu hanya muncul di dua tempat dalam Perjanjian Baru; tidak ada yang mengacu pada Maria, yakni:

  • Dan Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:14).
  • Dan Stefanus, yang penuh kasih karunia dan kuasa, mengadakan keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda yang besar di antara orang-orang (Kisah Rasul 6:8)

Kutipan pertama mengacu pada Yesus yang jelas penuh kasih karunia. Yesus adalah Allah dalam daging, Tuhan yang disalibkan dan bangkit, yang menyucikan dan membebaskan kita dari dosa.

Dalam kutipan kedua, Stefanus yang penuh rahmat. Kita tentu dapat menegaskan bahwa Yesus dikandung tanpa dosa dan tetap tidak berdosa, tetapi dapatkah kita menyimpulkan ini tentang Stefanus juga? Tentu tidak. Ungkapan "penuh rahmat" tidak mengharuskan ketidakberdosaan berdasarkan penggunaannya. Dalam kasus Stefanus, ini menandakan bahwa dia "penuh dengan dengan iman dan Roh Kudus" (Kisah Rasul 6:3,5). Tetapi Stefanus adalah orang berdosa. Lantas, dari mana datangnya ungkapan “penuh rahmat” tentang Maria?

Vulgata Latin adalah terjemahan Latin dari Alkitab yang dilakukan oleh Jerome pada abad keempat. Di sini dalam Lukas 1:28 ditemukan terjemahan Latin yang mengatakan "ave gratia plena" (Salam penuh rahmat). Ingat, Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani - bukan Latin - tetapi gereja Roma telah memperoleh doktrinnya dari terjemahan Latin – bukan Yunani. Oleh karena itu, Roma membangun doktrinnya di atas terjemahan yang salah.

Sekalipun terjemahan Latin ''gratia plena'' (penuh rahmat) merupakan terjemahan akurat dari kata Yunani ''kecharitomene'', ini tidak membuktikan Maria dibebaskan dari dosa asal (nature dosa).

Tentu saja, gereja Roma tidak dapat mengoreksi dirinya sendiri karena begitu banyak yang diinvestasikan dalam penyembahan, adorasi, dan doa kepada Maria di gereja Katolik Roma; dan menarik kembali ajaran palsu ini akan sangat mengurangi kredibilitasnya. Sayangnya, ini berarti jutaan umat Katolik Roma akan terus meminta bantuan kepada Maria bukan Kristus yang benar-benar penuh rahmat (plaras karitos)..

Lantas, bagaimana dengan makna ''perfect tense'' didalam frasa ''kecharitomene'' ketika dikaitkan dengan Maria?

  • Present perfect adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan suatu aksi atau situasi yang telah dimulai di masa lalu dan masih berlanjut sampai sekarang atau telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu namun efeknya masih berlanjut.

Dengan memahami peristiwa saat itu maka dapat dipahami bahwa Maria mendapat karunia karena pernah mengandung Anak Tunggal Allah, yakni Yesus ketika Dia berinkaransi menjadi manusia. Ini adalah karunia terindah yang pernah dimiliki oleh seorang perempuan sehingga salah seorang pendengar Yesus mengatakan:

"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." (Lukas 11:27)

Peristiwa ini merupakan pemenuhan atas pernyataan iman Maria ketika dia mengatakan:

"Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Lukas 1:48)

Hingga saat ini, setiap umat Kristen mengatakan Maria adalah perempuan yang berbahagia. Namun demikian, tindakan yang dilakukan oleh gereja yang mengaku dirinya sebagai bagian dari tradisi rasuliah disepanjang abad setelah kematian para rasul Kristus yang terus berusaha menyempurnakan pribadi Maria adalah efek negatif dari peristiwa itu. Menurut doktrin gereja Katolik Roma, setelah Yesus, hanya Maria yang tidak berdosa dengan demikian hal ini bertentangan dengan ajaran Tuhan Yesus dan para rasul-Nya.

Yohanes Pembaptis telah dipenuhi dengan Roh Kudus sejak dalam kandungan ibunya (Lukas 1:15). Sangat mungkin bahwa Maria dipenuhi dengan Roh Kudus saat dia mengandung Yesus seperti halnya Yohanes Pembaptis dan inilah yang hendak ditunjukkan oleh frasa ''kecharitomene''. Hubungan timbal balik antara Maria dan Yohanes Pembaptis dalam perikop Lukas mendukung pandangan ini. Namun, masih jauh dari teori Katolik Roma tentang Maria dilahirkan tanpa dosa.

**) Maria ibu Yesus tidak membutuhkan Juruselamat

Doktrin "Immaculate Conception" melalui frasa ''kecharitomene'' hendak mengatakan bahwa agar Yesus dilahirkan tanpa dosa, Maria perlu menjadi bejana yang tidak berdosa. Dengan kata lain, jika Maria memiliki sifat dosa ketika dia mengandung Yesus, maka Dia (Yesus) akan mewarisi sifat dosa ini melalui ibu-Nya. Dengan demikian, konsekwensi logis dari doktrin ini juga mengharuskan ibu Maria (yakni Anna menurut Protoevangelium Yakobus) juga harus bebas dari dosa asal, jika tidak Maria akan mewarisi sifat dosa melalui ibunya.

Dengan demikian maka gereja Katolik Roma harus berani mengatakan bahwa Maria adalah satu-satunya manusia di dunia ini yang tidak memerlukan Allah sebagai juruselamatnya.

Bagian dari kehidupan Maria selanjutnya setelah kenaikan Yesus ke surga ditulis oleh Lukas:

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. (Kisah Para Rasul 1:14)

Doktrin gereja Katolik Roma juga mengajarkan: "Kepada Abraham yang akan menjadi bapa para bangsa, ataupun kepada Musa salah satu nabi terbesar, Allah tidak pernah menyapa mereka dengan salam. Kepada Maria, Allah bukan saja hanya memberi salam, tetapi juga memenuhinya dengan rahmat (grace), yang adalah lawan dari dosa (sin)"

Memang diakui kepada keduanya (Abraham dan Musa), Allah tidak pernah mengucapkan salam tersebut lantas apakah hal itu menjadikan Maria sebagai pribadi yang berbeda dengan wanita lain?

Jika kita melihat kisah didalam Perjanjian Lama, maka kita akan menemukan beberapa fakta, yakni:

  1. Hanya kepada Abraham, Allah secara antrophomorfisme dituliskan berlaku sungkan ketika akan menghukum Sodom dan Gomora. Bahkan Allah membicarakan itu kepada Abraham layaknya pembicaraan 2 (dua) orang sahabat dekat.
  2. Hanya kepada Musa, Allah menampakan Wujud-Nya sehingga ketika bangsa Israel menemui dia, mereka menjadi takut.

Dan masih banyak lagi perbuatan yang dilakukan Allah kepada Abraham dan Musa, lantas ini menjadikan keduanya kudus dan suci dihadapan Allah? Tidak berdosa sejak dalam kandungan ibunya? Abraham bahkan dilahirkan oleh seorang penyembah berhala namun melalui dia, Allah akan membangkitkan keturunan-keturunannya yang akan menjadi leluhur Kristus.

Apakah karena keistimewaan Maria yang dipilih Allah untuk mengandung Sang Juruselamat menjadikan dia berbeda? Justru ketika umat Katolik Roma berusaha membela ketidakberdosaan Maria, dia menjawab mereka:

" ... dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku" (Lukas 1:47)

Dosa waris adalah kecenderungan manusia untuk berbuat dosa.

Seseorang yang terbebas dari dosa asal atau dosa waris sejak dalam kandungan dan tidak pernah berbuat dosa seumur hidupnya tidak mungkin mengakui Allah sebagai Juruselamatnya, sebaliknya, dia membutuhkan Juruselamat yang akan mengampuni dan membebaskan dirinya dari dosa.

Pemazmur mengatakan:

Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. (Mazmur 51:5).

Hal ini mengindikasikan bahwa sejak dalam kandungan kita sudah memiliki dosa waris atau dosa asal dan untuk itulah dibutuhkan pengorbanan Kristus.

Apakah Maria pernah mengakui bahwa dia tidak berdosa?

Tidak pernah!!!

Dan karena Maria mengakui dan menyadari dia wanita berdosa makanya dia membutuhkan Allah sebagai Juruselamatnya.

Rasul Yohanes mengatakan:

  • Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. (1 Yohanes 1:8)
  • Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. (1 Yohanes 1:10)

Tidak ada yang salah ketika kita memberikan penghormatan khusus kepada bunda Maria asalkan itu masih dalam tahap yang wajar, tapi akan menjadi salah ketika berusaha menaikan derajat Maria menjadi sama seperti Kristus seperti apa yang dilakukan oleh gereja Katolik Roma.

Penghormatan Maria dalam Katolik Roma dan beberapa sistem keagamaan liturgi lainnya telah menyebabkan klaim yang tidak alkitabiah bahwa Maria tidak berdosa. Doktrin-doktrin lain yang tidak alkitabiah juga muncul di sekitar pandangan tentang Maria yang tidak berdosa, yakni: ajaran bahwa ia mendengar dan menjawab doa-doa kita dan bahwa ia ikut serta dalam penebusan kita (Co-Reedemer) merupakan doktrin yang menyesatkan yang telah menjauhkan umat Katolik Roma dari Tuhan Yesus.

Yohanes Kalvin mengatakan:

Hence, we see how widely the Papists differ from her, who idly adorn her with their empty devices, and reckon almost as nothing the benefits which she received from God. They heap up an abundance of magnificent and very presumptuous titles, such as, "Queen of Heaven, Star of Salvation, Gate of Life, Sweetness, Hope, and Salvation." Anymore, to such a pitch of insolence and fury have they been hurried by Satan, that they give her authority over Christ; for this is their pretty song, "Beseech the Father, Order the Son." None of these modes of expression, it is evident, proceeded from the Lord.

All are disclaimed by the holy virgin in a single word, when she makes her whole glory to consist in acts of the divine kindness. If it was her duty to praise the name of God alone, who had done to her wonderful things, no room is left for the pretended titles, which come from another quarter. Besides, nothing could be more disrespectful to her, than to rob the Son of God of what is his own, to clothe her with the sacrilegious plunder.

Let Papists now go, and hold us out as doing injury to the mother of Christ, because we reject the falsehoods of men, and extol in her nothing more than the kindness of God. Nay, what is most of all honorable to her we grant, and those absurd worshippers refuse. We cheerfully acknowledge her as our teacher, and obey her instruction and commands.  There certainly is no obscurity in what she says here; but the Papists throw it aside, trample it as it were under foot, and do all they can to destroy the credit of her statements.

Let us remember that, in praising both men and angels, there is a general rule laid down, to extol in them the grace of God; as nothing is at all worthy of praise which did not proceed from Him.

Terjemahan:

Oleh karena itu, kita melihat betapa berbedanya kaum Papist dari dia (Maria), yang dengan santai menghiasi dia (Maria) dengan doktrin kosong mereka ... Mereka menimbun banyak gelar megah dan sangat lancang seperti, "Ratu Surga, Bintang Keselamatan, Gerbang Kehidupan, Manisnya, Harapan, dan Keselamatan." Lagi pula, dengan nada kurang ajar seperti itu mereka telah bersekutu dengan setan sehingga mereka memberinya (Maria) otoritas atas Kristus; inilah irama terindah mereka, "Beseech the Father, Order the Son. (Mohon Bapa, Perintahkan Putra)". Tidak ada satu pun ajaran yang indah ini berasal dari Tuhan.

Semua gelar-gelar kudus itu disangkal oleh perawan suci  ... Jika itu adalah tugasnya untuk memuji nama Tuhan yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadanya maka tidak ada ruang tersisa untuk gelar palsu yang berasal dari tempat lain. Lagi pula, perbuatan yang tidak menghormati dia (Maria) adalah mencuri apa yang telah menjadi milik Anak Allah dan menghiasi dia (Maria) dengan pencemaran kudus.

Biarkan Papists sekarang pergi dan menganggap kita tidak menghormati ibu Kristus karena kita menolak kepalsuan manusia dan kita memuji dia (Maria) karena kebaikan Allah. Apa yang paling terhormat baginya kita berikan dan para penyembah yang tidak masuk akal itu menolak. Kita dengan bangga mengakui dia sebagai guru kita dan mematuhi instruksi dan perintahnya ... tetapi kaum Papist membuangnya, menginjak-injaknya dan melakukan semua yang mereka bisa untuk menghancurkan pujian yang dilakukan Maria kepada Allah.

Marilah kita mengingat bahwa dalam memuji manusia dan malaikat, ada aturan umum yang ditetapkan untuk memuji di dalam mereka anugerah Allah; karena tidak ada pujian yang tidak berasal dari-Nya.

Calvin – Commentary on Luke 1:48

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. (Galatia 1:6-9)

Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2 Petrus 2:1)

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (1 Yohanes 4:1)

Tuhan Yesus memberkati

2 komentar:

  1. Dari kitab 2 Yohanes kita bisa mendapat beberapa perincian tambahan mengenai Maria.

    2 Yoh 1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,

    Ayat pertama dari kitab ini memberitahu kita bahwa kitab ini adalah surat yang ditujukan kepada Maria ibu Yesus. Dari ayat ini kita mengetahui bahwa Maria mempunyai anak-anak selain Yesus. Ini sesuai dengan catatan kitab Lukas bahwa Yesus adalah anak sulung Maria. Ayat ini sekaligus mematahkan teori bahwa Maria adalah perawan kekal.

    Luk 2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,

    Berikutnya dalam ayat 4 ada perincian tambahan mengenai keadaan anak-anak Maria yang lain.

    2 Yoh 1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.

    Dari ayat di atas kita ketahui bahwa tidak semua anak Maria hidup dalam kebenaran. Hal ini juga mematahkan teori bahwa Maria tidak berdosa. Mendidik anak-anak adalah kewajiban manusia dan perintah Allah. Mereka yang gagal mendidik anak-anaknya akan bersalah kepada Allah. Kita dapat melihat catatan Alkitab mengenai imam Eli yang gagal mendidik anak-anaknya sehingga Tuhan murka kepadanya dan bagaimana kematiannya dengan leher patah. Kita juga mempunyai catatan mengenai Ayub, yang mula-mula mengaku tidak bersalah di hadapan Tuhan, tetapi pada akhirnya dia menyesal. Mungkin satu-satunya kesalahan Ayub yang adalah tidak mendidik anak-aaknya dengan baik, sehingga ia selalu mempersembahkan korban untuk dosa anak-anaknya.

    Selanjutnya kita lihat perincian tambahan dalam ayat 5.

    2 Yoh 1:5 Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu--bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya--supaya kita saling mengasihi.

    Dalam ayat ini ada permintaan dari Yohanes kepada Maria, suatu bentuk perintah yang diucapkan secara halus (karena Yesus dalam pesan terakhir-Nya telah mempercayakan Maria sebagai ibu Yohanes), agar Maria memelihara kasih. Apabila Maria ada dalam keadaan sempurna, tanpa noda dosa, maka tidak mungkin Yohanes menyampaikan permintaan (perintah) itu kepadanya. Perintah itu juga menyatakan bahwa Maria tidak lebih tinggi dari para rasul Yesus, bahkan terlihat bahwa Maria tunduk kepada otoritas Yohanes sebagai penatua gereja mula-mula (Ay 1).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks bro untuk tanggapan 'n tambahan positivenya ...

      Hapus